Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan unsur yang penting dalam lingkungan
masyarakat, begitu pula peran manusia dalam lingkungan industri. Dalam
lingkungan industri produktivitas tenaga kerja sangat mempengaruhi
perkembangan proses produksi. Untuk itu tenaga kerja di suatu perusahaan perlu
lingkungan yang bersih, aman dan nyaman saat pelaksanaan kerja. Lingkungan
kerja yang baik akan menghasilkan produktivitas yang baik pula. Namun
sebaliknya jika lingkungan kerja yang tidak terkendali misal lingkungan kerja
yang panas yang tidak semestinya bahkan melebihi nilai ambang batas maka
akan menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja.
Untuk itu penting sekali perusahaan dalam memperhatikan keadaan
lingkungan kerja bagi tenaga kerja. Menurut Suma’mur, suhu udara yang nyaman
di Indonesia berkisar antara 24°C - 26°C dan suhu kering pada kelembaban
antara 65 - 95%, sedangkan suhu optimal dalam tubuh untuk mempertahankan
fungsinya adalah antara 36.5°C - 39.5°C, makin aktif seseorang maka semakin
rendah suhu yang diperlukan supaya ideal, sehingga suhu yang ideal untuk
pekerja dengan pekerjaan yang berat adalah 20°C.
Pada suhu atau lingkungan yang panas dapat menimbulkan efek
terhadap kesehatan misalnya Heat cramps (kejang panas), heat exhaustion (penat
panas), heat stroke (struk panas), heat syncope (pingsan karena panas), dehidrasi,
dan gangguan perilaku. Selain itu, tekanan panas juga berpengaruh terhadap efek
fisiologis antara lain kelelahan meningkat, sehingga efisiensi kerja (fisik dan
mental) menurun, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, aktivitas organ-
organ pencernaan menurun, suhu tubuh meningkat, dan produksi keringat
berlebih.

1
2

Menurut Suma’mur, tekanan panas adalah kombinasi antara suhu


udara, kelembaban udara, kecepatan gerak udara, dan suhu radiasi (iklim kerja)
dengan proses metabolisme dalam tubuh. Apabila perusahaan kurang sadar akan
kondisi lingkungan kerja maka akan menurunkan produktivitas tenaga kerjanya.
Hal itu disebabkan oleh menurunnya daya kerja, sehingga pada akhirnya kinerja
para pekerj tidak maksimal. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pengukuran
tekanan panas pada suatu tempat kerja.

B. Tujuan
1. Menganalisa iklim kerja di tempat kerja dan mengukur kelembapan relatif
suhu basah, suhu kering, dan suhu radiasi.
2. Menganalisa iklim kerja ditempat kerja apakah sesuai dengan Indeks Suhu
Basah dan Bola (ISBB) atau tidak.
3. Mengetahui usaha pengendalian terhadap iklim kerja.

C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Dapat mengetahui penggunaan dan fungsi alat pengukur tekanan panas.
b. Dapat mengetahui kelembaban relatif, suhu basah dan suhu kering.
c. Dapat mengetahui parameter iklim kerja.
d. Dapat mengetahui besarnya tekanan panas di suatu tempat.
e. Dapat mengetahui NAB iklim kerja.
f. Dapat mengetahui cara pengukuran atau perhitungan waktu pendinginan di
suatu tempat.
g. Dapat mengetahui pengaruh iklim kerja ditempat kerja.
h. Dapat mengetahui cara pencegahan bila terjadi ketidaksesuaian iklim kerja
menurut Nilai Ambang Batasnya.

2. Bagi Diploma IV Kesehatan Kerja


3

a. Dapat membekali mahasiswa mengenai iklim kerja yaitu tekanan panas.


b. Dapat menghasilkan mahasiswa yang terampil.
c. Dapat memberitahukan tentang bahaya-bahaya iklim kerja yang tidak baik
di tempat kerja.
d. Dapat memberikan pencegahan atas masalah-masalah iklim kerja.

Anda mungkin juga menyukai