Anda di halaman 1dari 7

Kamis, 14 Juni 2012

MAKALAH TERAPI KELUARGA


BAB I
PENDAHULUAN

Menurut WHO, keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

Berdasarkan 3 definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sebuah unit
terkecil dalam kehidupan sosial dalam masyarakat yang terdiri dari orang tua dan anak baik yang
terhubung melalui pertalian darah, perkawinan, maupun adopsi.

Menurut ahli keluarga yaitu Friedman(1998) menjelaskan bahwa keluarga dalam


memenuhi kebutuhan kehidupannya memiliki fungsi-fungsi dasar keluarga. Fungsi dasar tersebut
terbagi menjadi 5 fungsi yang salah satunya adalah fungsi affektif, yaitu fungsi keluarga untuk
pembentukan dan pemeliharaan kepribadian anak-anak, pemantapan kepribadian orang dewasa
serta pemenuhan kebutuhan psikologis para anggotanya. Apabila fungsi affektif ini tidak bisa
berjalan semestinya maka akan terjadi gangguan psikologis yang berdampak pada kejiwaan dari
keseluruhan unit keluarga tersebut.

Mengenai fungsi affektif ini banyak kejadian dalam keluarga yang bisa memicu terjadinya
gangguan kejiwaan baik pada anggotanya maupun pada keseluruhan unit keluarganya, contoh
kejadian-kejadian tersebut seperti perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, kultural, dll.
Kejadian tersebut tidak semata-mata muncul tetapi selalu ada pemicunya, dalam konsep keluarga
yang biasanya menjadi pemicu adalah struktur nilai, struktur peran, pola komunikasi, pola
interaksi, dan iklim keluarga yang mendukung untuk mencetuskan kejadian-kejadian yang memicu
terjadinya gangguan kejiwaan pada keluarga tersebut.Sehingga dalam hal ini di perlukan terapi
keluarga dalam menormalisasikan individu dalam kehidupannya baik untuk dirinya
sendiri,keluarga maupun masyrakat sekitarnya khususnya dalam hubungan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Terapi Keluarga


Terapi keluarga adalah salah satu bentuk intervensi psikologi keluarga sebagai sub bab
pada psikologi klinis. Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah
individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses
interpersonal. Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi
secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat.

B.Konsep dan Prinsip Dasar


Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga
sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986).
Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual
mempunyai konsekuensi dan konteks sosial. Contohnya, klien yang menunjukkan peningkatan
selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya.

Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip :

 Pertama, adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan
ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan.
 Kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak
sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu
anggota akan mempengaruhi yang lain.
 Ketiga, adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu
masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.

Ketika masalah muncul, terapi akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga atau
komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga mengintrospeksi diri
menyangkut masalah yang muncul. Tujuan umum terapi keluarga adalah meningkatkan
komunikasi karena keluarga bermasalah sering percaya pada pemahaman tentang arti penting
dari komunikasi (Patterson, 1982).

Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :


1. Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga
2. Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan
3. Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan

C.Sejarah :
Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1950-an oleh seorang
Antropologis bernama Gregory Bateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga
pasien skizofrenia di Palo Alto, California.

Pada pertengahan 1970-an, masyarakat prefesional mulai menganggap serius perspektif


dan terapi keluarga. Sejalan dengan itu, buku-buku dan artikel-artikle bermunculan, begitu juga
program pelatihan terapi keluarga (Gale dan Long, 1996)

Munculnya buku-buku semipopuler sejak tahun 1968 hingga 1992 memberikan


pandangan dan proses yang melekat pada kehidupan perkawinan dan pasangan yang senantiasa
berubah

D.Indikasi Pemberian Terapi


Terapi keluarga akan sangat bermanfaat jika digunakan pada kasus yang tepat. Indikasi
terapi keluarga menurut Walrond Skinner adalah : “Gejala yang timbul merupakan ekspresi
disfungsi dari sistem keluarga. Gejala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam
hubungan anggota keluargannya dan dapat merupakan masalah secara individual..”

E.Manfaat Terapi Keluarga


Manfaat untuk pasien yaitu mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok
atau keluarga. Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau
memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya. Jika dilakukan pada
program rawat jalan diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan.

Manfaat untuk keluarga yaitu memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing –
masing anggota keluarga labih baik. Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap
pasien/klien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargainya sebagai
manusia maupun terhadap potensi – potensinya masih ada. Keluarga dapat meningkatkan
kemampuannya dalam membantu pasien/klien dalam rehabilitasi.

F.Efektifitas Terapi Keluarga :


Walau efektifitas dari terapi keluarga merupakan komponen penting dalam proses
pemulihan klien, integrasi terapi keluarga memiliki tantangan sebagai berikut :
 Pertama, terapi keluarga lebih kompleks daripada pendekatan non-keluarga karena lebih banyak
orang yang terlibat.
 Kedua, perlu keterampilan dan pelatihan khusus untuk terapi keluarga yang berbeda dari lainnya.
 Ketiga, terapi keluarga selama ini sudah terbukti keberhasilannya.

G.Pemberian Terapi Keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa


Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan
lingkungannya. Keluarga dipandang sebagai satu sistem sehingga gangguan yang terjadi pada salah
satu anggota dapat mempengaruhi sistem, disfungsi dalam keluarga dapat sebagai penyebab
gangguan.Berbagai pelayanan keperawatan jiwa bukan tempat klien seumur hidup.Salah satu
faktor penyebab gangguan jiwa adalah keluarga tidak tahu cara merawat klien dirumah.
Kenyataannya banyak klien di RSJ yang jarang dikunjungi keluarga, keluarga tdk mengikuti proses
perawatan klien. Tim kesehatan jiwa di RS merasa bertanggug jawab terhadap upaya
penyembuhan klien & jarang melibatkan keluarga. Setelah sembuh, RS memulangkan klien,
beberapa hari, minggu, bulan klien kembali dirawat dengan alasan perilaku klien tidak bisa
diterima oleh keluarga & lingkungan. Hal tersebut terjadi karena selama dirumah klien tidak boleh
keluar & gerak-gerik klien selalu diawasi dan curigai. Keluarga mempunyai tangung jawab dalam
Proskep di RS, persiapan pulang & perawatan dirumah,Adaptasi klien dengan lingkungan berjalan
baik.Terapi keluarga ADALAH Suatu cara utk menata kembali masalah hubungan antar manusia
(Stuart & Sundeen, 1991)

 Adapu tujuan dari perawatan tersebut adalah :

1. Menurunkan konflik kecemasan keluarga


2. Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
4. Mengembangkan hubungan peran yang sesuai
5. Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.
6. Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga.

 Manfaat Terapi Keluarga


 Klien :
1. Mempercepat proses penyembuhan
2. Memperbaiki hubungan interpersonal
3. Menurunkan angka kekambuhan

 Keluarga :
1. Memperbaiki fungsi & struktur keluarga
2. Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap klien sehingga lebih dapat menerima,
toleran & menghargai klien sebagai manusia.
3. Keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm proses rehabilitasi

 PERAN PERAWAT

1. mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota keluarga


2. memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien untuk mencapai tujuan
dan usaha untuk berubah
3. mengkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan
4. memberi penyuluhan, perawatan di rumah, psiko edukasi,dll

Aktifitas :
 Komponen dikdaktik : memberikan informasi & pendkes tentang gangguan jiwa, sistem keswa &
yankep.
 Komponen ketrampilan : latihan komunikasi, asertif, menyelesaikan konflik, mengatasi perilaku
& stress
 Komponen emosi : memberikan kesempatan untuk memvalidasi perasaan & bertukar
pengalaman
 Komponen proses keluarga fokus pada koping keluarga& gejala sisa terhadap keluarga.
 Komponen sosial : meningkatkan penggunaan dukungan jaringan formal/informal untuk klien &
keluarga

Selain Peran perawat yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana perawat membantu
serta mendorong keluarga untuk terlibat dalam mencegah klien kambuh. Alasan keluarga
dilibatkan dalam mencegah kekambuhan pada klien adalah :
1. keluarga merupakan tempat individu pertama memulai hubungan interpersonal dengan
lingkungan
2. keluarga merupakan suatu sistem yang utuh dan tidak terpisahkan sehingga jika ada satu yang
terganggu yang lain ikut terganggu
3. keluarga menurut Sullinger(1988) merupakan salah satu penyebab klien gangguan jiwa menjadi
kambuh lagi sehingga diharapkan jika keluarga ikut berperan dalam mencegah klien kambuh
setidaknya membantu klien untuk dapat mempertahankan derajat kesehatan mentalnya karena
keluarga secara emosional tidak dapat dipisahkan dengan mudah

Peran keluarga dalam terapi itu sendiri adalah :

1. membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat melihat bahaya terhadap diri klien dan
aktivitasnya
2. tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka
3. membantu anggota bagaimana memandang orang lain
4. tempat bertanya serta pemberi informasi yang mudah dipahami klien
5. membangun self esteem
6. nenurunkan ancaman dengan latar belakang aturan untuk interaksi
7. menurunkan ancaman dengan struktur pembahasan yang sistematis
8. pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab

 Ciri-ciri Fungsional Keluarga


 Mempertahankan keseimbangan, fleksibel & adaptif perubahan tahap transisi dalam hidup
 Problem emosi merupakan bagian dari fungsi tiap individu
 Kontak emosi dipertahankan oleh tiap generasi & antar keluarga
 Hubungan antar keluarga yang erat & hindari menjauhi masalah
 Perbedaan antar anggota keluarga mendorong untuk meningkatkan pertumbuhan & kreativitas
individu.
 Orang tua & anak hubungan terbuka.

 Disfungsi Keluarga

1. Tdk memiliki satu atau lebih fungsi keluarga.


2. Ibu yg terlalu melindungi atau ayah yang tidak dirumah.
3. Ayah & ibu yang super, sibuk, pasif dll.
4. Pasangan yang tidak harmonis

 HARAPAN:

1. Memberikan stimuli dalam perkembangan individual


2. Menumbuhkan hubungan interpersonal
3. Mengerti tentang kesehatan jiwa & gangguan kesehatan jiwa
4. Mengetahui penyebab gangguan jiwa
5. Mengetahui ciri-ciri gangguan jiwa
6. Mengetahui fungsi & tugas keluarga
7. Upaya pencegahan gangguan jiwa oleh keluarga
8. Upaya perawatan klien gangguan jiwa di RSU dan Puskesmas.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Salah satu bentuk intervensi Psikologi Keluarga adalah terapi keluarga. Terapi keluarga merupakan
salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya
keluarga. Untuk dapat menajalankan terapi keluarga dengan baik diperlukan pendidikan dan
latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi kelompok, konsep keluarga struktur dan
fingsi keluarga,dinamika keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi.

Manfaat peran keluarga dalam proses terapi pasien dapat diperbesar melalui terapi keluarga.
Dengan terapi keluarga diharapkan selain bermanfaat untuk terapi dan rehabilitasi pasien juga
dapat memperbaiki kesehatan mental dari keluarga, termasuk tiap–tiap anggota keluarga dalam
arti memperbaiki peran dan fungsi atau hubungan interpersonalnya.
B.Saran
Dalam makalah ini sekiranya masih ada kekurangan pada cakupan isi mau pun sumber yang
tidak komprehensif. Karenanya perlu diadakan telaah lebih mendalam dalam pemilihan materi
yang sejatinya terdapat dalam buku-buku terbaru yang lebih populer dan revolusioner.Diharapkan
juga makalah ini dapat menjadi acuan sumber pembelajaran mahasiswa keperawatan agar
nantinya dapat diterapkan dalam melakukan asuhan keperawatan pada keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, JP. 1968. Dictionary of Psychology (Kamus Lengkap Psikologi). M: 355. Terjemahan oleh
Dr. Kartini Kartono. 1981. Jakarta : Raja Grafindo

Sundberg, D, Winebarger, A, Taplin, J. 2007. Psikologi Klinis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Wiramihardja, S.A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama

Friedman, Marlyn M. 1998. Praktik Keperawatan Keluarga: Teori, Pengkajian, Diagnosa, dan
Intervensi. Toronto: Appleton&Lange.
Hershenson, David B.; Power, Paul W.; & Waldo, Michael. 1996. Community Counseling,
Contemporer Theory and Practice.
Massachusetts, A Simon & Scuster Company. Imbercoopersmith, Evan. 1985. Teaching Trainee To
Think In Triad. Journal of Marital and Family Therapy, Vol.11, No.1,61-66.

Kendall, Philip C. & Norton-Ford, Julian. Professional Dimension Scientific and Professional
Dimension. USA, John Willey and Sons, Inc.

Perez, Joseph F. 1979. Family Counseling : Theory and Practice. New York, Van Nostrand, Co.
Yosef, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai