Anda di halaman 1dari 8

4

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
Menurut Suma’mur, tekanan panas adalah kombinasi antara suhu
udara, kelembaban udara, kecepatan udara, dan suhu radiasi yang
dihubungkan dengan panas yang dihasilkan tubuh (metabolisme tubuh).
Menurut Suma’mur, suhu nyaman di Indonesia yaitu berkisar antara 24 – 26
o
C. Sedangkan menurut Kemenkes No. 1405 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri yaitu suhu ruangan yang normal
berkisar antara 18-28 oC dengan kelembaban berkisar antara 40 oC - 60 oC.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya tekanan panas,
antara lain yaitu suhu, kelembaban, angina, radiasi panas, pakaian, usia, jenis
kelamin, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, kesehatan, aklimatisasi, beban
pekerjaan, gizi, motivasi, pendidikan, gas, dan lain-lain. Manusia
mempertahankan suhu tubuhnya antara 36 °C – 37 °C dengan berbagai cara
pertukaran panas baik melalui konduksi, konveksi, dan radiasi.
Walaupun banyak faktor yang dapat menaikan suhu tubuh, tapi mekanisme
dalam tubuh, membuat suhu tetap stabil.
Perhitungan beban kerja terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Menurut Jenis Aktivitas (Suma’mur)
Tabel 2.1 Kebutuhan kalori/jam menurut Jenis aktivitas (Suma’mur)
No Jenis Aktivitas Kkal/Jam/kg BB

1 Tidur 0.98

2 Duduk dalam keadaan istirahat 1.43

3 Membaca dengan intonasi 1.50


keras
4 Berdiri dalam keadaan tenang 1.50 lanjutan

5 Menjahit dengan tangan 1.59 bersambung


5

6 Berdiri dengan konsentrasi 1.63


terhadap objek
7 Berpakaian 1.69

8 Menyanyi 1.74

9 Menjahit dengan mesin 1.93

10 Mengetik 2.00

11 Menyetrika (berat setrika p2,5 2.06


kg)
12 Mencuci peralatan dapur 2.06

13 Menyapu lantai dengan 2.41


kecepatan 38 kali/menit
14 Menjilid buku 2.43

15 Pelatihan ringan (light 2.43


exercise)
16 Jalan ringan dg kec 2.86
p3,9km/jam
17 Pekerjaan kayu, logam dan 3.43
pengecatan dlm industri

18 Pelatihan sedang (moderate 4.14


exercise)
19 Jalan agak cepat dg kec p5,6 4.28
km/jam
20 Jalan turun tangga 5.20

21 Pekerjaan tukang batu 5.71

22 Pelatihan berat (heavy 6.43


lanjutan
exercise)
23 Penggergajian kayu manual 6.86
bersambung
24 berenang 7.14
6

25 Lari dg kec 8 km/jam 8.14

26 pelatihan sgt berat 8.57

27 Berjlan sgt cepat dg kec 9.28


8km/jam
28 Jalan naik tangga 15.80

Tabel 2.2 Kategori beban kerja menurut Permenaker no. 13 tahun 2011

Beban Kerja Kalori/jam

Ringan <200 Kkal/Jam

Sedang >200-350 Kkal/Jam

Berat >350-500 Kkal/Jam

Perhitungan kalori menurut jenis aktivitas :

Kalori / jam = Kalori(jenis aktivitas) x BB


Contoh :
BB Pekerja tukang Batu : 65 Kg. Kalori pekerjaan tukang batu 5,71
Kkal/Kg. Kalori : 5,71 x 65 kg : 371 Kkal/jam (>350-500 Kkal/Jam) 
Beban Kerja Berat
2. Menurut denyut nadi [Kilbon (1992) Manuaba&Vanwonterghem(1996)]
a. Kilbon (1992) Metode 10 denyut nadi :
Denyut nadi : 10 denyut X 60
Waktu penghitungan (detik)
b. Astrand dan Rodahl (1997)
7

Indikator perhitungan denyut nadi :


1) Denyut Nadi istirahat : denyut nadi sblm bekerja/dlm keadaan
istirahat
2) Denyut nadi kerja : saat bekerja
3) Nadi kerja : selisih antara jumlh denyut nadi kerja dan denyut
nadi istirahat
b. Manuaba&Vanwonterghem (1996)
%CVL : Cardiovasculair Load (Beban Kardiovaskular)
%CVL = 100 x (denyut nadi kerja-denyut nadi istrht)
Denyut nadi maksimum-denyut nadi istirahat
Denyut nadi maksimum :
Laki-laki = 220 – umur
Wanita = 200 - umur
Tabel 2.3 Kategori beban kerj menurut %CVL
NO KATEGORI NILAI %CVL KET

1 Ringan <30% Tdk tjd pembebanan

2 Sedang 30 - <60% Pembebanan


sedang&mungkin perlu
perbaikan

3 Agak berat 60 - <80% Pembebanan agak


berat&perlu perbaikan

4 Berat 80 – 100% Pembebanan berat&hrs


segera perbaikan;hnya blh
lanjutan
bekerja dlm wktu singkat

5 Sangat Berat >100% Pembebanan sangat


bersambung
berat&stop bekerja sampai
ada perbaikan

ANALISIS PERHITUNGAN
1. Evaluasi Jumlah Panas Metabolik (Beban Kerja)
Evaluasi jumlah panas metabolik tubuh dapat diperoleh dengan
menggunakan estimasi pengukuran panas metabolik menurut NIOSH
1986 yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3. Estimasi Pengukuran Panas Metabolik

