Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH MENDENGARKAN MUROTTAL Q.S.

AR RAHMAN
TERHADAP POLA TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI
DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH YOGYAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ERNAWATI
20080320173

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAM DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012-2013
HALAMAN PENGESAHAN

Naskah Publikasi

PENGARUH MENDENGARKAN MURROTAL Q.S. AR RAHMAN


TERHADAP POLA TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI
DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH
YOGYAKARTA
Telah disetujui pada tanggal :

24 Agustus 2013

Oleh:
ERNAWATI
NIM 2008032013

Pembimbing

dr. Sagiran, Sp.B.,M.Kes (………………)

Penguji
Erfin Firmawati, S.Kep.,Ns (………………)

Mengetahui
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(dr. H. Ardi Pramono, Sp. An., M.Kes)


PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta:

Nama : Ernawati

No Mahasiswa : 20080320173

Judul : Pengaruh Mendengarkan Murottal Q.S. Ar Rahman


Terhadap Pola Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di
Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta.

Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang


bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing
sebagai co-author.

Demikian harap maklum.

Yogyakarta, 24 Agustus 2013

Pembimbing Mahasiswa

(dr. Sagiran, Sp.B.,M.Kes) (Ernawati)

*) coret yang tidak perlu


Pengaruh Mendengarkan Murottal Q.S. Ar Rahman Terhadap Pola Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta.
Ernawati¹, dr. Sagiran, Sp.B.,M.Kes²
Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan,
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
INTISARI
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang tiap tahunnya semakin
meningkat. Hipertensi sangat berbahaya karena bersifat asimptomatik yaitu tidak
menunjukkan tanda gejala sampai menyerang organ. Meskipun hipertensi tidak bisa
disembuhkan namun ada beberapa cara untuk mengontrolnya yaitu dengan terapi
farmakologis dan non farmakologis. Untuk terapi non farmakologis salah satunya
adalah terapi spiritual yaitu dzikir, sholat,membaca atau mendengarkan bacaan Al-
Qur’an (murottal).
Tujuan penelitian yang diinginkan adalah untuk mengetahui apakah ada
pengaruh mendengarkan murottal Ar Rahman terhadap pola tekanan darah pada
pasien hipertensi di Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment dengan pendekatan pre
post test with control group, pengumpulan data dilakukan dengan cara simple random
sampling dan untuk mengetahui pengaruh murottal Ar Rahman terhadap tekanan
darah menggunakan uji parametrik independent t test.Terdapat 32 responden yang
dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jumlah
responden pada masing-masing kelompok adalah 16 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tekanan darah sistol pada
kelompok kontrol dan eksperimen sebelum diberi perlakuan adalah 0.117 dan nilai
tekanan darah diastol 0.340. Kedua nilai tersebut tidak signifikan karena nilai p >
0.05. Sedangkan nilai tekanan darah sistol pada kelompok kontrol dan eksperimen
setelah diberi perkaluan sebesar 0.012 dan 0.049 pada nilai tekakan darah diastol.
Kedua nilai ini dianggap signifikan karena nilai p < 0.05.
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan selama 3 bulan
terhitung sejak bulan Mei hingga Juli 2013 didapatnya hasil nilai yang siginfikan
terhadap tekanan darah sistol dan diastol setelah diberi perlakuan sehingga dapat
disimpulkan bahwa, mendengarkan murottal Ar rahman berpengaruh terhadap pola
tekanan darah pada pasien hipertensi di Rumah sakit Nur HIdayah Yogyakarta
Kata Kunci : Murottal Ar rahman, Tekanan Darah, Hipertensi
The Influence of Recitation Ar Rahman Toward Blood Pressure Pattern In Patient
With Hypertension at Nur Hidayah Hospital of Yogyakarta.
Ernawati¹, dr. Sagiran, Sp.B.,M.Kes²
Scientific Writing. Nursing Department and Health Sciences,
Faculty of Medicine
Muhammadiyah University of Yogyakarta.

ABSTRACT
Baground: Hypertension is a non-infected diseases that is increasing every year.
Hypertension is dangerous because it is asymptomatic that shows no sign or
symptoms before it attack another organs. Although hypertension can not be
cured, but there are several ways to control it by pharmacological and non-
pharmacological therapies. For non-pharmacological therapy there are some
treatment, those are spiritual devotions, prayer, reading or listening to the
holly Qur'an (recitation).
Objective: to know is there any influence of the recitation Ar Rahman toward the
pattern of blood pressure in patients with hypertension at Hospital Nur
Hidayah Yogyakarta.
Method: This research is Quasy experiment approaches with pre post test with
control group, the data collection is done by simple random sampling and to
determine the effect of recitation Ar Rahman on blood pressure using the
parametric independent t test test. There are 32 respondents who classified
into 2 groups of control and the experimental group. The number of
respondents in each group is 16 people.
Result: The results showed that systolic blood pressure values in the control and
experimental groups before providing intervention are 0.0117 and 0.340 for
diastolic blood pressure values. Both are not significant because the value of
p> 0.05. While the value of systolic blood pressure in the control group and
the experimental group after intervention are 0.012 and 0.049 for diastolic
blood pressure . Both of these values are considered significant because the
value of p<0.05.
Conclusion: Based on the results, it can be concluded that the recitation of the holly
Qur’an Ar Rahman influenced of blood pressure pattern in patient with
hypertension at Hospital Nur Hidayah Yogyakarta

keywords : Recitation Ar Rahman, Blood Pressure, Hypertension


PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan penyakit asimptomatik yaitu seringnya tiak


meunjukkan tanda gejala sebelum menyerang organ lain seperti serangan jantung atau
stroke. Hal ini juga yang menyebabkan banyak pendapat bahwa hipertensi alah ‘The
Silent Killer’. Angka kejadian hipertensi setiap tahunnya selalu meningkat. Hal ini
dibuktikan dari berbagai penelitian dan Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8.3% penduduk menderita hipertensi dan
meningkat menjadi 27.5% pada tahun 2004. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara
nasional mencapai 31.7%.

Penyebab hipertensi sendiri belum diketahui, namun sekitar 5% dari seluruh


kejadian disebabkan oleh penyakit lain. Pengobatan yang dilakukan dalam menangani
hipertensi ada dua cara yaitu melalui pengobatan farmatik dan non farmatik.
Pengobatan non farmatik yang sering dilakukan adalah melalui perubahan gaya hidup
seperti olah raga teratur, kurangi konsumsi garam, alkohol serta kontrol tekanan darah
secara teratur. Menurut Al kaheel (2010) dari berbagai macam pengobatan yang
paling baik adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an memiliki semua jenis program dan data
yang diperlukan untuk mengobati beragam sel yang terganggu, bahkan pada jenis
penyakit yang sulit untuk disembuhkan bagi kalangan medis. Pengobatan dalam
islam sebenarnya sudah ada sejak 40-247 Hijriyah atau 661-861sesudah masehi
sebelum kemunculan Ibnu sina.

Salah satu metode penyembuhan Al-Qur’an adalah dengan mendengarkan


bacaan Al-Qur’an (murottal). Mendengarkan murottal dapat mempengaruhi
kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual
seseorang (SQ). Murottal yang digunakan dalam penelitian ini adalah surat Ar
Rahman. Ar Rahman merupakan surat ke 55 dan terdiri dari 78 ayat. Didalam surat
ini terdapat ayat yang dijadikan acuan para dokter muslim untuk menangani masalah
kesehatan yang dinyatakan sebagai “state of equilibrium” dan merupakan sumber
terbaik pada prinsip sehat menurut islam.

Dari penjelasan diatas penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh


mendengarkan Murottal Ar-Rahman terhadap pola tekanan darah pada pasien
Hipertensi di Rumah sakit Nur Hidayah Yogyakarta

LITERATURE RIVIEW

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal


tekanan darah yang terjadi secara terus menerus lebih dari satu periode. Sifat darah
sendiri mengalir dari daerah yang tekanannya tinggi ke daerah yang tekanannya
rendah. Seseorang dikatakan hipertensi ketika tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
dan diastolik ≥ 90 mmHg. Tekanan darah adalah gaya (dorongan) darah ke diding
arteri saat dipompa ke sleuruh. Tekanan darah menggambarkan hubungan antara
curah jantung, tahanan vaskular perifer, volume darah, viskositas darah dan elastisitas
arteri.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu


hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
terjadi pada sebagian besar kasus yaitu sekitar 95% kasus dengan penyebab yang
belum diketahui. Seangkan hipertensi sekunder terjadi sekitar 5% dari seluruh kasus
dengan penyebab yang telah diketahui antara lain kondisi medis (misal penyakit
ginjal) atau reaksi pada obat-obatan tertentu.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah pada manusia yaitu
usia, jenis kelamin, ras, stres, medikasi dan variasi diural. Selain faktor tersebut
tingkat spiritualitas seseorang juga dapat mempengarui tekanan darah.

Prinsip dasar terapi hipertensi dikenal dengan dua macam yaitu terapi
farmakologis dan non farmakologis. Terapi pengobatan farmakologis yaitu dengan
menggunakan obat-obatan anthihipertensi. Terapi non farmakologis yaitu pengobatan
selain menggunakan obat-obatan antihipertensi. Terapi modifikasi gaya hidup sangat
dianjurkan seperti mengurangi asupan natrium, olah raga secara teratur, kurangi
merokok dan konsumsi alkohol serta pengontrolan tekanan darah secara teratur . Diet
makan makanan sehat seperti daging unggas, ikan, kacang-kacangan sebagai
pengganti daging merah, buah-buahan tanpa di jus serta makanan rendah lemak
terbukti dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu seseorang yang sedang dalam
keadaan sakit harus berdoa. Berdoa yang dimaksud memiliki beberapa makna yaitu
sholat, dzikir atau mengingat Allah dan membaca Al-Qur’an atau mendengarkan
murottal untuk memperoleh respon relaksasi psikologis. Hal ini diperkuat dengan
adanya penelitian tentang ilmu kedokteran holistik yang dilakukan oleh Herbert
Benson, seorang ahli ilmu kedokteran dari Havard. Dia mendapati bahwa kekuatan
mental seseorang mempunyai peran yang sangat besar dalam membantu kesembuhan
seseorang dari berbagai macam penyakit. Dalam bukunya yang berjudul relaxation
response, Benson menemukan bahwa mantra-mantra atau dzikir (formula-formula
tertentu) yang dibaca berulang-ulang mempunyai efek menyembuhkan berbagai
penyakit, khususnya tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.

Murottal adalah rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang qori’.
Suara Al-Qur’an ibarat gelombang suara yang memiliki ketukan dan gelombang
tertentu, menyebar dalam tubuh kemudian menjadi getaran yang bisa mempengaruhi
fungsi gerak sel otak dan membuat keseimbangan didalamnya . Sesuatu yang
terpengaruh dengan tilawah Al-Qur’an, getaran neuronnya akan stabil kembali. Al-
Qur’an mempunyai beberapa manfaat karena terkandung beberapa aspek yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan antara lain: Mengandung unsur meditasi, autosugesti
dan relaksasi

Ada banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang


bangaimana cara serta pengaruh yang ditimbulkan saat seseorang mendengarkan
bacaan Al-Qur’an baik pada seseorang yang mengerti makna dari bacaan tersebut
ataupun tidak mengerti sama sekali (As syuyuti, 2006).

