Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOKUMENTEKN
IS
IS
a. Task Concept
1) Konsultan bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan, baik
kualitas maupun kuantitas, sesuai dengan spesifikasi yang
ada dalam dokumen kontrak pekerjaan fisik.
2)Konsultan berkewajiban meneliti, mengoreksi dan
mengesahkan gambar-gambar construction drawing dan as
built drawing yang dibuat oleh Kontraktor, sebelum
mendapatkan pengesahan dari PPK.
3)Melakukan review design untuk bangunan-bangunan pengairan
yang akan dikonstruksi, disesuaikan menurut kondisi dan
kebutuhan di lapangan saat ini.
b. Assistance Concept
Konsultan membantu dalam pengawasan pekerjaan konstruksi dan
memberikan saran dan petunjuk kepada Pengguna Jasa sehubungan
dengan hal-hal sebagai berikut :
1) Pengawasan dan pengendalian kualitas serta
kuantitas pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja,
biaya, waktu dan keamanan pelaksanaan pekerjaan,
termasuk pekerjaan pengujian, baik pengujian
laboratorium maupun pengujian lapangan.
2) Laporan Bulanan
Laporan ini harus dibuat oleh konsultan setelah 30 (tiga
puluh) hari kalender sejak SPMK ditandatangani atau 30 (tiga
puluh) hari kalender sejak dimulainya pekerjaan konstruksi
oleh pemborong, dilaporkan secara berkala setiap bulannya,
dan laporan bulanan ini memuat resume dari laporan mingguan
dan laporan monitoring kendali mutu terrnasuk pemeriksaan
laboratorium apabila diperlukan.
Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran angsuran.
Surat Perintah Perubahan Pekerjaan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan Tambah Kurang .
Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as-built drawings)
dan Manual peralatan-peralatan yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana
Laporan rapat dilapangan (Site Meeting) dan weekly
instruction/weekly Request.
Gambar rincian pelaksanaan (Shop Drawings) dan realisasi
Time Scedule yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
3) Laporan Akhir
Laporan ini harus dibuat dan disampaikan oleh konsultan
setelah berakhirnya SPMK atau berakhirnya waktu pelaksanaan
konstruksi oleh pemborong, dan laporan ini memuat resume dari
laporan bulanan dan dan menyusun daftar kekurangan-kekurangan
dan cacat-cacat pekerjaan selama masa pemeliharaan. Setiap
laporan dibuat dalarn 3 (lima) rangkap.
Pekerjaan Lapangan
A. Pengukuran :
Studi awal dan studi untuk identifikasi didasarkan pada
peta-peta yang ada. Pengukuran pemetaan merupakan kegiatan
utama dalam tahap perencanaan pemetaan bisa didasarkan pada
pengukuran medan (teoritis) penuh yang menghasilkan peta-peta
garis topografi lengkap dengan garis konturnya.
Semua kegiatan pengukuran harus mengikuti standar kriteria
perencanaan PT-02.
20
1m
Pelat
No. :
12 x 12 cm
Begel 6 mm - 15 cm (Stirup)
65
10 20 10
10
20
10
15
20
20
2) Polygon Cabang
- Jalur pengukuran polygon cabang merupakan jaringan terbuka
terikat sempurna (sisi awal dan sisi akhir pada titik-titik
polygon utama).
- Pengukuran polygon cabang tidak dibenarkan menggunakan cara
spring station.
- Diusahakan sisi poligon sama panjangnya.
- Semua benchmark yang ada harus dilalui poligon.
- Panjang sisi-sisi polygon tidak lebih dari 100 meter dan
pengukuran jarak optis.
Pengukuran Sipat Datar / Water Pass
Pengukuran sipat datar harus menggunakan alat ukur sipat datar
Automatic Level Ni2, Nak1, Nak2 atau sejenis.
Pada pengukuran sipat datar ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan diantaranya :
atas, tengah dan bawah) baik untuk stand I maupun stand II.
Selisih beda tinggi stand I dan stand II tidak boleh > 3 mm,
bila batas toleransi ini tidak dipenuhi, maka pembacaan stan
berikutnya harus dilakukan.
- Pengukuran waterpass untuk setiap seksi harus dilakukan pergi
pulang, dan harus diselesaikan dalam waktu 1 hari, hal ini
untuk menghindari kemungkinan berubahnya patok ketinggian.
- Pada saat rembu dibidik rambu harus memakai kaki tiga supaya
rambu tersebut tidak goyang.
- Jarak dari bidikan ke rambu maksimum 50 m.
- Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 10 S mm,
dimana S = jumlah jarak pengukuran dalam satuan km.
Pengukuran Situasi
B. Penelitian Hidrologi
Penelitian hidrologi dilaksanakan untuk melengkapi catatan data dan
lebih memperdalam pengetahuan mengenai gejala-gejala hidrologi.
Penyelidikan lapangan dipusatkan pada keadaan sumber air dan curah
hujan daerah studi. Data-data yang dikumpulkan berkenaan dengan
tinggi curah hujan maksimum, besarnya debit sumber air, dan
besarnya kebutuhan air bersih maksimum.
Wawancara mengenai keadaan setempat dapat mengorek informasi yang
sangat berharga tentang hidrologi historis.
E. Survey Lingkungan
Penelitian lingkungan dilaksanakan khususnya terhadap kualitas air
sebagai sumber air, baik existing maupun rencana, data-data yang
dikumpulkan berkenaan dengan kualitas air, debit air, komponen-
komponen lingkungan lainya, serta kondisi air di jaringan yang
sementara beroperasi saat ini.
Mengadakan penelitian dan analisa juga terhadap komponen-komponen
lainya yang nantinya terkena dampak.
dimana
Q = Debit aliran (m3/dt)
v = Kecepatan aliran (m/dt)
A = Luas Penampang (m2)
Kiri As Kanan
2 Bawah 6 Bawah
4 Bawah
current
Box
meter
Counter
Ata
s
Arah
Aliran
Bawa Propell
h er
Pancuran
Penampungan
Gelas Ukur
C. Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk pada studi ini direncanakan sampai dengan 10
tahun yang akan datang. Untuk perhitungan proyeksi penduduk
digunakan Metode Geometri yang sudah umum digunakan. Adapun pada
metode ini pertumbuhan rata-rata penduduk berkisar pada persentase
r yang konstan setiap tahun. Perhitungan dengan metode ini dapat
dirumuskan sebagai berikut (Punmia 1987 : 184) :
Pn = Po ( 1+r)n
dengan :
Air di dalam pipa selalu mengalir dari tempat yang memiliki tinggi
energi lebih besar menuju tempat yang memiliki tinggi energi lebih
kecil. Aliran tersebut memiliki tiga macam energi yang bekerja di
dalamnya, yaitu :
1. Energi ketinggian = h, dengan :
h = ketinggian titik tersebut dari garis referensi yang
ditinjau (m)
v2
2. Energi kecepatan = , dengan :
2g
v = kecepatan (m/det)
g = percepatan gravitasi (m2/det)
P
3. Energi tekanan = , dengan :
γw
P = tekanan (kg/m2)
w = berat jenis air (kg/m3)
Garis Energi
Garis Tekanan
V2
G2.Hukum Kontinuitas
1 2
1 2
A1V1 1 2 A1V1
A1V1
A2V2 A2V2
1 2 1 A2V2
1 2
(c) 2
(a) (b)
Pada gambar (a), potongan 1-1 dan potongan 2-2 mempunyai luasan
penampang yang sama sehingga kecepatan aliran di potongan 1-1 sama
dengan kecepatan aliran di potongan 2-2. Pada gambar (b), potongan
1-1 memiliki luasan penampang yang lebih besar dari potongan 2-2
2
1
Q
2
V
2
Q V
1
3
1
2
1
V
3 Q
3
Dimana :
Q1 = Q2 + Q3
A1.V1 = (A2.V2) + (A3.V3)
Dengan :
Q1, Q2, Q3 = Debit yang mengalir pada penampang 1, 2 dan 3
3
(m /det)
V1, V2, V3 = Kecepatan pada penampang 1, 2 dan 3 (m/det)
distribusi air bersih, aliran dalam pipa harus berada pada kondisi
aliran turbulen. Untuk mengetahui kondisi aliran dalam pipa
turbulen atau tidak, dapat dihitung dengan identifikasi bilangan
Reynold menggunakan persamaan berikut :
vD
Re
ν
dengan :
Re = bilangan Reynold
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/det)
D = diameter pipa (m)
= kekentalan kinematik air pada suhu tertentu (m2/det)
V
Untuk Q = , didapat persamaan kehilangan tinggi tekan mayor menurut Hazen-
A
Williams sebesar (Webber, 1971 : 121) :
hf = k.Q1.85
dimana :
10.7 L
k = 1.85
C hw D 4.87
dengan,
hf = kehilangan tinggi tekan mayor (m)
k = koefisien karakteristik pipa
Q = debit aliran pada pipa (m3/det)
D = Diameter pipa (m)
L = panjang pipa (m)
Chw = koefisien kekasaran Hazen-Williams
Hazen-Wlliams (Chw)
1 PVC 140-150
2 Pipa asbes 120-150
3 Batu berlapis semen 100-140
4 Pipa besi digalvanis 100-120
5 Cast Iron 90-125
Sumber : Buku Utama Sistem Jaringan Pipa, 1987
Faktor lain yang juga ikut menambah besarnya kehilangan tinggi tekan
pada suatu aliran adalah kehilangan tinggi tekan minor. Kehilangan
tinggi tekan minor ini disebabkan oleh adanya perubahan mendadak
dari ukuran penampang pipa yang menyebabkan turbulensi, belokan-
belokan, adanya katub dan berbagai jenis sambungan. Kehilangan
tinggi tekan minor semakin besar bila terjadi perlambatan kecepatan
aliran di dalam pipa dibandingkan peningkatan kecepatan akibat
terjadi pusaran arus yang ditimbulkan oleh pemisahan aliran dari
bidang batas pipa. Untuk jaringan pipa sederhana, kehilangan tinggi
tekan minor ini tidak boleh diabaikan karena nilainya cukup
berpengaruh. Namun untuk pipa-pipa yang panjang atau L/D >> 1000,
kehilangan tinggi tekan minor ini dapat diabaikan. Persamaan umum
untuk menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan minor ini dapat
ditulis sebagai berikut :
v2
h Lm k
2g
dengan :
hLm = kehilangan tinggi tekan minor (m)
k = koefisien kehilangan tinggi tekan minor
v = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
Tabel 6.3 Koefisien Kekasaran Pipa Menurut Jenis Perubahan Bentuk Pipa
I. Pipa
I1. Jenis Pipa
Pipa besi tuang telah digunakan lebih dari 200 tahun yang lalu.
Pipa ini biasanya dicelupkan dalam larutan kimia untuk
perlindungan terhadap karat. Panjang biasa dari suatu bagian pipa
adalah 4 m dan 6 m. Tekanan maksimum pipa sebesar 25 kg/cm 2 dan
umur pipa dapat mencapai 100 tahun.
Keuntungan dari pipa ini adalah :
- pipa cukup murah
- pipa mudah disambung
- pipa tahan karat
Kerugian dari pipa ini adalah :
- pipa berat sehingga biaya pengangkutan mahal
3. Plastik (PVC)
Pipa ini lebih dikenal dengan sebutan pipa PVC (Poly Vinyl
Chloride) dan di pasaran mudah didapat dengan berbagai ukuran.
Panjang pipa 4 m atau 6 m dengan ukuran diameter pipa mulai 16 mm
hingga 350 mm. Umur pipa dapat mencapai 75 tahun.
Keuntungan dari pipa ini adalah :
- harga murah dan banyak tersedia di pasaran
- ringan sehingga mudah diangkut
- mudah dalam pemasangan dan penyambungan
- pipa tahan karat
Kerugian dari pipa ini adalah :
4. Baja
Pipa ini terbuat dari baja lunak dan mempunyai banyak ragam di
pasaran. Pipa baja telah digunakan dengan berbagai ukuran hingga
lebih dari 6 m garis tengahnya. Umur pipa baja yang cukup
terlindungi paling sedikit 40 tahun. Keuntungan dari pipa ini
adalah :
- tersedia dalam berbagai ukuran panjang
- mudah dalam pemasangan dan penyambungan
Kerugian dari pipa ini adalah :
- pipa tidak tahan karat
- pipa berat sehingga biaya pengangkutan mahal
Perlengkapan “T”
Untuk pipa sekunder dipasang tegak lurus (90o) pada pipa primer
berbentuk T. Untuk ujung-ujungnya perlengkapan dapat terdiri
dari kombinasi spigot, socket dan flens
Perlengkapan “Y”
Untuk pipa sekunder yang dipasang pada pipa primer dengan sudut
45o
I3. Pompa
Pompa dapat dipasang secara paralel dan secara seri. Pada pemasangan
secara paralel, pompa dipasang sejajar pada dua pipa yang ujung-
ujungnya disatukan. Debit yang dihasilkan pada pompa paralel menjadi
dua kali lipat, namun tinggi tekannya sama dengan satu unit pompa
saja. Sedangkan pada pemasangan seri, pompa yang satu diletakkan di
hilir pompa yang lain. Pada pemasangan seperti ini, debit yang
dihasilkan sama dengan satu unit pompa saja, namun tinggi tekannya
menjadi dua kali lipat.
Head (m)
Q(lt/det)
Seri
Tunggal
Paralel
Q(lt/det)
Gambar 6.10. Kurva Operasional Pompa Pada Pemasangan Seri Dan Paralel
I4. Tandon
Tandon merupakan komponen dari sistem jaringan distribusi air
bersih yang memiliki fungsi untuk menampung dan menyimpan air untuk
digunakan pada kondisi tertentu. Pengisian tampungan tandon
dilakukan apabila kebutuhan air bersih tidak mencapai puncak atau
dibagi antara keduanya apabila kapasitas debitnya mencukupi. Sumber
air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk penyediaan air
bersih adalah:
- mata air
- air tanah dalam
- air permukaan danau atau waduk
- air permukaan sungai.
Datum
Q1 Q 2 Q3
dengan :
Q1 = Q2 = Q3 = debit pada tiap pipa (m3/det)
Sedangkan,
hf tot hf1 hf 2 hf 3
i 1 hf
n
dengan :
hftot = total kehilangan tekanan pada pipa terpasang seri (m)
hf1 = hf2 = hf3 = kehilangan tekanan pada tiap pipa (m)
Sehingga persamaan Bernoulli menjadi :
2 2
v1 p1 v p
Z1 Z 2 2 2 hf tot
2g γ 2g γ
Datum
hf1 hf 2 hf 3
dengan :
hf1 = hf2 = hf3 = kehilangan tekanan pada tiap pipa (m3/det)
Sedangkan,
Q tot Q1 Q 2 Q3
n
i 1
Q
dengan :
Qtot = total debit pada pipa terpasang paralel (m3/det)
Q1 = Q2 =Q3 = debit pada tiap pipa (m3/det)
Pada jaringan pipa, ada dua persamaan yang harus dipenuhi yaitu
persamaan kontinuitas massa dan persamaan energi. Kedua persamaan
tersebut berlaku untuk setiap pipa dalam suatu sistem jaringan yang
harus diselesaikan secara bersama-sama. Untuk menyelesaikan
perhitungan analisis sistem jaringan pipa, didasarkan pada dua
kondisi dasar yang harus dipenuhi seperti dijelaskan berikut ini
(Webber, 1971) :
1. Hukum kontinuitas, yaitu dalam tiap-tiap titik simpul aliran
yang masuk harus sama dengan aliran yang keluar (Triatmojo, 1996
: 92)
Qi 0
dengan :
hf 0
50lt/det
J-1 J-2 J-5
P-1 P-5 20lt/det
P-3 P-7
J-4 J-3 J-6 30lt/det
20lt/det
20lt/det 25lt/det
30lt/det
Qe
hf J Pipa i hf Pipa n
K
J K
Qin – Qout = Qe Pipa
m
Management).
Ketiga hal tersebut menjadi dasar dalam tahapan pendekatan
pelaksanaan pekerjaan.
Adapun data-data yang akan dikumpulkan dalam inventarisasi fisik
maupun non fisik Daerah Pengaliran sungai yang berada di dalam
wilayah study adalah berupa :
- Data Fisik :
a. Topografi
b. Fisiografi
c. Data Sumberdaya Air
d. Panjang Sungai
e. Orde Sungai
f. Penggunaan Lahan
g. Infrastruktur wilayah yang ada di DPS : jalan, saluran irigasi
dll.
h. Kondisi Geohidrologi
i. Foto-foto lapangan
j. Data Klimatologis
k. Daerah Layanan Irigasi/persawahan
- Data Non Fisik, berupa :
a. Data Sosial ekonomi di wilayah penelitian : kependudukan,
Tenaga kerja, beban ketergantungan dll
b. Data Aktivitas Sosekbud : Pendidikan, kesehatan, Pertanian, dan
perekonomian masyarakat, serta aktivitas sosial budaya.
P. Analisa Kelembagaan
6.2.5. Pelaporan
Laporan hasil studi selain berupa buku (hard cover), juga dibuat
dalam bentuk 1 (satu) set CD yang bebas virus dengan menggunakan
software Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Power Point dan
Gambar dalam CAD-EXE serta pendukung lainnya yang digunakan.
PEMAHAM
AN AWAL
LOKASI
KONSULTAN SUPERVISI PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN DI Data Teknis E -71
DAN
KAWASAN PERKOTAAN (PSPAM-13)
KONDISI
DAERAH
DOKUMENTEKN
DOKUMENTEKN
IS
IS
PEMAHAMA
PENGGUNA
N TUJUAN
AN
DAN
TENAGA
SASARAN
AHLI
PEKERJAAN
BERKUALITA
S
KEMAMPUAN KEMAMPUAN
KERJASAMA PERUSAHAA
ANTAR N
TENAGA AHLI KONSULTAN
(TA) DAN TA MEMBERIKAN
DENGAN TOTAL
COUNTERPA SUPPORT
RT
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
SESUAI
TAHAPAN
KEGIATAN
PRODUK AKHIR
PEKERJAAN JASA
KONSULTANSI
YANG
BERKUALITAS,
TEPAT WAKTU DAN
BIAYA
Dalam hal ini, kami telah cukup memiliki pemahaman awal yang
dimaksud berkaitan dengan pekerjaan ini. Selain itu, Konsultan
dalam rencana kerjanya juga merencanakan untuk melakukan survey
lapangan pendahuluan pada tahap persiapan, dengan maksud untuk
menambah wawasan dan pemahaman lokasi yang sudah dimiliki.
(d) Kemampuan kerjasama antar Tenaga Ahli dan antara Tenaga Ahli
dengan Counterpart :
a. Pemahaman Masalah
Aspek Pemahaman Masalah disini dimaksud dalam arti yang luas,
meliputi pemahaman lingkup pekerjaan dan persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan
ini. Dengan memiliki pemahaman yang lengkap dan benar mengenai
masalah atau lingkup pekerjaan yang dihadapi, Konsultan dapat
menentukan metoda kerja yang tepat dan efisien untuk
melaksanakan pekerjaan konsultansi ini dengan sebaik-baiknya.
e. Ketelitian
Konsultan menyadari bahwa pada hakekatnya tidak pernah ada
sesuatu yang memiliki ketepatan secara sempurna, tetapi dalam
mengerjakan sesuatu, harus berusaha seteliti mungkin.
f. Keahlian Personil
Konsultan menyadari sepenuhnya bahwa penggunaan suatu sistem
atau metoda yang baik tidaklah cukup bila tidak didukung oleh
personil yang cakap dan ahli. Oleh karena itu Konsultan telah
memilih suatu tim tenaga ahli yang cakap dan memiliki
pengalaman yang cukup banyak dalam mengerjakan pekerjaan
konsultansi yang sejenis untuk menangani pekerjaan pengawasan
ini.
1. Pengendalian Kualitas
Tujuan utama dari aspek pengendalian kualitas adalah untuk
menghasilkan produk konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi
teknik yang telah ditetapkan. Perencanaan kualitas dilakukan
dengan mempelajari spesifikasi teknis yang telah
dipersyaratkan dan tertuang dalam dokumen kontrak dan
“addendum-nya”. Spesifikasi teknis tersebut didokumentasikan
serta terstruktur dengan rapi agar mudah dalam melakukan
verifikasi hasil pekerjaan. Pengukuran kualitas pekerjaan
meliputi kualitas dari bahan yang digunakan, metode testing
dan hasil pekerjaan. Metode konstruksi di lapangan antara
lain termasuk urutan proses pekerjaan, penggunaan peralatan,
bahan dan tenaga ahli/ terampil, pengujian material yang akan
dipakai, pelaksanaan suatu desain konstruksi, ketelitian
dalam penerapan ukuran/ pengukuran, ketepatan waktu/ jadual,
metode pengujian hasil konstruksi, dan lain-lain.
Pengendalian kualitas pekerjaan konstruksi dapat digambarkan
seperti flow chart pada Gambar E.6 di bawah ini.
GAMBAR E.6 :
PROSEDUR PENGUJIAN DAN PENGENDALIAN MUTU
PERSIAPAN
- Jenis material
- Lokasi sumber
material
- Kuantitas
- Dan lain-lain
PERMOHONAN
PENGAMBILAN CONTOH
DAN PENGUJIAN MATERIAL
TIDAK DISETUJUI
PEMERIKSAAN
TERHADAP
JADWAL
PENGUJIAN
- Spesifikasi teknis
- Metode pengujian
- Dan lain-lain
PERMOHONAN
PERSETUJUAN
DISETUJUI
LAPORAN
MATERIAL DAPAT
PPK DIGUNAKAN UNTUK
a. Pengendalian Waktu KONSTRUKSI
2. Pengendalian Waktu
Tujuan utama dari aspek “pengendalian waktu” adalah untuk
memastikan bahwa pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan dan
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,
dengan melakukan pengawasan secara sistematis terhadap
perkembangan progres proyek.
1) Metode “Curva S”
Metode ini disusun atas dasar jadwal bagan balok dari
setiap jenis pekerjaan, bobot setiap jenis pekerjaan
dihitung dari perbandingan antara biaya pekerjaan tersebut
dengan biaya total proyek (Real Cost). Nilai persentasenya
dibagi rata dengan jumlah waktu pelaksanaan (dalam bulan/
minggu), maka diperoleh bobot (%) pekerjaan per satuan
waktu (bulan/ minggu). Nilai komulatif untuk semua jenis
pekerjaan pada suatu waktu terhitung sejak permulaan
proyek (0%) sampai pekerjaan selesai (100%), akan
menghasilkan “Curva S” progres pelaksanaan. “Curva S”
dapat terdiri dari 2 (dua) garis, yaitu perencanaan dini
(early start) dan perencanaan lambat (lastest start).
Lintasan (trate) realisasi pekerjaan digambarkan
berdampingan dengan “Curva S”. Bila berada di tengah
selimut “Curva S” berarti pekerjaan berjalan “baik”.
3. Pengendalian Biaya
Perencanaan dan pengendalian biaya konstruksi dilakukan oleh
Konsultan dengan tujuan agar harga kontrak tidak terlampaui
dan Pemberi Jasa melakukan pembayaran kepada Kontraktor
sesuai dengan besaran volume yang dapat dihasilkan. Untuk
dapat mengamankan biaya konstruksi tersebut perlu diambil
langkah-langkah tertentu antara lain memonitor volume
pekerjaan dengan perubahan-perubahan konstruksi yang terjadi.
1) Monitoring Kuantitas Pekerjaan
Monitoring kuantitas pekerjaan perlu dilakukan dari waktu
ke waktu untuk mengetahui apakah kuantitas pekerjaan masih
mencukupi atau tidak untuk mempertahankan harga kontrak.
Monitoring dilakukan dengan mengakumulasikan volume yang
telah selesai dikerjakan dan sisa pekerjaan yang masih
ada. Bila terdapat salah satu item yang diperkirakan
kurang, maka item pekerjaan lain harus ada yang bisa
dikurangi namun tidak boleh mempengaruhi kulitas dan
fungsi bangunan.
2) Monitoring Perubahan Pekerjaan
Apabila ternyata perlu dilakukan penyesuaian kuantitas
pekerjaan, Konsultan bersama-sama dengan Kontraktor akan
berkonsultasi dengan Pemberi Jasa dalam hal ini diwakili
oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) perihal tersebut.
Konsultan akan meneliti usulan Kontraktor dan memberikan
advis teknis sehubungan dengan Contract Change Order
(CCO).
3) Monitoring Pembayaran Bulanan (Monthly Certificate)
Konsultan akan memeriksa setiap pengajuan pembayaran oleh
Kontraktor apakah volume pekerjaan yang dimintakan
pembayarannya, cara perhitungan volume/ kualitas
pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan spesifikasi/
belum. Prosedur mengenai pengajuan pembayaran seperti
dalam Gambar E.7 berikut ini.
GAMBAR E.7 :
PROSEDUR PEMBAYARAN
PENGGUNA JASA (PPK) KONSULTAN KONTRAKTOR
PERSIAPAN
Data-data pendukung
PENGAJUAN
PERMOHONAN
PEMERIKSAN DAN
PENGUKURAN HASIL
PEKERJAAN
TIDAK
PERSETUJU
AN
YA
PPK PBPS PENGUKURAN
BERSAMA
LAPORAN
TIDAK
PPK PBPS N PERSETUJU
AN
YA
PEMERIKSAAN
TERHADAP TIDAK
HASIL PERBAIKAN
PENGUJIAN PEKERJAAN
MUTU DAN
SERTIFIKAT
LAPORAN
YA
YA TIDAK
PEMERIKSAAN AKHIR PERSETUJU
AN
TIDAK
PERSETUJU
AN
YA
PEMBAYARAN
HASIL
PEPEKERJAAN
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan ini meliputi beberapa kegiatan yaitu :
- Mobilisasi tim Konsultan dan penyusunan rencana kerja
Konsultan
- Pengumpulan dan pemeriksaan dokumen Kontrak dan gambar
- Melakukan analisis, review design, perhitungan engineering
dan evaluasi terhadap desain yang ada
- Pemeriksaan lapangan
- Serah terima lapangan
- Pemeriksaan rencana kerja dan RMK Kontraktor
- Rapat koordinasi dengan pihak Pengguna Jasa dan
Kontraktor.
4. Tahap Pelaporan.
2. Sumber Material
Di dalam gambar rencana tersedia gambar sumber material
yang memberi indikasi tentang jenis dan lokasi masing-
masing material.
Pada tahap awal/ mobilisasi, lokasi sumber material ini
akan diperiksa oleh Quality and Quantity Engineer.
Contoh-contoh bahan yang diperlukan akan teruji, untuk
bahan-bahan semen dan bahan fabrikasi lainnya yang
diusulkan untuk dipakai, syaratnya adalah bahwa harus ada
surat tanda lulus pengujian dari Produsen atau instansi
pengujian independent dan diserahkan kepada Konsultan
untuk dimintakan persetujuannya.
Penyimpangan dari material-material ini harus memenuhi
syarat-syarat dan ketentuan dalam spesifikasi umum.
2. Change Order
Dalam hal perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan,
baik karena keadaan lapangan ataupun untuk mempertahankan
biaya keseluruhan proyek, maka Change Order dapat
dilakukan. Konsultan, atas masukan dari Kontraktor, akan
memberitahukan terlebih dahulu kepada Pemberi Jasa tentang
adanya Change Order yang harus dilakukan disertai dengan
data pendukung, gambar detail, prakiraan kuantitas,
prakiraan kebutuhan alat dan personil, waktu yang
dibutuhkan, prakiraan biaya, dan lain-lain. Change Order
sedapat mungkin dihindari karena dapat mengakibatkan
perubahan harga satuan atau tambahan waktu yang akan
dituntut oleh Kontraktor. Data-data tersebut akan
diserahkan kepada Pemberi Jasa untuk dapat disetujui dan
dilaksanakan perubahannya.
