Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MEKANIKA RESERVOIR

Well Completion

Disusun Oleh:

1. Anggi Wardini (1501038)


2. Affikah Fara Diba (1501065)
3. Restu Chandra Adi P (1501097)
4. James Wilson Teko B (1501089)
5. Yunandi Prastomo (1501089)
6. Nurmilawati (1501030)
7. Resky Roy (1501047)

S1 TEKNIK PERMINYAKAN REGULAR A


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN

2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

ISI MATERI
1.1. PENDAHULUAN ............................................................................................1
1.2. KOMPLESI SUMUR (WELL COMPLETION) .................................2
1.3. TIPE PENYELESAIAN SUMUR ....................................................................3
1.4. COMPLETION ACCESSORIES ...................................................................11
1.5. KESIMPULAN ...............................................................................................12
1.1. PENDAHULUAN

Tahap operasi produksi dimulai apabila sumur telah selesai dikomplesi


(well completion), dimana tipe komplesi yang digunakan terutama tergantung pada
karakteristik dan konfigurasi antara formasi produktif dengan formasi di atas dan
di bawahnya, tekanan formasi, jenis fluida dan metoda produksi.

Metoda produksi yang selama ini dikenal, meliputi metoda sembur alam
(flowing well) dan metoda pengangkatan buatan (artificial lift). Metoda sembur
alam diterapkan apabila tenaga alami reservoir masih mampu mendorong fluida ke
permukaan, sedangkan metoda pengangkatan buatan diterapkan apabila tenaga
alami reservoir sudah tidak mampu mendorong fluida ke permukaan atau untuk
maksud maksud peningkatan produksi.
Setelah fluida sumur sampai di permukaan, fluida dialirkan ke block station
(BS) melalui pipa-pipa alir (flow line) untuk dilakukan pemisahan antara air,
minyak dan gas bumi. Gas hasil pemisahan, selain dapat langsung dimanfaatkan
untuk industri dapat pula digunakan untuk injeksi gas lift atau pressure
maintenance, sedangkan minyak bumi (crude oil) umumnya ditampung terlebih
dahulu di pusat pengumpulan minyak (PPM) sebelum dikirim ke pengilangan atau
terminal untuk dikapalkan.
1.2. KOMPLESI SUMUR (WELL COMPLETION)

Setelah pemboran mencapai target pemboran (formasi produktif), maka


sumur perlu dipersiapkan untuk dikomplesi. Well Completion sering disebut juga
Penyelesaian Sumur yaitu merupakan pekerjaan lanjutan dari proses pelaksanaan
pemboran sumur. Sebagian dari para tenaga ahli perminyakan berpendapat bahwa
pekerjaan “Well Completion” dimulai setelah pekerjaan-pekerjaan tersebut
dibawah ini selesai, yaitu :
1.Pemboran sumur telah mencapai TD (Total Depth).
2.Casing Produksi telah dipasang dan disemen, atau Casing liner telah terpasang
dengan disemen atau tidak disemen.
3.Casing Produksi telah terhubung dan terpasang dengan Well Head.
Persiapan sumur untuk dikomplesi bertujuan untuk memproduksikan fluida
hidrokarbon ke permukaan. Komplesi sumur demikian dikenal dengan istilah Well
Completion. Komplesi sumur meliputi bagian tahapan operasi produksi, yaitu:
1. Tahap pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi (production casing).
2. Tahap perforasi dan atau pemasangan pipa liner.
3. Tahap penimbaan (swabbing) sumur.

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan penyelesaian


sumur–sumur

1.Investasi yang diperlukan

2.Jumlah / kecepatan produksi yang diinginkan

3.Jumlah cadangan gas / minyak pada setiap zona lapisan

4.Tenaga pendorong reservoir

5.Keperluan akan perangsangan sumur (Well Stimulation)

6.Keperluan akan pengontrolan pasir


7.Aspek – aspek kerja ulang nantinya

8.Pertimbangan pengangkatan buatan

9.Kemungkinan project EOR dimasa yang akan datang.

1.3. TIPE PENYELESAIAN SUMUR

Berdasarkan program pemasangan pipa selubung :

- Komplesi lubang terbuka (open hole)

- Komplesi perforasi (cased hole)

- Komplesi liner (liner completion).


Kriteria umum untuk klasifikasi metode well completion didasarkan pada
beberapa faktor,yaitu :
1. Down hole completion atau formation completion, yaitu membuat hubungan
antara formasi produktif dan sumur produksi dengan tiga metoda adalah sebagai
berikut :
a. Open hole completion (komplesi sumur dengan formasi produktif terbuka).
b. Cased hole completion atau perforated completion (komplesi sumur dengan
formasi produktif dipasang casing dan diperforasi).
c. Sand exclussion completion (problem kepasiran).
2. Tubing completion (komplesi pipa produksi) yaitu merencanakan pemasangan
atau pernilillan
pipa produksi (tubing), Vaitu meliputi metoda natural flow dan artificial lift.
3. Well head completion yaitu meliputi komplesi X mastree, casing head, dan
tubing head.

- Open hole Completion


Pada metoda ini, pipa selubung produksi hanya dipasang hingga di atas zone
produktif (zona produktif terbuka). Metoda komplesi ini diterapkan jika formasi
produktif kompak dan keuntungannya adalah didapatkannya lubang sumur secara
maksimum, kerusakan/skin akibat perforasi dapat dieliminir, mudah dipasang
screen, liner, gravel packing dan mudah diperdalam apabila diperlukan. Kerugian
metoda ini adalah sulit menempatkan casing produksi pada horison yang tepat di
atas zona produktif, sukarnya pengontrolan bila produksi air atau gas berlebihan
dan sukarnya menentukan zona stimulasi.

Keuntungan Open Hole Completion:


 Biaya murah dan sederahana
 Mudah bila ingin dilakukan Logging kembali
 Mudah untuk memperdalam sumur
 Tidak memerlukan biaya perforasi
Kerugian Open Hole Completion:
 Biaya perawatan mahal (perlu sand clean-up rutin)
 Sukar melakukan stimulasi pada zona yang berproduksi
 Tidak dapat melakukan seleksi zona produksi
 Batuan pada formasi harus Consolidated

- Cased Hole Completion


Cased Hole Completion merupakan jenis completion yang menggunakan casing
secara keseluruhan hingga menutupi zona formasi produktif lalu dilakukan
perforasi untuk memproduksikannya.

Keuntungan Cased Hole Completion:


 Bisa melakuka n multiple completion
 Zona produktif antar lapisan tidak saling berkomunikasi sehingga
memudahkan perhitungan flowrate tiap lapisan
 Lebih teliti dalam penentuan kedalaman subsurface equipment. Karena
wireline logging dilakukan sebelum produksi.
 Sangat baik untuk diterapkan pada formasi produktif sandstone.

Kerugian Cased Hole Completion:


 Penambahan Biaya terhadap Casing, Cementing & Perforasi
 Kerusakan formasi akibat perforasi bisa mengakibatkan terhambatnya aliran
produksi dan menurunkan produktivitas sumur.
 Efek cementing kurang baik dapat mengganggu stabilitas formasi

Komplesi ini sangat umum dipakai, terutama apabila formasi perlu penahan
atau pada formasi yang kurang kompak.
Keuntungan metoda ini, produksi air atau gas yang berlebihan mudah dikontrol,
stimulasi mudah dilakukan, mudah dilakukan penyesuaian untuk konfigurasi
multiple completion jika diperlukan. Kerugian metoda ini, diperlukan biaya untuk
perforasi dan kerusakan (damage) akibat perforasi.

- Sand exclusion types


Akibat terlepasnya pasir dari formasi dan terproduksi bersama fluida, dapat
menyebabkan abrasi pada alat alat produksi dan kerugian lain, maka untuk
mengatasi adanya kepasiran diperlukan cara pencegahan pada sistem komplesinya,
yaitu dengan menggunakan :
1. Slotted atau screen liner.
2. Menutup permukaan formasi dengan gravel dan ditahan dengan screen (gravel
packing system).
- Slotted atau screen liner.
Cara ini dapat diterapkan baik pada open hole maupun cased hole, yaitu
dengan menempatkan slot atau screen didepan formasi. Terdapat tiga
bentuk/macam screen:
a. Horizontal slotted screen
b. Vertical slotted screen
c. Wire wrapped screen
Untuk pemasangan liner, mud cake harus dibersihkan terlebih dahulu dari
zona produktif untuk mencegah terjadinya penyumbatan (plugging) dengan
menggunakan fluida bebas clay aktif pada fluida komplesinya atau dengan
menggunakan air garam.
- Gravel packing.
Gravel pack juga dapat dikerjakan baik pada open hole maupun pada cased
hole completion. Metoda ini dilakukan baik untuk memperbaiki kegagalan screen
liner maupun sebagai metoda komplesi yang dipilih.
Sebelum menempatkan gravel, lubang harus dibersihkan sehingga
ruang/gua untuk menempatkan gravel dapat dibuat, kemudian masukkan screen
liner dan pompakan gravel sampai mengisi seluruh ruang atau qua di muka formasi
produktif, dengan demikian pasir akan tertahan oleh gravel sehingga fluida
produksi bebas dari pasir.
- Perforasi
Pembuatan lubang menembus casing dan semen sehingga terjadi
komunikasi antara formasi dengan sumur yang mengakibatkan fluida formasi dapat
mengalir ke dalam sumur, disebut perforasi.
- Perforator
Untuk melakukan perforasi, digunakan perforator yang dibedakan atas dua
tipe perforator :
a. Bullet/Gun perforator
Komponen utama dari bullet perforator meliputi :
a. Fluid seal disk: pengaman agar fluida sumur tidak masuk ke dalam alat.
b. Gun barrel
c. Badan gun dimana barrel disekrupkan dan untuk menempatkan sumbu (ignitor)
dan propellant (peluru) dengan shear disk didasamya, untuk memegang bullet
ditempatnya sampai tekanan maksimum dicapai karena terbakarnya powder.
d. Electric wire : Kawat listrik yang meneruskan arus untuk pengontrolan
pembakaran powder charge.
Gun body terdiri silinder panjang terbuat dari besi yang dilengkapi dengan
suatu alat kontrol untuk penembakan. Sejumlah gun/susunan gun ditempalkan
dengan interval tertentu dan diturunkan kedalam sumur dengan menggunakan
kawat (electric wire line cable) dimana kerja gun dikontrol dan permukaan melalui
wire line untuk melepaskan peluru (penembakan) baik secara sendiri-sendiri
maupun serentak.

b. Shape charge/ Jet perforator


Prinsip kerja jet perforator berbeda dengan gun perforator, bukannya gaya
powder yang melepas bullet tetapi powder yang eksplosif diarahkan oleh bentuk
powder chargenya menjadi suatu arus yang berkekuatan tinggi yang dapat
menembus casing, semen dan formasi.
- Kondisi kerja perforasi
a. Conventional overbalance
Merupakan kondisi kerja di dalam sumur dimana tekanan formasi dikontrol
oleh fluida/lumpur komplesi, atau dengan kata lain bahwa tekanan hidrostatik
lumpur (Ph) lebih besar dibandingkan .tekanan formasi (Pf), sehingga
memungkinkan dilakukan perforasi, pemasangan tubing dan perlengkapan sumur
lainnya.
Cara overbalance ini, umumnya digunakan pada:
a. Komplesi multizona.
b. Komplesi gravel pack (cased hole).
c. Komplesi dengan menggunakan liner.
d. Komplesi pada casing intermediate.
Masalah/problem yang sering timbul dengan teknik overbalance ini adalah:
a. Terjadinya kerusakan formasi (damage) yang lebih besar, akibat reaksi antara
lumpur komplesi dengan mineral mineral batuan formasi.
b. Penyumbatan oleh bullet/charge dan runtuhan batuan.
c. Sulit mengontrol terjadinya mud loss dan atau kick.
d. Clean up sukar dilakukan.
- Underbalance
Merupakan kebalikan dari overbalance, dimana tekanan hidrostatik lumpur
komplesi lebih kecil dibandingkan tekanan formasi. Cara ini sangat cocok
digunakan untuk formasi yang sensitif/reaktif dan umumnya lebih baik
dibandingkan overbalance karena :
a. Dengan Ph < Pf, memungkinkan terjadinya aliran balik : dari formasi ke sumur,
sehingga hancuran hasil perforasi (debris) dapat segera terangkat keluar dan tidak
menyumbat hasil perforasi.
b. Tidak memungkinkan terjadinya mud-loss dan skin akibat reaksi antara lumpur
dengan mineral batuan.
c. Clean-up lebih cepat dan efektif.

- Teknik/Cara Perforasi
Berdasarkan cara menurunkan gun ke dalam sumur, ada dua teknik perforasi, yaitu:
a. Teknik perforasi dengan wireline (wireline conveyed perforation).
b. Teknik perforasi dengan tubing (tubing conveyed perforation).
- Wireline Conveyed Perforation
Pada sistem ini gun diturunkan ke dalam sumur dengan menggunakan
wireline (kawat listrik).
a. Wireline conveyed perforation
Biasanya menggunakan gun berdiameter besar. Kondisi kerja perforasi dengan
teknik ini adalah overbalance, sehingga tidak terjadi aliran setelah perforasi dan
menara pemboran dengan blow out preventer (BOP) masih tetap terpasang untuk
penyelesaian sumur lebih lanjut.
b. Wireline conveyed tubing gun
Gun berdiameter kecil dimasukkan kedalam sumur melalui X-mastree dan tubing
string, setelah tubing dan packer terpasang diatas interval perforasi. Penyalaan gun
dilakukan pada kondisi underbalance dan untuk operasi ini, umumnya tidak
diperlukan menara pemboran tetapi cukup dengan lubricator (alat kontrol tekanan)
atau snubbing unit.
- Tubing Conveyed Perforator (TCP).
Gun berdiameter besar dipasang pada ujung bawah tubing atau ujung tail
pipe yang diturunkan kedalam sumur bersama-sama dengan tubing string. Setelah
pemasangan X-mastree dan packer, perforasi dilakukan secara mekanik dengan
menjatuhkan bar atau go-devil melalui tubing yang akan menghantam firing-head
yang ditempatkan di bagian atas perforator. Perforasi dapat dilakukan baik pada
kondisi overbalance maupun underbalance dan setelah perforasi dilakukan, gun
dibiarkan tetap tergantung atau dijatuhkan ke dasar sumur (rathole).
- Swabbing
Swabbing adalah pengisapan fluida sumur/fluida komplesi setelah perforasi
pada kondisi overbalance dilakukan, sehingga fluida produksi dari formasi dapat
mengalir masuk kedalam sumur dan kemudian diproduksikan ke permukaan. Ada
2 sistem pengisapan fluida yang berbeda pada sumur sebelum diproduksikan,
yaitu :
1. Penurunan densitas cairan.
Dengan menginjeksikan lumpur yang mempunyai densitas lebih kecil dari fluida
yang berada di sumur, sehingga densitas lumpur baru akan memperkecil tekanan
hidrostatik (Ph) fluida sumur, sehingga akan terjadi aliran dari formasi menuju
sumur produksi selanjutnya ke permukaan.
2. Penurunan kolom cairan.
Seperti halnya penurunan densitas, untuk tujuan menurunkan tekanan
hidrostatik fluida dalam sumur agar lebih kecil dari tekanan formasi, dapat
dilakukan dengan dua cara :
a. Pengisapan
Dengan memasukkan karet penghisap (swabb-cup) yang berdiameter persis sama
dengan tubing untuk swabbing. Dengan cara menari swab-cup keatas, maka
tekanan dibawah swab-cup menjadi kecil sehingga akan terjadi surge dari bawah
yang akan mengakibatkan aliran.
b. Timba
Timba dimasukkan melalui tubing, dimana pada saat timba diturunkan, katup pada
ujung membuka dan bila ditarik katup tersebut akan menutup. Dengan cara ini,
maka suatu saat tekanan formasiakan melebihitekanan Hidrostatik kolom lumpur

- Linier Completion
Liner Completion merupakan jenis completion yang menggunakan casing yang
digabungkan dengan liner pada zona formasi produktif. Penggunaan liner
dikarenakan kedalaman formasi produktif dari casing tidak terlalu jauh (± 100
meter). Apabila pemasangan casing dimulai dari permukaan hingga kedalaman
formasi yang dituju, maka pemasangan Liner dimulai dari beberapa meter dari zona
terbawah casing. Kegunaan Liner yang utama adalah menjaga stabilitas lubang bor
di subsurface.
Liner completion terbagi 2, yaitu Screen Liner completion (penggunaan
dengan liner pada umumnya) & Cemented Perforated Liner Completion (liner
completion yang disemen dan dilakukan perforasi). Keuntungan Liner Completion
adalah mengurangi biaya casing. Keuntungan lainnya hampir sama dengan Cased
hole completion.

1.4. COMPLETION ACCESSORIES

Pernik-pernik atau accessories yang umumnya dipakai dalam suatu


completion string:
1. Hydraulic Packer (di set secara hidrolis) atau Seal Bore Packer (wireline set):
gunanya untuk isolasi antar zones.
2. Sliding Sleeves: untuk menutup atau mengalirkan hydrocarbon dari suatu zone
atau bisa juga ditaruh di atas top packer untuk well killing (safety factor) dan atau
sirkulasi.
3. No go nipple: untuk setting plug, bisa untuk zone isolation atau untuk keperluan
lain (setting packer) dsb.
4. Wireline Re-entry guide: ditaruh di ujung completion string, fungsinya sesuai
dengan namanya.
5. Blast joint: sebagai bagian dari completion string yang ditaruh berhadapan
langsung dengan open perforations agar tubing tidak cepat bolong atau keropos di
"semprot" oleh aliran hydrocarbon dari lubang-lubang perforasi.
6. Gas Lift mandrel: alat ini berisi gas lift valve (yang bersifat check valve = satu
arah) untuk keperluan gas lift operations (gas masuk down annulus, via gas lift
valve, and up the tubing string).
7. Sub Surface Safety Valve (SSSV): alat ini dipasang kira2 300 ft below seabed
dan dioperasikan (buka tutup) secara hydraulic melalui 1/4" control line. Bila
control line ini bocor (misalnya tertabrak kapal atau sebab lain, safety valve akan
menutup secara otomatis).
1.5. KESIMPULAN

- Sumur perlu dipersiapkan untuk dikomplesi. Well Completion sering


disebut juga Penyelesaian Sumur yaitu merupakan pekerjaan lanjutan dari
proses pelaksanaan pemboran sumur
- Persiapan sumur untuk dikomplesi bertujuan untuk memproduksikan fluida
hidrokarbon ke permukaan. Komplesi sumur demikian dikenal dengan
istilah Well Completion.
- Komplesi sumur meliputi bagian tahapan operasi produksi, yaitu:
1. Tahap pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi (production
casing).
2. Tahap perforasi dan atau pemasangan pipa liner.
3. Tahap penimbaan (swabbing) sumur.
- Berdasarkan program pemasangan pipa selubung :

1. Komplesi lubang terbuka (open hole)

2. Komplesi perforasi (cased hole)

3. Komplesi liner (liner completion).

- Pernik-pernik atau accessories yang umumnya dipakai dalam suatu


completion string antara lain Hydraulic Packer, Sliding Sleeves, No go
nipple, Wireline Re-entry guide, Blast joint, Gas Lift mandrel, Sub Surface
Safety Valve (SSSV)

Anda mungkin juga menyukai