“Seseungguhnya orang-orang yang beriman itu, hanyalah mereka yang apapbila


disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayat-Nya bertambahlah keimananya dan kepada Robb lah mereka bertawakal”.
(Q.S. Al-An faal)

Ayat diatas menjelaskan tentang gambaran orang mukmin saat mendengarkan bacaan
Al-Qur’an. Mendengarkan bacaan Al-Qur’an akan berpengaruh jika didengarkan
dalam keadaan yang tenang serta pendengar memperhatikan dalam arti tidak
berbicara atau meninggalkan kesibukan yang dapat mengganggu dari mendengarkan.
Selain itu pendengar juga harus menghadirkan hati untuk meresapi apa yang
didengar, seperti yang dijelaskan dalam ayat berikut “Dan apabila dibacakan Al-
Qur’an maka dengarlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat.” (Al-A’raf : 204)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
mendengarkan murottal Ar rahman terhadap pola tekanan darah pada pasien
hipertensi di Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta.

METODE PENELITIAN
Dessain penelitian yang digunakan adalah Quasy Experiment dengan
pendekatan pre post test with control group. Populasi yang digunakan adalah pasien
hipertensi yang rawat inap di rumah sakit Nur Hidayah Yogyakarta dengan jumlah
sampel 32 responden yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dengan masing-masing jumlah kelompok 16 responden.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah mendengarkan murottal Ar rahman..


Sedangkan variabel tergantungnya adalah tekanan darah pada pasien hipertensi. Cara
pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengukuran tekanan darah dua kali
yaitu sebelum dan sesuah intervensi selama 3 sampai 7 hari pada masing-masing
responden yang kemudian di masukkan ke dalam lembar dokumentasi.

Analisis univariat untuk memberikan gambaran karakteristik masing-masing


variabel penelitian dengan menggunakan distribusi frekuensi dan prosentase pada
masing-masing kelompok. Sedangkan Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara mendengarkan murottal dengan tekanan darah yang sebelumnya
dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah sebaran data terdistribusi normal
dengan menggunakan Shapiro Wilk. Untuk mengetahui selisih hasil atara kelompok
kontrol dan kasus dilakukan uji Independent t test pada sebaran data yang normal dan
digunakan uji Mann-Withney Test pada sebaran data yang tidak normal.
HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Karakteristik Responden


Tabel 3.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan,
riwayat penyakit, lama hipertensi, dan riwayat pengobatan.

No Karakteristik Kelompok
Responden Kontrol % Eksperimen %
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 7 43,8 7 43,8
Perempuan 9 56,2 9 56,2

2 Usia (Tahun)
20-40 0 .0 3 18.8
41-65 10 62.5 9 56.2
>65 6 37.5 4 25.0

3 Pekerjaan
Tidak Bekerja 3 18.8 2 12.5
Pegawai Swasta 0 .0 1 6.3
Wiraswasta 3 18.8 8 50.0
Petani 7 43.8 3 18.8
Buruh 3 18.8 2 12.5

4 Lama Hipertensi
Tidak ada 5 31.3 5 31.3
< 1 tahun 0 .0 1 6.3
Lanjutan tabel 1
1-2 Tahun 6 37.5 4 25.0
3-5 Tahun 5 31.3 5 31.3
>5 tahun 0 .0 1 6.3

5 Riwayat
Pengobatan
Tidak Ada 6 37.5 9 56.2
Anti Hipertensi 10 62.5 3 18.8
Pengobatan DM 0 .0 4 25.0

6 Riwayat
Penyakit
Tidak Ada 3 18.8 1 6.3
Riwayat
Hipertensi 6 37.5 4 25.0
DM 0 .0 2 12.5
Hemiparise 1 6.3 0 .0
IHD 1 6.3 0 .0
Vertigo 1 6.3 0 .0
LBP 1 6.3 0 .0
Gangguan Mental 0 .0 1 6.3
Hernia 0 .0 1 6.3
Nyeri Tulang 0 .0 1 6.3
SNH 0 .0 1 6.3

Total 16 100 16 100


Sumber : data primer2013

Bersadarkan Tabel 3 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah responden


yang berjenis kelamin laki-laki lebih lebih sedikit dibandingkan dengan
responden yang berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar responden
berusia antara 41-65 tahun yaitu sebanyak 19 orang dan responden yang
berusia > 65 tahun sebanyak 10 orang. Sebagian besaar responden bekerja
sebagai buruh, petani dan wiraswasta. Berdasarkan karakteristik riwayat
penyakit sebagian besar responden memiliki riwayat hipertensi yaitu
berjumlah 11 orang, 4 responden mempunyai riwayat DM (Diabetes
Melitus), serta 5 responden mempunyai riwayat stroke. Dalam hal riwayat
lamanya hipertensi 10 responden belum terpapar hipertensi dalam jangka
waktu yang lama, 10 responden telah mengalami hipertensi selama1-2
tahun dan 3-5 tahun juga berjumlah 10 orang. Sebagian besar responden
belum pernah melakukan pengobatan yaitu sebesar 15 responden,
sedangkan responden yang mempunyai riwayat pengobatan Anti
hipertensi berjulah 13 orang dan yang lainnya memiliki riwayat
pengobatan DM.
1. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol Sebelum dan Sesudah diberi Perlakuan
Tabel 4.
Tekanan darah kelompok kontrol dan ekperimen sebelum diberi
perlakuan

Kelompok Tekanan darah Mean Sig.


Kontrol Sistol 161.38 .114
Diastol 90.97 .479
Eksperimen Sistol 156.66 .007
Diastol 92.70 .099

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa hasil rata-rata pengukuran
tekanan darah sistol dan diastol pada kelompok kontrol sebelum diberi
perlakuan masing-masing adalah 161.38 dan 90.97. Hasil uji tekanan
darah sistol dan diastol pada kelompok kontrol sebelum diberi
perlakuan menunjukkan nilai p = 0.114 dan p = 0.479. Sedangkan
hasil rata-rata pengukuran tekanan darah sistol dan diastol pada
kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan masing-masing adalah
156.66 dan 92.70 dengan nilai p = 0.007 pada tekanan darah sistol
serta p = 0.099 pada tekanan darah diastol.
Tabel 5
Tekanan darah kelompok kontrol dan eksperimen sesudah diberi
perlakuan
Kelompok Tekanan darah Mean Sig.
Kontrol Sistol 160.83 .284
Diastol 90.20 .826
Eksperimen Sistol 148.88 .169
Diastol 86.70 .122

Dari tabel 5 diatas dapat kita ketahui bahwa hasil rata-rata pengukuran
tekanan darah sistol dan diastol pada kelompok eksperimen sesudah
diberi perlakuan masing-masing adalah 148.88 dan 86.70. Hasil uji
tekanan darah sistol dan diastol pada kelompok kontrol sesudah diberi
perlakuan menunjukkan nilai p = 0.284 dan p = 0.826.
Sedangkan hasil rata-rata pengukuran tekanan darah sistol dan diastol
pada kelompok kontrol sesudah diberi perlakuan masing-masing
adalah 160.83 dan 90.20 dengan nilai p = 0.169 pada tekanan darah
sistol serta p = 0.122 pada tekanan darah diastol.
2. Pengaruh Mendengarkan Murottal Ar Rahman Terhadap Tekanan
Darah
Tabel 6.
Hasil uji beda tekanan darah sistol pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen
Tekanan Sistol
Darah Pre test Post test
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
N 16 16 16 16
Mean 161.3881 156.6650 160.8325 148.8894
Std. 12.97511 14.4291 13.41580 11.6811
Std. 3.24378 3.60730 3.35395 2.92228
Error
Sig. .117 0.012

Tabel 6. Dari hasil uji beda tekanan darah sistol pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen didapatkan nilai sig. 0.117 sebelum
diberi perlakuan dan 0.012 setelah diberi perlakuan.
Tabel 7
Hasil uji beda tekanan darah diastole pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen
Tekanan Diastol
Darah Pre test Post test
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
N 16 16 16 16
Mean 90.9731 92.7094 90.2087 86.7006
Std. 5.45696 4.64397 4.10307 5.46000
Std. Error 1.36424 1.16099 1.02577 1.36500
Sig. .340 .049
Tabel 7: Dari hasil uji beda tekanan darah sistol pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen didapatkan nilai sig. 0.340 sebelum
diberi perlakuan dan 0.049 setelah diberi perlakuan.
PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden
Jumlah responden pada penalitian ini adalah 32 orang dengan jumlah
pasien hipertensi terbanyak adalah perempuan. Menurut Potter dan Perry
(2005) tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada laki-laki
atau perempuan, namun setelah menoupose bacaan tekanan darah perempuan
lebih tinggi dibbanding laki-laki. Berdasarkan survei faktor resiko penyakit
kardiovasculer oleh WHO di Jakarta menunjukkan di Indonesia prevalensi
hipertensi berdasarkan jenis kelamin dengan tekanan darah 160/90 mmHg
pada pria tahun 1988 sebesar 13,6%, tahun 1993 sebesar 16,5% dan pada
tahun 2000 sebesar 12,1%. Sedangkan pada wanita prevalensi tahun 1988
mencapai 16%, tahun 1993 sebesar 17% dan tahun 2000 sebesar 12,2%.
Berdasarkan karakteristik usia sebagian besar responden memiliki usia antara
41-65 tahun dan diatas 65 tahun. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
usia sangat mempengaruhi kejadian hipertensi pada seseorang. Semakin tinggi usia
seseorang maka, semakin besar peluang terkena hipertensi. Menurut Potter & Perry
(2005) tekanan darah dewasa cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya
usia dan pada lansia tekanan sistoliknya akan meningkat karena adanya penurunan
elastisitas pembuluh. Menurut Indonesian Society of Hypertension tahun 2007, secara
umum prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang dewasa berumur lebih dari 50
tahun adalah antara 15%-20%. Menurut Dede Kusmana dari Departemen Kardiologi
Universitas Indonesia (2007), bahwa umur penderita hipertensi antara 20-30 tahun
prevalensinya adalah 5-10%, umur dewasa muda prevalensinya antara 20-25% dan
umur diatas 50 tahun sekitar 60%. Sementara penelitan Rasmaliah dkk (2005), di
Desa Pekan Labuhan dan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan mencatat
bahwa penderita hipertensi terbanyak pada umur 45-60 tahun sebesar 30,8%.
Dari hasil pengolahan distribusi berdasarkan pekerjaan, didapat bahwa
sebagian besar pekerjaan responden adalah petani. Responden pada penelitian
ini mengatakan bahwa buruh dan petani adalah satu pekerjaan yang sama.
Dikatakan petani apabila mempunyai lading sendiri sedangkan buruh bekerja
diladang orang lain. Kejadian hipertensi pada petani tersebut diduga berkaitan
dengan masalah psikologis yang berkaitan dengan lingkungan pekerjaan serta
beban kerja. Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian Saptorini dkk (2007)
bahwa dari 20 orang beresiko terkena hipertensi dari masyarakat yang bekerja
sebagai petani dan bekerja di kantor didapatkan 20% penderita hipertensi
berat adakah bekerja sebaga petani sedangkan sedangkan yang bekerja di
kantor hanya 5 %.
2. Pengaruh Mendengarkan Murottal Ar Rahman Terhadap Tekanan
Darah
Berdasarkan hasil analisa data tekanan darah sistol dan diastolpada
kelompok kontrol dan eksperimen sebelum dilakukan pemberian tindakan
mendengarkan murottal Ar Rahman didapatkan nilai p > 0.05, namun nilai
pada tekanan darah sistol eksperimen adalah p < 0.05. Hasil ini akan
mempengaruhi hasil akhir dari penelitian ini. Berdasarkan hasil uji beda
tekanan darah sistol pada kelompok kontrol dan eksperimen sebelum diberi
perlakuan didapatkan nilai p = 0.117, sedangkan setelah diberi perlakuan
didapatkan nilai p = 0.012. Hasil uji beda tekanan darah diastol pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan
didapatkan nilai p = 0.340 dan setelah diberi perlakuan didapatkan nilai
p=0.049
Berdasarkan analisa data tersebut, hasil pngukuran tekanan darah sistol
dan diastol pada kelompok ekserimen adalah signifikan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil tersebut adalah peneliti memantau setiap pemberian
perlakuan pada kelompok eksperimen. Sebagian besar responden pada
kelompok eksprimen mendengarkan murottal Ar Rahman dengan seksama
serta waktu yang diberikan selama lebih dari 11 menit setiap harinya
memberikan kesempatan bagi responden untuk menyimak bacaan dan
merasakan ketenangan (relaks). Didalam Al-Qur’an telah diturunkan ayat
sebagai berikut :
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (Al-A’raf : 204).
Keistimewaan dan efek mendengarkan bacaan Al-Qur’an juga dijelaskan
dalam ayat berikut :
“Dan sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengan bacaan itu
gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh
karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu Al-Qur’an
itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah.” (Ar
Ra’du : 31)
Anwar (2010) yang menyatakan bahwa mendengarkan Al-Qur’an akan
memberikan efek ketenangan dalam tubuh sebab adanya unsur meditasi,
autosugesti dan relaksasi yang terkandung didalamnya. Rasa tenang ini
kemudian akan memberikan respon emosi positif yang sangat berpengaruh
dalam mendatangkan persepsi positif. Menurut Mustamir (2009) persepsi
positif yang didapat dari murottal Ar Rahman selanjutnya akan merangsang
hipotalamus untuk mengeluarkan hormon endorfin, seperti yang kita tau
hormon ini akan membuat seseorang merasa bahagia. Selanjutnya amigdala
akan merangsang pengaktifan sekaligus pengendalian saraf otonom yang
terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf parasimpatis bersfungsi
untuk mempersarafi jantung dan memperlambat denyut jantung, sedangkan
saraf parasimpatis sebaliknya. Rangsangan saraf otonom yang terkendali akan
menyebabkan sekresi epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal menjadi
terkendali pula. Terkendalinya hormon epinefrin dan norepinefrin akan
menghambat pembentukan angiotensin yang selanjutnya dapat menurunkan
tekanan darah.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yaitu
penelitian yang dilakakukan oleh Mahardika et al (2012) dengan judul yang
hampir sama yaitu Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi di Desa Pagumenganmas Kecamatan
Karangdadap Kabupaten Pekalongan menunjukkan bahwa ada pengaruh
mendengarkan terapi murottal terhadap penurunan tekanan darah.
Berdasarkan hasil uji paried sample T-test didapatkan nilai p value tekanan
darah sistol maupun diastol adalah 0,001 kurang dari nilai α (0.05).
KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh
Mendengarkan Murottal Ar Rahman Terhadap Pasien Hipertensi di Rumah
Sakit Nur Hiayah Imogiri dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
mendengarkan murottal Q.S. Ar Rahman terhadap pola tekanan darah pada
pasien hipertensi di rumah sakit Nur Hidayah Yogyakarta.
b. Saran
1. Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam menangani
pasien hipertensi.
2. Bagi Pasien Hipertensi
Mengaplikasikan murottal Ar Rahman sebagai terapi nonfarmakologis
sehari-hari.
3. Instansi Rumah Sakit
Instansi Rumah Sakit diharapkan mampu untuk lebih memperhatikan
segi spiritual pasien. Terutama pada pasien hipertensi dengan
memberikan Murottal Ar Rahman sebagai terapi pendamping.

4. Bagi Peneliti Lain


Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan
menggunakan responden yang homogen di komunitas. Dalam
melakukan penelitian sebaiknya dipantau dengan ketat.
RUJUKAN

1. Al-Qur’an.
2. Ahmad K, M., Harisson J., dan Davies C, L., (2009). Sacred Communication:
Exploring The Attributes of Health Promotion Programs In The Faith Based
Media. Australia : School of Journalism & Communication, The University of
Queensland.
3. Al-Faris, E. A, a Norah A, a Ashry, G. M. a Mohammed O, A, a Ahmed A, b
Mohammed A., et al. (2008). Prevalence and Pattern of Alternative Medicine
Use: The Results of a Household Survey. Ann Saudy Med.,1(1): 4-10.
4. Al Kaheel, A. (2010). Al-Qur’an The Healing Book. Jogjakarta : Tarbawi
Press.
5. Anwar, Y., P. (2010). Sembuh Dengan Al-Qur’an. Jakarta: Sabil.
6. Ar-Rifa’I, M. (2000). Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Jilid 4. Jakarta: Gema insane Press.
7. As Syuyuti, J.A. (2006).1445-1505 M, Pengobatan Cara Nabi. Bandung.
8. August, P. (2003). Initial Treatment of Hypertension. The New England
Journal of Medicine., 348:610-7.
9. Demsey, P. A., dan Dempsey, A.D. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar &
Latihan Edisi 4. Jakarta: EGC.
10. Frank, M. and Hannia, C . (2010). Dietary Therapy in Hypertension. The New
England Journal of Medicine. med 362;22.
11. Gusmiran. (2005). Ruqyah Terapi Religi Sesuai Sunnah Rosullullah SAW.
Jakarta : Pustaka Marwa.
12. Hawari, D. (2008). Integrasi Agama Dalam Pelayanan Medik, Doa dan
Dzikir Sebagai Pelengkap Terapi Medic. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
13. Hidayat, A. A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
14. Husain, F. (2003). Islamic Medicine History and Current Practice. Journal of
the International Society for the History of Islamic Medicine (ISHIM) vol: 2
No:4 October 2003 www.ishim.net
15. Ibrahim B. (2003). Spiritual Medicine in the History of Islamic Medicine.
Journal of the International Society for the History of Islamic Medicine
(ISHIM) vol: 2 No:4 October 2003 ww.ishim.net
16. Marvin, M dan Setaro, F. (2006). Resistant or Difficult to Control
Hypertension. New England Journal of Medicine. med 355;4
17. Maryam L. N., & Haddad K. K., (2008). Emotional Health According to The
Qur’an and The Sunnah. Islamic Affair & Charitable Activities Department
Government of Dubai Research dept: Dubai Uni Arab Emirates.
18. McCance, K. dan Huether, S. (2006). Pathophysiology The Biologic Basis
For Diesease In adults and Children(6th Ed). USA : Elseviers's Health
Sciences Right Department Philadelphia, PA.
19. Muttaqin, A. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
20. Muttaqin, A., Nurachmah,E. (Eds). (2009). Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
21. Mustamir, P. (2009). Metode Supernol Menaklukkan Stres. Jakarta : Hikmah
22. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
23. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperwatan, edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
24. Palmer dan Williams. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga.
25. Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.
26. Potter dan Perry. (2010). Fundamental of Nursing Fundamental
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
27. Sa’dulloh. (2008). Sembilan Cara Cepat Menghafal Al-Quran. Jakarta : Gema
Insani.
28. Smeltzer C. S. (Eds.). (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Sudarth (8th Ed.). Jakarta : EGC.
29. Syarifuddin, A. (2009). Ushul Fiqh. Jakarta: kencana.
30. Udjianti, W.J. (2010). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai