Anda di halaman 1dari 5

PROSES PRODUKSI DAN ANALISIS KUALITAS

PRODUK RELAY OMRON G2R-1 12 VDC


Rahmat Abdurrahim Sumin

Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung

Abstrak---PT. Omron Manufacturing of Indonesia merupakan value, internal characteristic value. Both of these are influenced
salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam pembuatan by the dimensions of different dimensions of their constituent
komponen-komponen elektronika berupa relay, switch, sensor, parts. It is highly preserved to be a viable product to sell ie the
dan timer. Dalam pelaksanaan produksinya, PT. Omron value of Operate Voltage and Release Voltage should always be in
Manufacturing of Indonesia selalu mengutamakan kualitas dan a secure zone.
efisiensi waktu produksi. Oleh karena itu, segala hasil produk
yang telah dibuat akan dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas From the analysis that has been done, three relays have failed the
produk dengan mengambil sample produksinya. Diperlukan product caused by the value of Operate Voltage and its Armature
berbagai macam tahapan analisa agar suatu produksi masal Gap value that does not match the spec. Therefore it needs
dapat dijual ke masyarakat. improvement from supervisory to solve the problem on product
quality.
Permasalahan yang diambil pada praktik kerja lapangan ini ialah
melakukan analisa terhadap lima beberapa sample relay tipe Keywords: Operate Voltage, Release Voltage, Armature Gap.
G2R-1 12 VDC yang terdiri dari dua buah produk yang layak
jual dan tiga buah produk yang cacat. Analisa dilakukan dengan I. PENDAHULUAN
melakukan beberapa urutan tahapan. Pada dasarnya analisa dari
tahap pertama hingga tahap terakhir akan saling berhubungan, Praktik kerja lapangan merupakan salah satu mata kuliah
oleh karena itu analisa dilakukan sesuai prosedur yang telah ada wajib pada program studi D4 Teknik Elektronika di Politeknik Negeri
untuk mengurangi kesalahan dalam menganalisa. Beberapa hal Bandung. Dengan praktik kerja lapangan ini, mahasiswa dituntut agar
yang dianalisa yaitu, nilai general characteristic, nilai internal dapat mengerti dan memahami pekerjaan di dunia nyata, dan juga
characteristic. Kedua hal ini dipengaruhi dari ukuran dimensi untuk mendapatkan keterampilan dan kemampuan untuk menerapkan
yang berbeda-beda dari part penyusunnya. Hal yang sangat ilmu yang telah didapat di perguruan tinggi. Pada praktik kerja
dijaga agar produk layak untuk dijual yaitu nilai Operate Voltage lapangan ini, penulis memilih PT. Omron Manufacturing of Indonesia,
dan Release Voltage harus selalu berada di zona aman. tepatnya di bagian Product Engineering Relay yang dilaksanakan
selama tiga bulan lamanya. PT. Omron Manufacturing of Indonesia
Dari analisa yang telah dilakukan, tiga buah relay mengalami merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang
gagal produk disebabkan oleh nilai Operate Voltage dan nilai industri pembuatan komponen-kompenen elektronika seperti relay,
Armature Gap-nya yang tidak sesuai spek. Oleh karena itu switch, timer, dan sensor. Dalam pelaksanaannya, perusahaan tersebut
dibutuhkan improvement dari supervisori untuk mengatasi sangat menjaga kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan untuk
permasalahan pada kualitas produk. memenuhi permintaan masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan
pengendalian kualitas secara terus menerus dari perusahaannya. Pada
Kata kunci: Operate Voltage, Release Voltage, Armature Gap. divisi Product Engineering Relay ini memiliki tugas untuk melakukan
analisa dan kontrol terhadap produk relay yang dihasilkan. Hal ini
bertujuan untuk menjaga kualitas hasil produksi. Selain itu, juga
memiliki fungsi untuk melakukan improvisasi terhadap relay yang
Abstract --- PT. Omron Manufacturing of Indonesia is one of the telah diproduksi.
private companies engaged in the manufacture of electronic
components such as relays, switches, sensors, and timers. In the Diantara beberapa relay yang dihasilkan oleh PT. Omron
implementation of its production, PT. Omron Manufacturing of Manufacturing of Indonesia ini, penulis tertarik pada relay G2R-1 12
Indonesia always prioritizes quality and efficiency of production VDC untuk dijadikan bahan laporan pada praktik kerja lapangan ini.
time. Therefore, all product results that have been made will be Hal ini karena relay tersebut memiliki struktur bagian relay yang
examined on product quality by taking samples of its production. mudah untuk dipahami dibandingkan dengan relay jenis lainnya.
Various stages of analysis are required for mass production to be Dengan demikian laporan praktik kerja lapangan ini penulis beri judul
sold to the public. “Proses Produksi dan Analisis Produk Relay G2R-1 12 VDC di PT.
Omron Manufacturing of Indonesia”.
The problem with this fieldwork practice is to analyze five sample
samples of G2R-1 12 VDC relays consisting of two eligible Berdasarkan uraian di atas maka pada pembahasan kali ini
products and three defective products. The analysis is done by akan dibatasi masalahnya yaitu prinsip dasar relay, cara kerja relay,
doing some sequence of stages. Basically the analysis from the first proses produksi relay, dan analisis kualitas relay G2R-1 12 VDC.
stage to the last stage will be interconnected, therefore the analysis Adapun pembahasan yang spesifik ini bertujuan agar lebih mudah
is done according to existing procedures to reduce errors in the dipahami.
analysis. Some things that are analyzed are, general characteristic
Tujuan dari pelaksanaan praktik kerja lapangan yang B. Cara Kerja Relay
pertama adalah untuk menerapkan ilmu pelajaran yang telah didapat di
perkuliahan pada dunia kerja nyata dan juga untuk mendapatkan
pengalaman kerja secara nyata pada dunia industry. mempelajari
prinsip dasar relay secara mendalam. Mendapatkan pengalaman kerja
secara nyata di industri. Kedua untuk mempelajari dan memahami
cara analisis kualitas relay G2R-1. Ketiga untuk mempelajari desain
solidwork untuk skill tambahan pada dunia kerja

A. Prinsip Dasar Relay

Relay merupakan suatu komponen elektronika yang


berfungsi sebagai saklar pada perangkat elektronik yang operasinya
menggunakan tegangan listrik untuk mengaktifkan suatu komponen Gambar 1. Urutan cara kerja relay
elektronik tertentu. Relay disebut juga sebagai komponen
elektromekanikal yang mana terdiri dari dua bagian utama, yaitu Urutan cara kerja relay dijelaskan pada nomor di bawah ini:
elektromagnet dan mekanikal. Relay bekerja dengan menggunakan
coil sebagai penggerak kontak saklar sehingga dengan arus kecil dapat 1. Untuk memulai menjalankan relay, relay harus diberi tegangan
menghantarkan arus listrik dengan tegangan yang lebih tinggi. pada kaki coil sesuai dengan besaran nilai Operate Voltage-nya
Relay memiliki nilai karakteristik sendiri yang membuat 2. Ketika coil diberi tegangan, maka akan menghasilkan medan
relay tersebut berbeda dengan relay yang lainnya. Karakteristik relay magnet. Hal ini dikarenakan oleh prinsip elektromagnetik. Yang mana
terbagi menjadi dua bagian, yaitu general characteristic dan internal arus listrik yang terdapat dalam kumparan kawat yang berputar, akan
characteristic menghasilkan medan magnet.
3. Ketika terjadi medanmagnet, maka core akan menarik tuas armature
a.General Characteristic: sehingga terjadi pergerakan tuas.
General characteristic merupakan nilai spesifikasi umum 4. Ketika tuas armature digerakkan, maka card dari relay akan ikut
yang pengukurannya dilakukan tanpa harus membuka case relay. bergerak terdorong ke kanan. Dan menyebabkan moveable terminal C
General characteristic relay terdapat beberapa parameter pengukuran, terdorong ke arah kanan.
diantaranya yaitu: 5. Terminal C akan mulai mendekat ke arah terminal A hingga kontak
•Operate Voltage: adalah jumlah tegangan pada saat relay mulai terminal C menyentuh kontak terminal A
bekerja 6. Pada saat terminal C kontak dengan terminal A, maka arus dari
•Release Voltage: adalah jumlah tegangan pada saat relay akan mati terminal C akan mulai berpindah ke terminal A. Dan menyebabkan
atau “off” perangkat yang dihubungkan ke relay akan menyala sesuai dengan
•Rated Current: adalah besaran nilai arus yang dapat dilalui pada relay besaran tegangan yang diinginkan dengan spesifikasi relay tertentu
•Coil Resistance: adalah besaran nilai resistansi pada coil
•Contact Resistance: adalah besaran nilai resistansi pada tiap contact
•Operate Time: adalah jumlah waktu yang dibutuhkan relay dari II. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
kondisi mati hingga akan hidup
•Release Time: adalah jumlah waktu yang dibutuhkan relay dari A. Rangkuman Jenis Pekerjaan
kondisi hidup sampai mati
Aktivitas yang dikerjakan oleh staff Product Engineering
Relay ialah menangani dan mengatasi produk relay yang not good,
b.Internal Characteristic: dan mengurangi presentase product NG yang terjadi pada line
Internal characteristic merupakan nilai spesifikasi yang production yang disebabkan oleh kemungkinan kesalahan proses pada
terdapat pada bagian dalam relay. Internal characteristic relay terdapat mesin , operator maupun dari kesalahan dari initial part-nya.
beberapa parameter pengukuran, diantaranya yaitu: Pada divisi ini mahasiswa diajarkan sebuah pengetahuan
1.Armature Gap: Armature gap merupakan jarak antara armature tentang langkah-langkah menganalisa dan melakukan investigasi
menuju core pada saat contact pada terminal C mulai menyentuh terhadap produk-produk relay yang NG sehingga dapat mengetahui
contact pada terminal A. Gambar 3.18 merupakan penjelasan jarak letak kesalahan proses yang terjadi pada relay NG. Selama praktik
armature gap kerja lapangan, mahasiswa juga diajarkan mengenai pengetahuan
2.Contact Gap: Contact gap adalah jarak antar tiap contact. Contact dasar relay G2R-1, cara kerja relay G2R-1 12 VDC, penggunaan relay
gap pada relay G2R-1 terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu Contact G2R-1 12 VDC, proses produksi relay G2R-1 12 VDC dan
Gap A dan Contact Gap B. menganalisis kualitas produk relay G2R-1 12 VDC.
3.Contact Pressure: Contact pressure adalah tekanan pada masing-
masing terminal dalam kondisi tertentu. Contact pressure pada relay B. Waktu Pelaksanaan PKL
G2R-1 terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu CPA, CPB, dan BP
Adapun waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang
dilaksanakan adalah:
Waktu : 03 Juli 2017 s/d 29 September 2017
Tempat : East Jakarta Industrial Park ( EJIP ) PLOT 5C
Cikarang Selatan, Bekasi 17550
West Java Indonesia
Pada tahap ini, coil yang telah terpasang sebelumnya dipress
C. Proses Produksi Relay menggunakan mesin press jig dan dibersihkan menggunakan mesin
penghisap debu agar base aman dari debu dan kotoran.

11. Bond Applying


Pada tahap ini, kaki-kaki terminal dan coil yang telah terpasang,
dibonding menggunakan cairan bonding.

12. Oven and Cooling


Pada tahap ini, relay yang telah dibonding segera diletakan pada
mesin oven dan cooling. Pada mesin ini relay dihangatkan dan
didinginkan untuk mengeraskan hasil bonding di tahap sebelumnya.