bersambung
8

A Body Position and movement Kcal/min*


Sitting 0.3
Standing 0.6
Walking 2.0 - 3.0
Walking uphill Add 0.8 per meter rise
B Type of work Average Range
Kcal/min Kcal/min
Hand work
Light 0.4 0.2 – 1.2
Heavy 0.9
Work one arm
Light 1.0 0.7 – 2.5
Heavy 1.8
Work both arms
Light 1.5 1.0 – 3.5
Heavy 2.5
Work whole body
Light 3.5 2.5 – 9.0
Moderate 5.0
Heavy 7.0
Very heavy 9.0
C Basal Metabolism 1.0
D Sample calculation ** Average (Kcal/min)
Assembling work with heavy and
tools 0.6
Standing 3.5
Two arm work 1.0
Basal metabolism 1.1 kcal/min
Total lanjutan
* For standard worker of 70 kg body weight (154 lbs) and 1,8 m 2 body
surface (19,4 ft2)
** Example of measuring metabolic heat production of worker when
performing initial screening
Sumber : NIOSH Occupational Exposure to Hot Environments, 1986

2. Evaluasi Tingkat Beban Kerja


a. Evaluasi tingkat beban kerja diperoleh dengan mengkategorikan
hasil estimasi pengukuran panas metabolisme menurut NIOSH 1986
sesuai dengan kategori OSHA pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4 Standar Pengukuran beban kerja
No BEBAN KERJA PENGELUARAN
KALORI Kcal/Jam
1 Pekerjaan ringan ≤ 200
9

2 Pekerjaan sedang 200-350


3 Pekerjaan berat 350-500
4 Pekerjaan sangat berat 500-600
Sumber : OSHA

b. Kriteria jenis pekerjaan menurut WHO


1) Kerja ringan
a) Laki-laki : Kerja kantor, dokter, guru, perawat,
pengangguran
b) Wanita : Kerja kantor, dokter, guru, perawat.
2) Kerja sedang
a) Laki-laki : Industri ringan, mahasiswa, buruh
bangunan, nelayan.
b) Wanita : Industri ringan, mahasiswi, kerja toko,
kerja rumah tangga (tanpa mesin).
3) Kerja berat
a) Laki-laki : Petani (tanpa mesin), kuli, tukang kayu
(tanpa mesin), tukang besi, kerja tambang.
b) Wanita : Petani (tanpa mesin), penari, atlet.

3. Evaluasi Pengukuran WORK-REST REGIMEN


Jam kerja : 8 jam/hari
Jam istirahat : 1 jam/hari
a. Persentase waktu istirahat yang didapat selama 8 jam bekerja (1 jam
dalam 1 hari kerja) adalah :
Jam istirahat/hari (menit) X 100% = Persentase waktu istirahat
Jam kerja/hari (menit)
b. Persentase waktu kerja yang didapat selama 8 jam bekerja adalah :
Total jam kerja/hari (menit) X 100% = Persentase waktu kerja yang
didapat selama 8 jam bekerja

4. Tekanan Panas Yang Diperkenankan


10

Setelah mengetahui hasil dari pengukuran, beban kerja dan variasi kerja
maka kita bisa mengetahui suhu/nilai ISBB yang diperkenankan di
tempat kerja dengan cara membandingkannya dengan tabel dibawah ini :
Tabel 5. Nilai ISBB yang dianjurkan menurut Permenaker No
13/MEN/X/2011

Pengaturan Waktu Indeks suhu basah dan Bola (ISBB) OC


Kerja Setiap jam Beban Kerja
Waktu Kerja (%) Ringan Sedang Berat
75 – 100 31.0 28.0 -
50 - 75 31.0 29.0 27.5
25 - 50 32.0 30.0 29.0
0 - 25 32,2 31,1 30,5
Sumber : Permenaker No 13/MEN/X/2011
Keterangan :
1) Kerja terus menerus berarti tidak diperlukan istirahat
yang disebabkan tekanan panas selama waktu bekerja.
2) Kerja 75% - istirahat 25% berarti dalam 1 jam kerja,
orang tersebut boleh bekerja selama 45 menit diselingi istirahat 15
menit di tempat kerja, kemudian bekerja lagi selama 45 menit dan
istirahat lagi selama 15 menit, dst.
3) Bila ada tempat istirahat khusus dengan ISBB kurang dari
24OC maka waktu istirahat dapat diperpendek sebanyak 25%.
Untuk tempat-tempat kerja tertentu yang diperkirakan mempunyai efek-
efek panas khusus, harus diperhatikan khususnya pada hal-hal sebagai
berikut :
a) Adanya sumber panas yang menimbulkan panas radiasi yang cukup
besar. Misalnya : tempat pengecoran logam, peleburan bahan gelas,
tanur, dsb.
b) Untuk tenaga kerja yang selama jam kerja harus berpindah-pindah
tempat/lokasi maka lokasi-lokasi yang mempunyai perbedaan suhu
11

lebih dari 50C harus mendapat perhatian khusus, meskipun suhu


basahnya tidak menyimpang dari persyaratan NAB.

B. Perundang-undangan
1. Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pasal 3 ayat
1 (g) “Mencegah dan mengendalikan timbal atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, suhu, kotoran, asap, uap, gas, tembusan angin, sinar radiasi,
suara dan getaran”.
2. Permenaker No. 13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja.
3. SNI 16-70063-2004 : NAB Iklim Kerja (panas), Kebisingan, Getaran
Tangan-Lengan dan Radiasi Sinar Ultra Ungu di Tempat Kerja.
4. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Pasal 86 ayat 1 ”Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :

a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


b. Moral dan Kesusilaan, dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai agama.
Pasal 86 ayat 2 “Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)”.

Anda mungkin juga menyukai