PENDAHULUAN
Dewasa ini kanker merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia,
diperkirakan 7,5 juta orang meninggal akibat kanker setiap tahunnya, diantara
banyaknya jenis kanker yang ada di dunia, kanker payudara adalah salah satu jenis
kanker yang paling tinggi jumlah penderitanya pada kaum wanita, disamping kanker
mulut rahim. Data menyebutkan bahwa insiden kanker payudara diperkirakan sebesar
38 per 100.000 perempuan, jumlah ini lebih besar dibanding dengan insiden kanker
leher rahim yakni 16 per 100.000 perempuan (Kemenkes RI, 2015). Menurut (Desen,
2011) kanker adalah istilah yang digunakan pada tumor yang ganas, tumor yang
tumbuh dengan pesat dan menginfiltrasi jaringan disekitar serta bermanifestasi dan
bahwa pada tahun 2008 dari 7,6 juta kematian di dunia yang terjadi akibat penyakit,
13% kematian tersebut disebabkan oleh kanker dan 458 ribu adalah kasus kanker
1
statistik yang diperoleh mencapai 522.000 kasus kematian didunia, kanker payudara
merupakan jenis kanker tertinggi yang terjadi pada perempuan, diperkirakan ada 1,67
juta kasus baru yang terdiagnosis pada tahun 2012 (25% dari semua jenis kanker).
Pada tahun 2013 kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan prevalensi
tertinggi di Indonesia dibanding jenis kanker lain, yakni sebesar 0.5%. RS Dharmais
mencatat dalam rentang waktu 4 tahun terakhir, kanker payudara menempati urutan
pertama kunjungan pasien kerumah sakit untuk menjalani pengobatan, untuk angka
kejadian kanker payudara tertinggi ditempati oleh D.I. Yogyakarta yang mencapai
2,4%, dan jumlah kasus mencapai 4.325, sedangkan angka kejadian kanker payudara
di Lampung mencapai 0,3%, dan jumlah kasus mencapai 1.148 (Kemenkes RI, 2015).
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang sering didiagnosis pada wanita
Amerika, berada diperingkat kedua setelah kanker paru untuk mortalitas kanker.
(Black, and Hawks, 2014). Bentuk utama terapi penyembuhan kanker adalah operasi,
kemoterapi, terapi hormon, bioterapi, dan radiasi. Biasanya terapi – terapi tersebut
mengakibatkan efek jangka panjang yang tidak diharapkan pada jaringan dan organ
tubuh serta mengganggu tingkat kualitas kehidupan baik dalam bentuk kecil maupun
besar (IOM, 2006 dalam buku (Potter, and perry, 2010)). Terapi yang diterima
penderita kanker biasanya memberikan efek samping berupa mual & muntah,
fatigue (Buku ajar keperawaan medical bedah (Smeltzer, dan Bare, 2013)).
2
Keluhan paling sering pada penderita kanker yang sering ditemui adalah rasa lelah
akibat kanker/Cancer-Related Fatigue (CRF) (Potter, and perry, 2010). Dari berbagai
efek pengobatan tersebut banyak pasien kanker lebih terganggu akibat timbulnya
fatigue dari pada nyeri kanker itu sendiri (Yeo et al., 2012 dalam skripsi Wahyuni,
dkk (2012)). Cancer-Related Fatigue (CRF) merupakan gejala yang sering ditemui
pada pasien kanker atau dapat pula efek samping dari pengobatan kanker, fatigue
fatigue yang dialami oleh individu normal, fatigue pada penderita kanker tidak akan
hilang walau telah beristirahat dan tidur cukup (Stone & Minton, 2008 dalam
Wahyuni et al, 2012). Efek Cronic-related fatigue memberikan dampak pada yang
sangat berpengaruh pada kualitas hidup pasien, penurunan motivasi dan pada proses
pengobatan yang akan dijalaninya. Perlu adanya solusi yang ditawarkan untuk
menangani masalah ini, salah satunya dengan melakukan penelitian tentang terapi
yang efektif untuk mengurangi Cronic-related fatigue, salah satu terapi yang bisa
Studi penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Sudiana, dan Mariyati (2012) pada 10
fatigue cukup bermakna pada pasien Ca mammae, dimana hasil CRF scale pada pre
test berbeda dengan skore post test dari case group (p=0.043). penelitian yang
3
program memberikan efek yang baik terhadap penurunan efek Cronic-related
diterapkan pada pasien lain yang sama – sama menjalani pengobatan kanker payudara
Studi penelitian yang dilakukan oleh Knols, et all (2005) dengan menggunakan
percobaan klinis terkontrol, diperoleh hasil bahwa olahraga fisik ringan seperti
berjalan kaki/Walking Exercise pada pasien kanker memiliki efek yang baik untuk
Latihan fisik ringan yang dilakukan secara rutin akan memberikan banyak manfaat
untuk meningkatkan mood dan rasa percaya diri, serta manfaat lain seperti membantu
(Christie, 2014).