13. Armature Bending


Pada tahap ini, armature dibengkokan hingga sudut yang telah
ditentukan menggunakan mesin bending.
Gambar 2. Line Production Relay Omron.
14. Armature inserting
Gambar 2. Di atas merupakan tempat proses produksi relay G2R.. Pada tahap ini, armature yang telah dibending dimasukan ke dalam
Proses produksi relay G2R dilakukan secara bertahap yang dilakukan relay.
secara manual oleh operator maupun otomatis oleh mesin. Tahapan
pembuatan relay G2R dijelaskan pada berikut ini: 15. Adjustment
Pada tahap ini, relay yang telah terpasang semua part utamanya dicek
1. Base sucking and blowing spesifikasi generalnya, yaitu spesifikasi OV dan RV. Ada 3 kondisi
Pada tahap ini, base relay dibersihkan menggunakan mesin penghisap perlakuan setelah relay dicek spesifikasi generalnya, yaitu:
debu. Hal ini bertujuan agar base terhindar dari debu-debu dan a. Jika produk yang dicek memenuhi standar spesifikasi, maka relay
kotoran lain yang ada pada base. akan diteruskan ke tahap berikutnya.
b. Jika produk yang dicek belum memenuhi standar spesifikasinya,
2. Terminal ‘B’ Pre-insert maka relay diatur kembali besar sudut dari terminal A dan B nya. Jika
Pada tahap ini, terminal B mulai dipasang menggunakan mesin press setelah dilakukan proses pengaturan ulang dan relay dalam kondisi
untuk memasukan terminal B ke dalam base. baik, maka relay diteruskan ke tahap berikutnya.
c. Jika produk yang telah dilakukan proses pengaturan ulang dan relay
3. Movable terminal ‘C’ pre-insert tetap dalam kondisi tidak baik, maka relay tersebut dibuang.
Pada tahap ini, terminal A mulai dipasang pada press jig untuk
dimasukan ke dalam base.
16. Microscope checking
4. Terminal ‘A’ pre-insert Pada tahap ini, operator(inspektor) melakukan proses pengecekan
Pada tahap ini, terminal A mulai dipasang menggunakan mesin press visual menggunakan mikroskop. Operator di sini bertugas untuk
untuk memasukan terminal A ke dalam base. memastikan bahwa relay aman dari debu, goresan pada card dan base,
retakan, tidak terdapat bekas sentuhan jari, tidak terdapat sambungan
5. Terminal A, B, dan C pressing kawat yang putus.
Pada tahap ini, terminal A, B, dan C dipress hingga terminalnya telah
terpasang rapat ke dalam base menggunakan mesin press jig. 17. Relay Sucking and Blowing
Relay yang telah diperiksa menggunakan mikroskop dibersihkan
6. Card inserting untuk menghilangkan debu dan kotoran yang terdapat pada relay
Pada tahap ini, card relay dimasukan ke dalam base.
18. Case Marking and Lot Number Stamping
7. Hinge spring riveting Case yang belum terpasang diberi nomor produksi menggunakan
Pada tahap ini hinge spring press ke dalam yoke sampai melekat pada mesin marking.
yoke.
19. Case Blowing and Inserting
8. Core Riveting Case yang telah diberi tanda nomor produksi, diberi hembusan untuk
Pada tahap ini, secara bersamaan coil, yoke dan core dipasang dan menghilangkan debu dan kotoran yang ada pada case. Lalu case
dipress menggunakan mesin riveting. dipasang pada relay yang telah disiapkan sebelumnya

9. Coil to base inserting 20. Final Characteristic


Pada tahap ini, coil yang telah dirivet sebelumnya dimasukan ke Pada tahap ini operator mengecek kembali besaran spesifikasi
dalam base yang telah disiapkan sebelumnya. karakteristiknya menggunakan relay tester. Adapun karakteristik yang
diukur ialah OV, IVE, RV, Rated current, Contact resistance, Operate
10. Coil Assembly to base pressing, sucking, and blowing time, Release time, Bounce time.

21. Manual soldering


Pada tahap ini, kaki-kaki terminal dari relay disolder secara manual • Contact Pressure B (CPB)
menggunakan alat solder. • Back Pressure (BP)
• Gambar Alat ukur

22. Appearance I
Pada tahap ini merupakan tahapan terakhir dari proses produksi relay.
Proses yang dilakukan ialah, pengecekan kembali relaynya oleh
operator. Adapun yang dicek yaitu kondisi label, kondisi nomor lot
dan marking, kondisi alas case, dan kondisi di dalam relay. Semua
proses pengecekan tersebut dilakukan secara visual.

Gambar 4. Alat Ukur Internal Characteristic


III. HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
3. Pengukuran Load Cell
A. Analisis Kualitas relay G2R-1 12 VDC • Alat ukur = Load Cell
• Parameter pengukuran =
Dalam proses produksi relay, terdapat beberapa tahapan hingga • Magnetic Curve
akhirnya relay akan dipasarkan. Dalam setiap tahapan tersebut, staff • Spring Force Curve
PE Relay bertugas untuk mencari menangani produk-produk relay • Gambar Alat Ukur
yang Not Good product. Penulis melakukan pengukuran dan analisis
terhadap tiga produk relay G2R-1 dengan berpedoman dari product
specification, dan drawing part. Parameter utama yang akan penulis
ukur untuk menentukan suatu produk Good atau NG (Not Good) ialah
dari enam hal berikut ini, yaitu:
1. Pengukuran General Characteristic dan Internal Characteristic.
2. Pengukuran menggunakan Load Cell.
3. Pengukuran Bending Armature.
4. Pengukuran Tinggi Core. Gambar 5. Alat Ukur Load Cell
Dari ke-enam parameter tersebut akan dibandingkan antara data hasil
pengukuran dengan data spesifikasi produk dan juga drawing part- 4. Pengukuran Armature Bending
nya. Sehingga penulis dapat menentukan produk tersebut OK atau NG • Alat ukur = Digimeter
(Not Good). • Parameter pengukuran = Armature Bending
• Measurement tool
1. Pengukuran General Characteristic
 Alat ukur = Automatic Relay Tester
 Parameter =
- Operate Voltage (OV)
- Release Voltage (RV)
- Rated Current (RC)
- Coil Resistance (CS)
- Contact Resistance (CR)
- Operate Time (OT) Gambar 6. Alat Ukur Armature Bending
- Release Time (RT)
 Gambar Alat Ukur 5. Pengukuran Core Height
• Alat ukur = Digimatic Meter
• Parameter pengukuran= tinggi core dari yoke
• Measurement tool

Gambar 3. Alat ukur general characteristic

2. Pengukuran Internal Chacacteristic


• Alat ukur = Relay Tester Manual
• Parameter pengukuran = Gambar 7. Alat Ukur Core Height
• Armature Follow (AF)
• Contact Gap A (CGA)
• Contact Gap B (CGB)
• Contact Pressure A (CPA)
Hasil Pengukuran: sangat digunakan di per-industrian. Oleh karena itu sangat
kemampuan mendesain suatu produk tersebut akan sangat berguna
1. Hasil Pengukuran Internal dan General Characteristic bagi mahasiswa yang ingin memasuki dunia kerja.
5. Dalam menjaga kualitas suatu relay, hal pertama yang terpenting
Tabel 1. Tabel Hasil Pengukuran General dan Internal Characteristic untuk dijaga kualitasnya yaitu Operate Voltage dan Release Voltage.
ITEM OV RV RC CIS CR'a1' CR'a2' OT RT AF CGA CGB CPA CPB BP
Production
Spec.
Min 6V 1.92 V 21,8mA 1100Ω 100,00 100mW 15 ms 5 ms 0,21mm 0,35mm 0,35mm 15gF Keterangan Kedua hal tersebut berpengaruh pada masa pakai dari suatu produk
Max 8,04 V 6V 0.40mm
Sampel 1 (OK)
Sampel 2 (OK)
8.33
6.91
3.21
3.23
42.3
42.4
282.8
282.7
2.9
3.7
2.9
4.5
12.05
9.07
1.85
1.78
0.23
0.3
0.5
0.4
0.51
0.48
45
78
23
23
29
30
OK
OK
relay. Jika kedua hal tersebut berada pada batas aman, maka
Hasil
Pengukuran
Sampel 3 (Inferior)
Sampel 4 (Inferior)
5.15
4.72
1.98
1.93
44.8
44.5
267.5
269.6
4.9
5.9
825
872.3
7.67
7.64
2.63
2.92
<0,08
<0,08
0.44
0.42
0.4
0.41
50
38
19
22
24
28
NG (OV Low)
NG (OV Low)
perusahaan dapat menjamin masa pakai dari suatu produk relay.
Sampel 5 (Inferior) 5.33 2.1 44.9 267.4 4.2 806 7.74 2.5 0.14 0.46 0.47 35 19 28 NG (OV Low)

Berdasarkan hasil pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa:


B. Saran

Berikut ini beberapa saran selama kegiatan Kerja Praktik di PT.


Omron Manufacturing of Indonesia :
1. Mahasiswa diharapkan agar lebih berperan aktif dalam
Gambar 8. Analisa terhadap pengukuran General dan Internal melaksanakan kerja praktik sehingga dapat memanfaatkan waktu
selama kerja praktik untuk menggali sebanyak mungkin ilmu yang ada
2. Hasil Pengukuran Armature Bending dan Core Height di dunia kerja.
2. Mahasiswa diharapkan untuk lebih mengasah kemampuan
Tabel 2. Hasil pengukuran Armature Bending dan Core Height menganalisa terhadap suatu permasalahan produk. Kemampuan
Production
ITEM
Min
OV
6V
RV
1.92 V
AF
0,21mm
Armature Core
CGA
0,35mm
CGB
0,35mm
CPA CPB
15gF
BP
menganalisa ini dilakukan dengan cara melakukan analisa sebanyak
Bending(mm) Height(mm)
Spec. Max
Sampel 1(OK)
8,04 V
8.33
6V
3.21
0.40mm
0.23 2.194 0.074 0.5 0.51 45 23 29
mungkin terhadap suatu produk relay.
6.91 3.23
Hasil
Pengukuran
Sampel 2(OK)
Sampel 3(inferior) 5.15 1.98
0.3
<0,08
2.234
2.178
0.069
0.027
0.4
0.44
0.48
0.4
78
50
23
19
30
24 3. Dalam pelaksanaan kerja praktik, mahasiswa diharapkan agar dapat
1.93
Sampel 4(inferior)
Sampel 5(inferior)
4.72
5.33 2.1
<0,08
0.14
2.154
2.218
0.021
0.058
0.42
0.46
0.41
0.47
38
35
22
19
28
28 ditingkatkan lagi kerjasama antar staf sehingga pekerjaan yang ada
dapat cepat terselesaikan.
Berdasarkan hasil pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa: DAFTAR PUSTAKA

[1] Omron Indonesia, “Prinsip Omron.”

http://www.omron.id/about-omron/principles (diakses tanggal 20


Gambar 9. Analisa terhadap pengukuran Armature dan Core Height September 2017)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa di atas dapat disimpulkan


bahwa:

2. Pelaksanakan kerja praktik di PT. Omron Manufacturing of


Indonesia, memberikan pengetahuan dan wawasan kepada mahasiswa
mengenai prinsip dasar relay, cara kerja relay secara detail, proses
produksi relay dan juga cara menganalisa kualitas produk relay hingga
relay tersebut layak untuk dijual ke masyarakat.
3. Pada departemen Product Engineering relay ini mahasiswa
mendapat wawasan mengenai pekerjaan dibidang analisa kualitas
relay dan juga kontrol kualitas relay. Semua tahapan pekerjaan analisa
dan kontrol kualitas pada relay harus dijalankan sesuai SOP dan juga
tetap memperhatikan unsur K3 dalam setiap pelaksanaannya.
4. Selain mempelajari pengetahuan mengenai relay, dalam
pelaksanaan kerja praktik ini, mahasiswa juga diberi pengetahuan dan
kemampuan tambahan untuk mendesain suatu produk pada sebuah
software seperti Solidwork. Kemampuan mendesain suatu produk ini

Anda mungkin juga menyukai