Anda di halaman 1dari 48

Short Course Aplikasi SNI Terbaru

untuk Mahasiswa Tugas Akhir

Hanggoro Tri Cahyo A.


Chusnul Chotimah

Oktober 2015

Bambang Dewasa’s Files


http://filebambangdewasa.wordpress.com

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA i


Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa Tugas Akhir merupakan upaya
sosialisasi code SNI untuk mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Tugas Akhir
di Prodi S1 Teknik Sipil UNNES. Buku ini tidak diperjualbelikan dan bebas
didistribusikan untuk keperluan non-komersial. Sampul Hand-out oleh Kukuh C. Adi
Putra.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA ii


Kata Pengantar

Kecintaan Almarhum Drs. Bambang Dewasa pada dunia struktur dengan penulisan
karya-karya apiknya yang tersimpan di blog http://filebambangdewasa.wordpress.com
telah menginspirasi kami untuk terus mengembangkan materi pembelajaran yang
mengikuti perkembangan peraturan SNI terbaru. Hal ini adalah tugas sekaligus
tantangan bagi dosen untuk dapat menyampaikan materi yang rumit pasal per pasal
dalam SNI, menjadi sebuah penjelasan yang sederhana. Ada 3 SNI yang dipergunakan
dalam Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa Tugas Akhir pada tahun
2015 ini yakni :

1) SNI 1727:2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan


struktur lain. Standar ini memuat ketentuan beban minimum untuk merancang
bangunan gedung dan struktur lain.
2) SNI 1726:2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non gedung.
3) SNI 2847:2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung. Standar
ini merupakan revisi dari SNI 03-2847-1992 Tata cara penghitungan struktur
beton untuk bangunan gedung yang mengacu pada ACI 318M-11 Building Code
Requirements for Structural Concrete.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
hand-out ini, semoga short course ini bermanfaat bagi mahasiswa Prodi S1 Teknik Sipil
yang sedang menempuh mata kuliah Tugas Akhir. Amin.

Semarang, 13 Oktober 2015


Kaprodi S1 Teknik Sipil,

Hanggoro Tri Cahyo A.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA iii


Daftar Isi

1. Permodelan Struktur .............................................................................................................. 1


1.1. Denah balok dan kolom, Portal memajang dan portal melintang ........................ 1
1.2. Peraturan yang digunakan ................................................................................................... 6
1.3. Pembebanan Struktur ............................................................................................................ 6
1.4. Material Struktur ..................................................................................................................... 9

2. Persyaratan Desain Seismik ................................................................................................ 9


2.1. Spektrum respons desain ..................................................................................................... 9
2.2. Kategori desain seismik ........................................................................................................ 12
2.4. Konfigurasi Struktur ............................................................................................................... 14
2.3. Sistem Struktur ......................................................................................................................... 13
2.5. Kombinasi Pembebanan ....................................................................................................... 15

3. Penentuan Beban Gempa ...................................................................................................... 17


3.1. Kriteria Permodelan ............................................................................................................... 17
3.2. Massa Bangunan ...................................................................................................................... 17
3.3. Prosedur Analisis ..................................................................................................................... 18
3.3.1. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen .................................................................. 18
3.3.2. Analisis spektrum respons ragam .................................................................................... 20
3.4. Arah Pembebanan ................................................................................................................... 26

4. Simpangan dan Efek P-Delta ............................................................................................... 27


4.1. Pengecekan Terhadap Torsi ................................................................................................ 27
4.2. Pengecekan Terhadap Simpangan .................................................................................... 28

5. Desain Struktur ......................................................................................................................... 31


5.1. Desain Penulangan Balok dan Kolom Rangka Pemikul Momen ............................ 31
5.2. Desain Penulangan Dinding Geser .................................................................................... 40
5.3. Desain Pondasi .......................................................................................................................... 40
5.4. Pengikat fondasi ....................................................................................................................... 40

Daftar Pustaka

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA iv


1. Permodelan Struktur

1.1. Denah balok dan kolom, Portal memajang dan portal melintang

Struktur bangunan gedung terdiri dari struktur atas dan bawah. Struktur atas
adalah bagian dari struktur bangunan gedung yang berada di atas muka tanah. Struktur
bawah adalah bagian dari struktur bangunan gedung yang terletak di bawah muka
tanah, yang dapat terdiri dari struktur besmen, dan/atau struktur fondasinya. Prosedur
analisis dan desain seismik yang digunakan dalam perencanaan struktur bangunan
gedung dan komponennya harus memiliki sistem penahan gaya lateral dan vertikal
yang lengkap, yang mampu memberikan kekuatan, kekakuan, dan kapasitas disipasi
energi yang cukup untuk menahan gerak tanah desain dalam batasan-batasan
kebutuhan deformasi dan kekuatan yang disyaratkan. Gaya gempa desain, dan
distribusinya di sepanjang ketinggian struktur bangunan gedung, harus ditetapkan
berdasarkan salah satu prosedur yang sesuai yakni Analisis gaya lateral ekivalen atau
Analisis spektrum respons ragam, dan gaya dalam serta deformasi yang terkait pada
komponen-elemen struktur tersebut harus ditentukan.

Pondasi harus didesain untuk menahan gaya yang dihasilkan dan mengakomodasi
pergerakan yang disalurkan ke struktur oleh gerak tanah desain. Struktur atas dan
struktur bawah dari suatu struktur gedung dapat dianalisis terhadap pengaruh gempa
rencana secara terpisah, di mana struktur atas dapat dianggap terjepit lateral pada
besmen. Selanjutnya struktur bawah dapat dianggap sebagai struktur tersendiri yang
berada di dalam tanah yang dibebani oleh kombinasi beban-beban gempa yang berasal
dari struktur atas, beban gempa yang berasal dari gaya inersia sendiri, gaya kinematik
dan beban gempa yang berasal dari tanah sekelilingnya. Struktur bawah tidak boleh
gagal dari struktur atas. Desain detail kekuatan (strength) struktur bawah harus
memenuhi persyaratan beban gempa rencana. Analisis deformasi dan analisis lain
seperti penurunan total dan diferensial, tekanan tanah lateral, deformasi tanah lateral,
dan lain-lain, dapat dilakukan sesuai dengan persyaratan beban kerja (working stress).

Pada pelatihan kali ini contoh desain struktur menggunakan Gedung A Pascasarjana
Fakultas Kedokteran UGM. Struktur ini dimodelkan sebagai struktur beton bertulang
dengan pondasi berupa pondasi bored pile. Berikut gambar Denah, Tampak, Potongan
Portal Melintang dan Potongan Portal Memanjang tipikal gedung disajikan pada Gambar
1.1 s/d Gambar 1.4.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 1


Gambar 1.1. Tipikal denah kolom Gedung A.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 2


Gambar 1.2. Tipikal denah balok Gedung A.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 3


Gambar 1.3. Tipikal portal memanjang Gedung A.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 4


Gambar 1.4. Tipikal portal melintang Gedung A.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 5


1.2. Peraturan yang digunakan

1) SNI 1727:2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan


struktur lain. Standar ini memuat ketentuan beban minimum untuk merancang
bangunan gedung dan struktur lain.
2) SNI 1726:2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non gedung.
3) SNI 2847:2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung. Standar
ini merupakan revisi dari SNI 03-2847-1992 Tata cara penghitungan struktur
beton untuk bangunan gedung yang mengacu pada ACI 318M-11 Building Code
Requirements for Structural Concrete.

1.3. Pembebanan Struktur

Beban mati
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang,
termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading
gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan layan
terpasang lain termasuk berat keran.

Beban hidup
Beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung atau struktur
lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban lingkungan, seperti beban angin,
beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati.

Beban hidup terdistribusi merata minimum menurut SNI 1727:2013 :

Hunian atau penggunaan Beban Merata kN/m2

Apartemen / Rumah tinggal


Semua ruang kecuali tangga dan balkon 1,92
Tangga Rumah tinggal 1,92
Kantor
Ruang kantor 2,40
Ruang komputer 4,79
Lobi dan koridor lantai pertama 4,79
Koridor di atas lantai pertama 3,83
Ruang pertemuan
Lobi, 4,79
Kursi dapat dipindahkan, 4,79

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 6


Panggung pertemuan 4,79
Balkon dan dek
1,5 kali beban hidup untuk daerah yang dilayani.
Jalur untuk akses pemeliharaan 1,92
Koridor
Koridor Lantai pertama 4,79
Koridor Lantai lain sama seperti pelayanan hunian
Ruang makan dan restoran 4,79
Rumah Sakit
Ruang operasi, laboratorium 2,87
Ruang pasien 1,92
Koridor diatas lantai pertama 3,83
Perpustakaan
Ruang baca 2,87
Ruang penyimpanan 7,18
Koridor diatas lantai pertama 3,83
Pabrik
Ringan 6,00
Berat 11,97
Sekolah
Ruang kelas 1,92
Koridor lantai pertama 4,79
Koridor di atas lantai pertama 3,83
Tangga dan jalan keluar 4,79
Gudang penyimpan barang
Ringan 6,00
Berat 11,97
Toko Eceran
Lantai pertama 4,79
Lantai diatasnya 3,59
Grosir, di semua lantai 6,00

Berikut nilai pembebanan yang ditentukan dalam desain dalam kg/m2:

Tabel 1.1. Pembebanan yang ditentukan dalam desain


Fungsi Ruang Beban Mati (D) Beban Hidup (L)
Roof Tank 150 500
Dak 100 400
Lantai Kerja 150 300
Lantai Semi Basement 100 400
Tangga 150 300

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 7


Beban Gempa
Pengaruh beban gempa, E, harus ditentukan sesuai dengan berikut ini:

Untuk penggunaan dalam kombinasi beban untuk metoda ultimit 5) 1.2D+1.0E+L atau
kombinasi beban untuk metoda tegangan ijin 5) D+0.7E dan 6) D + 0.75(0.7E)+0.75L
harus ditentukan sesuai dengan Persamaan,
E = Eh + Ev.

Untuk penggunaan dalam kombinasi beban untuk metoda ultimit 7) 0.9D+ 1.0E atau
kombinasi beban untuk metoda tegangan ijin 8) 0.6D+ 0.7E, E harus ditentukan
sesuai dengan Persamaan,
E = Eh - Ev.

E = pengaruh beban gempa;


Eh = pengaruh beban gempa horisontal
Ev = pengaruh beban gempa vertikal

Pengaruh beban gempa horisontal, Eh harus ditentukan sesuai dengan persamaan,


Eh = ρ.QE.
QE = pengaruh gaya gempa horisontal
ρ = Faktor redundansi

Faktor redundansi, ρ harus dikenakan pada sistem penahan gaya gempa dalam
masingmasing kedua arah ortogonal untuk semua struktur. Untuk struktur yang
dirancang untuk kategori desain seismik D, E, atau F, ρ harus sama dengan 1,3.

Pengaruh beban gempa vertikal, Ev harus ditentukan sesuai dengan persamaan,


Ev=0.2SDS.D
SDS = parameter percepatan spektrum respons desain pada perioda pendek
D = pengaruh beban mati.

Sehingga kombinasi beban untuk metoda ultimit menjadi


5) (1.2 + 0.2.SDS) D +1.0ρ.QE +L
7) (0.9 - 0.2.SDS) D+ 1.0ρ.QE

Sehingga kombinasi beban untuk metoda tegangan ijin menjadi


5) (1+0.14 SDS)D+0.7ρ.QE dan
6) (1+0.10 SDS)D + 0.75(0.7ρ.QE)+0.75L
8) (0.6-0.14SDS)D+ 0.7ρ.QE

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 8


1.4. Material Struktur

Material struktur gedung adalah beton bertulang dengan mutu beton dan tulangan
adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2. Material Beton


Elemen Struktur Mutu Beton
Bored Pile f’c = 22,5 MPa
Pile Cap f’c = 30 MPa
Kolom, Balok, Pelat dan
f’c = 30 MPa
Dinding Geser

Tabel 1.3. Material Baja Tulangan


Tulangan Mutu Baja
Ulir (D) BJTD40 - fy=390 MPa

2. Persyaratan Desain Seismik

2.1. Spektrum respons desain

Penyelidikan tanah pada lokasi Gedung Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas


Gadjah Mada Yogyakarta (Gambar 2.1) telah dilaksanakan tanggal 6 s/d 11 Mei 2015
oleh Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan UGM.
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah profil tanah yang mengandung beberapa lapisan
tanah dan/atau batuan yang nyata berbeda, harus dibagi menjadi lapisan-lapisan yang
diberi nomor ke-1 sampai ke- n dari atas ke bawah, sehingga ada total n -lapisan tanah
yang berbeda pada lapisan 30 m paling atas tersebut (Tabel 2.1).

Nilai untuk lapisan tanah 30 m paling atas ditentukan sesuai dengan perumusan
berikut :


=

= tebal setiap lapisan antara kedalaman 0 sampai 30 meter;


= tahanan penetrasi standar 60 persen energi (N60) yang terukur langsung di
lapangan tanpa koreksi.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 9


Tabel 2.1. Perhitungan N-SPT Rata-rata
Tebal BH1 BH2
Depth
Lapisan Deskripsi Tanah
m N-SPT d/(N-SPT) N-SPT d/(N-SPT)
(d) m
2 2 14 0.142857 15 0.133333
4 2 15 0.133333 17 0.117647
6 2 17 0.117647 18 0.111111
8 2 19 0.105263 21 0.095238
10 2 21 0.095238 24 0.083333
12 2 24 0.083333 27 0.074074
14 2 28 0.071429 30 0.066667
16 2 29 0.068966 32 0.0625 Pasir
18 2 31 0.064516 35 0.057143
20 2 33 0.060606 37 0.054054
22 2 32 0.0625 38 0.052632
24 2 35 0.057143 40 0.05
26 2 37 0.054054 43 0.046512
28 2 39 0.051282 45 0.044444
30 2 42 0.047619 48 0.041667
Total 30 1.215786 1.090355
N-SPT Rata2 = 24.67539 27.51398

∑ = + + + + .....+ = 30 meter

∑ = + + + + ..... + = 1,215786


= = 30 / 1,215786 = 24,67539

Maka klasifikasi situs pada lokasi proyek termasuk kelas situs SD (tanah sedang) dengan
nilai 15 ≥ ≥ 50 seperti pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Klasifikasi situs


Kelas situs
SC (tanah keras, sangat
padat dan batuan >50
lunak)
SD (tanah sedang) 15 sampai 50
SE (tanah lunak) <15

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 10


Gambar 2.1. Lokasi Gedung Pascasarjana FK UGM, Jalan Farmako Yogyakarta.

Untuk menentukan spektrum respon desain untuk lokasi proyek data yang diperlukan
adalah :
(percepatan batuan dasar pada perioda pendek) = 1,157 g
(percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik) = 0,428 g
Faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran perioda pendek ( ) = 1,037
Faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili getaran perioda 1 detik ( ) =
1,572
Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek ( )= = 1,2 g
Parameter spektrum respons percepatan pada perioda 1 detik ( )= = 0,673 g
Parameter percepatan spektral desain untuk perioda pendek, 2
= #3 = 0,8 g
Parameter percepatan spektral desain untuk perioda 1 detik, =2#3 = 0,449g

Pembuatan kurva spektrum respons desain (Gambar 2.2) :


$% = 0,2 (
= 0,112 detik
()

$ = (
= 0,561 detik
()

Untuk perioda yang lebih kecil dari $% , spektrum respons percepatan desain,
.
= *0,4 , 0,6 . 0; Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan $% dan lebih
/
kecil dari atau sama dengan $ , spektrum respons percepatan desain, = ; Untuk
= #$.
perioda lebih besar dari $ , spektrum respons percepatan desain,

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 11


Gambar 2.2. Spektrum Respon Desain Tanah Sedang - Gedung Pascasarjana FK UGM.

2.2. Kategori desain seismik

Gedung termasuk jenis pemanfaatan sebagai “Gedung Sekolah dan Fasilitas Pendidikan”
dengan kategori resiko IV dan faktor keutamaan (Ie) = 1,5.

Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada perioda


pendek ( ) adalah KDS D. Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons
percepatan pada perioda 1 detik ( ) adalah KDS D. Sehingga kategori desain seismik
berdasarkan nilai , dan ketegori resiko adalah termasuk dalam KDS D (Tabel 2.3
dan 2.4).

Tabel 2.3. Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan


pada perioda pendek.
Kategori risiko
Nilai 121
I atau II atau III IV
121 < 0,167 A A
0,167 ≤ 121 < 0,33 B C
0,33 ≤ 121 < 0,50 C D
0,50 ≤ 121 D D

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 12


Tabel 2.4. Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan
pada perioda 1 detik
Kategori risiko
Nilai 123
I atau II atau III IV
123 < 0,067 A A
0,067 ≤ 123 < 0,133 B C
0,133 ≤ 123 < 0,20 C D
0,20 ≤ 123 D D

2.3. Sistem Struktur

Material yang dipilih beton bertulang dan sistem penahan-gaya seismik yang diijinkan
adalah (C.5) Rangka beton bertulang pemikul momen khusus dan (D.3) Dinding geser
beton bertulang khusus seperti pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Faktor R , 4 , dan Ω% untuk sistem penahan gaya gempa

Batasan sistem struktur


Koefisien Faktor Faktor dan batasan
Sistem penahan-gaya modifikasi kuatlebih pembesaran Tinggi struktur 9 (m)c
:
seismik respons, sistem, defleksi,
Kategori desain seismik
R 56 78 b
B C Dd Ed Fe
C.Sistem rangka pemikul
momen
(C.5). Rangka beton
bertulang pemikul momen 8 3 5½ TB TB TB TB TB
khusus
D. Sistem ganda dengan
rangka pemikul
momen khusus yang
mampu menahan
paling sedikit 25 persen
gaya gempa yang
ditetapkan
(D.3). Dinding geser beton
7 2½ 5½ TB TB TB TB TB
bertulang khusus
TB = Tidak Dibatasi dan TI = Tidak Diijinkan.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 13


2.4. Konfigurasi Struktur

Pemakaian sistem ganda untuk bangunan bertingkat medium belum tentu lebih
menguntungkan dibanding sistem rigid-frame saja. Apalagi jika ternyata lendutan atau
tepatnya story-drift dari tiap lantai bangunan masih dapat diantisipasi dengan
penggunaan sistem rangka-kaku (rigid-frame) tersebut, misalnya dengan membuat
sistem rangka-perimeter yang berbeda.

Jika tetap diinginkan penambahan dinding-struktur pada sistem rangka-kaku maka


memang akan terjadi peningkatan kekakuan bangunan, tetapi itu berdampak pada
perioda getar bangunan yang lebih pendek, sehingga jika dikaitkan dengan grafik
respons spektrum akan terlihat bahwa gaya gempa yang perlu diaplikasikan pada
perencanaan tahan gempa akan bertambah besar pula. Kecuali hal itu, karena gaya
geser gempa di bagian bawah diserap sepenuhnya oleh dinding-struktur, yang akan
bekerja seperti kantilever, maka itu menimbulkan konsekuensi baru, yaitu perlu sistem
pondasi kaku dan kuat untuk memikul momen di bagian bawah dinding struktur
tersebut. Jelas itu semua akan memerlukan konsekuensi tambahan biaya yang tidak bisa
diabaikan.

Sistem dinding-geser yang baik dapat dilihat dari sistem dan cara penjangkaran
tulangan ke pondasinya. Keberadaan sistem pondasi sebagai satu bagian dari struktur
dinding-geser tidak dapat diabaikan, bahkan untuk dinding geser daktail harus dapat
dipastikan bahwa kekuatan terhadap momen lebih besar dari kapasitas lentur dinding-
gesernya. Sehingga dapat dipastikan tidak terjadi kerusakan terlebih dahulu pada
sistem pondasinya. Untuk menghindari kerusakan tersebut maka sistem pondasi
direncanakan berperilaku elastis saat gempa terjadi, sedangkan yang berperilaku
inelastis adalah pada dinding-gesernya. Untuk beban guling yang besar kadang perlu
dipastikan sistem pondasi tiang yang ada cukup kuat menahan gaya tarik, karena kalau
sampai terjadi rotasi, apalagi pada sistem-ganda maka prediksi elastis yang dilakukan
akan berbeda.

Pondasi tiang pancang yang disatukan oleh suatu pile-cap yang besar, yang
ketebalannya juga diperhitungkan agar dapat diperoleh penjangkaran tulangan dinding
geser secara sempurna. Kondisi itu tentu akan sangat berbeda dibanding sistem pondasi
untuk rangka-kaku biasa. Pada detail tersebut dapat dilihat juga bahwa kekangan
tulangan lentur masuk ke dalam pile-cap, khususnya ini untuk mengantisipasi kondisi
inelastis pada saat terjadinya sendi plastis pada dinding geser di bagian bawah.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 14


2.5. Kombinasi Pembebanan

Berikut disajikan tabel kombinasi pembebanan yang digunakan dalam desain :


Tabel 2.6. Kombinasi Pembebanan
ComboName ComboType CaseType CaseName ScaleFactor ConcDesign
Text Text Text Text Unitless Text
COMB1U Linear Add Linear Static DEAD 1.4 Strength
COMB2U Linear Add Linear Static DEAD 1.2 Strength
COMB2U Linear Static LIVE 1.6
COMB5UX Linear Add Linear Static DEAD 1.36 Strength
COMB5UX Linear Static LIVE 0.5
COMB5UX Response Spectrum SPEC1 1.3
COMB5UX Response Spectrum SPEC2 0.39
COMB5UY Linear Add Linear Static DEAD 1.36 Strength
COMB5UY Linear Static LIVE 0.5
COMB5UY Response Spectrum SPEC1 0.39
COMB5UY Response Spectrum SPEC2 1.3
COMB7UX Linear Add Linear Static DEAD 0.74 Strength
COMB7UX Response Spectrum SPEC1 1.3
COMB7UX Response Spectrum SPEC2 0.39
COMB7UY Linear Add Linear Static DEAD 0.74 Strength
COMB7UY Response Spectrum SPEC1 0.39
COMB7UY Response Spectrum SPEC2 1.3
COMB1 Linear Add Linear Static DEAD 1 None
COMB2 Linear Add Linear Static DEAD 1 None
COMB2 Linear Static LIVE 1

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 15


Tabel 2.6. Kombinasi Pembebanan (Lanjutan)
ComboName ComboType CaseType CaseName ScaleFactor ConcDesign
Text Text Text Text Unitless Text
COMB5X Linear Add Linear Static DEAD 1.112 None
COMB5X Linear Static LIVE 0
COMB5X Response Spectrum SPEC1 0.91
COMB5X Response Spectrum SPEC2 0.273
COMB5Y Linear Add Linear Static DEAD 1.112 None
COMB5Y Linear Static LIVE 0
COMB5Y Response Spectrum SPEC1 0.273
COMB5Y Response Spectrum SPEC2 0.91
COMB6X Linear Add Linear Static DEAD 1.08 None
COMB6X Linear Static LIVE 0.75
COMB6X Response Spectrum SPEC1 0.6825
COMB6X Response Spectrum SPEC2 0.2048
COMB6Y Linear Add Linear Static DEAD 1.08 None
COMB6Y Linear Static LIVE 0.75
COMB6Y Response Spectrum SPEC1 0.20475
COMB6Y Response Spectrum SPEC2 0.6825
COMB8X Linear Add Linear Static DEAD 0.488 None
COMB8X Response Spectrum SPEC1 0.91
COMB8X Response Spectrum SPEC2 0.273
COMB8Y Linear Add Linear Static DEAD 0.488 None
COMB8Y Response Spectrum SPEC1 0.273
COMB8Y Response Spectrum SPEC2 0.91

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 16


3. Penentuan Beban Gempa

3.1. Kriteria Permodelan


Sistem penahan gaya gempa lateral dan vertikal dasar harus memenuhi salah satu tipe
Pembagian setiap tipe berdasarkan pada elemen vertikal yang digunakan untuk
menahan gaya gempa lateral. Sistem struktur yang digunakan harus sesuai dengan
batasan sistem struktur dan batasan ketinggian struktur. Setiap sistem penahan gaya
gempa yang dipilih harus dirancang dan didetailkan sesuai dengan persyaratan khusus
bagi sistem tersebut. Sistem penahan-gaya gempa yang berbeda diijinkan untuk
digunakan, untuk menahan gaya gempa di masing-masing arah kedua sumbu ortogonal
struktur.

Untuk sistem ganda, rangka pemikul momen harus mampu menahan paling sedikit 25
persen gaya gempa desain. Tahanan gaya gempa total harus disediakan oleh kombinasi
rangka pemikul momen dan dinding geser atau rangka bresing, dengan distribusi yang
proporsional terhadap kekakuannya.

Model harus menyertakan kekakuan dan kekuatan elemen yang signifikan terhadap
distribusi gaya dan deformasi dalam struktur dan merepresentasikan distribusi massa
dan kekakuan secara spasial pada seluruh struktur. Properti kekakuan elemen beton
dan batu bata harus memperhitungkan pengaruh penampang retak;

Momen inersia I,
Komponen struktur tekan:
Kolom 0,70 Ig
Dinding ––Tak retak 0,70 Ig
-- Retak 0,35 Ig
Komponen struktur lentur:
Balok 0,35 Ig
Pelat datar 0,25 Ig
Luas A, 1,0 Ag

3.2. Massa Bangunan

Berat seismik efektif struktur, W , harus menyertakan seluruh beban mati dan beban
lainnya yang terdaftar di bawah ini:

1) Dalam daerah yang digunakan untuk penyimpanan: minimum sebesar 25 persen


beban hidup lantai (beban hidup lantai di garasi publik dan struktur parkiran
terbuka, serta beban penyimpanan yang tidak melebihi 5 persen dari berat
seismik efektif pada suatu lantai, tidak perlu disertakan);

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 17


2) Jika ketentuan untuk partisi disyaratkan dalam desain beban lantai: diambil
sebagai yang terbesar di antara berat partisi aktual atau berat daerah lantai
minimum sebesar 0,48 kN/m2;
3) Berat operasional total dari peralatan yang permanen;
4) Berat lansekap dan beban lainnya pada taman atap dan luasan sejenis lainnya.

3.3. Prosedur Analisis

3.3.1. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen

Prosedur gaya lateral ekivalen


Geser dasar seismik, V , dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai dengan
persamaan berikut:
V=CS.W
Keterangan:
CS= koefisien respons seismik
W= berat seismik efektif
Koefisien respons seismik (CS) harus ditentukan sesuai dengan persamaan,

4 ()
;
* 0
<=
Keterangan:
SDS= parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentang perioda pendek
R= faktor modifikasi respons
Ie= faktor keutamaan gempa
Nilai CS tidak perlu melebihi persamaan,

4 (
;
.* 0
<=
CS harus tidak kurang dari persamaan
CS=0,044.SDS.Ie ≥ 0.01

Sebagai tambahan, untuk struktur yang berlokasi di daerah di mana S1 sama dengan
atau
lebih besar dari 0.6g , maka CS harus tidak kurang dari:

4 %.?
;
* 0
<=
Dengan,
SD1=parameter percepatan spektrum respons desain pada perioda sebesar 1,0 detik
S1=parameter percepatan spektrum respons maksimum yang dipetakan
Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 18
Penentuan perioda
Perioda fundamental struktur (T) tidak boleh melebihi hasil koefisien untuk batasan
atas pada perioda yang dihitung (CU) dan perioda fundamental pendekatan (Ta).
Sebagai alternatif pada pelaksanaan analisis untuk menentukan perioda fundamental
struktur (T) diijinkan secara langsung menggunakan perioda bangunan pendekatan
(Ta).

Tabel 3.1. Koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung
Parameter percepatan respons
Koefisien CU
spektral desain pada 1 detik, SD1
≥ 0.4 1.4
0.3 1.4
0.2 1.5
0.15 1.6
≤ 0.1 1.7

Perioda fundamental pendekatan (Ta) dalam detik, harus ditentukan dari persamaan
berikut:
$ = 4@ ℎ B
Dengan,
Ct dan x = koefisien
Hn= ketinggian struktur, dalam (m), di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur

Tabel 3.2. Nilai parameter perioda pendekatan Ct dan x


Tipe struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen di mana
rangka memikul 100 persen gaya
gempa yang disyaratkan dan tidak
dilingkupi atau dihubungkan dengan
komponen yang lebih kaku dan akan
mencegah rangka dari defleksi jika
dikenai gaya gempa:
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9

Sebagai alternatif, diijinkan untuk menentukan perioda fundamental pendekatan (Ta)


dalam detik, dari persamaan berikut untuk struktur dengan ketinggian tidak melebihi
12 tingkat di mana sistem penahan gaya gempa terdiri dari rangka penahan momen
beton atau baja secara keseluruhan dan tinggi tingkat paling sedikit 3 m,

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 19


Ta=0.1N
N=jumlah tingkat.

Distribusi vertikal gaya gempa


Gaya gempa lateral (Fx) yang timbul di semua tingkat harus ditentukan dari persamaan
berikut :
Fx=Cvx.V
ED 9FD
7CD = :
∑G 3 EG 9FG

Cvx=faktor distribusi vertikal


Wx,Wi =bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang ditempatkan atau
dikenakan pada tingkat i atau x
Hx, hi =tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x, dinyatakan dalam meter (m)
k=eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut:
untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 0,5 detik atau kurang, k= 1
untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 2,5 detik atau lebih, k=2
untuk struktur yang mempunyai perioda antara 0,5 dan 2,5 detik, k harus sebesar 2
atau harus ditentukan dengan interpolasi linier antara 1 dan 2

Distribusi horisontal gaya gempa


Geser tingkat desain gempa di semua tingkat (Vx) (kN) harus ditentukan dari
persamaan
berikut:
:

H D = I JG
G D
Fi adalah bagian dari geser dasar seismik (V) yang timbul di Tingkat i, dinyatakan
dalam kilo newton (kN)
Geser tingkat desain gempa (Vx) harus didistribusikan pada berbagai elemen vertikal
sistem penahan gaya gempa di tingkat yang ditinjau berdasarkan pada kekakuan lateral
relatif elemen penahan vertikal dan diafragma.

3.3.2. Analisis spektrum respons ragam

Jumlah ragam
Analisis harus dilakukan untuk menentukan ragam getar alami untuk struktur. Analisis
harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa
ragam terkombinasi sebesar paling sedikit 90 persen dari massa aktual dalam masing-
masing arah horisontal ortogonal dari respons yang ditinjau oleh model.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 20


Berdasarkan hasil analisis struktur dinamik diperoleh :

Tabel 3.3. Modal Load Participation Ratios


OutputCase ItemType Item Static Dynamic
Text Text Text Percent Percent
MODAL Acceleration UX 100 94.5668
MODAL Acceleration UY 100 94.4221
MODAL Acceleration UZ 0.5395 0.2139

Parameter respons ragam


Nilai untuk masing-masing parameter desain terkait gaya yang ditinjau, termasuk
simpangan antar lantai tingkat, gaya dukung, dan gaya elemen struktur individu untuk
masing-masing ragam respons harus dihitung menggunakan properti masing-masing
ragam dan spektrum respons didefinisikan dalam 6.4 atau 6.10.2 dibagi dengan
kuantitas (R/Ie). Nilai untuk perpindahan dan kuantitas simpangan antar lantai harus
dikalikan dengan kuantitas (Cd/Ie).

Geser dasar(V) harus dihitung dalam masing-masing dua arah horisontal ortogonal
menggunakan perioda fundamental struktur yang dihitung T dalam masing-masing
arah dan prosedur gaya lateral ekivalen.

Skala gaya
Berdasarkan hasil analisis struktur dinamik diperoleh,

FAKTOR SKALA AWAL


Ie 1.5
R 7
Faktor skala =
g.Ie/R = 2.102143

Periode Getar Arah X Periode Getar Arah Y

Struktur lainnya Rangka Pemikul Momen


Ct 0.0488 Ct 0.0466
hn 35.9 m hn 35.9 m
x 0.75 x 0.9
Ta 0.71571589 detik Ta 1.16942109 detik

Tc 0.749356 detik N 9
Cu 1.4 Ta 0.9 detik
Cu.Ta 1.00200224

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 21


Ta < Tc <Cu.Ta maka T=Tc Tc 1.128076 detik
Cu 1.4
SDS 0.8 g Cu.Ta 1.26
SD1 0.449 g Ta < Tc <Cu.Ta maka T=Tc
CS 0.17142857
CS Max 0.12839596
CS Min 0.0528 SDS 0.8 g
CS 0.12839596 SD1 0.449 g
CS 0.17142857
Untuk CS pada T=Tc CS Max 0.08529061
SDS 0.8 g CS Min 0.0528
SD1 0.449 g CS 0.08529061
CS 0.17142857
CS Max 0.12839596 Untuk CS pada T=Tc
CS Min 0.0528 SDS 0.8 g
CS 0.12839596 SD1 0.449 g
CS 0.17142857
Koreksi faktor skala X = 2.102143 CS Max 0.08529061
CS Min 0.0528
CS 0.08529061

Koreksi faktor skala Y = 2.102143

Tabel 3.4. Modal Periods And Frequencies


OutputCase StepType StepNum Period
Text Text Unitless Sec
MODAL Mode 1 1.128076 SB.Y
MODAL Mode 2 0.749356 SB.X
MODAL Mode 3 0.598179

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 22


Ragam Getar 1 (T=1.128 detik) Ragam Getar 2 (T=0.749 detik)

Ragam Getar 3 (T=0.598 detik)

Gambar 3.1. Ragam getar (mode shape) dan periode getar struktur (T)

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 23


Kombinasi respons untuk geser dasar ragam (Vt) lebih kecil 85 persen dari geser dasar
yang dihitung (V) menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen, maka gaya harus
dikalikan dengan 0.85(V/Vt). V=geser dasar prosedur gaya lateral ekivalen dan
Vt=geser dasar dari kombinasi ragam yang disyaratkan. Berdasarkan hasil analisis
struktur dihasilkan base shear sebesar :

TABLE: Base Reactions


OutputCase CaseType StepType GlobalFX GlobalFY GlobalFZ
Text Text Text KN KN KN
DEAD LinStatic -9.5E-09 -8.18E-09 62275.023
LIVE LinStatic -4.7E-09 -2.94E-09 17580.786
SPEC1 LinRespSpec Max 6362.972 414.231 59.192
SPEC2 LinRespSpec Max 308.192 4706.136 10.37

Berat Efektif (W) = D + 0.5L = 71065.42 kN

Gempa Statik Ekivalen Arah X Gempa Statik Ekivalen Arah Y


Vx = Cs.W 9124.51257 kN Vy = 6061.2124 kN
= Cs.W =
85%Vx = 7755.83568 kN 85%Vy = 5152.03054 kN

Gempa Analisis Dinamik arah X Gempa Analisis Dinamik arah Y


Vdinx = 6362.972 kN Vdiny = 4706.136 kN

Koreksi faktor skala = 2.562305 Koreksi faktor skala = 2.301316

Untuk peninjauan crack pada elemen struktur, berdasarkan perbandingan antara


struktur yang utuh dengan struktur yang crack untuk koreksi gaya gempa yang bekerja
pada elemen crack adalah sebagai berikut,

KONDISI PENAMPANG UTUH KONDISI PENAMPANG CRACK


TABLE: Modal Periods And
TABLE: Modal Periods And Frequencies Frequencies
OutputCase StepNum Period OutputCase StepNum Period
Text Unitless Sec Text Unitless Sec
MODAL 1 1.128076 SB.Y MODAL 1 1.287392 SB.Y
MODAL 2 0.749356 SB.X MODAL 2 0.787659 SB.X
MODAL 3 0.598179 MODAL 3 0.625076

SB.X SB.X
SDS 0.8 g SDS 0.8 g
SD1 0.449 g SD1 0.449 g
CS 0.17142857 CS 0.171429
CS Max 0.12839596 CS Max 0.122152

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 24


CS Min 0.0528 CS Min 0.0528
CS 0.12839596 CS 0.122152

SB.Y SB.Y
SDS 0.8 g SDS 0.8 g
SD1 0.449 g SD1 0.449 g
CS 0.17142857 CS 0.171429
CS Max 0.08529061 CS Max 0.074736
CS Min 0.0528 CS Min 0.0528
CS 0.08529061 CS 0.074736

Koreksi faktor skala x = 2.693276021


Koreksi faktor skala y = 2.62632597

Untuk sistem ganda, rangka pemikul momen harus mampu menahan paling sedikit 25
persen gaya gempa desain. Tahanan gaya gempa total harus disediakan oleh kombinasi
rangka pemikul momen dan dinding geser atau rangka bresing, dengan distribusi yang
proporsional terhadap kekakuannya. Berikut disajikan chek presentase antara base
shear yang dihasilkan oleh rangka pemikul momen dan shear wall dari masing-masing
kombinasi beban gempa. Berdasarkan hasil perhitungan, rangka pemikul momen
menahan lebih dari 25 persen gaya gempa desain, untuk itu konfigurasi struktur telah
memenuhi syarat sebagai sistem ganda.

KOLOM WALL
Fx Fy Fx Fy Fx Fy Fx Fy
KOMBINASI
kN kN % % kN kN % %
COMB5UX 7824.089 2876.406 69.82 96.14 3382.28 115.383 30.18 3.86
COMB5UX -7998.27 -2714.11 71.37 90.72 -3208.1 -277.686 28.63 9.28
COMB5UY 3033.342 7001.018 69.69 96.47 1319.557 256.202 30.31 3.53
COMB5UY -3207.51 -6838.71 73.69 94.23 -1145.38 -418.507 26.31 5.77
COMB7UX 7870.4 2831.742 70.23 94.65 3335.97 160.047 29.77 5.35
COMB7UX -7951.96 -2758.77 70.96 92.21 -3254.41 -233.022 29.04 7.79
COMB7UY 3079.652 6956.348 70.75 95.85 1273.247 300.867 29.25 4.15
COMB7UY -3161.21 -6883.38 72.62 94.85 -1191.69 -373.84 27.38 5.15

Skala simpangan antar lantai


Jika respons terkombinasi untuk geser dasar ragam (Vt) kurang dari 85 persen dari
Cs.W, simpangan antar lantai harus dikalikan dengan 0.85(Cs.W/Vt).

Kombinasi respons untuk geser dasar ragam (Vt) lebih besar 85 persen dari geser
dasar yang dihitung (V) menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen, maka simpangan
antar lantai tidak dikalikan dengan 0.85(Cs.W/Vt).

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 25


3.4. Arah Pembebanan

Prosedur kombinasi ortogonal pembebanan yang diterapkan secara terpisah dalam


semua dua arah ortogonal. Pengaruh beban paling kritis akibat arah penerapan gaya
gempa pada struktur dianggap terpenuhi jika komponen dan fondasinya didesain untuk
memikul kombinasi beban-beban yang ditetapkan berikut: 100 persen gaya untuk satu
arah ditambah 30 persen gaya untuk arah tegak lurus. Kombinasi yang mensyaratkan
kekuatan komponen maksimum harus digunakan.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 26


4. Simpangan dan Efek P-Delta

4.1. Pengecekan Terhadap Torsi

Ketidakberaturan horisontal pada struktur


1a.) Ketidakberaturan torsi didefinisikan ada jika simpangan antar lantai tingkat
maksimum, torsi yang dihitung termasuk tak terduga, di sebuah ujung struktur
melintang terhadap sumbu lebih dari 1,2 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di
kedua ujung struktur. Persyaratan ketidakberaturan torsi dalam pasalpasal referensi
berlaku hanya untuk struktur di mana diafragmanya kaku atau setengah kaku.
1b.) Ketidakberaturan torsi berlebihan didefinisikan ada jika simpangan antar lantai
tingkat maksimum, torsi yang dihitung termasuk tak terduga, di sebuah ujung struktur
melintang terhadap sumbu lebih dari 1,4 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di
kedua ujung struktur. Persyaratan ketidakberaturan torsi berlebihan dalam pasal-pasal
referensi berlaku hanya untuk struktur di mana diafragmanya kaku atau setengah kaku.

TABLE: Joint Displacements


Joint OutputCase U1 Uavg Umax Umax/Uavg
Text Text m m m
LT.DAK SPEC1 0.03345 0.0324205 0.03345 1.032
SPEC1 0.031391
LT.8 SPEC1 0.029127 0.0282295 0.029127 1.032
SPEC1 0.027332
LT.7 SPEC1 0.024738 0.023987 0.024738 1.031
SPEC1 0.023236
LT.6 SPEC1 0.020251 0.0196435 0.020251 1.031
SPEC1 0.019036
LT.5 SPEC1 0.015798 0.0153285 0.015798 1.031
SPEC1 0.014859
LT.4 SPEC1 0.01153 0.011189 0.01153 1.030
SPEC1 0.010848
LT.3 SPEC1 0.007639 0.007413 0.007639 1.030
SPEC1 0.007187
LT.2 SPEC1 0.004338 0.0042035 0.004338 1.032
SPEC1 0.004069
LT.1 SPEC1 0.001085 0.0010425 0.001085 1.041
SPEC1 0.001
LT.Semibasement SPEC1 0
SPEC1 0
Umax/Uavg ≤ 1.2 maka tidak termasuk struktur Ketidakberaturan torsi arah x.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 27


TABLE: Joint Displacements
Joint OutputCase U2 Uavg Umax Umax/Uavg
Text Text m m m
LT.DAK SPEC2 0.039482 0.038962 0.039482 1.013
SPEC2 0.038442
LT.8 SPEC2 0.037508 0.0370515 0.037508 1.012
SPEC2 0.036595
LT.7 SPEC2 0.034821 0.034433 0.034821 1.011
SPEC2 0.034045
LT.6 SPEC2 0.031257 0.03094 0.031257 1.010
SPEC2 0.030623
LT.5 SPEC2 0.026836 0.0265915 0.026836 1.009
SPEC2 0.026347
LT.4 SPEC2 0.021673 0.021499 0.021673 1.008
SPEC2 0.021325
LT.3 SPEC2 0.015934 0.015826 0.015934 1.007
SPEC2 0.015718
LT.2 SPEC2 0.009958 0.009907 0.009958 1.005
SPEC2 0.009856
LT.1 SPEC2 0.002422 0.0024195 0.002422 1.001
SPEC2 0.002417
LT.Semibasement SPEC2 0
SPEC2 0
Umax/Uavg ≤ 1.2 maka tidak termasuk struktur Ketidakberaturan torsi arah y.

4.2. Pengecekan Terhadap Simpangan

Penentuan simpangan antar lantai


Penentuan simpangan antar lantai tingkat desain (∆)harus dihitung sebagai perbedaan
defleksi pada pusat massa di tingkat teratas dan terbawah yang ditinjau. Jika desain
tegangan ijin digunakan, ∆ harus dihitung menggunakan gaya gempa tingkat
kekuatan tanpa reduksi untuk desain tegangan ijin. Bagi struktur yang dirancang untuk
kategori desain seismik C,D, E atau F yang memiliki ketidakberaturan horisontal Tipe 1a
atau 1b simpangan antar lantai desain,∆, harus dihitung sebagai selisih terbesar dari
defleksi titik-titik di atas dan di bawah tingkat yang diperhatikan yang letaknya segaris
secara vertikal, di sepanjang salah satu bagian tepi struktur.

Defleksi pusat massa di tingkat x (δx) (mm) harus ditentukan sesuai dengan persamaan
berikut:
4 LM=
KB =
NO
Cd=faktor amplifikasi defleksi
δxe=defleksi pada lokasi yang ditentukan dengan analisis elastis

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 28


Ie=faktor keutamaan gempa

Nilai perioda untuk menghitung simpangan antar lantai


Untuk menentukan kesesuaian dengan batasan simpangan antar lantai tingkat, diijinkan
untuk menentukan simpangan antar lantai elastis δxe menggunakan gaya desain
seismik berdasarkan pada perioda fundamental struktur yang dihitung tanpa batasan
atas (CUTa).
Batasan simpangan antar lantai tingkat
Simpangan antar lantai tingkat desain (∆) tidak boleh melebihi simpangan antar lantai
tingkat ijin (∆a) untuk semua tingkat.

Simpangan antar lantaiijin (∆a) sistem rangka momen dalam KDS D, E, dan F
Kategori risiko
Struktur
I atau II III IV
Struktur, selain dari struktur dinding geser 0.025 hSX 0.020 hSX 0.015 hSX
batu bata, 4 tingkat atau kurang dengan
dinding interior, partisi, langit-langit dan
sistem dinding eksterior yang telah didesain
untuk mengakomodasi simpangan antar
lantai tingkat.
Struktur dinding geser kantilever batu bata. 0.010 hSX 0.010 hSX 0.010 hSX
Struktur dinding geser batu bata lainnya. 0.007 hSX 0.007 hSX 0.007 hSX
Semua struktur lainnya. 0.020 hSX 0.015 hSX 0.010 hSX
hSX = adalah tinggi tingkat di bawah tingkat x

Untuk sistem penahan gaya gempa yang terdiri dari hanya rangka momen pada struktur
yang dirancang untuk kategori desain seismik D, E, atau F, simpangan antar lantai
tingkat desain (∆)tidak boleh melebihi ∆a/ρ dengan ρ = Faktor redundansi.

TABLE: Joint Displacements


Output Drift Drift
Floor Case Z U1 U2 Hsx Drift x Drift y Ratio x Ratio y
Text Text m m m m m m % %
8 SPEC1 30.7 0.028387 0.000039 4.2 0.015649 0.000022 0.3726 0.0005
7 SPEC1 26.5 0.024119 0.000033 4.2 0.01602 2.933E-05 0.3814 0.0007
6 SPEC1 22.3 0.01975 0.000025 4.2 0.01591 0 0.3788 0.0000
5 SPEC1 18.1 0.015411 0.000025 4.2 0.015261 -2.93E-05 0.3633 -0.0007
4 SPEC1 13.9 0.011249 0.000033 4.2 0.013919 -2.57E-05 0.3314 -0.0006
3 SPEC1 9.7 0.007453 0.00004 4.2 0.011825 3.667E-06 0.2815 0.0001
2 SPEC1 5.5 0.004228 0.000039 5.5 0.011649 5.133E-05 0.2118 0.0009
1 SPEC1 0 0.001051 0.000025 4 0.003854 9.167E-05 0.0963 0.0023
LT.SB SPEC1 -4 0 0

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 29


TABLE: Joint Displacements
Output Drift Drift
Floor Case Z U1 U2 Hsx Drift x Drift y Ratio x Ratio y
Text Text m m m m m m % %
8 SPEC2 30.7 0.000238 0.03705 4.2 0.000132 0.0095993 0.0031 0.2286
7 SPEC2 26.5 0.000202 0.034432 4.2 0.000139 0.0128077 0.0033 0.3049
6 SPEC2 22.3 0.000164 0.030939 4.2 0.000139 0.0159427 0.0033 0.3796
5 SPEC2 18.1 0.000126 0.026591 4.2 0.000136 0.0186707 0.0032 0.4445
4 SPEC2 13.9 0.000089 0.021499 4.2 0.000125 0.020801 0.0030 0.4953
3 SPEC2 9.7 0.000055 0.015826 4.2 0.000103 0.021703 0.0024 0.5167
2 SPEC2 5.5 0.000027 0.009907 5.5 6.23E-05 0.0274523 0.0011 0.4991
1 SPEC2 0 0.00001 0.00242 4 3.67E-05 0.0088733 0.0009 0.2218
LT.SB SPEC2 -4 0 0
Simpangan antar lantai ijin (∆a) = 0.010 hSX /ρ
Batasan Ratio Drift = 0.010 / ρ = 0.01 /1.3 = 0.769231 %

Pemisahan struktur
Semua bagian struktur harus didesain dan dibangun untuk bekerja sebagai satu
kesatuan yang terintegrasi dalam menahan gaya-gaya gempa kecuali jika dipisahkan
secara struktural dengan jarak yang cukup memadai untuk menghindari benturan yang
merusak. Pemisahan harus dapat mengakomodasi terjadinya perpindahan respons
inelastik maksimum (δM). δM harus dihitung pada lokasi kritis dengan
mempertimbangkan perpindahan translasi maupun rotasi pada struktur, termasuk
pembesaran torsi (bila ada), dengan menggunakan persamaaan dibawah ini:
4 KP B
K =
NO
δmax adalah perpindahan elastik maksimum pada lokasi kritis.
Struktur-struktur bangunan yang bersebelahan harus dipisahkan minimal sebesar δMT
yang dihitung dari persamaan dibawah ini:

K . = QRK S , RK S
Keterangan:
δM1 dan δM2 adalah perpindahan respons inelastik maksimum pada struktur-struktur
bangunan yang bersebelahan di tepi-tepi yang berdekatan. Struktur bangunan harus
diposisikan berjarak paling tidak sejauh δM dari garis batas kepemilikan tanah.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 30


5. Desain Struktur

5.1. Desain Penulangan Balok dan Kolom Rangka Pemikul Momen


Terlampir dengan hasil terresume berikut ini :

Kolom K1-100X100
Tulangan kolom = 100 cm2.( 49.71D16 / 35.25D19 / 26.29D22 / 20.36D25 )
Tul sengkang (mayor) = 0.162 cm2/cm.( 2d10-97 / 2d12-139 )
Tul sengkang (minor) = 0.2441 cm2/cm.( 3d10-96 / 2d12-92 )

Kolom K1W-100x100
Tulangan kolom = 332.2518 cm2.( 165.18D16 / 117.13D19 / 87.36D22 / 67.65D25 )
Tul sengkang (mayor) = 0.4279 cm2/cm.( 4d10-73 / 3d12-79 )
Tul sengkang (minor) = 0.1968 cm2/cm.( 2d10-79 / 2d12-114 )

Kolom K2(1)-90X90
Tulangan kolom = 133.5133 cm2.( 66.37D16 / 47.07D19 / 35.1D22 / 27.18D25 )
Tul sengkang (mayor) = 0.2071 cm2/cm.( 2d10-75 / 2d12-109 )
Tul sengkang (minor) = 0.1888 cm2/cm.( 2d10-83 / 2d12-119 )

Kolom K2(2)-90X90
Tulangan kolom = 81 cm2.( 40.26D16 / 28.55D19 / 21.29D22 / 16.49D25 )
Tul sengkang (mayor) = 0.1851 cm2/cm.( 2d10-84 / 2d12-122 )
Tul sengkang (minor) = 0.1533 cm2/cm.( 2d10-102 / 2d12-147 )

Kolom K3-60X60
Tulangan kolom = 36 cm2.( 17.89D16 / 12.69D19 / 9.46D22 / 7.33D25 )
Tul sengkang (mayor) = 0.3963 cm2/cm.( 4d10-79 / 3d12-85 )
Tul sengkang (minor) = 0.252 cm2/cm.( 3d10-93 / 2d12-89 )

Kolom K4-50x50
Tulangan kolom = 42.5131 cm2.( 21.13D16 / 14.98D19 / 11.17D22 / 8.65D25 )
Tul sengkang (mayor) = 0.0442 cm2/cm.( 2d10-355 / 2d12-511 )
Tul sengkang (minor) = 0.1314 cm2/cm.( 2d10-119 / 2d12-172 )

Kolom K5-40X40
Tulangan kolom = 16 cm2.( 7.95D16 / 5.64D19 / 4.2D22 / 3.25D25 )
Tul sengkang (mayor) = 0.0354 cm2/cm.( 2d10-443 / 2d12-639 )
Tul sengkang (minor) = 0.0463 cm2/cm.( 2d10-339 / 2d12-488 )

Kolom K6-30x30
Tulangan kolom = 9 cm2.( 4.47D16 / 3.17D19 / 2.36D22 / 1.83D25 )
Tul sengkang (mayor) = 0.0265 cm2/cm.( 2d10-592 / 2d12-853 )
Tul sengkang (minor) = 0.0265 cm2/cm.( 2d10-592 / 2d12-853 )

Catatan :
Resume hasil penulangan ini hanya berdasarkan hasil desain SAP2000 sehingga masih perlu diperiksa terhadap
kebutuhan tulangan/sengkang minimum dan rasio penulangan.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 31


C:\Users\7\Documents\Tul Kolom A.xls
8/31/2015 / 2:35:32 AM

Balok B1(1)-35X70
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 36.6551 cm2.( 18.22D16 / 12.92D19 / 9.63D22 / 7.46D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 26.2982 cm2.( 13.07D16 / 9.27D19 / 6.91D22 / 5.35D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 36.6551 cm2.( 18.22D16 / 12.92D19 / 9.63D22 / 7.46D25 )
Tul bawah (momen postif) = 26.2982 cm2.( 13.07D16 / 9.27D19 / 6.91D22 / 5.35D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.2923 cm2/cm.( 2d8-34 / 3d10-80 / 2d12-77 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.1959 cm2/cm.( 2d8-51 / 2d10-80 / 2d12-115 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.2923 cm2/cm.( 2d8-34 / 3d10-80 / 2d12-77 )
Tul peminggang = 11.5449 cm2.( 10.2D12 / 8.69D13 / 5.73D16 / 4.07D19 / 3.03D22 / 2.35D25 )

