Anda di halaman 1dari 10

ISOLATOR

Pada sistem penyaluran daya listrik dari pembangkit listrik ke


konsumen, perlu digunakan tegangan tinggi untuk mengurangi rugi-rugi daya
di sepanjang saluran. Pada saluran transmisi dan distribusi, masalah isolasi
harus lebih diperhatikan karena tegangan yang digunakan cukup tinggi.
Isolator yang sering digunakan pada menara transmisi adalah isolator rantai
yang terdiri dari beberapa isolator piring yang diserikan. Pada jaringan
distribusi, isolator piring juga banyak digunakan. Karena terpasang di ruang
terbuka, permukaan isolator akan dilapisi polutan-polutan yang dapat
mengurangi kemampuan isolator tersebut. Polutan ini juga dipengaruhi oleh
kondisi udara sekitar seperti kelembaban dan hujan yang membuat polutan
menjadi basah.

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang jenis-jenis isolator piring,


penyebab polusi pada isolator, dan penentuan tingkat bobot polusi pada
isolator.

2.1 ISOLATOR PIRING

Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti


diagram pada Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara


Isolator Tegangan
Tinggi

Bahan

Isolator keramik Isolator polimer

kaca porselin Isolator komposit:


Tegangan Isolator cyclo-
BatangTinggi
fiberglass
aliphatic epoxy
dengan sirip
resin
polimer (tipe pos
(pos, bushing atau
atau gantung)
isolator gantung)
Konstruksi
Isolator Isolator Isolator Isolator
pin bushing
piring pos longrod
Karet Karet
EPDM silikon

Gambar 2.1 Jenis Isolator Tegangan Tinggi[9]

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah isolator jenis piring.
Oleh karena itu, penjelasan berikut ditujukan hanya untuk isolator piring.

Konstruksi dasar isolator piring ditunjukkan pada Gambar 2.2. Bagian


utama dari suatu isolator piring adalah bahan isolasi, semen, kap dan tonggak
pin. Semen berfungsi untuk merekat bahan isolasi dengan tonggak pin dan
merekat bahan isolasi dengan kap.

kap

Perekat
Semen p
Bahan
Isolasi
Tonggak
Pin
D
Gambar 2.2 Konstruksi Isolator Piring[3]

Universitas Sumatera Utara


Di mana D merupakan diameter isolator piring, dan p merupakan jarak spasi
nominal antara pin dan kap isolator piring. Ukuran isolator piring bervariasi
dengan diameter 25 cm sampai 40 cm dan jarak spasi nominal dari 127 mm
sampai 240 mm.

Bahan isolasi yang digunakan pada isolator piring ini adalah keramik.
Menurut J. P. Holtzhausen, bahan keramik dibagi menjadi dua yaitu porselin
dan kaca. Isolator porselin memiliki kekuatan dielektrik sekitar 60 kV/cm
sedangkan kekuatan dielektrik isolator kaca 140 kV/cm. Isolator kaca juga
memiliki kekuatan mekanik yang lebih besar daripada isolator porselin, tetapi
isolator kaca lebih rapuh. Isolator piring yang terbuat dari kaca tidak
digunakan pada sistem dengan tegangan DC karena tegangan DC
menimbulkan proses elektrolisis pada bahan kaca yaitu perpindahan ion
positif ke katoda sehingga dapat menyebabkan perubahan fisik isolator.

Dilihat dari bentuknya, isolator piring dibagi menjadi 3 jenis seperti


ditunjukkan pada Gambar 2.3.

a b c

Gambar 2.3 Jenis Isolator Piring Berdasarkan Bentuknya:


a Isolator Piring Standar[3]
b Isolator Piring Anti-fog[3]
c Isolator Piring Aerodinamis[6]

Universitas Sumatera Utara


 Isolator piring dengan desain standar (Gambar 2.3a). Isolator ini
digunakan pada daerah dengan bobot polusi rendah seperti di daerah
yang kerapatan penduduknya dan tidak ada industri.
 Isolator piring dengan desain anti-fog (Gambar 2.3b). Isolator ini
dirancang memiliki lekukan yang lebih dalam untuk memperpanjang
jarak rambat arus, digunakan pada daerah dengan bobot polusi tinggi
seperti di daerah industri berat.
 Isolator piring dengan desain aerodinamis (Gambar 2.3c). Isolator ini
dirancang memiliki permukaan yang licin sehingga polutan lebih sulit
menempel pada permukaannya. Isolator ini biasa digunakan pada
daerah gurun.

Untuk jaringan hantaran udara bertegangan menengah dan tinggi,


beberapa isolator piring disambung satu dengan yang lainnya sehingga
berbentuk rentengan. Kemudian rentengan ini digantungkan pada lengan
menara transmisi. Dilihat dari bentuk sambungannya, isolator piring dibagi
dua, yaitu isolator dengan kopling bola-sendi dan isolator dengan kopling
clevis-tongue. Isolator piring dengan kopling bola-sendi dapat dilihat pada
Gambar 2.3a dan isolator piring dengan kopling clevis-tongue dapat dilihat
pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Isolator Piring dengan Kopling Clevis-Tongue[10]

Universitas Sumatera Utara


2. 2 ISOLATOR TERPOLUSI

Isolator baik yang terpasang di ruang terbuka maupun tertutup, akan


dilapisi oleh polutan yang terkandung di udara. Polutan ini dapat
mempengaruhi konduktivitas permukaan dari isolator tersebut sehingga dapat
menyebabkan kegagalan isolasi. Beberapa jenis polutan yang sangat
berpengaruh terhadap tahanan permukaan isolator adalah:

 Garam. Garam ini dapat berasal dari udara yang berhembus dari laut
dan yang berasal dari zat kimia di jalanan yang menguap.
 Limbah pabrik dalam bentuk gas seperti karbon dioksida, klorin dan
sulfur oksida dari pabrik kimia dan sebagainya.
 Kotoran burung.
 Pasir di daerah gurun.

Kondisi cuaca akan mempengaruhi polusi pada permukaan isolator ini.


Angin dapat membawa garam dan pasir sampai ke permukaan isolator. Hujan
deras dapat membersihkan polutan terutama di bagian atas permukaan isolator
sedangkan gerimis, kelembaban yang tinggi, dan kabut akan membuat lapisan
polutan menjadi basah.

Untuk mengurangi polusi pada permukaan isolator, dilakukan


beberapa usaha sebagai berikut:

 Pencucian

Isolator pada saluran maupun pada gardu induk dapat dicuci


dalam keadaan tidak bertegangan maupun saat bertegangan. Pencucian
dapat dilakukan secara otomatis dan manual seperti dengan
menggunakan helikopter. Untuk pencucian dalam keadaan
bertegangan, ada 2 syarat yang harus diperhatikan yaitu:

Universitas Sumatera Utara


1. Air yang digunakan adalah air murni tanpa mineral dan
memiliki tahanan jenis lebih besar dari 50.000 Ω cm.
2. Urutan pencucian harus dimulai dari bawah ke atas untuk
mencegah terkumpulnya polutan.

 Pelapisan (greasing/coating)

Salah satu metode untuk mencegah kegagalan isolasi pada


isolator adalah dengan melapisi permukaan isolator dengan lapisan
minyak. Keuntungan dari metode ini adalah mendapatkan sifat
hidrofobik, yaitu sifat bahan yang membuat permukaannya tetap
kering karena air sulit untuk menempel pada permukaannya. Bahan
yang bersifat hidrofobik yaitu minyak dan lilin. Keuntungan lainnya
dari metode ini adalah terperangkapnya atau terikatnya polutan oleh
minyak dan mencegah polutan ini basah akibat embun. Minyak yang
digunakan terbuat dari silikon atau hidrokarbon. Kekurangan metode
ini adalah harus mengganti minyak yang telah lama digunakan,
biasanya dilakukan setiap tahun.

 Perpanjangan sirip (extender shed)


Sirip isolator diperpanjang dengan bahan polimer seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.5. Perpanjangan sirip ini dipasangkan
pada sirip isolator dengan menggunakan perekat dan tidak boleh ada
celah udara di antara sirip porselin dengan sirip tambahan karena akan
menyebabkan peluahan sebagian pada celah udara ini yang akan
merusak polimer dan isolator. Selain memperpanjang jarak rambat,
perpanjangan sirip ini memudahkan air yang membawa polutan akibat
hujan atau embun untuk mengalir dari permukaan isolator.

