Well Completion
Disusun Oleh:
2016
DAFTAR ISI
ISI MATERI
1.1. PENDAHULUAN ............................................................................................1
1.2. KOMPLESI SUMUR (WELL COMPLETION) .................................2
1.3. TIPE PENYELESAIAN SUMUR ....................................................................3
1.4. COMPLETION ACCESSORIES ...................................................................11
1.5. KESIMPULAN ...............................................................................................12
1.1. PENDAHULUAN
Metoda produksi yang selama ini dikenal, meliputi metoda sembur alam
(flowing well) dan metoda pengangkatan buatan (artificial lift). Metoda sembur
alam diterapkan apabila tenaga alami reservoir masih mampu mendorong fluida ke
permukaan, sedangkan metoda pengangkatan buatan diterapkan apabila tenaga
alami reservoir sudah tidak mampu mendorong fluida ke permukaan atau untuk
maksud maksud peningkatan produksi.
Setelah fluida sumur sampai di permukaan, fluida dialirkan ke block station
(BS) melalui pipa-pipa alir (flow line) untuk dilakukan pemisahan antara air,
minyak dan gas bumi. Gas hasil pemisahan, selain dapat langsung dimanfaatkan
untuk industri dapat pula digunakan untuk injeksi gas lift atau pressure
maintenance, sedangkan minyak bumi (crude oil) umumnya ditampung terlebih
dahulu di pusat pengumpulan minyak (PPM) sebelum dikirim ke pengilangan atau
terminal untuk dikapalkan.
1.2. KOMPLESI SUMUR (WELL COMPLETION)
Komplesi ini sangat umum dipakai, terutama apabila formasi perlu penahan
atau pada formasi yang kurang kompak.
Keuntungan metoda ini, produksi air atau gas yang berlebihan mudah dikontrol,
stimulasi mudah dilakukan, mudah dilakukan penyesuaian untuk konfigurasi
multiple completion jika diperlukan. Kerugian metoda ini, diperlukan biaya untuk
perforasi dan kerusakan (damage) akibat perforasi.
- Teknik/Cara Perforasi
Berdasarkan cara menurunkan gun ke dalam sumur, ada dua teknik perforasi, yaitu:
a. Teknik perforasi dengan wireline (wireline conveyed perforation).
b. Teknik perforasi dengan tubing (tubing conveyed perforation).
- Wireline Conveyed Perforation
Pada sistem ini gun diturunkan ke dalam sumur dengan menggunakan
wireline (kawat listrik).
a. Wireline conveyed perforation
Biasanya menggunakan gun berdiameter besar. Kondisi kerja perforasi dengan
teknik ini adalah overbalance, sehingga tidak terjadi aliran setelah perforasi dan
menara pemboran dengan blow out preventer (BOP) masih tetap terpasang untuk
penyelesaian sumur lebih lanjut.
b. Wireline conveyed tubing gun
Gun berdiameter kecil dimasukkan kedalam sumur melalui X-mastree dan tubing
string, setelah tubing dan packer terpasang diatas interval perforasi. Penyalaan gun
dilakukan pada kondisi underbalance dan untuk operasi ini, umumnya tidak
diperlukan menara pemboran tetapi cukup dengan lubricator (alat kontrol tekanan)
atau snubbing unit.
- Tubing Conveyed Perforator (TCP).
Gun berdiameter besar dipasang pada ujung bawah tubing atau ujung tail
pipe yang diturunkan kedalam sumur bersama-sama dengan tubing string. Setelah
pemasangan X-mastree dan packer, perforasi dilakukan secara mekanik dengan
menjatuhkan bar atau go-devil melalui tubing yang akan menghantam firing-head
yang ditempatkan di bagian atas perforator. Perforasi dapat dilakukan baik pada
kondisi overbalance maupun underbalance dan setelah perforasi dilakukan, gun
dibiarkan tetap tergantung atau dijatuhkan ke dasar sumur (rathole).
- Swabbing
Swabbing adalah pengisapan fluida sumur/fluida komplesi setelah perforasi
pada kondisi overbalance dilakukan, sehingga fluida produksi dari formasi dapat
mengalir masuk kedalam sumur dan kemudian diproduksikan ke permukaan. Ada
2 sistem pengisapan fluida yang berbeda pada sumur sebelum diproduksikan,
yaitu :
1. Penurunan densitas cairan.
Dengan menginjeksikan lumpur yang mempunyai densitas lebih kecil dari fluida
yang berada di sumur, sehingga densitas lumpur baru akan memperkecil tekanan
hidrostatik (Ph) fluida sumur, sehingga akan terjadi aliran dari formasi menuju
sumur produksi selanjutnya ke permukaan.
2. Penurunan kolom cairan.
Seperti halnya penurunan densitas, untuk tujuan menurunkan tekanan
hidrostatik fluida dalam sumur agar lebih kecil dari tekanan formasi, dapat
dilakukan dengan dua cara :
a. Pengisapan
Dengan memasukkan karet penghisap (swabb-cup) yang berdiameter persis sama
dengan tubing untuk swabbing. Dengan cara menari swab-cup keatas, maka
tekanan dibawah swab-cup menjadi kecil sehingga akan terjadi surge dari bawah
yang akan mengakibatkan aliran.
b. Timba
Timba dimasukkan melalui tubing, dimana pada saat timba diturunkan, katup pada
ujung membuka dan bila ditarik katup tersebut akan menutup. Dengan cara ini,
maka suatu saat tekanan formasiakan melebihitekanan Hidrostatik kolom lumpur
- Linier Completion
Liner Completion merupakan jenis completion yang menggunakan casing yang
digabungkan dengan liner pada zona formasi produktif. Penggunaan liner
dikarenakan kedalaman formasi produktif dari casing tidak terlalu jauh (± 100
meter). Apabila pemasangan casing dimulai dari permukaan hingga kedalaman
formasi yang dituju, maka pemasangan Liner dimulai dari beberapa meter dari zona
terbawah casing. Kegunaan Liner yang utama adalah menjaga stabilitas lubang bor
di subsurface.
Liner completion terbagi 2, yaitu Screen Liner completion (penggunaan
dengan liner pada umumnya) & Cemented Perforated Liner Completion (liner
completion yang disemen dan dilakukan perforasi). Keuntungan Liner Completion
adalah mengurangi biaya casing. Keuntungan lainnya hampir sama dengan Cased
hole completion.