Balok B1(2)-35X70
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 34.1061 cm2.( 16.95D16 / 12.02D19 / 8.96D22 / 6.94D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 24.0251 cm2.( 11.94D16 / 8.47D19 / 6.31D22 / 4.89D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 34.1061 cm2.( 16.95D16 / 12.02D19 / 8.96D22 / 6.94D25 )
Tul bawah (momen postif) = 24.0251 cm2.( 11.94D16 / 8.47D19 / 6.31D22 / 4.89D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.2817 cm2/cm.( 2d8-35 / 3d10-83 / 2d12-80 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0771 cm2/cm.( 2d8-130 / 2d10-203 / 2d12-293 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.2817 cm2/cm.( 2d8-35 / 3d10-83 / 2d12-80 )
Tul peminggang = 13.4529 cm2.( 11.89D12 / 10.13D13 / 6.68D16 / 4.74D19 / 3.53D22 / 2.73D25 )

Balok B1(3)-35X70
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 27.1955 cm2.( 13.52D16 / 9.58D19 / 7.15D22 / 5.53D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 12.8937 cm2.( 6.41D16 / 4.54D19 / 3.39D22 / 2.62D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 24.8589 cm2.( 12.35D16 / 8.76D19 / 6.53D22 / 5.06D25 )
Tul bawah (momen postif) = 16.1333 cm2.( 8.02D16 / 5.68D19 / 4.24D22 / 3.28D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.2417 cm2/cm.( 2d8-41 / 3d10-97 / 2d12-93 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0815 cm2/cm.( 2d8-123 / 2d10-192 / 2d12-277 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.2497 cm2/cm.( 2d8-40 / 3d10-94 / 2d12-90 )
Tul peminggang = 14.2119 cm2.( 12.56D12 / 10.7D13 / 7.06D16 / 5.01D19 / 3.73D22 / 2.89D25 )

Balok B1S-40x70
Tulangan Tumpuan

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 32


Tul atas (momen negatif) = 47.2031 cm2.( 23.46D16 / 16.64D19 / 12.41D22 / 9.61D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 24.8446 cm2.( 12.35D16 / 8.75D19 / 6.53D22 / 5.05D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 15.3848 cm2.( 7.64D16 / 5.42D19 / 4.04D22 / 3.13D25 )
Tul bawah (momen postif) = 28.4924 cm2.( 14.16D16 / 10.04D19 / 7.49D22 / 5.8D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.3541 cm2/cm.( 2d8-28 / 4d10-88 / 3d12-95 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.1814 cm2/cm.( 2d8-55 / 2d10-86 / 2d12-124 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.3541 cm2/cm.( 2d8-28 / 4d10-88 / 3d12-95 )
Tul peminggang = 33.4496 cm2.( 29.56D12 / 25.19D13 / 16.62D16 / 11.79D19 / 8.79D22 / 6.81D25 )

Balok B1W-40x80
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 7.9054 cm2.( 3.93D16 / 2.78D19 / 2.07D22 / 1.6D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 6.7646 cm2.( 3.36D16 / 2.38D19 / 1.77D22 / 1.37D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 7.6796 cm2.( 3.81D16 / 2.7D19 / 2.01D22 / 1.56D25 )
Tul bawah (momen postif) = 7.9819 cm2.( 3.96D16 / 2.81D19 / 2.09D22 / 1.62D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.1774 cm2/cm.( 2d8-56 / 2d10-88 / 2d12-127 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0941 cm2/cm.( 2d8-106 / 2d10-166 / 2d12-240 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.1774 cm2/cm.( 2d8-56 / 2d10-88 / 2d12-127 )
Tul peminggang = 14.9225 cm2.( 13.18D12 / 11.23D13 / 7.41D16 / 5.26D19 / 3.92D22 / 3.03D25 )

Balok B2-30x50
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 20.1961 cm2.( 10.04D16 / 7.12D19 / 5.31D22 / 4.11D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 22.703 cm2.( 11.28D16 / 8D19 / 5.96D22 / 4.62D25 )
Chek : Jumlah Tul atas < Tul bawah.
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 20.1961 cm2.( 10.04D16 / 7.12D19 / 5.31D22 / 4.11D25 )
Tul bawah (momen postif) = 22.703 cm2.( 11.28D16 / 8D19 / 5.96D22 / 4.62D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.104 cm2/cm.( 2d8-96 / 2d10-151 / 2d12-217 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0931 cm2/cm.( 2d8-108 / 2d10-168 / 2d12-243 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.104 cm2/cm.( 2d8-96 / 2d10-151 / 2d12-217 )
Tul peminggang = 7.0391 cm2.( 6.22D12 / 5.3D13 / 3.49D16 / 2.48D19 / 1.85D22 / 1.43D25 )

Balok B3-25x40
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 7.4319 cm2.( 3.69D16 / 2.62D19 / 1.95D22 / 1.51D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 6.138 cm2.( 3.05D16 / 2.16D19 / 1.61D22 / 1.24D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 6.49 cm2.( 3.22D16 / 2.28D19 / 1.7D22 / 1.32D25 )
Tul bawah (momen postif) = 6.6175 cm2.( 3.28D16 / 2.33D19 / 1.74D22 / 1.34D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.1314 cm2/cm.( 2d8-76 / 2d10-119 / 2d12-172 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0717 cm2/cm.( 2d8-140 / 2d10-219 / 2d12-315 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.1327 cm2/cm.( 2d8-75 / 2d10-118 / 2d12-170 )

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 33


Tul peminggang = 4.7492 cm2.( 4.19D12 / 3.57D13 / 2.36D16 / 1.67D19 / 1.24D22 / 0.96D25 )

Balok BA1-30X60
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 10.8012 cm2.( 5.36D16 / 3.8D19 / 2.84D22 / 2.19D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 7.3487 cm2.( 3.65D16 / 2.59D19 / 1.93D22 / 1.49D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 9.2801 cm2.( 4.61D16 / 3.27D19 / 2.44D22 / 1.88D25 )
Tul bawah (momen postif) = 7.4354 cm2.( 3.69D16 / 2.62D19 / 1.95D22 / 1.51D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.1495 cm2/cm.( 2d8-67 / 2d10-105 / 2d12-151 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.1758 cm2/cm.( 2d8-57 / 2d10-89 / 2d12-128 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.1758 cm2/cm.( 2d8-57 / 2d10-89 / 2d12-128 )
Tul peminggang = 25.3869 cm2.( 22.43D12 / 19.11D13 / 12.62D16 / 8.95D19 / 6.67D22 / 5.16D25 )

Balok BA2-25X50
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 11.4265 cm2.( 5.68D16 / 4.02D19 / 3D22 / 2.32D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 5.4637 cm2.( 2.71D16 / 1.92D19 / 1.43D22 / 1.11D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 2.9544 cm2.( 1.46D16 / 1.04D19 / 0.77D22 / 0.6D25 )
Tul bawah (momen postif) = 5.5932 cm2.( 2.78D16 / 1.97D19 / 1.47D22 / 1.13D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.0548 cm2/cm.( 2d8-183 / 2d10-286 / 2d12-412 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0563 cm2/cm.( 2d8-178 / 2d10-279 / 2d12-401 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.0748 cm2/cm.( 2d8-134 / 2d10-210 / 2d12-302 )
Tul peminggang = 5.9764 cm2.( 5.28D12 / 4.5D13 / 2.97D16 / 2.1D19 / 1.57D22 / 1.21D25 )

Balok BA2K
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 6.3651 cm2.( 3.16D16 / 2.24D19 / 1.67D22 / 1.29D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 3.8894 cm2.( 1.93D16 / 1.37D19 / 1.02D22 / 0.79D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 6.3651 cm2.( 3.16D16 / 2.24D19 / 1.67D22 / 1.29D25 )
Tul bawah (momen postif) = 3.8894 cm2.( 1.93D16 / 1.37D19 / 1.02D22 / 0.79D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.1018 cm2/cm.( 2d8-98 / 2d10-154 / 2d12-222 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.1014 cm2/cm.( 2d8-99 / 2d10-154 / 2d12-223 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.1018 cm2/cm.( 2d8-98 / 2d10-154 / 2d12-222 )
Tul peminggang = 11.6054 cm2.( 10.25D12 / 8.73D13 / 5.76D16 / 4.09D19 / 3.05D22 / 2.36D25 )

Balok BA3-25X40
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 8.1054 cm2.( 4.02D16 / 2.85D19 / 2.13D22 / 1.65D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 3.8913 cm2.( 1.93D16 / 1.37D19 / 1.02D22 / 0.79D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 8.1054 cm2.( 4.02D16 / 2.85D19 / 2.13D22 / 1.65D25 )

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 34


Tul bawah (momen postif) = 3.8913 cm2.( 1.93D16 / 1.37D19 / 1.02D22 / 0.79D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.1108 cm2/cm.( 2d8-90 / 2d10-141 / 2d12-204 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.083 cm2/cm.( 2d8-121 / 2d10-189 / 2d12-272 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.1108 cm2/cm.( 2d8-90 / 2d10-141 / 2d12-204 )
Tul peminggang = 4.7492 cm2.( 4.19D12 / 3.57D13 / 2.36D16 / 1.67D19 / 1.24D22 / 0.96D25 )

Balok BB1-35X70
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 27.2223 cm2.( 13.53D16 / 9.59D19 / 7.15D22 / 5.54D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 22.1817 cm2.( 11.02D16 / 7.82D19 / 5.83D22 / 4.51D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 26.4351 cm2.( 13.14D16 / 9.31D19 / 6.95D22 / 5.38D25 )
Tul bawah (momen postif) = 23.5837 cm2.( 11.72D16 / 8.31D19 / 6.2D22 / 4.8D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.1865 cm2/cm.( 2d8-53 / 2d10-84 / 2d12-121 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0942 cm2/cm.( 2d8-106 / 2d10-166 / 2d12-240 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.1865 cm2/cm.( 2d8-53 / 2d10-84 / 2d12-121 )
Tul peminggang = 16.4271 cm2.( 14.51D12 / 12.37D13 / 8.16D16 / 5.79D19 / 4.31D22 / 3.34D25 )

Balok BB2-30x40
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 8.7454 cm2.( 4.34D16 / 3.08D19 / 2.29D22 / 1.78D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 6.6305 cm2.( 3.29D16 / 2.33D19 / 1.74D22 / 1.35D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 8.7049 cm2.( 4.32D16 / 3.06D19 / 2.28D22 / 1.77D25 )
Tul bawah (momen postif) = 6.7045 cm2.( 3.33D16 / 2.36D19 / 1.76D22 / 1.36D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.1501 cm2/cm.( 2d8-67 / 2d10-104 / 2d12-150 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0552 cm2/cm.( 2d8-182 / 2d10-284 / 2d12-409 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.1501 cm2/cm.( 2d8-67 / 2d10-104 / 2d12-150 )
Tul peminggang = 5.7669 cm2.( 5.09D12 / 4.34D13 / 2.86D16 / 2.03D19 / 1.51D22 / 1.17D25 )

Balok BD1-30X70
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 25.7025 cm2.( 12.77D16 / 9.06D19 / 6.75D22 / 5.23D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 12.1101 cm2.( 6.02D16 / 4.26D19 / 3.18D22 / 2.46D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 17.9631 cm2.( 8.93D16 / 6.33D19 / 4.72D22 / 3.65D25 )
Tul bawah (momen postif) = 13.132 cm2.( 6.52D16 / 4.62D19 / 3.45D22 / 2.67D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.2143 cm2/cm.( 2d8-46 / 3d10-109 / 2d12-105 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.1795 cm2/cm.( 2d8-56 / 2d10-87 / 2d12-126 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.2143 cm2/cm.( 2d8-46 / 3d10-109 / 2d12-105 )
Tul peminggang = 10.7463 cm2.( 9.49D12 / 8.09D13 / 5.34D16 / 3.78D19 / 2.82D22 / 2.18D25 )

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 35


Balok BD1K-35x70
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 13.9378 cm2.( 6.92D16 / 4.91D19 / 3.66D22 / 2.83D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 7.9201 cm2.( 3.93D16 / 2.79D19 / 2.08D22 / 1.61D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 13.1724 cm2.( 6.54D16 / 4.64D19 / 3.46D22 / 2.68D25 )
Tul bawah (momen postif) = 7.9201 cm2.( 3.93D16 / 2.79D19 / 2.08D22 / 1.61D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.2698 cm2/cm.( 2d8-37 / 3d10-87 / 2d12-83 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.2408 cm2/cm.( 2d8-41 / 3d10-97 / 2d12-93 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.2726 cm2/cm.( 2d8-36 / 3d10-86 / 2d12-83 )
Tul peminggang = 11.4938 cm2.( 10.15D12 / 8.65D13 / 5.71D16 / 4.05D19 / 3.02D22 / 2.34D25 )

Balok BDA1-30X50
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 8.5315 cm2.( 4.24D16 / 3D19 / 2.24D22 / 1.73D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 4.6672 cm2.( 2.32D16 / 1.64D19 / 1.22D22 / 0.95D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 2.7343 cm2.( 1.35D16 / 0.96D19 / 0.71D22 / 0.55D25 )
Tul bawah (momen postif) = 7.209 cm2.( 3.58D16 / 2.54D19 / 1.89D22 / 1.46D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.0499 cm2/cm.( 2d8-201 / 2d10-314 / 2d12-453 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0312 cm2/cm.( 2d8-322 / 2d10-503 / 2d12-725 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.0601 cm2/cm.( 2d8-167 / 2d10-261 / 2d12-376 )
Tul peminggang = 7.0391 cm2.( 6.22D12 / 5.3D13 / 3.49D16 / 2.48D19 / 1.85D22 / 1.43D25 )

Balok BDA1K
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 8.0014 cm2.( 3.97D16 / 2.82D19 / 2.1D22 / 1.62D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 4.6672 cm2.( 2.32D16 / 1.64D19 / 1.22D22 / 0.95D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 8.0014 cm2.( 3.97D16 / 2.82D19 / 2.1D22 / 1.62D25 )
Tul bawah (momen postif) = 4.6672 cm2.( 2.32D16 / 1.64D19 / 1.22D22 / 0.95D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.081 cm2/cm.( 2d8-124 / 2d10-194 / 2d12-279 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0785 cm2/cm.( 2d8-128 / 2d10-200 / 2d12-288 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.0959 cm2/cm.( 2d8-104 / 2d10-163 / 2d12-235 )
Tul peminggang = 7.0391 cm2.( 6.22D12 / 5.3D13 / 3.49D16 / 2.48D19 / 1.85D22 / 1.43D25 )

Balok BDA2-30X40
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 7.4798 cm2.( 3.71D16 / 2.63D19 / 1.96D22 / 1.52D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 3.6273 cm2.( 1.8D16 / 1.27D19 / 0.95D22 / 0.73D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 2.384 cm2.( 1.18D16 / 0.84D19 / 0.62D22 / 0.48D25 )
Tul bawah (momen postif) = 4.6632 cm2.( 2.31D16 / 1.64D19 / 1.22D22 / 0.94D25 )

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 36


Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.0406 cm2/cm.( 2d8-247 / 2d10-387 / 2d12-557 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0477 cm2/cm.( 2d8-210 / 2d10-329 / 2d12-474 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.0552 cm2/cm.( 2d8-182 / 2d10-284 / 2d12-409 )
Tul peminggang = 5.5665 cm2.( 4.91D12 / 4.19D13 / 2.76D16 / 1.96D19 / 1.46D22 / 1.13D25 )

Balok BL-25X40
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 4.5017 cm2.( 2.23D16 / 1.58D19 / 1.18D22 / 0.91D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 4.5445 cm2.( 2.25D16 / 1.6D19 / 1.19D22 / 0.92D25 )
Chek : Jumlah Tul atas < Tul bawah.
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 4.4835 cm2.( 2.22D16 / 1.58D19 / 1.17D22 / 0.91D25 )
Tul bawah (momen postif) = 4.576 cm2.( 2.27D16 / 1.61D19 / 1.2D22 / 0.93D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.0869 cm2/cm.( 2d8-115 / 2d10-180 / 2d12-260 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0713 cm2/cm.( 2d8-141 / 2d10-220 / 2d12-317 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.0869 cm2/cm.( 2d8-115 / 2d10-180 / 2d12-260 )
Tul peminggang = 4.7492 cm2.( 4.19D12 / 3.57D13 / 2.36D16 / 1.67D19 / 1.24D22 / 0.96D25 )

Balok BR1-30X60
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 12.8184 cm2.( 6.37D16 / 4.51D19 / 3.37D22 / 2.61D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 9.6676 cm2.( 4.8D16 / 3.4D19 / 2.54D22 / 1.96D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 12.756 cm2.( 6.34D16 / 4.49D19 / 3.35D22 / 2.59D25 )
Tul bawah (momen postif) = 10.3783 cm2.( 5.15D16 / 3.65D19 / 2.72D22 / 2.11D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.1355 cm2/cm.( 2d8-74 / 2d10-115 / 2d12-167 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.1311 cm2/cm.( 2d8-76 / 2d10-119 / 2d12-172 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.1355 cm2/cm.( 2d8-74 / 2d10-115 / 2d12-167 )
Tul peminggang = 8.5118 cm2.( 7.52D12 / 6.41D13 / 4.23D16 / 3D19 / 2.23D22 / 1.73D25 )

Balok BT1-40X60
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 11.9811 cm2.( 5.95D16 / 4.22D19 / 3.15D22 / 2.43D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 7.6373 cm2.( 3.79D16 / 2.69D19 / 2D22 / 1.55D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 6.6823 cm2.( 3.32D16 / 2.35D19 / 1.75D22 / 1.36D25 )
Tul bawah (momen postif) = 8.0659 cm2.( 4.01D16 / 2.84D19 / 2.12D22 / 1.64D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.1969 cm2/cm.( 2d8-51 / 2d10-79 / 2d12-114 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.1011 cm2/cm.( 2d8-99 / 2d10-155 / 2d12-223 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.1973 cm2/cm.( 2d8-50 / 2d10-79 / 2d12-114 )
Tul peminggang = 10.9955 cm2.( 9.71D12 / 8.28D13 / 5.46D16 / 3.87D19 / 2.89D22 / 2.23D25 )

Balok BT2-30X40
Tulangan Tumpuan

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 37


Tul atas (momen negatif) = 14.0802 cm2.( 7D16 / 4.96D19 / 3.7D22 / 2.86D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 6.62 cm2.( 3.29D16 / 2.33D19 / 1.74D22 / 1.34D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 10.4521 cm2.( 5.19D16 / 3.68D19 / 2.74D22 / 2.12D25 )
Tul bawah (momen postif) = 19.1597 cm2.( 9.52D16 / 6.75D19 / 5.03D22 / 3.9D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.1336 cm2/cm.( 2d8-75 / 2d10-117 / 2d12-169 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0846 cm2/cm.( 2d8-118 / 2d10-185 / 2d12-267 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.1336 cm2/cm.( 2d8-75 / 2d10-117 / 2d12-169 )
Tul peminggang = 8.8323 cm2.( 7.8D12 / 6.65D13 / 4.39D16 / 3.11D19 / 2.32D22 / 1.79D25 )

Balok TB1-30X70
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 14.5224 cm2.( 7.21D16 / 5.11D19 / 3.81D22 / 2.95D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 7.0354 cm2.( 3.49D16 / 2.48D19 / 1.85D22 / 1.43D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 4.3146 cm2.( 2.14D16 / 1.52D19 / 1.13D22 / 0.87D25 )
Tul bawah (momen postif) = 12.8174 cm2.( 6.37D16 / 4.51D19 / 3.37D22 / 2.61D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.168 cm2/cm.( 2d8-59 / 2d10-93 / 2d12-134 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.11 cm2/cm.( 2d8-91 / 2d10-142 / 2d12-205 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.168 cm2/cm.( 2d8-59 / 2d10-93 / 2d12-134 )
Tul peminggang = 9.9844 cm2.( 8.82D12 / 7.51D13 / 4.96D16 / 3.52D19 / 2.62D22 / 2.03D25 )

Balok TB2-30x50
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 1.7115 cm2.( 0.85D16 / 0.6D19 / 0.45D22 / 0.34D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 0.8525 cm2.( 0.42D16 / 0.3D19 / 0.22D22 / 0.17D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 0.4254 cm2.( 0.21D16 / 0.14D19 / 0.11D22 / 0.08D25 )
Tul bawah (momen postif) = 1.1723 cm2.( 0.58D16 / 0.41D19 / 0.3D22 / 0.23D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.0316 cm2/cm.( 2d8-318 / 2d10-497 / 2d12-716 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0385 cm2/cm.( 2d8-261 / 2d10-408 / 2d12-587 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.0385 cm2/cm.( 2d8-261 / 2d10-408 / 2d12-587 )
Tul peminggang = 7.0391 cm2.( 6.22D12 / 5.3D13 / 3.49D16 / 2.48D19 / 1.85D22 / 1.43D25 )

Balok TBA1-30X60
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 5.9704 cm2.( 2.96D16 / 2.1D19 / 1.56D22 / 1.21D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 2.6433 cm2.( 1.31D16 / 0.93D19 / 0.69D22 / 0.53D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 2.6433 cm2.( 1.31D16 / 0.93D19 / 0.69D22 / 0.53D25 )
Tul bawah (momen postif) = 7.4569 cm2.( 3.7D16 / 2.62D19 / 1.96D22 / 1.51D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.0713 cm2/cm.( 2d8-141 / 2d10-220 / 2d12-317 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.0996 cm2/cm.( 2d8-100 / 2d10-157 / 2d12-227 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.0996 cm2/cm.( 2d8-100 / 2d10-157 / 2d12-227 )
Tul peminggang = 8.5118 cm2.( 7.52D12 / 6.41D13 / 4.23D16 / 3D19 / 2.23D22 / 1.73D25 )

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 38


Balok TBA2-25X50
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 15.4185 cm2.( 7.66D16 / 5.43D19 / 4.05D22 / 3.13D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 7.2414 cm2.( 3.6D16 / 2.55D19 / 1.9D22 / 1.47D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 3.8894 cm2.( 1.93D16 / 1.37D19 / 1.02D22 / 0.79D25 )
Tul bawah (momen postif) = 12.0708 cm2.( 6D16 / 4.25D19 / 3.17D22 / 2.45D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.1179 cm2/cm.( 2d8-85 / 2d10-133 / 2d12-191 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0.034 cm2/cm.( 2d8-295 / 2d10-462 / 2d12-665 )
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.1179 cm2/cm.( 2d8-85 / 2d10-133 / 2d12-191 )
Tul peminggang = 5.8736 cm2.( 5.19D12 / 4.42D13 / 2.92D16 / 2.07D19 / 1.54D22 / 1.19D25 )

Balok TBA3-25X40
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 6.2043 cm2.( 3.08D16 / 2.18D19 / 1.63D22 / 1.26D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 3.0093 cm2.( 1.49D16 / 1.06D19 / 0.79D22 / 0.61D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 1.9779 cm2.( 0.98D16 / 0.69D19 / 0.52D22 / 0.4D25 )
Tul bawah (momen postif) = 3.501 cm2.( 1.74D16 / 1.23D19 / 0.92D22 / 0.71D25 )
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.0812 cm2/cm.( 2d8-123 / 2d10-193 / 2d12-278 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0 cm2/cm.
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.0812 cm2/cm.( 2d8-123 / 2d10-193 / 2d12-278 )
Tul peminggang = 0 cm2.( 0D12 / 0D13 / 0D16 / 0D19 / 0D22 / 0D25 )

Balok TBL-25X40
Tulangan Tumpuan
Tul atas (momen negatif) = 2.6071 cm2.( 1.29D16 / 0.91D19 / 0.68D22 / 0.53D25 )
Tul bawah (momen negatif) = 1.2917 cm2.( 0.64D16 / 0.45D19 / 0.33D22 / 0.26D25 )
Tulangan Lapangan
Tul atas (momen positif) = 2.6071 cm2.( 1.29D16 / 0.91D19 / 0.68D22 / 0.53D25 )
Tul bawah (momen postif) = 1.2917 cm2.( 0.64D16 / 0.45D19 / 0.33D22 / 0.26D25 )
Chek : Jumlah Tul bawah < Tul atas.
Tulangan Sengkang
Tul sengkang (geser lentur max + geser torsi) = 0.0436 cm2/cm.( 2d8-230 / 2d10-360 / 2d12-519 )
Tul sengkang (geser torsi max + geser lentur) = 0 cm2/cm.
Tul sengkang max (geser torsi + geser lentur) = 0.0436 cm2/cm.( 2d8-230 / 2d10-360 / 2d12-519 )
Tul peminggang = 0 cm2.( 0D12 / 0D13 / 0D16 / 0D19 / 0D22 / 0D25 )

Catatan :
Resume hasil penulangan ini hanya berdasarkan hasil desain SAP2000 sehingga masih perlu diperiksa terhadap
kebutuhan tulangan/sengkang minimum dan rasio penulangan.

C:\Users\7\Documents\Tul Balok A.xls


8/31/2015 / 2:37:31 AM

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 39


5.2. Desain Penulangan Dinding Geser
Tidak dibahas dalam pelatihan ini.

5.3. Desain Pondasi


Tidak dibahas dalam pelatihan ini.

5.4. Pengikat fondasi


Pur (pile-cap) tiang individu, pier bor, atau kaison harus dihubungkan satu sama lain
dengan pengikat. Semua pengikat harus mempunyai kuat tarik atau tekan desain paling
sedikit sama dengan gaya yang sama dengan 10 persen SDS kali beban mati terfaktor
ditambah beban hidup terfaktor pur tiang atau kolom yang lebih besar.

Persyaratan pengangkuran tiang


Desain pengangkuran tiang ke dalam pur (pile-cap) tiang harus memperhitungkan
pengaruh gaya aksial terkombinasi akibat gaya ke atas dan momen lentur akibat
penjepitan pada pur (pile-cap) tiang. Untuk tiang yang disyaratkan untuk menahan gaya
ke atas atau menyediakan kekangan rotasi, pengangkuran ke dalam pur (pile-cap) tiang
harus memenuhi
hal berikut ini:

1) Dalam kasus gaya ke atas, pengangkuran harus mampu mengembangkan


kekuatan sebesar yang terkecil di antara kuat tarik nominal tulangan
longitudinal dalam tiang beton, atau kuat tarik nominal tiang baja, atau 1,3 kali
tahanan cabut tiang, atau gaya tarik aksial yang dihasilkan dari pengaruh beban
gempa termasuk faktor kuat-lebih Tahanan cabut tiang harus diambil sebagai
gaya friksi atau lekatan ultimat yang dapat disalurkan antara tanah dan tiang
ditambah dengan berat tiang dan pur;
2) Dalam kasus kekangan rotasi, pengangkuran harus didesain untuk menahan
gaya aksial dan geser dan momen yang dihasilkan dari pengaruh beban gempa
termasuk faktor kuatlebih atau harus mampu mengembangkan kuat nominal
aksial, lentur, dan geser penuh dari tiang.

Tulangan untuk tiang beton tanpa pembungkus (kategori desain seismik D


sampai F)
Tulangan harus disediakan bila disyaratkan oleh analisis. Untuk tiang beton bor cor
setempat tanpa pembungkus, minimum empat batang tulangan longitudinal dengan
rasio tulangan longitudinal minimum 0,005 dan tulangan pengekangan tranversal
sesuai dengan tata cara yang berlaku harus disediakan sepanjang panjang tiang
bertulangan minimum seperti didefinisikan di bawah mulai dari ujung atas tiang.
Tulangan longitudinal harus menerus melewati panjang tiang bertulangan minimum
dengan panjang penyaluran tarik.
Panjang tiang bertulangan minimum harus diambil yang lebih besar dari:

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 40


1) Setengah panjang tiang.
2) Sejarak 3 m.
3) Tiga kali diameter tiang
4) Panjang lentur tiang, di mana harus diambil sebagai panjang dari sisi bawah
penutup tiang

sampai suatu titik di mana momen retak penampang beton dikalikan dengan faktor
tahanan 0,4 melebihi momen terfaktor perlu di titik tersebut. Sebagai tambahan, untuk
tiang yang berlokasi dalam kelas situs SE atau SF, tulangan longitudinal dan tulangan
pengekangan tranversal, seperti dijelaskan di atas, harus menerus sepanjang tiang.
Bila tulangan tranversal disyaratkan, pengikat tulangan tranversal harus minimum
batang tulangan ulir D10 untuk tiang sampai dengan diameter 500 mm dan batang
tulangan ulir D13 untuk tiang dengan diameter lebih besar.

Tulangan longitudinal dan tulangan pengekangan tranversal, seperti didefiniskan di


atas, juga harus menerus dengan minimum tujuh kali diameter tiang di atas dan di
bawah permukaan kontak lapisan lempung teguh,lunak sampai setengah teguh atau
lapisan yang dapat mencair (liquefiable) kecuali tulangan tranversal tidak ditempatkan
dalam panjang bertulangan minimum harus diijinkan untuk menggunakan rasio
tulangan spiral transversal dengan tidak kurang dari setengah yang disyaratkan dalam
tata cara yang berlaku. Spasi penulangan tranversal yang tidak ditempatkan dalam
panjang bertulangan minimum diijinkan untuk ditingkatkan, tetapi harus tidak melebihi
dari yang terkecil dari berikut ini:

1) 12 diameter batang tulangan longitudinal.


2) Setengah diameter tiang.
3) 300 mm.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 41


Daftar Pustaka

ASCE, 2010, ASCE Standard ASCE/SEI 7-10 : Minimum design loads for buildings and
other structures, ASCE.
BSN, 2012, SNI 1726:2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non gedung, Badan Standardisasi Nasional.
BSN, 2013, SNI 1727:2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain, Badan Standardisasi Nasional.
BSN, 2013, SNI 2847:2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung, Badan
Standardisasi Nasional.
FEMA, 2012, P-751 2009 NEHRP Recommended Seismic Provisions:Design Examples,
FEMA.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 42


Instruktur Short Course

Hanggoro Tri Cahyo A.


Dosen Prodi S1 Teknik Sipi Universitas Negeri Semarang ini
menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Sipil di Universitas
Diponegoro (1999) dan pendidikan S2 Teknik Sipil Geoteknik di
Universitas Gadjah Mada (2003). Selain menjadi akademisi,
instruktur juga bekerja dibidang konsultansi di PT. Pola Dwipa
Semarang sejak tahun 2003-sekarang. Pemegang SKA Himpunan
Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) dan Himpunan Ahli Teknik
Tanah Indonesia (HATTI) terus mengikuti perkembangan SNI
terbaru melalu pelatihan yang diselenggarakan oleh HAKI.
Instruktur dapat dihubungi melalui email
hangs.geotek@gmail.com.

Chusnul Chotimah
Mahasiswa Prodi S1 Teknik Sipi Universitas Negeri Semarang
angkatan 2012 ini saat ini sedang menempuh mata kuliah Tugas
Akhir. Selain menjadi asisten dosen, asisten instruktur ini sering
membantu menangani desain struktur gedung sebagai pemodel
struktur dengan software SAP2000. Beberapa pelatihan singkat
Struktur dan Geoteknik pernah diikuti untuk menambah wawasan
dalam bidang desain yang saat ini sedang digelutinya. Asisten
Instruktur dapat dihubungi melalui email
chotimah.chusnul13@gmail.com.

Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk Mahasiswa TA 43

Anda mungkin juga menyukai