TAHAP-4 : PELAPORAN
Dalam pelaksanakan pekerjaan supervisi konstruksi ini, Konsultan
diwajibkan membuat laporan-laporan sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja, yaitu meliputi laporan-laporan dan gambar-gambar
sebagaimana penjelasan di Sub Bab E.1.10 dan Sub Bab E.1.11
tersebut di atas.
Secara umum pekerjaan ini terdiri atas beberapa kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan :
- Mobilisasi tim Konsultan dan penyusunan rencana kerja Konsultan
- Pengumpulan dan pemeriksaan dokumen Kontrak dan gambar
- Melakukan analisis, review design, perhitungan engineering dan
evaluasi terhadap desain yang ada
- Pemeriksaan lapangan
- Serah terima lapangan
- Pemeriksaan rencana kerja dan RMK Kontraktor
- Rapat koordinasi dengan pihak Pengguna Jasa dan Kontraktor.
4. Tahap Pelaporan.
Bab ini menjelaskan rencana kerja pada tiap tahapan kegiatan tersebut
di atas, sesuai dengan jadual pelaksanaan pekerjaan serta personil
yang terlibat.
Output
Data dan referensi untuk menyusun rencana kerja
Personil
Team Leader dibantu seluruh personil yang sudah dimobilisasi
pada fase/ tahap ini.
B. Orientasi lapangan :
Sasaran
Mengetahui tentang lokasi, kondisi jalan penghubung, jarak
tempuh, dan mendapatkan informasi terakhir tentang kondisi
lapangan yang ada saat ini.
Input
Peta lokasi proyek dan hasil detail desain Konsultan Perencana
untuk jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Uraian Kegiatan
Mempelajari cara yang paling efisien untuk menempuh jarak
dari ke lokasi proyek.
Melaksanakan perjalanan sesuai dengan route yang telah
direncanakan dengan mencatat waktu perjalanan yang
diperlukan.
Mengamati dan mencatat kondisi jalan menuju ke lokasi
proyek.
Mengamati dan mencatat kondisi lokasi proyek, khususnya
bagian-bagian yang akan dilaksanakan konstruksinya
disesuaikan dengan gambar desain yang ada.
Memperkenalkan diri kepada pejabat setempat serta
menginformasikan tentang tugas Tim Kerja Konsultan yang
dalam waktu dekat akan dimobilisasi dalam rangka pengawasan
pelaksanaan konstruksi di tempat yang bersangkutan.
Output
Daftar catatan tentang kondisi mutakhir dari masing-masing
rencana lokasi proyek yang akan dilaksanakan konstruksinya,
Output
Dokumen Lelang yang siap untuk dilelangkan.
Personil
Team Leader dibantu seluruh personil yang sudah dimobilisasi
pada fase/ tahap ini.
Sasaran
Membuka jalur komunikasi dengan Konsultan Perencana sehingga
tidak terjadi informasi yang salah mengenai desain yang telah
Output
Kelancaran pekerjaan penyempurnaan Dokumen Lelang dan
kelancaran proses lelang.
Personil
Team Leader dibantu seluruh personil yang sudah dimobilisasi
pada fase/ tahap ini.
E. Membantu pelaksanaan pelelangan :
Sasaran
Kelancaran proses lelang
Input
Jadual Lelang
Uraian Kegiatan
Pemeriksaan penyiapan Dokumen Lelang
Pemeriksaan undangan Lelang
Pemeriksaan acara Lelang
Memberikan masukan-masukan kepada Pemberi Tugas bila ada
hal-hal yang kurang sempurna.
Memberikan penjelasan-penjelasan pada saat Aanwijzing
bilamana diminta.
Output
Proses lelang berjaan lancar
Personil
Team Leader dibantu seluruh personil yang sudah dimobilisasi
pada fase/ tahap ini.
Kontraktor.
Pemeriksaan terhadap kapasitas alat-alat yang dipergunakan
dalam pelaksanaan.
Sesuaikan dengan jadwal yang telah ditetapkan
Koreksi bila terjadi penyimpangan
Konsultasi dengan Pemberi Tugas
Output
Program pelaksanaan konstruksi yang mantap
Personil
Seluruh Tim Kerja Konsultan dengan tanggung jawab umum pada
Team Leader dan Pelaksana Utama adalah Tenaga Profesional untuk
kegiatan supervisi, dengan melibatkan secara aktif seluruh
Pengawas/ Inspector dan Personil Konsultan lainnya yang telah/
masih bertugas aktif pada fase/ tahap ini.
D. Pengawasan pekerjaan :
Sasaran
Pelaksanaan konstruksi sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Input
Dokumen Kontrak termasuk gambar-gambar rencana.
Uraian Kegiatan
Mempelajari Dokumen Kontrak
Mengadakan Mutual Check bersama Kontraktor untuk menetapkan
kondisi awal sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Pengawasan atas bahan dan alat yang dipergunakan oleh
Kontraktor apakah sesuai dengan ketentuan Kontrak.
Pengawasan kuantitas dengan mengadakan pengukuran di
lapangan
Pengawasan kualitas dengan tes-tes laboratorium yang
diperlukan
Penyelesaian persoalan lapangan dengan segera sehingga tidak
mengganggu jadwal penyelesaian.
Mengadakan rapat-rapat berkala dengan Kontraktor dan
dihadiri pula oleh pihak Pengguna Jasa.
Membuat Berita Acara terhadap bagian-bagian pekerjaan yang
telah dapat dibayar sesuai dengan ketentuan Kontrak.
Memeriksa shop drawing Kontraktor, sebelum dilaksanakan.
Meneliti as built drawing Kontraktor, sebelum penyerahan
pekerjaan.
Pengamatan dari waktu ke waktu atas kegiatan Kontraktor
Pengamatan terhadap peralatan yang dipergunakan oleh
Kontraktor, dengan titik berat perhatian pada kapasitas,
kesiapan operasi, dan efektivitasnya.
Pengamatan terhadap ketrampilan tenaga-tenaga kerja
Kontraktor
Memberikan teguran kepada Kontraktor bila terjadi
penyimpangan cara kerja yang ditetapkan dalam Dokumen
Kontrak.
Meminta ganti atas alat atau personil Kontraktor yang
Output
Pelaksanaan konstruksi tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya.
Personil
Seluruh Tim Kerja Konsultan dengan tanggung jawab umum pada
Team Leader dan Pelaksana Utama adalah Tenaga Profesional untuk
kegiatan supervisi, dengan melibatkan secara aktif seluruh
Pengawas/ Inspector dan Personil Konsultan lainnya yang telah/
masih bertugas aktif pada fase/ tahap ini.
Personil
Seluruh Tim Kerja Konsultan dengan tanggung jawab umum pada
Team Leader dan Pelaksana Utama adalah Tenaga Profesional untuk
kegiatan supervisi, dengan melibatkan secara aktif seluruh
E.8.4 Pelaporan
Laporan-laporan yang harus diserahkan mengikuti ketentuan yang
tertera dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR). Adapun jenis,
jumlah laporan dan rencana waktu penyerahannya adalah
sebagaimana dijelaskan pada Sub Bab E.1.10 dan Sub Bab E.1.11
tersebut di atas.
Atas dasar hal tersebut, Tim Konsultan akan dibentuk sesuai pola
organisasi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar E.8. Dengan pola
organisasi demikian, dan ditambah dengan kemampuan Ketua Tim
dalam mengkoordinir aktifitas tim serta kemampuan Perusahaan
Konsultan dalam menyiapkan suatu back up support team yang
handal, maka diharapkan pekerjaan ini dapat diselesaikan dengan
baik, tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya.
E.10.1 Umum
Berbagai peralatan dan fasilitas pendukung yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini tidak disediakan oleh Pemberi
Tugas. Berbagai peralatan dan fasilitas pendukung yang
diperlukan itu harus disediakan sendiri oleh Konsultan sesuai
dengan kebutuhannya. Biaya penggantian akan diberikan oleh
Pemberi Tugas sesuai dengan item-item yang disebutkan di dalam
Kontrak Pekerjaan. Meskipun Konsultan tidak memasukkan dalam
penawaran harga pekerjaan dan nantinya tidak terdapat di dalam
item kontrak pekerjaan, tetapi bila dalam implementasi
pekerjaan memang benar-benar diperlukan maka Konsultan akan
menggunakan peralatan atau fasilitas lain yang dimilikinya
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan tanpa meminta biaya tambahan dari Pemberi Tugas.
Peralatan Kantor :
- Mesin Hitung
- Meja
- Kursi
- Almari
- Meja Gambar
- Planimeter
- Komputer
- Lettering Set
- Printer / Scanner
- Plotter
- Filling Cabinet
Peralatan Survey :
- Theodolite
- Waterpass
- Rambu Ukur
- Pita Ukur
- Roll Meter
E.10.6 Telekomunikasi
FASILITAS PENDUKUNG
Telepon
DAFTAR PERALATAN
ALAT GPS
HANDYCAM
LEMARI KANTOR
PC
LEMARI
KENDARAAN RODA 2
PRINTER A4
PRINTER A3
Lampiran-Lampiran