Physical Exercise digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kebugaran fisik dan
dengan menerapkan Walking exercise Program (WAP) (Knols, et all, 2005). Program
intensitas, dan aktifitas yang disarankan oleh The Amerika College of Sports
efektif dalam memberikan manfaat adalah Walking, hasil penelitian yang menunjukan
4
bahwa olahraga secara signifikan menguragi Cronic-related Fatigue/CRF dengan
Perawat sebagai lini terdepan pemberi pelayanan kesehatan dan tentunya paling
manfaatnya bagi pasien, sehingga angka harapan hidup dan menurunnya Fatigue
pada pasien bisa meningkat. Atas dasar inilah, dan besarnya manfaat dari Walking
mammae maka saya tertarik untuk menerapkan terapi ini pada pasien Ca mammae
yang sedang menjalani pengobatan kanker di RSAM Bandar lampung, sehingga efek
Masalah penerapan karya tulis ini dibatasi pada intervensi penerapan dengan Walking
Exercise Program pada klien Ca mammae untuk menurunkan Cronic Related Fatigue
Meneliti keefektifan dari Walking Exercise Program pada Pasiean yang menjalani
pengobatan kanker payudara. Diantara salah satu efek dari penyakit kanker adalah
5
samping dari pengobatan kanker itu sendiri. Hal ini menjadi penting untuk diteliti dan
hal ini sangat berimbas pada kualitas hidupnya terutama pada progress kesembuhan
pasien dengan kanker payudara. Alasan kedua perawat memiliki peranan yang amat
penting dalam membantu pasien dengan kanker untuk menilai tingkat kelelahan dan
menentukan pilihan program terbaik untuk mengatasi efek dari kanker, salah satunya
dengan Walking Exercise Program yang memberikan manfaat cukup baik untuk
Lampung sebagai salah satu intervensi yang baik untuk menurukan Fatigue pada
6
1.5 Manfaat Penelitian
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
Cancer adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
dan tidak terkendali. Cancer terjadi karena adanya perubahan genetik (mutasi DNA)
yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan pemulihan sel (Hejmandi, Momna
2016 dalam Nugroho, 2016). Sel cancer bersifat tidak terkontrol, berakibat pada
pertumbuhan dan proliferasi yang tidak terkendali. Apabila proliferasi yang tidak
terkendali tersebut dibiarkan, maka akan menyebar ke organ lainnya dan berakibat
fatal (Hejmandi, Momna 2016 dalam Nugroho, 2016). Cancer adalah penyakit genetik
yang sangat kompleks dengan penyebab utamanya adalah faktor lingkungan, dimana
agen penyebab cancer (carsinogen) bisa dijumpai di makanan dan air, udara, bahan-
bahan kimia dan juga sinar matahari, yang mana manusia selalu bersinggungan atau
Nugroho,2016).
Kanker payudara adalah penyakit dimana sel-sel (kanker) yang ganas terdeteksi
dalam jaringan payudara. Sel – sel kanker ini kemudian menyebar didalam jaringan
atau organ tubuh dan kebagian tubuh yang lain (Kartika, 2013). Menurut
Wikipedia.org menyatakan kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada wanita,
8
namun masih mungkin diderita oleh pria walaupun kemungkinannya hanya 1 %. Putri
(2009) menyatakan kanker payudara adalah kelompok penyakit, dimana sel tumbuh
berkembang, berubah, dan menduplikasi diri diluar kendali, kanker payudara merujuk
pada perkembangbiakan sel abnormal yang muncul pada jaringan payudara. Satu
kelompok akan membelah secara cepat dan membentuk benjolan atau massa jaringan
ekstra. Massa ini disebut tumor. Tumor dapat bersifat ganas (malignant, cancerous)
atau jinak (benign, non cancerous). Tumor yang bersifat ganas akan menyusup dan
menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Satu kelompok sel dalam sebuah tumor
juga dapat pecah dan menyebar dari satu bagian tubuh yang lain disebut metastases,
kanker payudara merujuk pada tumor ganas yang telah berkembang dari sel – sel
2.1.2 Etiologi
Cancer merupakan sel baru yang terbentuk karena adanya faktor penyebab tertentu
dan terjadi melalui proses karsinogenesis, yaitu suatu proses pembentukan neoplasma
atau tumor (Micheal, Lam, 2006 dalam Nugroho, 2016). Knols, et all (2005) dalam
tergantung pada beberapa faktor tumor dan klien. Agen penyebab cancer yang disebut
karsinogen mengubah perilaku sel normal menjadi tidak terkontrol, tumbuh cepat, sulit
mati, dan terus mengalami regenerasi dan mampu berpindah jauh dari jaringan awalnya.
Sel normal yang berubah menjadi sel neoplastik kemudian tumbuh dan berkembang
9
membentuk sekumpulan sel baru yang memiliki sifat otonom serta menunjukkan perilaku
Smeltzer, dan Bare (2013) menyatakan tidak ada satupun penyebab spesifik dari
berkaitan dengan faktor risiko kanker payudara, perubahan genetic ini termasuk
perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan perubahan protein baik yang menekan
dihasilkan oleh ovarium mempunyai peranan penting dalam kanker payudara. Dua
payudara. Smeltzer, dan Bare (2013) menyatakan ada beberapa faktor – faktor risiko
2.1.3.2 Menarke dini. Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang
2.1.3.3 Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang
mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai risiko dua kali
10
2.1.3.4 Menapause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan
2.1.3.5 Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara
disertai perubahan epitel proliferative mempunyai risiko dua kali lipat untuk
2.1.3.6 Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia
2.1.3.8 Kontrasepsi oral. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi
terkena penyakit ini. Namun, risiko tinggi ini akan berkurang dengan cepat
risiko kanker payudara pada pengguna alcohol, namun akan meningkat pada
Sedangkan Kartika, dan Erni (2013) juga menyebutkan beberapa faktor – faktor
1. Usia
Insiden kanker payudara meningkat sesuai pertambahan umur. Penyakit ini paling
sering didiagnosis pada wanita umur lebih dari 50 tahun. Wanita usia lanjut Iebih
11
beresiko terkena kanker payudara. Kanker payudara sering terjadi pada wanita
resiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada
tertentu. Apabila terdapat BRCA 1 (breast cancer) yaitu suatu gen kerentanan
3. Faktor Reproduksi
payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur
terlalu tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Resiko kanker meningkat
apabila menstruasi mulai (menarche) pada umur yang muda (11-12 tahun) dan
“mutagenik” dari fase intermedial ke 33, fase malignant adalah lebih tinggi
4. Penggunaan Hormon
12
menunjukkan peningkatan 40% risiko terutama pada wanita tua yang menerima
Konsumsi makanan yang tinggi lemak hewani sudah lama dikaitkan dengan risiko
Beberapa kanker payudara adalah reseptor estrogen positif (ER+), artinya bahwa
jaringan adipose, makin banyak estrogen yang mengikat ER+ sel-sel kanker. Pada
wanita post menopause, androgen dalam jaringan adipose dapat berubah menjadi
6. Minum alkohol
Wanita yang tidak pemah melakukan aktivitas setiap hari memiliki resiko tinggi
mengalami kanker payudara. Dengan melakukan aktivitas fisik setiap hari dapat
8. Penyakit fibrokistik
13
Pada wanita dengan adenosis fibroadenoma dan fibrosis tidak ada peningkatan
resiko kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma resiko meningkat hingga
1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hyperplasia atipil resiko hingga 5 kali.
9. Radiasi
disimpulkan bahwa resiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis
Kanker payudara sering terjadi pada wanita diatas 40-50 tahun, merupakan penyakit
yang mempunyai banyak faktor terkait dan tergantung pada lokasi jaringan terserang.
Etiologi tidak dapat ditemukan dengan pasti. Ada tiga faktor yang mendukung yaitu
hormon, virus dan genetik. Kanker payudara dapat menjalar langsung pada struktur
tubuh terdekat atau berjarak oleh emboli sel kanker yang dibawa melalui kelenjar
getah bening atau pembuluh darah. Kelenjar getah bening di axial, supra clavicula
lain adalah paru, hati, tulang belakang dan tulang pelvis. Diagnose dini sangat
diperlukan untuk keberhasilan pengobatan dan prognosa penyakit ini tergantung dari
1) Fase insiasi
14
Pada tahap insiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetic sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik ini disebabkan
oleh suatu agent yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia,
virus, radiasi atau sinar matahari. Tidak semua sel memiliki kepekaan yang
2) Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
3) Maligna konversi
normal. Pertumbuhan maligna terjadi pada kanker disertai dengan invasi atau
2016).
Pada tahap awal, gejala kanker payudara tak terlihat. Biasanya penderita tidak
merasakan sakit dan tidak ada tanda-tanda sama sekali (Kartika, Erni 2013)
15
Inilah sebabnya mengapa banyak orang yang terlambat menyadari kehadiran kanker
payudara.
Benjolan ini biasanya tidak nyeri dan ukurannya kecil. Tapi lama – lama
Selanjutnnya kulit atau putting tertarik kedalam (retraksi), warna pink atau
kulit jeruk, mengkerut dan menjadi ulkus. ulkus membesar dan mendalam
hingga bisa merusak payudara. Busuk dan berdarah, cirri lain diantaranya
pada daerah ketiak yaitu kelenjar geth bening, terjadi pembengkakan pada
lengan, dan bila tak tertangani dengan baik akan terjadi penyebaran kanker
ke seluruh tubuh.
Keluarnya cairan yang tidak wajar dan spontan dari putting atau disebut
dengan nipple discharge. Cirri cairan ini adalah cairan berdarah encer,
warna merah atau coklat, keluar sendiri tampa dipijit. Keluar terus menerus
16
2.1.5 Tahapan kanker payudara
Smeltzer, dan Bare (2013) menyatakan tahapan klinik yang paling banyak digunakan
untuk kanker payudara adalah system klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran
tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh.
System klasifikasi TNM diadaptasi oleh The American Joint Committee On Cancer
1) Tahap I terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nadus limfe,
2) Tahap II terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm,
dengan nodus limfe tidak terfiksasi negative atau positif, dan tidak terdeteksi
adanya metastasis.
3) Tahap III terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm, atau tumor yang lebih
besar dari 5 cm, atau tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit
atau dinding, dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular, dan
4) Tahap IV terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran, dengan nodus limfe
17
2.1.6 Perkembangan kanker
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 – 2,5 cm, dan tidak dapat mendapat
memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus
diperiksa di laboratorium.
2.1.6.2 Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada
sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi
dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel – sel kanker
yang tertinggal.
Tumor ini sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh
18
membunuh sel kanker). Kadang dapat dilakukan operasi pengangkatan
Kelelahan terkait kanker adalah salah satu yang paling umum Gejala
yang dialami oleh pasien yang menerima kemoterapi dan / atau terapi
subyektif tentang kelelahan secara fisik, emosi dan atau kognitif yang
perasaan yang tidak berdaya atau kurang energi untuk melakukan sesuatu
19
2.1.7.2 Faktor yang memperberat Cancer-related Fatigue.
obat tidur), komplikasi dengan penyakit lain, status nutrisi yang buruk,
terjadinya fatigue pada klien cancer terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor
20
yang lain dari Sulistini, Yetti dan Hariyati yang dilakukan pada klien
21
Program latihan (exercise) efektif dalam menurunkan keluhan fatigue
22
2.1.8.1.13 meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan berat
badan
penggunaan bukti eksternal, bukti internal (clitical expertise), serta manfaat dan
Maka berdasarkan bukti evidence based pada penelitian Walking Exercise Program
yang banyak dilakukan oleh penelitian terdahulu, telah terbukti menurunan fatigue
manfaat bagi kemaslahatan umat, seperti Studi penelitian yang dilakukan oleh
Gresik. Didapatkan hasil bahwa Walking Exercise dapat menurunkan fatigue cukup
bermakna pada pasien Ca mammae, dimana hasil CRF scale pada pre test berbeda
Penelitian yang juga dilakukan oleh Knols, et all (2005) memperoleh hasil bahwa
olahraga fisik ringan seperti berjalan kaki/Walking Exercise pada pasien kanker
memiliki efek yang baik untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan motivasi, dan
23
mengurangi efek kanker lainya, penelitian ini dilakukan menggunakan metode 34 uji
terkontrol
Berdasarkan jurnal Hospic & Palliative Nursing, Borneman, Tami (2013) dijelaskan
frekuensi, durasi, intensitas, dan aktifitas yang disarankan oleh The Amerika College
Exercise Program dapat dijadikan sebagai intervensi yang memiliki efek cukup
signifikan untuk menurunkan Fatigue, maka perlu diterapkannya intervensi ini untuk
24
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bagian ini menguraikan tentang rancangan penelitian, partisipan, tempat dan waktu
penelitian, etika penelitian, cara dan prosedur pengumpulan data, alat bantu
Metode penelitian ini menggunakan jenis motede penelitian terapan atau disebut
dengan applied reseach. Penelitian terapan atau applied research bertujuan untuk
data dari tempat-tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), peneliti melakukan
terapan ini juga mengembangkan dan menvalidasi suatu produk dalam penerapannya,
untuk melihat pengaruh dari treatment perlakuan peneliti mengunakan bentuk desain
25
eksperimen Pre Eksperimen Desaingns karena belum merupakan eksperimen
terbentuknya variabel dependen. Sampel tidak dipilih secara random dan tidak adanya
variebl kontrol. Bentuk Pree – Eksperimen yang digunakan adalah One-Grup Pretest-
01 X 02
Keterangan :
Pada Desain ini terdapat prestest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil
26
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
jumlah yang ada tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh suatu
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah sampel yang memiliki
pengalaman dan subtansi yang akan di teliti. Sampel dalam penelitian ini adalah
Penetapan partisipan mengacu pada kriteria inklusi tertentu yang harus di miliki.
Adapun kriteria inklusi partisipan yang dilibatkan pada penelitian ini adalah :
1). Mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan berkomunikasi dengan jelas.
akan memudahkan peneliti memahami maksud dan berkomunikasi dengan baik, akan
2). Berdomisili dikota Bandar Lampung. Alasan pada criteria ini adalah untuk
memudahkan peneliti dalam melakukan proses validitas data (member cheeking), 3).
27
Responden yang diteliti minimal 4 subjek, hal ini didasarkan atas syarat penyusunan
proposal ini. 4). Responden memiliki syarat berusia diatas 40 tahun, dengan Stage
cancer 1 dan 2, tampa metastase ditulang, mampu melakukan aktifitas fisik ringan,
serta bersedia menjadi subjek penelitian. Sedangkan kriteria ekslusi partisipan dalam
penelitian ini adalah klien yang tidak kooperatif, dan klien yang tidak bersedia
Pada penelitian terapan tidak ada aturan baku yang menentukan jumlah sampel.
Jumlah sampel yang digunakan berkaitan dengan tujuan penelitian, kualitas dan jenis
penelitian. Variasi sampel ini bersifat fleksibel, saat pengambilan data tetap mengacu
28
Penentuan partisipan dalam penelitian ini mempertimbangkan banyaknya informasi
penting yang ingin didapatkan dari partisipan untuk kepentingan penelitian sehingga
penelitian ini adalah teknik purposive sampling, dimana sampel yang digunakan
bahwasanya sampel ini akan memperkaya data penelitian (Polit & Beck,2012).
Kesesuaian atau appropriateness dalam penelitian ini dilakukan degan cara partisipan
dipilih atau diseleksi secara sengaja karena memiliki pengalaman yang sesuai dengan
fenomena yang diteliti. Proses perekrutan partisipan dimulai dengan mencari data
Penelitian ini dimulai pada bulan Februari - Mei, dimana pengambilan data pasien
dan penerapan intervensi dilakuakan selama 1 minggu dibulan Maret. Penelitian ini
dilakukan secara simultan dengan proses analisis data sampai dengan tahap akhir
29
3.3.2 Jadwal Penelitian
1 Sosialisai karya
2 Sosialisai Karya
Tulis Ilmiah
(mahasiswa)
3 Pembuatan
proposal
4 Ujian Proposal
Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandar Lampung yaitu Rumah Sakit Umum
terditek melalui data yang masuk dirumah sakit, serta mudahnya akses ke pasien yang
30
3.3 Definisi Operasional (Definisi Operasional, Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala
Ukur)
2011).
Brief Fatigue Inventory (BFI). BFI terdiri dari 4 poin yang mengkaji intensitas
fatigue perminggu meliputi perasaan fatigue saat ini, rata-rata intensitas fatigue, level
fatigue yang paling berat yang dirasa, dan level fatigue yang paling ringan yang
dirasa, alat lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedometer atau alat
penghitung langkah, dimana alat ini digunakan untuk memotivasi orang – orang yang
ingin meningkatkan aktivitas fisik mereka, selain itu disediakan pula buku panduan
untuk membantu pasien kanker untuk memahami lebih dalam tentang Ca Mammae,
31
Tabel 3.3
Definisi Operasional
Skala
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
Walking exercise WAP dilakukan dengan latihan lembar Observasi 1 = bila subyek Nomina
walking exercise
therapy
CRF (Cancer Cancer-related fatique adalah suatu Skala BFI Menggunakan 4 poin yang Ordinal
Related Fatigue) perasaan subyektif tentang kelelahan (Brief skala BFI dinilai untuk
lelah/fatigue saat
ini.
Rata-rata
32
intensitas fatigue.
Level fatigue
paling ringan
yang dirasa).
Penelitian ini menggunakan instrument fisiologis yaitu alat ukur berupa pedometer
untuk menghitung langkah pada saat melakukan olahraga berjalan pada pasien Ca
kode: 4. Penentuan stadium cancer merujuk pada diagnose medis yang telah
ditegakan dengan melihat pada rekam medis klien. Mengukur tingkat kelemahan
yang dialami pasien Ca mammae menggunakan skala Brief Fatigue Inventory (BFI)
33
lelah terburuk yang dirasakan, serta perasaan lelah yang masih mampu ditolerir oleh
pasien Ca mammae.
Metode pengumpulan data yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah metode
pengumpulan data akan di gunakan pada penelitian ini adalah wawancara semi
catatan lapangan terhadap respon non verbal partisipan selama wawancara di lakukan.
ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip
(catatan terstruktur). Cara pengumpulan data dapat dilakukan mealui beberapa tahap,
yaitu:
34
5. Peneliti memberikan informasi tentang penelitian dan meminta kesediaan
Therapy.
8. Setelah itu pasien diberikan panduan tentang Walking Exercise Therapy yang
dan waktu yang sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada.
setelahnya.
membandingkan dengan teori yang ada dan penelitian yang dilakukan sebelumnya
kemudian dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis data yang digunakan
35
dengan cara peneliti membandingkan hasil penelitian-penelitian yang sebelumnya
yang pernah dilakukan terkait dengan penerapan Walking Exercise Program pada
Fatigue selanjutnya dibandingkan dengan teori yang ada sebagai bahan untuk
memberi rekomendasi intervensi tersebut. Dalam hal ini analisa data yang digunakan
sesudah dilakukan Walking Exercise Therapy dan kuisioner mengenai stage cancer
untuk penilaian stadium kanker yang diderita pasien Ca mammae, serta uji keabsahan
data menggunakan trigulasi sumber yaitu menggunakan klien, perawat, dan keluarga
sebagai sumber informasi, sumber dokumentasi dll, jika informasi yang didapatkan
dari sumber klien sama dengan yang didapatkan dari perawat serta keluarga klien
36
3.6.3 Kesimpulan
1. Prinsip Benefience
exploitation.
37
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hokum, standar praktik
38