Disusun Oleh :
10542 0366 12
Pembimbing :
dr. Hawaidah, SpKJ (K)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
1
LEMBAR PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing
2
LAPORAN KASUS PSIKIATRI
SKIZOFRENIA
I. DATA IDENTIFIKASI
No. Rekam Medik : 10.59.46
Masuk RS : IGD RSKD Dadi
Nama : Nn. Atika
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 60 tahun
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan/Pendidikan :-
Alamat : Dsn Bontosunggu, Desa Bentang, Kec. Galesong
Selatan, Kab. Takalar
Nama/No.Telp Keluarga terdekat : Tn. Muh. Rijal (Ponakan)/ 085299895718
3
Awal perubahan perilaku pada tahun 2015 pasien gelisah dengan terus
menerus bicara dan berteriak. Saat diajak berbicara tidak nyambung dan
ceritanya tidak dapat dipahami,pasien terus menerus menangis dan berbicara
sendiri serta memanngil-manggil keluarganya yang sudah meninggal.
Awalnya kakak kandung laki-laki pasien yang meninggal karena sakit,
kemudian ibu kandung meninggal karena sakit, yang kakak perempuanya juga
meninggal karena sakit. Dari seja kejadian tersebut pasien merasa sangat
sedih. Kemudian pasien berobat di poli jiwa RSKD dan di RS Takalar. Pasien
putus obat ± 3 bulan terakhir.
Pasien lahir normal dan cukup bulan di rumah dibantu oleh dukun
beranak. Pasien mendapatkan ASI eksklusif hingga umur 2 tahun.
Pertumbuhan dan perkembangan baik. Pendidikan terakhir pasien SMA
Pasien merupakan pribadi yang penyabar, pendiam dan mudah bergaul
dengan orang-orang disekitar.
Pasien merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara (♀,♂,♀,♀,♀,♂). Pasien
pasien belum menikah dan tinggal bersama bapaknya yang sudah lansia.
Hubungan dengan keluarga dan tetangga baik.
Hendaya/disfungsi:
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya Waktu senggang (-)
Faktor stressor psikososial
Sebelumnya kakak kandung laki-laki pasien yang meninggal karena
sakit, kemudian ibukandung meninggal karena sakit, yang kakak
perempuanya juga meninggal karena sakit.
C. Riwayat gangguan sebelumnya
1. Riwayat penyakit dulu
o Infeksi (-)
o Trauma (-)
o Kejang (-)
4
2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
o Obat-obatan (-)
o Alkohol (-)
o Merokok (-)
D. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya pada tahun 2015 saat
kakak perempuannyameninggal dan pasien pernah berobat.
5
f. Riwayat keluarga
- Merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara (♀,♂,♀,♀,♀,♂)
- Hubungan dengan keluarga yang lainnya baik
- Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
g. Situasi hidup sekarang : Pasien tinggal bersama ayah kandung yang
sudah lansia.
h. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya:
Pasien tidak merasa dirinya sakit
6
C. Fungsi intelektual (kognitif)
1. Taraf pendidikan : Sesuai dengan tingkat pendidikannya (SMA)
2. Orientasi
- Waktu : Baik
- Tempat : Baik
- Orang : Baik
3. Daya ingat
- Jangka panjang : Baik
- Jangka pendek : Baik
- Jangka segera : Baik
4. Konsentrasi dan perhatian : Baik
5. Pikiran Abstrak : Baik
6. Bakat Kreatif : memasak
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik (+) Mendengar suara
Allah SWT yang meminta untuk marah
2. Ilusi :Tidak ditemukan
2. Depersonalisasi : Tidak ditemukan
3. Derealisasai : Tidak ditemukan
E. Pikiran
1. Arus pikiran : Relevan
2. Isi pikiran : Ide-ide curiga, waham (+), Halusinasi
3. Hendaya Berbahasa : Tidak ada (Gaya bicara spontan, lancar,
intonasi sesuai)
F. Pengendalian impuls :
Pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik (Tidak Terganggu)
7
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian realitas : Tidak terganggu
4. Tilikan : Derajat
H. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
Status Neurologis :
8
Awal perubahan perilaku pada tahun 2015 pasien gelisah dengan
terus menerus bicara dan berteriak. Saat diajak berbicara tidak nyambung
dan ceritanya tidak dapat dipahami,pasien terus menerus menangis dan
berbicara sendiri serta memanngil-manggil keluarganya yang sudah
meninggal. Awalnya kakak kandung laki-laki pasien yang meninggal
karena sakit, kemudian ibukandung meninggal karena sakit, yang kakak
perempuanya juga meninggal karena sakit. Dari seja kejadian tersebut
pasien merasa sangat sedih. Kemudian pasien berobat di poli jiwa RSKD
dan di RS Takalar. Pasien putus obat ± 3 bulan terakhir.
Dari Autoanamnesis Pasien mengatakan bahwa pasien sering
berbicara dengan Allah dan dapat perintah dari Allah untuk marah-marah.
Pasien juga menganggap dirinya adalah saudara kembar dari Saiful Jamil.
Dan pasien marah dan memukul meja saat dikatakan dia bukan saudara
kembar Saiful Jamil.
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III)
a. Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental
9
waham yang dianggap benar oleh pasien. Sehingga menurut PPDGJ III
didiagnosis sebagai skizofrenia paranoid (F20.0)
b. Aksis II : gangguan kepribadian paranoid (F60.0)
c. Aksis III : Tidak ada diagnosis
d. Aksis IV : tidak jelas
e. Aksis V : GAF Score 50 – 41
Gejala berat (serious), disabilitas berat
VII. PROGNOSIS
Faktor Pendukung
Faktor Penghambat
10
3. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien
tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan sosial
dalam lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses penyembuhan
pasien serta melakukan kunjungan berkala.
11
6. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas yang telah berlangsung
selama kurun waktu satu bulan atau lebih.
7. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi.
12
AUTOANAMNESIS
13
P : nda adaji dok, Cuma dirumah saja tinggal sama bapak
DM : oiya bu, kita dulu sekolah dimana?
P : di SMA PGRI galesong
DM : oiya bu
P : Allahuakbar
DM : Kenapaki bu?
P : ndaji dok, sakit semua badan ku gara-gara minum obat, saya ini tidak sakit
tapi kenapa dikasi minum obat. Baru saya tidak pernah diperiksa, bagaimana
ini dokter disini bodoh masa saya dikasih obat baru tidak diperiksa.
DM : jadi harusnya apa yang harus dilakukan dokter ke kita bu?
P : ya harusnya ditanya, apa keluhannya apa gejala penyakitnya, ini tidak
ditanya-tanya baru saya langsung diikat kemarin, itumi harus diikat, harusnya
ada konfirmasi dulu antara pasien dan dokter.
DM : jadi harusnya begitu di bu?
P : Iya jadi harusnya begitu
DM : mungkin itu hari kita dalam keadaan tidak sadar bu makanya kita diikat
P : Tidak, saya itu selalu sadar, sadar karena Allah, kita hidup karena Allah,
Shalat karena Allah, Mati karena Allah
DM : Iya bu, jadi mungkin itu kemarin kita dibawa kesini siapa tau ada perbuatan
ta dirumah yang lain-lain?
P : tidak ada saya perbuat, saya Cuma bicara terus dan sering ngomel-ngomel
biar malam-malam orang semua tidur saya tidak tidur, jadi orang dirumah
bilangi saya orang pongoro, tapi tidak selama nya itu orang bicara terus orang
pongoro.
DM : kenapa ki bicara terus? Dan kita tetap bicara sendiri biar tidak ada orang?
P : nda tau, itu karena Allah. Iya biar tidak ada orang, karena saya bicara sama
Allah. LillahiTaala.
DM : bagaimana caranya kita tau Allah bicara sama kita?
P : saya rasakan, Allahuakbar.
14
DM : jadi itumi kita bawa kesini karena kita nda berhenti bicara bu, karena tidak
ada orang yang bisa bicara sama Allah.
P : jadi sebenarnya apa ini penyakitku?
DM : Apakah yang kita rasa sekarang bu?
P : pokoknya tidak adil saya dikasi obat tapi tidak diperiksa.
DM : jadi menurut ibu tidak adil? Apa yang kita tau tentang keadilan?
P : Ya ituu contohnya juga saiful jamil, dia Cuma mencabuli orang tapi
dipenjara.
DM : Iya bu cocokmi itumi dia dipenjara karena dia cabuli orang
P : saudara kembar ku itu dok, kenapa dia dipenjara, adilkah itu pemerintah
kalau begitu? Tolong keluarkan itu (sambil pukul meja dan tiba-tiba
menangis).
DM : iya bu sudah mi dulu di masuk meki dulu kembali, makasih banyak di bu.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R, 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-5, Jakarta : Badan Penerbit FK UNIKA Atma Jaya
2. Maslim R, 2014. Penggunaan Klinis Obat Anti Psikotropik, Jakarta
16
17