Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI RESIKO PASIEN JATUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


.../SPO/MEDIS/… 01 1 dari 1

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
SAMBAS
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan,
PROSEDUR Direktur RSUD SAMBAS
OPERASIONAL
( SPO )

Dr. GANJAR EKO PRABOWO


NIP. 197306012005021012
PENGERTIAN Prosedur kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi ulang serta mengambil tindakan pada
pasien yang mempunyai resiko jatuh di berbagai fasilitas layanan kesehatan di rumah sakit.

TUJUAN 1. Menciptakan budaya keselamatan pasien

2. Optimalisasi penggunaan asesment jatuh untuk menentukan kategori risiko jatuh

3. Mendeskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman faktor risiko jatuh,


pencegahan, dan penanganannya dalam meningkatkan klinis dan kepuasan pasien,
serta menurunkan biaya kesehatan.

4. Memahami kunci keberhasilan program faktor risiko jatuh, pencegahan, dan


penanganannya

KEBIJAKAN 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VII/2011 Tentang Keselamatan


Pasien Rumah Sakit

2. SK Direktur RSUD Sambas tentang Identifikasi Resiko Pasien Jatuh di RSUD Sambas

PROSEDUR 1. Lakukan identifikasi resiko pasien jatuh sesuai dengan form pemantauan pasien jatuh
 Form pengkajian resiko jatuh pasien dewasa (Skala Morse)
 Form pengkajian resiko jatuh pasien anak (Humpty-Dumpty)
2. Jumlahkan total skor yang didapat dan dikategorikan sesuai dengan jumlah skor yang
didapat.
3. Pasang gelang berwarna kuning pada pasien
4. Intervensi sesuaikan kategori:
A. Skor Resiko Rendah: 0 - 7

 Orientasikan pasien pada lingkungan kamar / bangsal.

 Pastikan rem tempat tidur terkunci.

 Pastikan bel pasien terjangkau.

 Singkirkan barang yang berbahaya terutama pada malam hari (kursi tambahan dan
lain-lain)

 Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap menyala karena lingkungan masih
asing

 Pastikan alat bantu jalan dalam jangkauan (bila menggunakan).

 Pastikan alas kaki tidak licin.

 Pastikan kebutuhan pribadi dalam jangkauan.

 Tempatkan meja pasien dengan baik agar tidak menghaIangi.

 Tempatkan pasien sesuai dengan tinggi badannya

B. Skor Resiko Tinggi: 8 - 13

 Orientasikan pasien pada lingkungan kamar / bangsal.

 Pastikan rem tempat tidur terkunci.

 Pastikan bel pasien terjangkau.

 Singkirkan barang yang berbahaya terutama pada malam hari (kursi tambahan dan
lain-lain).

 Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap menyala karena lingkungan masih
asing.

 Pastikan alat bantu jalan dalam jangkauan (bila menggunakan).

 Pastikan alas kaki tidak licin.

 Pastikan kebutuhan pribadi dalam jangkauan.

 Tempatkan meja pasien dengan baik agar tidak menghalangi.

 Tempatkan pasien sesuai dengan tinggi badannya.

 Pasang penanda risiko jatuh di luar kamar, untuk perawatan di bangsal tempatkan
pada bed pasien.

 Minta agar pasien segera memencet bel bila perlu bantuan.

 Awasi atau bantu sebagian Aktivitas Daily Living pasien.


 Cepat menanggapi bel.

 Review kembali obat-obatan yang berisiko.

 Beritahu pasien agar mobilisasi secara bertahap: duduk perlahan-lahan sebelum


berdiri.

C. Skor Resiko Sangat Tinggi: 14

 Orientasikan pasien pada lingkungan kamar / bangsal.

 Pastikan rem tempat tidur terkunci.

 Pastikan bel pasien terjangkau.

 Singkirkan barang yang berbahaya terutama pada malam hari (kursi tambahan dan
lain-lain).

 Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap menyala karena lingkungan masih
asing.

 Pastikan alat bantu jalan dalam jangkauan (bila menggunakan).

 Pastikan alas kaki tidak licin.

 Pastikan kebutuhan pribadi dalam jangkauan.

 Tempatkan meja pasien dengan baik agar tidak menghalangi.

 Tempatkan pasien sesuai dengan tinggi badannya.

 Pasang penanda risiko jatuh di luar kamar, untuk perawatan di bangsal tempatkan
pada bed pasien.

 Minta agar pasien segera memencet bel bila perlu bantuan.

 Awasi atau bantu sebagian Actifitas Daily Living pasien.

 Cepat menanggapi bel.

 Review kembali obat-obatan yang berisiko.

 Beritahu pasien agar mobilisasi secara bertahap: duduk perlahan-lahan sebelum


berdiri.

 Kaji kebutuhan BAB / BAK secara teratur tiap 2-3 jam.

 Kolaborasi dengan fisioterapi / case manager.

 Bila memungkinkan pindahkan pasien dekat nurse station.

 Kaji kebutuhan dengan menggunakan pagar tempat tidur.

 Orientasikan ulang bila perlu.

 Observasi lebih ketat pada pasien yang mendapatkan obat laxantia/diuretika.


 Rendahkan sedikit posisi tempat tidur.

 Komunikasikan kemungkinan risiko jatuh pada keluarga pasien.

 Libatkan keluarga dalam pendampingan pasien.

 Berikan protokol risiko jatuh pada keluarga yang ditempatkan di meja pasien.

 Dokumentasikan setiap perubahan pada pengkajian risiko

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan

3. Instalasi Gawat Darurat.

4. Instalasi Kamar Operasi

5. Instalasi Perawatan Intensif

Anda mungkin juga menyukai