A. Hasil Penelitian
1. Data Prasiklus
Kegiatan prasiklus adalah kegiatan studi pendahuluan yang dilakukan
peneliti untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran di kelas beserta
fenomena-fenomena yang terjadi dalam pembelajaran. Proses
pengidentifikasian masalah pada kegiatan prasiklus ini dilakukan dengan
observasi atau pengamatan awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan
nyata yang ada di lapangan. Observasi dilakukan peneliti di kelas XI IPS 1
pada hari Jumat tanggal 23 Januari 2017 jam ke 1 dan 2 (06.30-08.00) dan 27
Januari 2017 jam ke 1 dan 2 (07.15-08.15) pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Kelas XI IPS 1 memiliki jumlah siswa sebanyak 36 siswa
dengan rincian 12 siswa laki-laki dan 23 siswa putri. Peneliti juga melakukan
wawancara prasiklus untuk penunjang hasil observasi awal pada hari Senin
tanggal 23 Januari 2017 kepada guru pengampu mata pelajaran sejarah yaitu
Dra. Nunuk Endah Widiarni dan beberapa siswa kelas XI IPS 1 untuk
menindaklanjuti masalah yang ada di kelas XI IPS 1.
Pengamatan tindakan prasiklus yang dilakukan peneliti meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Pembelajaran yang digunakan guru
pada saat kegiatan prasiklus menggunakan metode diskusi kelompok dan
variasi tanya jawab dengan media mind mapping. Adapun hasil pelaksanaan
kegiatan pembelajaran tahap prasiklus sebagai berikut:
a. Aktivitas Guru dalam Mengajar
1) Tahap Persiapan
Persiapan RPP, bahan, alat dan media pembelajaran dinilai
cukup. Sedangkan untuk penguasaan materi pembelajaran dan
penampilan guru saat pembelajaran mendapatkan nilai baik.
54
55
2) Tahap Pelaksanaan
Guru telah melaksanakan prosedur pembelajaran dengan baik,
hal ini terlihat pada:
a) Kegiatan pendahuluan pembelajaran
Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa dengan baik.
Guru mengucapkan salam dan mengabsensi kehadiran siswa
dengan baik. Guru dalam mempersiapkan kerapian dan ketertiban
siswa dinilai kurang karena banyak siswa yang belum siap untuk
belajar. Penguasaan kelas dan waktu pembelajaran terbilang sangat
baik. Pemberian apersepsi dan motivasi sudah maksimal sehingga
memperoleh nilai baik. Sebelum penyampaian materi, guru telah
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. Materi yang
diberikan guru dinilai baik serta pemanfaatan media yang dibuat
oleh siswa dinilai baik karena guru dapat mengajak siswa juga
untuk dapat memanfaatkan media tersebut.
b) Kegiatan inti pembelajaran
Kegiatan inti dinilai cukup baik. Hal ini disebabkan oleh
guru tidak menayangkan ilustrasi agar siswa mampu mengaitkan
dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan materi
pokok dengan baik. Ketika guru memulai untuk melakukan diskusi
banyak siswa yang tidak memperhatikan namun beberapa siswa
terlihat aktif dalam diskusi kelompok sehingga dinilai baik.
Kegiatan guru dalam membimbing diskusi dinilai baik. Guru
memberikan kesempatan siswa secara bebas untuk menyampaikan
pendapat dan tanggapan dengan baik.
c) Kegiatan penutup pembelajaran
Dalam kegiatan penutup guru memberikan tanggapan
terhadap siswa yang belum mengerti terkait materi yang telah
disampaikan dengan baik. Guru merefleksi materi yang dipelajari
dengan baik. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok
yang presentasi dengan baik. kemudian guru menyampaikan materi
56
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 di atas dapat dilihat aktivitas
mengajar guru terbilang baik yaitu sebesar 71,15 % dan aktivitas belajar siswa
sebesar 68,33%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas kegiatan pembelajaran
di kelas sudah baik, namun perlu dilakukan suatu peningkatan.
58
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Rendah Sedang Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.2, Tabel 4.3, Gambar 4.2 dan Gambar 4.3
dapat disimpulkan bahwa persentase jumlah siswa dengan kesadaran
sejarah kategori tinggi dan rata-rata ketercapaian tiap indikator angket
kesadaran sejarah siswa masih rendah sehingga diperlukan suatu
tindakan untuk dapat meningkatkan kesadaran sejarah siswa.
4) Hasil belajar sejarah siswa masih belum memenuhi target.
Hal tersebut dibuktikan dari evaluasi yang peneliti lakukan
sebelum memulai siklus. Peneliti meminta siswa kelas XI IPS 1 untuk
mengerjakan soal evaluasi prasiklus mengenai materi Perang Dunia I.
Berdasarkan hasil evaluasi prasiklus, didapatkan data bahwa hanya
terdapat 16 siswa dari 36 siswa atau 44,44% siswa yang dapat mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Data hasil belajar siswa kelas
XI IPS 1 pada prasiklus dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 di
bawah ini:
62
2) Tahap Pelaksanaan
Pada saat mengamati media siswa cukup menunjukkan
perhatian dan antusiasme. Kegiatan siswa mengamati dan
menggali informasi dengan menggunakan media film
dokumenter cukup baik. Pada penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe scramble dalam mendorong partisipasi siswa
dalam proses ini belum maksimal hal tersebut terlihat ketika
diskusi berlangsung. Pada kegiatan pembagian kelompok
diskusi masih tergolong cukup baik, karena beberapa siwa saat
guru membagi kelompok tidak duduk rapi pada tempatnya
sehingga kondisi kelas tidak kondusif dan masih terdapat siswa
yang bermalas-malasan ketika pembentukan kelompok. Siswa
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru mengenai
apa yang diperoleh saat pembelajaran masih tergolong cukup.
Peran siswa dalam merefleksi pembelajaran tergolong kurang,
sehingga perlu ditingkatkan lagi.
3) Tahap Evaluasi
Siswa mengikuti evaluasi dengan cukup baik, saat
menjawab pertanyaan dan guru masih perlu ditingkatkan,
karena banyak siswa yang kurang memahami materi. Siswa
menyampaikan kesimpulan dan kesan pembelajaran dengan
cukup baik. Kemudian siswa bersama guru menyimpulkan
materi dengan baik. Pembelajaran diakhiri dengan menjawab
salam dengan baik.
1) Segi Guru
a) Guru masih canggung dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe scramble dengan media film dokumenter sehingga
membuat siswa bingung dalam proses pembelajaran karena baru
pertama kali menerapkan model pembelajaran ini.
b) Penguasaan kelas yang masih kurang karena masih terdapat
beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan pada saat
pembagian kelompok guru belum dapat mengkondisikan siswa
secara kondusif karena masih terdapat beberapa siswa yang
bercanda dengan temannya (Lampiran 2: Catatan Lapangan 5 hal
151).
c) Suara guru yang kurang keras sehingga beberapa siswa tidak
memperhatikan dengan jelas ketika sedang disampaikan materi
(Lampiran 2: Catatan Lapangan 6 hal 154).
d) Kurangnya pendekatan kepada siswa saat diskusi berlangsung.
Guru pada saat tersebut lebih fokus terhadap persiapan media
karton di depan kelas untuk model pembelajaran kooperatif tipe
scramble (Lampiran: Catatan Lapangan 5 hal 151).
e) Guru kurang memperhatikan kondisi kelas di barisan belakang
saat dilakukannya tes evaluasi sehingga masih terdapat beberapa
siswa yang menyontek teman (Lampiran 2: Catatan Lapangan 4
hal 148).
2) Segi Siswa
a) Terdapat rasa malu pada diri beberapa siswa dalam menjawab
maupun mengajukan pertanyaan (Lampiran 2: Catatan Lapangan
4 halaman 148)
b) Kesiapan belajar sejarah siswa kurang yaitu terdapat 3 siswa yang
tidak membawa buku pelajaran (Lampiran 2: Catatan Lapangan 4
hal 148).
c) Ketika melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe
scramble terdapat beberapa kelompok yang kurang aktif dan
81
penilaian angket, observasi hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes
kognitif siklus II. Adapun hasil observasi tindakan siklus II adalah
sebagai berikut:
1) Kegiatan Pembelajaran
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble
dengan media film dokumenter dapat dilihat dari observasi aktivitas
guru mengajar dan aktivitas siswa belajar. Hasil observasi aktivitas
guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar sebagai berikut:
a) Aktivitas Guru dalam Mengajar
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble
dengan media film dokumenter pada siklus II dapat terlihat dari
observasi proses belajar mengajar yang telah terjadi di kelas XI
IPS 1 SMAN 2 Sukoharjo. Observasi aktivitas guru dalam
mengajar dilakukan dalam pertemuan pertama di siklus II.
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan I dan II aktivitas
guru dalam mengajar terlihat:
(1) Tahap Persiapan
Guru telah menyiapkan RPP, media pembelajaran
berupa film dokumenter, menguasai materi pembelajaran dan
memberikan penampilan mengajar dengan baik.
(2) Tahap Pelaksanaan
Guru telah melaksanakan prosedur pembelajaran
sesuai dengan RPP, hal ini terlihat pada:
(a) Kegiatan pendahuluan pembelajaran
Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa dan
mengucap salam dengan sangat baik. Kemudian guru
memeriksa kehadiran siswa serta mempersiapkan siswa
untuk belajar dengan baik. Penguasaan kelas dan waktu
pembelajaran guru terbilang baik. Pemberian apersepsi
dan motivasi sudah maksimal sehingga memperoleh nilai
89
80%
Prasiklus
60%
Siklus I
40%
Siklus II
20%
0%
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
B. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada hasil
pengamatan yang dilanjutkan dengan kegiatan evaluasi dan refleksi. Berdasarkan
hasil penelitian dari mulai tahap prasiklus, siklus I dan siklus II menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media
film dokumenter dalam pembelajaran sejarah mengalami peningkatan, baik dari
segi kemampuan mengajar guru, aktivitas siswa belajar, kesadaran sejarah siswa
dan hasil belajar sejarah siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media
film dokumenter di kelas XI IPS 2 SMAN 2 Sukoharjo dapat diterapkan guru
dengan dengan baik. Penerapan langkah-langkah model pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media film dokumenter dapat
mengalihkan perhatian siswa. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media film dokumenter
lebih baik dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran yang sebelumnya sering
digunakan oleh guru yaitu diskusi kelompok yang kurang bervariasi.
Berdasarkan lembar observasi yang digunakan dalam mengamati aktivitas
guru dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam belajar pada setiap siklus
diperoleh data mengenai kegiatan pembelajaran sejarah dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media film dokumenter.
99
Perbandingan perolehan nilai kegiatan pembelajaran aktivitas guru dan siswa pada
setiap siklus dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.16 Perbandingan Rata-Rata Ketercapaian Indikator Aktivitas
Pembelajaran Sejarah Antarsiklus
Nilai (%)
No. Indikator
Prasiklus Siklus I Siklus II
1 Aktivitas guru mengajar 71,15 % 78,85% 87,98%
2 Aktivitas siswa belajar 68,33% 79,17% 87,50%
Rata-rata Nilai 69,74% 79,01% 87,62%
Data dari Tabel 4.16 di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang
sebagai berikut:
Aktivitas Pembelajaran
100% Aktivitas guru
80% mengajar
Aktivitas siswa
60% belajar
40% Rata-rata nilai
20%
0%
Prasiklus Siklus I Siklus II
Data dari tabel 4.17 di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang
sebagai berikut:
Kesadaran Sejarah
100%
80% Rendah
60%
40% Sedang
20% Tinggi
0%
Prasiklus Siklus I Siklus II
Data dari Tabel 4.18 di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang
sebagai berikut:
100%
Indikator Kesadaran Sejarah Siswa
80% Indikator 1
60% Indikator 2
40% Indikator 3
20% Indikator 4
0%
Prasiklus Siklus I Siklus II
Data dari Tabel 4.19 di atas disajikan dalam bentuk diagram batang
sebagai berikut:
102
Taylor dalam Huda (2013: 303) yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
scramble adalah metode diskusi kelompok yang anggotanya dibagi secara
heterogen berdasarkan ras, jenis kelamin, dan tingkat kemampuan belajar
siswa dan kemudian setiap kelompok diminta untuk menyelesaikan soal yang
mana mengharuskan siswa untuk menggabungkan otak kanan dan otak kiri.
Model pembelajaran ini meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir
serta diperlukan adanya kerjasama antaranggota kelompok untuk saling
membantu teman sekelompok dalam berpikir kritis sehingga dapat lebih
mudah dalam mencari penyelesaian soal, sehingga dalam proses
pembelajaran di dalam kelas lebih interaktif dan bermakna.
Berdasarkan analisis lembar observasi kegiatan pembelajaran pada
tindakan siklus I kegiatan pembelajaran sudah lebih baik dari tahap prasiklus.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media film
dokumenter mampu meningkatkan kegiatan pembelajaran sejarah. Namun,
ada pelaksanaannya masih ada beberapa kendala yaitu siswa terlalu
menikmati media film dokumenter dan tidak mencatat informasi penting yang
berkaitan dengan materi, sehingga pada saat materi berkaitan yang diujikan
dalam evaluasi tindakan siklus I hasilnya masih kurang memuaskan.
Berdasarkan dari kondisi pada siklus I, maka pada siklus II guru
berusaha melalukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus II
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media film
dokumenter berjalan lebih lancar. Siswa kelas XI IPS 1 sudah lebih baik
dalam mencatat poin penting dari media yang berkaiatan dengan materi dan
suasana kelas tetap dapat dikondisikan pada saat pengamatan film
dokumenter.
Pada pelaksanaan tindakan siklus II siswa lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan
tindakan siklus II dapat dikatakan bahawa perbaikan yang telah dilaksanakan
berpengaruh terhadap hasil pembelajaran siklus II. Hasil akhir dari nilai
kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
106