Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

“TUNTUNAN BAGI IBU HAMIL”

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Zahroti Sakinah (1150016002)


2. Winda Qowiyatus Sholihah (1150016005)
3. Annesya Alda Sujanna (1150016012)
4. Ni’matul Mufidah (1150016016)
5. Puri Tri Martha (1150016028)
6. Suamah (1150016040)

D – III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA SURABAYA

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

SURABAYA, 20 FEBRUARI 2018

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Masa Kehamilan ............................................................................ 3


2.2 Hal Yang Perlu Diperhatikan Selama Kehamilan ......................... 5
2.3 Larangan Untuk Ibu Hamil Menurut Islam ................................... 7
2.4 Hak Ibu Hamil ............................................................................... 9
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur semua aspek


kehidupan. Memberikan perhatian besar terhadap kelangsungan keluarga,
sesuai posisinya sebagai bagian penting dalam masyarakat. Tentu saja faktor
keluarga menjadi penentu baik atau buruknya suatu masyarakat.

Permasalahan keluarga tentu saja berkaitan erat dengan wanita dan


anak-anak. Bahkan wanita memegang peranan terhadap kelangsungan dan
kesinambungan keluarga tersebut. Perkembangan keluarga melalui proses
keturunan, menjadikan wanita berada di posisi terpenting dalam melahirkan
generasi baru dari manusia.

Banyak keistimewaan wanita dalam pandangan Islam. Salah satu


nikmat yang sangat indah bagi wanita adalah merasakan apa yang disebut
dengan KEHAMILAN. Kehamilan merupakan anugerah dan pengalaman
hidup yang sangat menakjubkan bagi wanita. Lebih mengagumkan lagi,
banyak keistimewaan-keistimewaan yang Allah janjikan kepada para
wanita hamil. Subhanallah. “Apabila seseorang perempuan mengandung
janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah
mencatatkan baginya setiap hari dengan 1.000 kebajikan dan menghapuskan
darinya 1.000 keburukan”.

Proses kehamilan yang sepenuhnya diemban oleh seorang calon ibu,


merupakan sebuah kerja keras dan penuh resiko. Membuat wanita berada di
ambang ancaman, jika saja permasalahan tersebut tidak mendapatkan
perhatian memadai dari semua pihak.

Masa-masa kehamilan adalah masa yang cukup menegangkan bagi


calon ibu baru. Ada rasa takut, khawatir, resah, meski bercampur dengan
bahagia karena menanti sang buah hati. Terlebih lagi setelah memasuki

4
masa-masa persalinan. Ketegangan dan kekhawatiran biasanya semakin
meningkat.

Karena itulah, Islam memberikan tuntunan bagi para ibu hamil. Islam
telah menjelaskan bagaimana seharusnya seorang wanita hamil
diperlakukan. Apa saja hak mereka, dan tentu saja kewajiban suami
terhadap pasangannya yang sedang mengandung anaknya tersebut.
Kewajiban semua pihaklah untuk peduli terhadap masalah tersebut

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tuntunan bagi ibu hamil ?
2. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilarang selama
kehamilan?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui tuntunan bagi ibu hamil
2. Mahasiswa mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilarang
selama kehamilan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Masa Kehamilan

Masa kehamilan yang dirasakan oleh para ibu hamil bukanlah masa
yang mudh untuk dilalui. Butuh pengorbanan dan keikhlasan dalam
menjalani masa mengandung selama 9 bulan tersebut yang nantinya diakhiri
dengan proses persalinan.

Banyak pula perubahan ibu hamil yang terjadi selama 9 bulan


kehamilannya tersebut. Ada rasa takut, khawatir, resah, meski bercampur
dengan bahagia karena menanti kelahiran sang buah hati. Terlebih lagi
setelah memasuki masa-masa persalinan. Ketegangan dan kekhawatiran
tentunya akan semakin bertambah.

Untuk itulah, agama kita banyak memberikan tuntunan Islam bagi


para ibu hamil untuk senantiasa berdzikir dan berdoa, agar segala gundah
dan resah bisa hilang dan berganti dengan rasa ketenangan dan kebahagiaan.

Allah Ta’ala berfirman yang artinya :”Orang-orang yang beriman, dan


hati mereka tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, dengan mengingat
Allah maka hati akan menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d 28). Dianjurkan pula
bagi ibu hamil untuk banyak membaca dzikir pagi petang yang telah
diajarkan menurut sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Hindarkan
untuk para ibu hamil untuk membaca dzikir-dzikir yang tidak jelas
riwayatnya, apalagi jika do’a dan dzikir tersebut tidaklah sesuai dengan apa
yang telah diajarkan oleh Rosulullah SAW.

6
Berikut beberapa kumpulan doa untuk ibu hamil yaitu :

1. Membaca Surat Al-Fatihah. Memiliki keutamaan sebagai ruqyah, untuk


mengobati segala penyakit dan kesusahan. Boleh dibaca satu kali, tiga
kali, tujuh kali, atau lebih.
2. Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas. Masing-masing
dibaca 3 kali di pagi hari, sore hari, dan menjelang tidur.
3. Membaca ayat Kursi, yakni ayat 255 pada surat Al-Baqarah. Baik
dibaca satu kali di pagi dan sore hari, menjelang tidur, dan saat dzikir
setelah shalat fardhu.
4. Membaca 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, yaitu ayat 285 dan 286.
Baik dibaca satu kali di sore hari atau menjelang tidur. Membaca ayat
ini insya Allah akan menjaga dan melindungi Anda dari segala
gangguan.
5. Membaca 5 ayat pertama dari surat Al-Baqarah.
6. Banyak membaca kalimat, “Laa haula walaa quwwata illaa billaah”
yang artinya, “Tiada daya dan kekuatan melainkan karena pertolongan
Allah.”
7. Memperbanyak istighfar. Yaitu ucapan, “Astaghfirullaah…”

Kehamilan dan melahirkan merupakan kodrat alami (Sunnatullah) bagi


kaum wanita. Hampir semua wanita akan mengalami dua masa yang cukup
“melelahkan” ini, kecuali mereka yang mengalami penyakit tertentu atau
karena faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma dan ovum tidak mampu
bertemu dan berkembang di dalam rahim seorang wanita.

Setiap wanita mengalami perkembangan fisik secara bertahap.


Walaupun pada bulan-bulan pertama beban yang dipikul tidak begitu terasa
berat dan melemahkan kekuatan jasmaninya, namun pada beberapa wanita
telah mengalami perubahan fisik yg cukup berat. Ia sering merasa mual,
muntah, pusing dan mengidam. Bagi wanita hamil, perjalanan dari hari ke
hari terasa panjang dan lama. Kondisi ini menjadikan sebagian wanita hamil
mengalami kelelahan, dan kelemahan. Kondisi seperti ini merupakan

7
perkembangan jasmani yang wajar, Allah SWT tidak menjadikan kehamilan
sebagai hukuman tetapi sebagai karunia dan rahmat. Oleh karena itu, wanita
yang sedang hamil sangat dituntut adanya ketulusan hati, kesediaan
menderita, penuh kesabaran dan ketabahan, kepasrahan penuh pada Allah
SWT dan penuh harap akan rahmat-Nya.

Al-Qur’an sendiri telah menegaskan dalam Surah Luqman:14 , sebagai


berikut :

Artinya : ……ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang


bertambah-tambah…….

Begitu juga saat melahirkan anak sangatlah sarat dengan kondisi


menegangkan, penuh dengan kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan dan
kesusahan. Bahkan beberapa kaum wanita yang ditakdirkan untuk “mati
Syahid” ditengah-tengah “medan jihad” melahirkan.

Ketika wanita sedang hamil, terdapat beberapa hal yang perlu


diperhatikan sebagai suatu langkah awal untuk menjamin anak yang ada di
dalam kandungan agar senantiasa berada dalam keadaan sehat dan
seterusnya menuju kearah mendapatkan anak yang soleh/solehah. Dalam
perspektif Islam, disamping usaha-usaha lahiriah, do’a memegang peran
yang penting dan sangat menentukan dalam menghadapi berbagai problem
kehidupan.

2.2 Hal yg Perlu Diperhatikan Selama Kehamilan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diamalkan oleh wanita


selama menghadapi kehamilan, adalah sebagai berikut :

1. Memperbanyak mengingat Allah SWT dengan memohon ampun dan


taubat

Ibu hamil dianjurkan untuk banyak bermunajat kehadirat Allah


SWT dan berdo’a kepada-Nya semoga anak dalam kandungan

8
senantiasa sehat dan agar dimudahkan melahirkan, Do’anya adalah sbb:
”dengan nama Allah yang maha Pemurah lagi maha Pengasih. Ya
Allah, peliharalah anakku selama didalam kandungan dan
sembuhkanlah ia, Engkau maha Penyembuh, tiada sembuhan
melainkan penawar-Mu, sembuh yang tidak meninggalkan kesan buruk
ya Allah, lahirkanlah ia dari kandunganku dengan kelahiran yang
mudah dan sejahterah. Ya Allah jadikanlah ia sehat sempurna, Ya Allah
perbaikilah akhlaknya, fasihkanlah lidahnya dan merdukannlah
suaranya untuk membaca Al-Qur’an dan hadis dengan berkat Nabi
Muhammad S.a.w.”

2. Memperbanyak melakukan ibadah, berbuat kebaikan dan


meninggalkan segala larangan-Nya.
Perbanyak melakukan ibadah, berbuat kebaikan dan meninggalkan
larangan Allah SWT, seperti : Shalat malam, shalat-shalat sunat,
senantiasa menutup aurat. Sementara suami juga dianjurkan
memperbanyak ibadah, puasa sunat terutama senin dan kamis.
3. Memperbanyak membaca Al-Qur’an

Wanita hamil dianjurkan Perbanyak membaca Al-Qur’an dan


memahami kandungannya. Antara surat yang baik dibaca adalah :

Surah Al-Fatihah, Surah Yasin, Surah At-Taubah, Surah Yusuf,


Surah Maryam, Surah Luqman, surah an-Nahl ayat 78 dan surah
al-A’raf ayat 189

Dengan membaca surah dan ayat tersebut, selain sebagai ibadah ia juga
bisa memudahkan dalam menghadapi persalinan, mendapat anak yang
sehat dan sempurna, anak yang soleh dan solehah, anak yang patuh dan
taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

4. Memperbanyak wirid dan dzikir-dzikir kepada Allah SWT.


Seorang wanita hamil juga yang hampir melahirkan sangatlah
membutuhkan do’a, wirid-wirid dan dzikir-dzikir, baik yang sama

9
dengan wirid harian ataupun yang dikhususkan baginya. Hal ini perlu
untuk menstabilkan perasaan dan memberikan kekuatan secara “ghaib”
bagi kaum wanita dalam menjalani kehamilan dan menghadapi masa
melahirkan. Ada banyak literatur yang dapat dijadikan panduan bagi
ibu hamil dan hendaknya literatur tsb harus memiliki rujukan yang
shahih dari hadits-hadits Rasulullah Saw, sehingga tidak perlu ragu-
ragu akan terjebak kedalam perbuatan bid’ah yang dilarang, karena
telah melakukan ritualitas agama yang tidak dituntunkan oleh
Nabiyullahu al-Mustafa. Salah satu do’a-do’a, wirid-wirid dan dzikir-
dzikir yang dianjurkan adalah membaca Al-Mathurat terutama setiap
pagi dan sore.

2.3 Larangan Untuk Ibu Hamil Menurut Islam


Berikut ini beberapa larangan ibu hamil menurut islam:
1. Meninggalkan Sholat Wajib

Ketika hamil biasanya tubuh akan terasa sakit dan pegal-pegal.


Kepala pusing, badan lemes dan terkadang disertai mual-mual. Hal ini
dikarenakan adanya perbuahan hormon dalam tubuh. Nah, di saat
demikian ibu hamil tetap memiliki kewajiban untuk melaksanakan sholat
fardhu. Ibu boleh meninggalkan puasa ramadhan (dengan syarat nanti
diganti di hari lain). Namun untuk sholat hukumnya tetap wajib untuk
dilakukan. Jika memang tidak mampu sholat dengan berdiri, maka sholat
dengan duduk. Apabila duduk juga tidak bisa, maka sholatlah dengan
keadaan berbaring.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah ditanya tentang


seseorang yang sakit wasir, sehingga sulit berdiri ketika shalat. Beliau
mengatakan: “Shalatlah sambil berdiri, jika kamu tidak mampu sambil
duduk, dan jika kamu tidak mampu, sambil berbaring miring.” (HR.
Bukhari).

2. Mengonsumsi Makanan Haram

10
Apa yang dimakan oleh ibu juga akan masuk dalam darah jabang
bayi. Maka itu, ibu hamil diharuskan menjauhi makanan haram. Tidak
hanya ibu hamil saja, tetapi semua umat muslim. Sebab mengonsumsi
makanan haram dibenci oleh Allah Ta’ala. Selain itu makanan haram
juga mendatangkan pengaruh buruk bagi tubuh.

Dalam Al-Quran, Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman: “Dan


makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya.”(QS. Al- Maidah: 88)

Jenis-jenis makanan haram juga diterangkan dalam surat Al-


Maidah: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)
yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al-Maidah: 3)

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, judi,


berhal-berhala, panah-panah (yang digunakan mengundi nasib) adalah
kekejian yang termasuk perbuatan setan.maka, jauhilah ia agar kamu
mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 90)

3. Mengunjing dan Berkata Buruk

Sama halnya dengan tetuah Jawa, menurut islam ibu hamil tidak
diperbolehkan berkata buruk, seperti menghina, menggunjing atau
menjelek-jelekan orang lain. Takutnya apa yang dijelekan justru
menimpa anaknya sendiri. Selain itu, perbuatan menjelekkan atau
bergunjing juga dilarang agama.

Allah ta’ala berfirman: “Hai orang orang yang beriman jauhilah


kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu
adalah dosa dan janganlah kamu mencari cari kesalahan orang lain dan

11
janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah
salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah Maha penerima taubat lagi Maha penyayang.“(QS. Al
Hujurat :12).

Dalam hadist juga dijelaskan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda: “Tahukah kalian apa itu ghibah (menggunjing)? Para sahabat
menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang paling tahu. Kemudian beliau Saw
bersabda : Ghibah adalah engkau membicarakan tentang saudaramu
sesuatu yang dia benci. Ada yang bertanya. Wahai Rasulullah
bagaimana kalau yang kami katakana itu betul-betul ada pada dirinya?.
Beliau Saw menjawab : Jika yang kalian katakan itu betul, berarti kalian
telah berbuat ghibah. Dan jika kalian katakan tidak betul, berarti kalian
telah memfitnah (mengucapkan kebohongan)” (HR Muslim).

2.4 Hak Ibu Hamil

Seorang suami wajib memberikan perhatian yang lebih terhadap istrinya


yang mulai menunjukkan kehamilannya.

Ayat allah SWT:

Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan
daripadanya dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya.
Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan,
dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa
berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada allah, tuhan mereka (seraya
berkata), “Jika engkau memberi anak kami yang shaleh, tentunya kami akan
selalu bersyukur.” (surah Al-A’raf : 189)

1. Wanita Hamil Berhak Mendapat Perlindungan dari Suami

Wanita berhak mendapatkan jaminan keselamatan dan


kesehatan yang berkaitan dengan fungsi reproduksinya. Hak ini mutlak

12
mengingat resiko yang sangat besar bagi kaum ibu dalam menjalankan
fungsi reproduksinya. Mulai dari menstruasi, berhubungan seks,
mengandung, melahirkan maupun menyusui.

Seorang wanita ketika sedang mengandung atau hamil, berhak


mendapatkan berbagai perlindungan dari suaminya. Islam telah
menempatkan laki-laki (suami) sebagai pemimpin dan pelindung dalam
rumah tangga:

Ayat Allah SWT:

Artinya: “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena


Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang
lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah
dan hartanya. Maka perempuan yang shaleh adalah mereka yang taat
(kepada Allah SWt) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena
allah telah menjaga (mereka) (QS:An-Nisa : 34)

Sebagai pemimpin tentu saja seorang suami harus bertanggung jawab


atas keselamatan istrinya. Terutama ketika wanita dalam masa kehamilan
yang menyebabkan dirinya lemah dan semakin lemah secara fisik.

Ayat Allah SWt:

Artinya: …………… Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah


yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun………
(S.Luqman;14)

Perlindungan yang diberikan suami kepada istrinya meliputi berbagai


aspek. Perlindungan dari kekerasan dalam rumah tangga dengan tidak
memperlakukan istri dengan cara kasar. Perlindungan dari kelaparan,
perlindungan dari penyakit dan lain-lain.

2. Wanita Hamil Berhak Atas Nafkah yang Memadai (Memenuhi Syarat


Kesehatan dan Gizi).

13
Masa kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membutuhkan
makanan dengan gizi yang cukup. Bahkan dianjurkan seorang ibu hamil
untuk makan dua kali lebih banyak dari biasanya. Dalam hal ini Islam telah
mewajibkan sang suami untuk memberikan nafkah yang layak dan
memnuhi standar gizi sesuai dengan kemampuan suami itu sendiri.

Ayat Allah SWT:

Artinya: “ Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah


menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah
memberi dari harta yang diberikan Allah kepadanya…………..(QS:At-
Talaq: 7)

Bagi suami yang memiliki kemampuan secara ekonomi tidak boleh


berlaku pelit atas istrinya. Allah swt telah menegaskan supaya mereka
memberikan nafkah sesuai dengan kemampuannya.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tuntunan Ibu Hamil Menurut Pandangan Islam.“ Dan sesungguhnya


Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). “(Q.S.Al Mu’minun 12)

Dan sebaiknya para ibu hamil menuruti apa yang telah di anjurkan oleh
Agama karena hal tersebut melainkan untuk kebaikan ibu hamil, dan agar
suami memperhatikan hak-hak ibu hamil.

Untuk itulah, agama kita banyak memberikan tuntunan Islam bagi para ibu
hamil untuk senantiasa berdzikir dan berdoa, agar segala gundah dan resah bisa
hilang dan berganti dengan rasa ketenangan dan kebahagiaan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abufarras. 2013. Tuntunan Islam Menyambut Kelahiran.


http://abufarras.blogspot.com/2013/02/Tuntunan-Islam-Menyambut-
Kelahiran.html. Diakses pada 20 Februari 2018 Jam 21.00

Hidayah, Maria. 2013. Panduan Islami Ibu Hamil. Klaten : Abata Press

Rusilanti. 2009. Gizi untuk Ibu Hamil dalam Pandangan Islam. Dalam artikel
Senyum dan Cinta (http://senyumdancinta.blogspot.com) diakses 20 Februari 2018
Jam 21.15 WIB

Saman, A. 2013. Doa & Dzikir untuk Ibu Hamil. Padang : Ruangkita

16

Anda mungkin juga menyukai