Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian
Ilmu Bedah RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO
Disusun Oleh :
Fatimatus Solekhah
20120310152
Diajukan Kepada :
dr. Satrio Teguh Krisyuantoro, Sp.B
PENDAHULUAN
Intususepsi berarti prolapsnya suatu bagian usus ke dalam lumen usus yang berdekatan.1
Kondisi ini merupakan penyebab paling sering dari obstruksi usus pada anak usia 3 bulan
hingga 6 tahun dan merupakan kegawat daruratan abdomen tersering pada anak dibawah 2
tahun.2 Intususepsi terjadi pada 1.9/1000 kelahiran hidup dengan perbandingan anak laki-laki
Intususepsi yang paling sering terjadi adalah tipe ileokolik diikuti dengan ileoileokolik.4
Intususepsi ileoileokolik merupakan contoh dari intususepsi kompleks yang jarang terjadi.
Pada intususepsi ini nekrosis usus lebih sering terjadi dan angka keberhasilan reduksi non-
terutama pemeriksaan USG. Intususepsi mempunyai gejala dan tanda klinis klasik berupa
mual muntah, nyeri perut mendadak dan periodik, feses bercampur darah dan lendir (red
currant jelly stool) serta massa memanjang seperti sosis pada abdomen.4,7 Diare juga mungkin
mendahului gejala lainnya sehingga dapat menyebabkan diagnosis dan penanganan yang
salah.4,8 Jika tidak terdiagnosa dan ditatalaksana lebih awal, intususepsi akan menyebabkan
dengan reduksi hidrostatik dan pneumatik. Reduksi dengan pembedahan juga dapat
dilakukan, tergantung pada lamanya proses intususepsi telah terjadi, tipe intususepsi, atau
1
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Indentitas Pasien
Nama : By. AA
Umur : 9 bulan
Agama : Islam
B. Anamnesis
a. Keluhan utama
rewel dan menangis terus menerus, perut kembung(+), demam (-), BAK
2
d. Riwayat penyakit keluarga
pasien disangkal.
e. Riwayat alergi
tertentu.
f. Riwayat pengobatan
C. Pemeriksaan Fisik
Kepala : normosefali
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher : T.A.K
Thoraks : T.A.K
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi tidak ada, ictus
cordis tidak tampak.
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
3
Auskultasi : Suara paru vesikuler, rhonki tidak ada, wheezing tidak
ada, bunyi jantung I-II bising (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung
Distensi abdomen (+)
Auskultasi : Bising usus (+) menurun
Palpasi : nyeri tekan (+)
Perkusi : Hipertimpani
Ekstremitas Superior & Inferior
Deformitas (-), Akral hangat, edema (-)
D. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
14 Mei 2017
Darah
4
Monosit 4.70 1.00-11.00 %
Kimia klinik
GDS 259 50.0-80.0 mg/dL
Chlorida 93.0 93.0-112.0 mEq/L
Kalium 3.90 3.60-5.80 mEq/L
Natrium 119.0 129.0-143.0 mEq/L
16 Mei 2017
Darah
5
Kimia klinik
GDS 79 50.0-80.0 mg/dL
Chlorida 100.0 93.0-112.0 mEq/L
Kalium 5.00 3.60-5.80 mEq/L
Natrium 128.0 129.0-143.0 mEq/L
17 Mei 2017
Darah
Kimia klinik
GDS 92 50.0-80.0 mg/dL
Chlorida 99.0 93.0-112.0 mEq/L
6
Kalium 4.40 3.60-5.80 mEq/L
Natrium 125.0 129.0-143.0 mEq/L
Albmin 2.60 3.0-5.2 g/dL
Faeces
Parameter Hasil
Makroskopis
Warna Kuning merah
Konsistensi Agak cair
Bau AMIS
Lendir Positif
Darah Positif
Nanah Negatif
Mikroskopis
Eritrosit 3-5
Leukosit 1-2
Amuba 8-10
Telur cacing Negatif
Bakteri Positif
Pencernaan
Serat otot Negative
Serat tumbuhan Negative
Lemak Negative
Amilum Negative
7
2. Radiologi
8
Pada pemeriksaan foto polos abdomen 2 posisi, ditemukan gambaran:
9
3. USG Abdomen
10
Dari hasil usg abdomen di dapatkan:
intraabdomen
E. Resume Masuk
Bayi berusia 9 bulan, jenis kelamin laki-laki dibawa orang tuanya ke IGD
dengan keluhan perut kembung disertai muntah hijau yang dialami penderita
dan lendir disertai muntah hijau. Penderita kemudian menjadi rewel dan
F. Diagnosis
G. Diagnosis Banding
- Gastroenteritis
- Disentri amoeba
H. Penatalaksanaan
- Kateter
11
- NGT
I. Komplikasi
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Intususepsi berasal dari kata latin intus (di dalam) dan suscipere
bagian usus ke dalam lumen usus yang berdekatan.1 Bagian usus yang masuk
dinamakan intususipiens.4
Enterokolik: melibatkan satu segmen usus halus dan satu segmen kolon
13
Kolokolik: melibatkan dua segmen kolon seperti caecokolik, colokolik.
yang berdekatan.
Multiple: intususepsi yang terjadi lebih dari satu tempat yang berbeda.
B. Etiologi
sepanjang dinding usus.8 Hal ini terjadi akibat massa atau lesi dinding usus
yang dapat mengubah pola gerak peristaltik normal.8,10 Sekitar 95% kasus
intususepsi adalah idiopatik (primer) atau tanpa pathologic lead point (PLP),
patches bertindak sebagai lead point.7 Hipertrofi Peyer patches umum terjadi
setelah infeksi virus seperti infeksi saluran napas atas, gastroenteritis, dsb.
C. Epidemiologi
14
Intususepsi adalah penyebab tersering dari obstruksi usus pada anak usia 3
terbanyak terjadi pada usia 4-10 bulan. Sekitar 60-65% kasus terjadi pada
anak usia <1 tahun dan 80% terjadi pada anak kurang dari 2 tahun.3 Pasien
intususepsi adalah anak sehat dengan gizi baik.7 Insiden intususepsi berkurang
ileoileal jarang terjadi (2.5%) dan umumnya mempunyai PLP, kecuali jika
D. Patofisiologi
abnormal. Lekukan ini bertindak sebagai titik awal atau pencetus terjadinya
15
lapisan usus. Ini menyebabkan edema lokal hebat dari intususeptum sehingga
yang iskemik pada akhirnya akan berdarah saat meluruh dan kemudian
bercampur dengan mukosa dan mukus menimbulkan gejala klasik red currant
jelly stools.8
E. Gambaran Klinis
Pasien intususepsi umumnya adalah bayi sehat dan bergizi baik berusia 4
sampai 10 bulan.3,8 Terdapat 2 gejala klasik (nyeri abdomen dan muntah) dan
2 tanda klasik (massa abdomen dan perdarahan rektal) yang terdapat pada
intususepsi:
Terjadi setiap 10 sampai 30 menit dan bertahan selama beberapa detik. Hal
Anak berhenti berteriak atau menangis dan bermain seperti biasa diantara
serangan nyeri. Gambaran ini khas pada intususepsi karena pola menangis,
16
bermain, dan menangis jarang terlihat pada kondisi penyakit lainnya.8
the leg) seperti untuk mengurangi rasa nyeri. Diantara episode kolik, anak
akhir.8
Pada 20% kasus, diare dapat mendahului gejala lainnya sehingga dapat
Feses awalnya berlendir. Darah pada feses dapat muncul pada 6 jam
pertama, tetapi dapat juga muncul setelah 1 hari. Feses bercampur darah
dan mukus (red currant jelly stool) terdapat hanya pada 30% kasus.8
Pada anak yang lebih tua, gejala utama adalah nyeri abdomen yang
terdapat pada hampir semua kasus. Feses berdarah dan muntah dilaporkan
pada 25% kasus. Gejala trias intususepsi jarang ditemukan pada kelompok
usia ini.8
F. Pemeriksaan Fisik
17
1) Inspeksi
Anak terlihat sehat dan bergizi baik. Tidak ditemukan laporan kasus
sosis.4
Pada kasus intususepsi lebih dari 24 jam, anak akan tampak lemah dan
mudah menangis.8
2) Auskultasi
3) Palpasi
4) Rectal Touche
G. Pemeriksaan Penunjang
18
Pemeriksaan foto polos abdomen bukan merupakan pemeriksaan
diagnostik yang akurat pada intususepsi. Pada foto polos abdomen, dapat
intususepsi, meniscus sign (area gelap pada kolon berbentuk bulan sabit
yang melingkari massa distal dari intuseptum), dan Dance’s sign (tidak
dengan pembedahan.3,4,8
19
A B
Gambar 2.2 Pemeriksaan USG
A. target sign atau doughnut sign
B. pseudokidney sign
H. Tatalaksana
Manajemen non-operatif
pada kasus intususepsi dengan usia muda, sudah berlangsung lama, dan
20
jenis intususepsi kompleks.4,5 Percobaan reduksi tidak boleh dilakukan
Manajemen operatif
Operasi diperlukan apabila terdapat PLP atau jika reduksi radiologik tidak
intususepsi.4,8
I. Prognosis
pemulihan yang tinggi, tetapi angka mortalitas meningkat tajam setelah hari
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Bayi berusia 9 bulan, jenis kelamin laki-laki dibawa orang tuanya ke IGD
dengan keluhan perut kembung disertai muntah hijau yang dialami sejak ± 12 jam
SMRS. Awalnya penderita BAB bercampur darah dan lendir disertai muntah.
Penderita kemudian menjadi rewel dan menangis terus menerus. Tidak terdapat
obstruksi, hal pertama yang patut dicurigai adalah intususepsi karena intususepsi
merupakan penyebab tersering obstruksi usus pada kelompok usia ini dengan
puncak insidensi pada usia 4-10 bulan.2 Intususepsi juga hanya dilaporkan pada
anak yang sehat dan bergizi baik.7 Berdasarkan alloanamnesis ditemukan 2 gejala
klasik intususepsi, red currant jelly stool dan muntah-muntah. Gambaran anak
yang bergantian antara rewel dan tenang juga mendukung diagnosis intususepsi
karena merupakan gejala yang khas.8 Setelah intususepsi berlangsung cukup lama,
muncul gejala obstruksi seperti muntah hijau.8 Riwayat demam juga ditanyakan
dievaluasi dan tidak teraba massa memanjang seperti sosis. Namun, hal ini tidak
22
bervariasi.4 Bising usus yang meningkat dan ditemukannya lendir, feses, dan
Pemeriksaan radiologis yang dilakukan pada kasus ini adalah foto polos 2
posisi. Gambaran obstruksi yang ditemukan berupa dilatasi usus halus dan adanya
pertama untuk menyingkirkan penyebab abdomen akut lainnya dan untuk melihat
jika tedapat gambaran udara bebas yang terdapat pada kasus perforasi usus.3,4,8
pembedahan karena keterbatasan tenaga ahli untuk reduksi radiologik dan tingkat
gambaranappendisitis.8
23
DAFTAR PUSTAKA
2. Kennedy M, Liacouras CA. Intussusception. Dalam: Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme
III JW, Schor NF, Behrman RE, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Ed ke-19.
3. Pencitraan pada Intususepsi. Dalam: Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS,
Gandaputra EP, Harmoniati ED, dkk, penyunting. Pedoman pelayanan medis ikatan
dokter anak Indonesia. Ed ke-2. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia;
2011. h. 331-3.
4. Columbani PM & Scholz S. Intussusception. Dalam: Coran AG, Adzick NS, Krummel
5. Peh WCG, Khong PL, Lam C, Chan KL, Saing H, Cheng W, et al. Ileoileocolic
1997; 70:891-6.
7. Ignacio RC, Fallat ME. Intussusception. Dalam: Holcomb III GW, Murphy JP,
h. 508-16.
8. Hesse AAJ, Abantanga FA, Lakhoo K. Intussusception. Dalam: Ameh EA, Bickler S,
10. Cera SM. Intestinal Intussusception. Clin Colon Rectal Surg. 2008; 21(2):106-13.
24
25