LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 3 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Melayu Jambi
Alamat : RT. 10 Payo Lincah
C. Keluhan Utama
Terdapat bercak putih di pipi kiri.
1
D. Keluhan Tambahan:
Gatal jika berkeringat.
H. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum
1. Keadaan umum : tampak sakit ringan
2. Kesadaran : compos mentis
3. Suhu : 36,6°C
4. Nadi : 94 x/menit
5. Pernafasan : 20x/menit
6. Berat badan : 16 Kg
7. Tinggi badan : 105 cm
8. Kesan gizi : baik
2
Simetri : simetris
2. Mata Conjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Kornea : normal
Pupil : isokor, reflex cahaya +/+
Gerakan bola mata : baik
3. Telinga : tidak ada kelainan
4. Hidung : tidak ada kelainan
5. Mulut Bibir : lembab
Bau pernafasan : normal
Gigi geligi : lengkap
Gusi :warna merah muda,
perdarahan (-)
Lidah : lidah kotor (-), ulkus (-)
6. Tenggorokkan Tonsil : T1/T1
Mukosa hiperemis :-/-
Perlengketan :-/-
7. Leher KGB : tak ada pembesaran KGB
Kel.tiroid : tak ada pembesaran
8. Thorax simetris, pergerakan dinding dada tertinggal (-)
Pulmo
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Statis : simetris Statis simetri
Dinamis: simetris Dinamis : simetris
Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal
Perkusi Sonor Sonor
Batas paru-hepar: ICS
VI kanan
Auskultasi Vesikuler (+) Normal, Vesikuler (+) normal.
3
Wheezing (-), rhonki (-) Wheezing (-), rhonki (-)
Jantung
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula
kiri, tidak kuat angkat
Perkusi Tidak di periksa
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Inspeksi Datar, skar (-), venektasi (-), spider nevi (-).
Palpasi Supel, nyeri tekan ulu hati (+), murphy sign (-),
nyeri tekan suprapubik (-), Hepar dan Lien
tidak teraba.
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+) normal
9. Ekstremitas
Edema (-), akral hangat, CRT < 2 detik.
4
I. Status Dermatologikus
Karakteristik :
Multiple, hipopigmentasi, bentuk bulat berbatas tegas ukuran milier dan lentikuler.
J. Diagnosis Banding
- Pitiriasis versicolor
- Pitriasis Alba
K. Diagnosis :
Pitiriasis versikolor
L. Penatalaksanaan
Non Farmakologi
1. Menyarankan kepada pasien agar menghindari faktor pencetus terjadinya
pitiriasis versicolor.
2. Pasien dinasehatkan supaya tidak berada di lingkungan yang panas dan
lembab supaya tidak kambuh setelah pengobatan
Farmakologi
Krim ketoconazole.
5
DINAS KESEHATAN KOTA JAMBI
PUSKESMAS SIMPANG KAWAT
R/ ketoconazole cr NO. I
S 2 dd ue
Pro : An. A
Umur : 3 tahun
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Pitiriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan oleh
Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah penyakit kronis yang ditandai
oleh bercak putih sampai coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya menyerang
badan dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela paha,tungkai atas, leher, muka
dan kulit kepala. Nama lainnya adalah tinea versikolor atau panu. 1
Pitiriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan oleh
Malasezia furfur dan pityrosporum orbiculare. Infeksi ini bersifat menahun,
ringan, dan biasanya tanpa peradangan. Pityriasis versikolor ini mengenai muka,
leher, badan, lengan atas, ketiak, paha, dan lipatan paha. 2
Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur supervisial yang ditandai dengan
adanya makula dikulit, skuama halus disertai rasa gatal. 2
2.2 EPIDEMIOLOGI
7
orang muda. Grup umur yang terkena 25-30 tahun pada pria dan 20-25 pada
wanita. 2,3
Penyakit ini menyerang semua ras, tidak terdapat perbedaan frekuensi pada
laki-laki dan perempuan, namun beberapa pendapat mengatakan bahwa rasio
antara laki-laki dan perempuan adalah 3:2, menyerang semua umur terutama
dewasa muda, sedangkan umur kurang dari 1 tahun sangat jarang di temukan M.
furfur, hal ini disebabkan pada anak-anak terdapat produksi sebum yang rendah. 3
2.3 ETIOLOGI
2.4.MANIFESTASI KLINIS
Daerah kulit yang sering terlibat adalah bagian tubuh, punggung, perut,
dan ekstremitas proksimal. Wajah, kulit kepala, dan alat kelamin umumnya
kurang terlibat.1
Biasanya timbul makula dalam berbagai ukuran dan warna. Warna setiap
lesi bervariasi dari hampir putih sampai coklat kemerahan atau berwarna coklat
kekuningan dengan kata lain terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni.2
Lesi berbentuk tidak teratur sampai teratur, berbatas jelas sampai difus,
ditutupi sisik halus dengan rasa gatal (ringan), atau asimtomatik (tanpa gejala atau
tanpa keluhan), dan hanya gangguan kosmetik saja. Pasien sering melaporkan
bahwa lesi kulit yang terlibat tidak menjadi gelap seperti kulit pada bagian tubuh
8
yang lain di musim panas. Keluhan gatal, meskipun ringan, merupakan salah satu
alasan penderita datang berobat. 2
Pemeriksaan Penunjang
9
umumnya mengenai pipi dan dagu, tungkai dan tubuh jarang terlibat. Lesi
pityriasis alba biasanya mempunyai ukuran 0,5-2 cm diameter tetapi bisa menjadi
lebih besar jika lesi mengenai tubuh.2
2. Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik umumnya mengenai daerah yang berambut. Penampilan kulit
kepala yang terkena dermatitis seboroik bervariasi dari ringan, bercak bersisik
yang luas, bisa menjadi tebal dan mengeras. Plak jarang terjadi. Lesi
hipopigmentasi dapat dilihat pada individu yang berkulit gelap. Distribusi lesi
umumnya terjadi pada daerah berminyak dan berambut di kepala dan leher,
seperti kulit kepala, dahi, alis, bulu mata lipatan nasolabial, jenggot, dan kulit
postaurikuler.2
Gambaran Dermatitis seboroik mempengaruhi garis kulit kepala dan alis dengan
kulit merah dan skuama. 4
10
2.6 Penatalaksanaan
Pasien harus diberitahu bahwa tinea versikolor disebabkan oleh jamur
yang biasanya hadir di permukaan kulit dan tidak menular. Kekambuhan
adalah umum, dan terapi profilaksis dapat membantu mengurangi
kekambuhan.2,
I. Non Medikamentosa
1) Edukasi
Menyarankan kepada pasien agar menghindari faktor pencetus terjadinya
pitiriasis versicolor. Pasien dinasehatkan supaya tidak berada di lingkungan
yang panas dan lembab supaya tidak kambuh setelah pengobatan. .2
II. Medikamentosa
Sistemik
Terapi sistemik diaplikasi jika tinea versikolor sering kambuh atau gagal
dengan pengobatan topical dan jug apada lesi yang luas. Obat yang
diberikan adalah Ketoconazole 200mg/hari selama 5-10 hari. Itraconazole
: 200mg/hari selama 5-7 hari.
Topikal
Karena koloni jamur ini pada permukaan kulit, maka pengobatan topikal
sangat efektif.
Sampo selenium sulfide ( 1,8%) atau lotion selenium sulfide
(2.5%) dioleskan pada bercak selama 10-15 menit, kemudian
dicuci, digunakan selama satu minggu.
Sampo ketokonazol digunakan sama seperti selenium sulfide.
Krim Azole (ketoconazole, econazole, micronazole, clotrimazole)
dioleskan selama 2 minggu.1
Prognosis
11
BAB III
ANALISA KASUS
Pada kasus ini, An. A, usia 3 tahun datang dengan keluhan terdapat bercak
putih di pipi kiri sejak 5 hari yll. Diagnosis pitiriasis versikolor ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapatkan
keterangan bercak putih di pipi kiri. Bercak putih pertama kali sebesar biji jagung
dan semakin lama bercak bertambah banyak. Keluhan juga disertai gatal jika
pasien berkeringat. Os sering main di luar ruangan dan os sering berkeringat.
Farmakologi
Krim ketoconazole.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN :
14