TINJAUAN PUSTAKA
A. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah rangkaian proses yang terjadi dengan air yang terdiri
dari penguapan, presipitasi, infiltrasi dan pengaliran keluar (out flow). Penguapan
terdiri dari evaporasi dan transpirasi. Uap yang dihasilkan mengalmai kondensasi dan
dipadatkan membentuk awan yang nantinya menjadi air dan turun sebagai presipitasi.
permukaan tanah.
sinar matahari yang menimbulkan adanya perbedaan tekanan dan suhu, kondisi fisik
dan kimiawi permukaan bumi, tingkat permeabilitas dan porositas lapisan batuan
didalam kulit bumi, tingkat permeabilitas dan porositas lapisan di dalam kulit bumi,
Air hujan yang jatuh di permukaan bumi akan menjadi aliran permukaan (surface
fun off). Aliran permukaan sebagian akan meresap ke dalam tanah menjadi aliran
dalam jaringan alur sungai (river flow). Apabila kondisoi tanah memungkinkan
sebagian air infiltrasi akan mengalir kembali ke dalam sungai (river), atau
mengenang sebagai interflow. Sebagian dari air dalam tanah dapat muncul lagi ke
permukaan tanah sebagai air eksfiltrasi dan dapat terkumpul lagi dalam alur sungai
Air yang sampai kepermukaan tanah sebagian akan berinfiltrasi dan sebagian
tempat yang lebih rendah (run off), masuk ke sungai-sungai dan akahirnya ke laut.
Dalam perjalannya, sebagian air akan mengalami penguapan. Air yang masuk ke
dalam tanah sebagian akan keluar lagi menuju sungai yang di sebut sebagai aliran
antara (interflow), sebagian akan turun dan masuk ke dalam air yanah yang sedikit
demi sedikit masuk kedalam sungai sebagai aliran bawah tanah (ground water flow).
tanah, selebihnya akan turun ke permukaan tanah. Dalam hal tertentu, infiltrasi
berubah sesuai dengan curah hujan. Akan tetapi setelah mencapai limitnya, banyak
infiltrasi akan berlangsung terus sesuai dengan kecepatan absorbsi maksimum setiap
hujan.
Hujan adalah curahan atau jatuhan air akibat peristiwa kondensasi dari
atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk air, embun, kabut, atau salju. Intensitas
curah hujan adalah jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume
hujan setiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan berbeda-beda, tergantung dari
lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Intensitas hujan diperoleh dengan
cara melakukan analisis data hujan baik secara statistik maupun empiris. Intensitas
Durasi terjadinya hujan (menit, jam, dan hari) di peroleh dari hasil pencatatan
alat prngukur hujan. Hujan yang meliputi daerah luas jarang sekali dengan intensitas
tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang. Frekuensi intensitas
hujan adalah interval waktu rata-rata antara kejadian curah hujan yang mempunyai
intensitas tertentu dengan kejadian curah hujan dengan intensitas yang sama atau
sistem penyaliran tambang. Salah satu metode dalam analisis frekuensi yang sering
digunakan dalam menganalisis data curah hujan yaitu dengan metode distribusi
𝑆
Xt = X + 𝑆𝑛 (Yt – Yn) …………………………………………………….. (1)
Dimana :
Setelah data curah hujan diperoleh makan intensitas hujan dapat ditentukan
2/3
R 24
I 24 ………………………………..………………………… (2)
24 t
Dimana :
penyerapan air limpisan karena untuk setiap jenis dan kondisi material yang berbeda
meter yang mengambaran hubungan curah hujan dan limpasan. Yaitu memperkirakan
jumlah air hujan yang mengalir menjadi limpasan langsung di permukaan. Koefisien
Untuk menentukan besarnya debit air limpasan (run off) ditentukan dengan
Dimana :
Penyaliran dititik beratkan pada metode atau teknik penaggulanagan air pada
tambang terbuka. Teknik penyaliran bisa bersifat pencegahan atau pengendalian air
cara dengan pertimbangan biaya tanpa mengurangi keselamatan kerja. Namun, hal
penting yang perlu mendapat perhatian serius adalah memprediksikan kapan cuaca
ekstrim akan terjadi, yaitu di mana aliran tanah dan air limpasan sangat
Penanganan air pada suatu lokasi tambang terbuka di bedakan menjadi dua yaitu :
1. Main Drainage
Sistem main drainage yaitu upaya pencegahan air masuk ke area front tambang.
Umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber
Pada setiap jenjang (bench) dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor
kemudian ke dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa tersebut
diberi lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga air
tanah terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar
daerah penambangan.
Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana elemen-elemen
dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda (disumur besar) dinetralisir
menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu dihisap dengan pompa.
Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang impermiable (jumlah air sedikit)
dengan membuat lubang bor. Kemudian di masukkan pipa yang ujung bawahnya
diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang bor diberi kerikil-
kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan diameter kerikil lebih
besar dari diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat
supaya saat ada isapan pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga
Dalam metode Mine Dewatering pengendalian air yang masuk ke dalam front
penambangan di lakukan dengan dua sistem yaitu sistem kolam terbuka (sump),
membuat paritan dan membuat adit. Penyaliran dengan membuat kolam terbuka dan
paritan biasanya ideal diterapkan pada tambang open cast atau kuari, karena dapat
memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan air dari bagian puncak yang lebih tinggi
ke tempat rendah. Pompa yang digunakan pada posisi ini lebih efisien, efektif dan
hemat energi. Pada tambang open pit penggunaan pompa menjadi sangat vital untuk
menaikan air dari dasar tambang ke permukaan dan kerja pompa pun cukup berat.
Kadang-kadang tidak cukup digunakan 1unit pompa, tetapi harus beberapa pompa
yang di hubungkan seri untuk membantu daya dorong dari dasar sampai ke
permukaan. Artinya unsur biaya pompa harus diperhatikan. Sedangkan sistem adit
lebih idel diterapkan pada tambang terbuka open pit dengan syarat lokasi
penambangan harus mempunyai lembah tempat membuat sumuran dan adit agar air
dapat keluar.
Sistem ini dilakukan dengan cara air yang masuk kedalam tambang dikumpulkan
ke suatu sumuran (sump) yang dibuat didasar tambang kemudian dari sumuran
tersebut dipompa dan dialirkan dengan pipa untuk dikeluarkan dari tambang. Sistem
Sistem ini cukup ideal diterapkan pada tambang terbuka open cast atau kuari.
Paritan dibuat berawal dari sistem mata air atau air limpasan menuju suatu kolam
penampungan atau langsung ke sungai yang sudah ada atau di arahkan ke selokan
jalan utama tambang. Sasaran akhir paritan adalah kolam atau sump yang akan
sistem adit.
c. Sistem Adit
Penyaliran dengan sistem adit cocok diterapkan pada tambang open pit yang
cukup dalam, biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka yang
mempunyai banyak jenjang tetapi terdapat suatu lembah yang memungkinkan dibuat
sumuran (shaff). Sumuran ini berfungsi sebagai jalan keluarnya aliran-aliran air
dengan penampang persegi empat atau segitiga umumnya debit kecil sedangkan
Saluran atau paritan merupakan jalur alir yang akan di alirkan ke kolam
pengedapan. Analisis paritan atau saluran bertujuan unruk menentukan dimensi dari
paritan berdasarkan debit air yang akan di salurkan ke kolam pengendapan. Untuk
Dimana :
Sump (kolam penampungan) merupakan kolam penapungan air yang dibuat untuk
menampung air lipasan , yang dibuat sementara sebelum air dipompa keluar. Sump
juga berfungsi sebagai tempat mengedapnya lumpur yang terbawa oleh air.
Pengaliran air dari sump dilakukan dengan cara pemompaan atau dialirkan kembali
melalui saluran pelimpah. Sump yang dibuat disesuaikan dengan kemajuan medan
kerja (front) penambangan. Tata letak sump akan dipengaruhi oleh sistem drainase
tambang yang diseuaikan dengan geografis daerah tambang dan kestabilan lereng
tambang. Untuk optimalisasi input (masukan) dan output (keluaran), maka dapat
Dimana :
V = Volume sump
t = Tinggi sump
berikut :
1.Travelling sump (balong front), sump ini dibuat pada daerah front tambang,
baik secara terencana yang digambarkan pada peta jangka pendek atau
air permukaan dibutuhkan. Jangka waktu penggunaan sump ini relatif singkat
dan biasanya dibagian lereng tepi tambang. Sump ini disebut sebagai sump
permanen karena dibuat untuk jangka waktu lama, biasanya terbuat dari bahan
kedap air dengan tujuan untuk mencegah peresapan air supaya tidak
menerima air dari sump front. Konstruksi atau badan sump ini dibagi menjadi
dua bagian, bagian pertama untuk menapung air kotor yang berasal dari sump
front sebagai tempat penampungan lumpur dan bagian lainnya sebagi tempat
penampungan air yang berasal dari bagian sump yang pertama kemudian
3. Main sump (balong induk) sump ini dibuat sebagai penapungan air terakhir dan
dapat digunakan sebagai cadangan air. Pada umunya sump ini dibuat dielevasi
Pompa dan pipa berfungsi untuk mengeluarkan air yang tergenang didalam front
pompa dan pimpa yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air yang tergenang dalam
Head statis yaitu berkurangnya kemampuan pompa akibat dari perbedaan elevasi
air masuk dan air keluar pada pipa. Adapun rumus head statik yaitu :
Hs = h2 – h1 ……………………………………………………………….. (6)
Dimana :
hs : Head statik
h1 : Elevasi sisi isap (m)
h2 : Elevasi sisi keluar (m)
2. Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan kecepatan yang diakibatkan dari gaya gravitasi
dan perbedaan jari-jari inlet atau outlet pipa. Perhitungan head kecepatan dapat
𝑣2
hV = ……………………………………………………………………..... (7)
2𝑔
Dimana :
hV : head kecepatan
v : kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
g : kecepatan gravitasi bumi (m/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )
3. Head Gesekan
Head gesekan yaitu perubahan tekanan air akibat dari pengaruh gesekan pada
pipa, dengan mempertimbangkan faktor kekasaran, panjang pipa, gravitasi bumi, dan
𝑙 ×𝑣 2
Hf = f ( 2𝐷𝑔 ) …………………………………………………………………. (8)
Dimana :
Hf : Head gesekan
f : Koefisien kekekrasan pipa
L : Panjang pipa (m)
V : Kecepatan alir dalam pipa (m/detik)
D : Diameter pipa (m)
g : Kecepatan gravitasi bumi (m/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )
4. Head Loss
Head loss yaitu perubahan tekanan air akibat dari pengaruh koefisien kekasaran
air dan pengaruh gravitasi. Head loss dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
𝑣2
ℎ𝑓2 = k (2𝑔) ………………………...………………………………………… (10)
Dimana :
Head total adalah energi yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada
kondisi tertentu. Semakain besar debit air yang dipompa, maka head pompa juga
akan semakin besar. Head total di dapatkan setelah nilai head statis, head kecepatan,
head gesekan, dan head loss di dapat. Berikut rumus untuk mendaptkan head total :
Dimana :
hs : head statis
hv : head kecepatan
Hf : head gesek
ℎ𝑓2 : head loss
Setelah mendapat nilai head total, maka perlu juga di lakukan perhitungan debit
koreksi pompa, perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui debit air yang akan
keluar dari pipa pembuangan sehingga diketahui debit air yang akan masuk keparitan
sebelem masuk ke kolam pengendapan. Berikut ini perhitungan debit koreksi pompa :
𝐻2
Q2 = Q1 𝐻1 ………………………………………………………………..….. (12)
Dimana :
sementara air yang berasal dari saluran sebelum disalurkan kembali kesungai. Kolam
pegendapan juga sebagai sara unutuk menghidarkan pencemaran air yang berasal dari
Ukuran kolam pengedapan harus disesuaikan dengan jumlah air yang ditampung
sehingga air yang beral dari pit penambangan dapat teratasi. Dalam kolam
1. Zona masukan (inlet zone) Adalah tempat masuknya aliran air yang
disepanjang saluran.
hal yang mendukung kolam tersebut, diantaranya yaitu volume air yang akan
Untuk menentukan besarnya volume air yang ditampung dapat diketahui dari
besarnya debit air limpasan maksimal dengan mengalikan faktor koreksi dan waktu
salam padatan yang lolos keluar dari kolam pengendapan, sehingga kecepatan
Dimana :
Luas kolam pengendapan ditentukan dari volume total air tersuspensi dan
kecepatan partikel padatan tersebut untuk mengendap. Luas kolam pengedapan dapat
Dimana :