Universitas Sumatera Utara


Tambahan
polimer

Sirip
porselin
Gambar 2.5 Perpanjangan Sirip yang Terpasang pada Isolator Porselin[6]

2.3 PENGUKURAN TINGKAT POLUSI

Berdasarkan standar IEC 815, bobot polusi isolator ditetapkan 4


tingkat, yaitu ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Ada banyak metode
untuk menentukan bobot polusi isolator. Metode yang umum digunakan
adalah metode ESDD (equivalent salt density deposit) dan tinjauan lapangan.
Metode ESDD dilakukan dengan mengukur konduktivitas polutan kemudian
disetarakan dengan bobot garam dalam larutan air yang konduktivitasnya
sama dengan konduktivitas polutan tersebut.
Penentuan tingkat bobot polusi isolator dengan metode tinjauan
lapangan ditunjukkan pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Tingkat Polusi Dilihat dari Lingkungannya Berdasarkan IEC 815[3]
Tingkat
Contoh Lingkungan
Polusi
 daerah dengan sedikit industri dan rumah penduduk dengan
sarana pembakaran rendah.
 daerah pertanian (penggunaan pupuk dapat meningkatkan
bobot polusi) dan pegunungan.
Ringan  daerah dengan jarak 10km atau lebih dari laut dan tidak ada
angin laut yang berhembus .
Cat: daerah-daerah di atas terletak kira-kira 10 sampai 20
km dari laut dan tidak terpapar angin laut secara langsung.

Universitas Sumatera Utara


Tingkat Contoh Lingkungan
Polusi
 daerah dengan industri yang tidak menghasilkan polusi gas.
 daerah banyak industri dan/atau perumahan yang sering

Sedang hujan dan/atau berangin.


 daerah yang tidak terlalu dekat dengan pantai kira-kira
beberapa kilometer.
 daerah banyak industri dan perkotaan dengan sarana
pembakaran yang tinggi.
Berat
 daerah dekat dengan laut dan terpapar angin laut secara
langsung.

 daerah dekat pantai dan terkena air laut.


Sangat
Berat  daerah padang pasir

Penentuan tingkat bobot polusi isolator dengan metode ESDD


berdasarkan IEC 815 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Tingkat Polusi Berdasarkan Nilai Maksimum ESDD Berdasarkan


IEC 815[8]
Tingkat Polusi ESDD Maksimum ( mg/cm2 )

0.06
Ringan

0.20
Sedang

Berat 0.60

>0.60
Sangat Berat

Universitas Sumatera Utara


2.4 PARAMETER ISOLATOR PIRING

Isolator piring memiliki parameter sebagai berikut:

a. Kekuatan Mekanik.
b. Jarak Rambat Spesifik atau Gradien Permukaan.
c. Jarak Rambat.

a. Kekuatan Mekanik

Isolator piring digantungkan pada lengan menara transmisi ataupun


pada tiang distribusi. Oleh karena itu isolator piring menerima gaya tarik yang
diakibatkan oleh berat konduktor. Isolator piring harus mampu menahan gaya
tarik tersebut. Kemampuan menahan gaya tarik suatu isolator disebut
kekuatan mekanik. Kekuatan mekanik dari isolator piring dirancang mulai
dari 70kN sampai lebih dari 500kN.

b. Jarak Rambat Spesifik atau Gradien Permukaan

Jarak rambat spesifik adalah pedoman untuk menentukan jarak rambat


isolator yang akan digunakan tergantung dari tingkat bobot polusi daerah di
mana isolator akan dipasang. Jarak rambat spesifik merupakan perbandingan
dari jarak rambat dalam satuan mm dengan tegangan line to line sistem dalam
satuan kV. Gradien permukaan yang direkomendasikan oleh IEC 815 pada
setiap tingkat bobot polusi dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Gradien Permukaan pada Setiap Tingkat Polusi[8]

Sangat
Tingkat Polusi Ringan Sedang Berat
Berat

Gradien Permukaan
16 20 25 >31
(mm/kV)

Universitas Sumatera Utara


c. Jarak Rambat

Jarak rambat adalah jarak terpendek antara konduktor pada kap dan
pin melalui permukaan isolator. Pada Gambar 2.6 terlihat bahwa jarak rambat
Ls merupakan panjang dari titik A ke titik B. Jarak rambat pada isolator piring
berkisaran antara 295 sampai 600 mm. Jarak rambat isolator yang akan
digunakan tergantung pada jarak rambat spesifik dan tegangan nominal sistem
di mana isolator akan dipasang.

Perekat
Semen

Gambar 2.6 Jarak Rambat Ls pada Isolator Piring[3]

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai