Anda di halaman 1dari 12

asar teori pesawat atwood

http://yonorio601.blogspot.co.id/2013/06/dasar-teori-pesawat-atwood.html

Dasar Teori Pesawat Atwood


Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk mengamati
hukum mekanika gerak yang berubah beraturan. Alat ini mulai dikembangkan sekitar abad ke
delapan belas untuk mengukur percepatan gravitasi g. Dalam kehiduapan sehari-hari kita bias
menemui penerapan pesawat Atwood pada cara kerja lift. Sederhananya alat ini tersusun atas
seutas tali yang dihubungkan dengan sebuah katrol, dimana pada ujung tali dikaitkan massa
beban m1 dan m2. Jika massa benda m1 dan m2 sama (m1 = m2), maka keduanya akan diam.
Akan tetapi jika massa benda m2 lebih besar dari pada massa benda m1 (m2 > m1), maka
massa m1 akan tertarik oleh massa benda m2.
Adapun gerak yang terjadi pada pesawat Atwood diantaranya:
1. Gerak Lurus Beraturan
Merupakan gerak lurus yang kelajuannya konstan, artinya benda bergerak lurus tanpa
ada percepatan atau a = 0 m/s2. Secara matematis gerak lurus beraturan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
S= v/t keterangan S = jarak tempuh benda
v = kelajuan
t = waktu tempuh

2. Gerak lurus Berubah Beraturan


Merupakan gerak lurus dengan kelajuan berubah beraturan, dengan percepatan a adalah
konstan.
S= S0+v0t +1/2 at2 keterangan S = jarak yang ditempuh
S0= jarak awal
v0= kecepatan awal
t = waktu

Hukum-hukum yang terjadi pada pesawat Atwood diantaranya:


Hukum I Newton berbunyi “jika sebuah benda atau system tibak dipengaruhi oleh
gaya luar, maka benda atau system benda itu akan selalu dalam keadaan setimbang”.1[1]
Jika semula benda diam, maka selamanya benda itu akan diam. Dan jika benda semula
bergerak maka benda akan bergerak lurus beraturan. Secara matematis hukum I Newton
dirumuskan sebagai
∑F = O
Yang diturunkan dari persamaan ∑F = dp/dt dimana p adalah momentum linier.
Hokum II Newton berbunyi “jika suatu benda atau system benda diberikan gaya luar,
maka percepatan yang ditimbulkan besarnya berbanding lurus dengan resultan gaya itu, dan
searah dengan arah gaya tersebut”.2[2] Semakin besar resultan gaya F maka percepatan a
akan semakin besar. Secara matematis Hukum II Newton dapat dituliskan dengan persamaan:
∑F = ma

Hokum III Newton menyatakan bahwa “gaya-gaya selalu terjadi dalam pasangan aksi-
reaksi, dan bahwa gaya reaksi adalah sama besar dan berlawanan arah dengan gaya
aksi”.3[3]
Faksi = -Freaksi

Jika kita tinjau dari gaya-gaya yang bekerja dan gerak yang terjadi pada pesawa
atwood, maka kita akan membaginya menjadi beberapa gerak, yaitu:

Gerakan dari C ke A
Benda m1 bergerak dipercepat beraturan ke atas, dan benda m2 bergerak dipercepat ke
bawah. Jika gesekan katrol FK diperhitungkan, maka akan diperoleh gaya-gaya sebagai
berikut:
∑F = ma
W2 - W1 – Fk = m tota

1[1] Arsini, S.si., M.Sc., Praktikum Fisika Dasar 1, (Semarang: IAIN Walisongo,2012), hal17

2[2] Ibid.

3[3] Tipler, Fisika Untuk Sains dan Tehnik,(Jakarta:Erlangga,1998),hal 97


(m2-m1)g – Fk = (m1 + m2 + mk) a
(m2-m1)g – Fk = (m1 + m2 + I/R2) a
a= (m2 - m1)g – Fk
(m1 + m2 + I/R2)
Jika m2 = m1 + m, maka akan dipeoleh nilai a
a= mg – Fk
(m1 + m2 + I/R2)

Gerakan dari A ke B
Jika waktu dari A ke B adalah tAB dan jarak tempuhnya adalah SAB, maka akan diperoleh
hubungan
SAB = vtAB
Gerakan dari A ke B merupakan gerak beraturan, jadi benda tidak mengalami
penambahan kelajuan, sehingga percepatannya sama dengan nol (a=0).

DAFTAR PUSTAKA
Giancolli Douglas C. 1998. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Erlangga: Jakarta.
Tippler. 1991. Fisika Untuk Sains dan Tehnik. Erlangga:Jakarta.
Supiyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Phiβeta: Jakarta.
Arsini, S.Si., M.Sc.2012. Panduan Praktikum Fisika Dasar 1. IAIN Walisongo: Semarang.

percobaan pesawat attwood

PESAWAT ATTWOOD

Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang sering digunakan untuk mengamati

hukum mekanika pada gerak yang dipercepat secara beraturan. Sederhananya pesawat

atwood tersusun atas 2 benda yang terhubung dengan seutas kawat/tali.

Bila kedua benda massanya sama, keduanya akan diam. Tapi bila salah satu lebih

besar (misal m1>m2). Maka kedua benda akan bergerak ke arah m1 dengan dipercepat.

Gaya penariknya sesungguhnya adalah berat benda 1. Namun karena banda 2 juga

ditarik ke bawah (oleh gravitasi), maka gaya penarik resultannya adalah berat benda 1

dikurangi berat benda 2.

Berat benda 1 adalah m1.g dan berat benda 2 adalah m2.g. Gaya resultannya adalah

(m2-m1).g. Gaya ini menggerakkan kedua benda. Sehingga, percepatan kedua benda adalah

resultan gaya tersebut dibagi jumlah massa kedua benda. Untuk mencari tegangan tali kita

lihat benda 1. Gaya yang bekerja padanya adalah m1.g dan tegangan tali T.

m1.g-T = m1.a

Dalam Hukum I Newton, kita telah belajar bahwa jika tidak ada gaya total yang

bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika benda tersebut

sedang bergerak maka benda tersebut tetap bergerak dengan laju tetap pada lintasan lurus.

Apa yang terjadi jika gaya total tidak sama dengan nol ?

Pengertian Gaya Total

Seperti apakah gaya total itu ? Misalnya kita mendorong sekeping uang logam di atas

meja; setelah bergerak, uang logam yang didorong tersebut berhenti. Ketika kita mendorong
uang logam tadi, kita memberikan gaya berupa dorongan sehingga uang logam begerak. Nah,

selain gaya dorongan kita, pada logam tersebut bekerja juga gaya gesekan udara dan gaya

gesekan antara permukaan bawah uang logam dan permukaan meja, yang arahnya

berlawanan dengan arah gaya dorongan kita. Apabila jumlah selisih antara kekuatan

dorongan kita (Gaya dorong) dan gaya gesekan (baik gaya gesekan udara maupun gaya

gesekan antara permukaan logam dan meja) adalah nol, maka uang logam berhenti

bergerak/diam. Jika selisih antara gaya dorong yang kita berikan dengan gaya gesekan tidak

nol, maka uang logam tersebut akan tetap bergerak. Selisih antara gaya dorong dan gaya

gesekan tersebut dinamakan gaya total. Semoga ilustrasi sederhana ini bisa membantu anda

memahami pengertian gaya total.

Hukum II Newton

Sekarang kita kembali ke pertanyaan awal pada bagian pengantar. Apa yang terjadi

jika gaya total yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol ? Newton mengatakan bahwa

jika pada sebuah benda diberikan gaya total atau dengan kata lain, terdapat gaya total yang

bekerja pada sebuah benda, maka benda yang diam akan bergerak, demikian juga benda yang

sedang bergerak bertambah kelajuannya. Apabila arah gaya total berlawanan dengan arah

gerak benda, maka gaya tersebut akan mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya total

berbeda dengan arah gerak benda maka arah kecepatan benda tersebut berubah dan mungkin

besarnya juga berubah. Karena perubahan kecepatan merupakan percepatan maka kita dapat

menyimpulkan bahwa gaya total yang bekerja pada benda menyebabkan benda tersebut

mengalami percepatan. Arah percepatan tersebut sama dengan arah gaya total. Jika besar

gaya total tetap atau tidak berubah, maka besar percepatan yang dialami benda juga tetap

alias tidak berubah.

Bagaimana hubungan antara Percepatan dan Gaya ?


Bayangkanlah anda mendorong sebuah gerobak sampah yang bau-nya menyengat.

Usahakan sampai gerobak tersebut bergerak. Ketika gerobak bergerak, kita dapat mengatakan

bahwa terdapat gaya total yang bekerja pada gerobak itu. Silahkan dorong gerobak sampah

itu dengan gaya tetap selama 30 detik. Ketika anda mendorong gerobak tersebut dengan gaya

tetap selama 30 menit, tampak bahwa gerobak yang tadinya diam, sekarang bergerak dengan

laju tertentu, anggap saja 4 km/jam. Sekarang, doronglah gerobak tersebut dengan gaya dua

kali lebih besar (gerobaknya didiamin dulu). Apa yang anda amati? Jika anda mendorong

gerobak sampah dengan gaya dua kali lipat, maka gerobak tersebut bergerak dengan laju 4

km/jam dua kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Percepatan gerak gerobak dua kali

lebih besar. Apabila anda mendorong gerobak dengan gaya lima kali lebih besar, maka

percepatan gerobak juga bertambah lima kali lipat. Demikian seterusnya. Kita bisa

menyimpulkan bahwa percepatan berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja pada

benda.

Seandainya percobaan mendorong gerobak sampah diulangi. Percobaan pertama, kita

menggunakan gerobak yang terbuat dari kayu, sedangkan percobaan kedua kita

menggunakan gerobak yang terbuat dari besi dan lebih berat. Jika anda mendorong gerobak

besi dengan gaya dua kali lipat, apakah gerobak tersebut bergerak dengan laju 4 km/jam dua

kali lebih cepat dibandingkan gerobak sebelumnya yang terbuat dari kayu ?

Tentu saja tidak karena percepatan juga bergantung pada massa benda. Anda dapat

membuktikannya sendiri dengan melakukan percobaan di atas. Jika anda mendorong gerobak

sampah yang terbuat dari sampah dengan gaya yang sama ketika anda mendorong gerobak

yang terbuat dari kayu, maka akan terlihat bahwa percepatan gerobak besi lebih kecil.

Apabila gaya total yang bekerja pada benda tersebut sama, maka makin besar massa benda,

makin kecil percepatannya, sebaliknya makin kecil massa benda makin besar percepatannya.
Hubungan ini dikemas oleh eyang Newton dalam Hukum-nya yang laris manis di

sekolah, yakni Hukum II Newton tentang Gerak :

Jika suatu gaya total bekerja pada benda, maka benda akan mengalami percepatan, di mana

arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Vektor gaya total sama

dengan massa benda dikalikan dengan percepatan benda.

HUBUNGAN ANTARA GAYA DAN GLBB

Kita telah belajar mengenai Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) pada

pembahasan mengenai Kinematika. Nah, pada pembahasan mengenai kinematika, kita

mengabaikan gaya. Sekarang kita analisis Gerak Lurus Berubah Beraturan dan

mengaitkannya dengan Gaya sebagai penyebab gerakan benda dan juga sebagai penghambat

gerakan benda (gaya gesek).

Terdapat tiga persamaan pada GLBB, yakni :

Ketiga persamaan tersebut mempunyai komponen percepatan alias a.

Dengan demikian, gaya total atau resultan gaya dihubungkan dengan GLBB oleh

percepatan.

Gaya vs Torsi

Sebuah benda yang diam bisa bergerak lurus karena ada gaya. Demikian juga sebuah benda

yang sedang bergerak bisa berhenti atau berkurang kecepatannya karena ada gaya. Misalnya

sebuah mobil mula-mula diam. Setelah mesinnya dinyalakan dan mobil itu bergerak. Dalam

hal ini mobil bergerak karena ada gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin. Mobil yang

sedang bergerak juga bisa berhenti jika sopir menekan pedal rem. Dalam hal ini, mobil

berhenti karena ada gaya gesekan antara ban dan kampas. Kita bisa menyimpulkan bahwa

gerakan mobil dipengaruhi oleh gaya.

Kalau dalam gerak lurus, gerakan benda dipengaruhi oleh gaya, maka dalam gerak

rotasi, gerakan benda dipengaruhi oleh torsi. Mengenai Torsi sudah dijelaskan pada pokok
bahasan torsi. Semakin besar torsi, semakin cepat benda berotasi. Sebaliknya semakin kecil

torsi, semakin lambat benda berotasi. misalnya mula-mula benda diam (kecepatan sudut = 0).

Jika pada benda itu dikerjakan torsi, benda itu berotasi dengan kecepatan sudut tertentu.

Dalam hal ini benda mengalami perubahan kecepatan sudut (dari diam menjadi berotasi).

Perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut. Semakin besar torsi, semakin besar

percepatan sudut. sebaliknya semakin kecil torsi, semakin kecil percepatan sudut. Dengan

kata lain, torsi sebanding alias berbanding lurus dengan percepatan sudut. secara matematis,

hubungan antara torsi dan percepatan sudut dinyatakan dengan persamaan :

Massa vs Momen Inersia

Seperti yang telah dijelaskan pada pokok bahasan Momen Inersia, dalam gerak lurus

massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatannya.

Apabila benda sudah bergerak dengan kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan jika massa

benda itu besar. Sebuah truk gandeng yang sedang bergerak lebih sulit dihentikan

dibandingkan dengan sebuah taxi. Sebaliknya jika benda sedang diam (kecepatan = 0), benda

tersebut juga sulit digerakan jika massanya besar. Misalnya jika kita menendang kelereng dan

bola sepak dengan kekuatan (gaya) yang sama, maka tentu saja kelereng akan bergerak lebih

cepat, sedangkan bola sepak akan bergerak lebih lambat. Hal ini disebabkan karena massa

kelereng lebih kecil, sebaliknya massa bola sepak lebih besar. Jadi selain dipengaruhi oleh

gaya, gerakan benda juga ditentukan oleh massa.

Dalam gerak rotasi, selain dipengaruhi oleh torsi, gerak rotasi benda tegar juga

dipengaruhi oleh momen inersia. Misalnya terdapat dua benda tegar, sebut saja benda A dan
B. benda A memiliki momen inersia yang lebih besar, sedangkan benda B memiliki momen

inersia yang lebih kecil. Jika pada kedua benda ini dikerjakan torsi yang sama, maka benda A

bergerak lebih lambat sedangkan benda B bergerak lebih cepat. Hal ini disebabkan karena

benda A memiliki momen inersia yang lebih besar. Momen inersia suatu benda tegar

ditentukan oleh posisi sumbu rotasi, massa benda dan kuadrat jarak setiap partikel penyusun

benda tegar dari sumbu rotasi. mengenai hal ini sudah gurumuda jelaskan pada pokok

bahasan Momen Inersia.

Mula-mula benda diam (kecepatan sudut = 0). Setelah dikerjakan torsi, benda berotasi

dengan kecepatan sudut tertentu. dalam hal ini, benda mengalami perubahan kecepatan sudut

(dari diam menjadi berotasi). perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut. Berdasarkan

ilustrasi benda A dan benda B di atas, kita bisa mengatakan bahwa semakin besar momen

inersia, semakin kecil percepatan sudut benda. Jadi momen inersia berbanding terbalik

dengan percepatan sudut. Secara matematis, hubungan antara momen inersia dengan

percepatan sudut dirumuskan sebagai berikut :

Hukum II Newton untuk gerak rotasi

Berdasarkan hubungan antara torsi dan momen inersia dengan percepatan sudut yang

sudah dijelaskan di atas, kita bisa menurunkan hubungan antara Torsi, Momen Inersia dan

Percepatan Sudut benda. Persamaannya kita tulis lagi ya…


Kedua persamaan ini bisa ditulis menjadi seperti ini :

Ini adalah persamaan hukum II Newton untuk gerak rotasi. Persamaan ini mirip dengan

persamaan Hukum II Newton F = ma. (F = gaya, m = massa dan a = percepatan). temannya

gaya adalah torsi, temannya massa = momen inersia, temannya percepatan = percepatan

sudut. bedanya, F = ma itu hukum II Newton untuk gerak lurus, sedangkan persamaan torsi di

atas merupakan hukum II Newton untuk gerak rotasi.

Tegangan Tali

Untuk membantu memahami konsep tegangan tali, pahami ilustrasi berikut ini. Misalnya kita

letakan 3 benda pada permukaan bidang datar, di mana ketiga benda tersebut dihubungkan

dengan tali.

Ketika kita menarik benda A ke kiri dengan gaya F, benda B dan C juga ikut tertarik

karena ketiga benda tersebut dihubungkan dengan tali. Pada saat benda A ditarik, tali 1 dan

tali 2 tegang sehingga pada kedua ujung tali tersebut timbul tegangan tali (T). Benda A dan B

dihubungkan dengan tali yang sama sehingga gaya tegangan tali pada kedua ujung tali 1 sama

besar (T1). Demikian juga, besar gaya tegangan tali pada kedua ujung tali 2 (T2) sama besar,

karena benda B dan C dihubungkan dengan tali yang sama. Ingat bahwa gaya tegangan tali
pada tali 1 (T1) berbeda dengan gaya tegangan tali pada tali 2 (T2), karena tali 1 bekerja pada

benda A dan B sedangkan tali 2 bekerja pada benda B dan C. Inti penjelasan ini adalah gaya

tegangan tali (T) sama besar apabila tali bekerja pada benda yang sama, dang besar gaya

tegangan tali berbeda apabila bekerja pada benda yang berbeda.

Tegangan Tali pada Katrol

Agar dirimu semakin memahami gaya tegangan tali, mari kita tinjau gaya tegangan tali

katrol. Permukaan katrol dianggap licin sempurna sehingga tidak ada gaya gesek dan massa

tali sangat ringan sehingga kita abaikan dalam analisis ini.

Ilustrasi 1 :

Pada katrol digantungkan tali dan pada kedua ujung tali digantungkan dua benda, masing-

masing bermasa m1 dan m2. m1 lebih besar dari m2 (gaya berat pada benda bermassa m1

lebih besar dari gaya berat pada benda bermassa m2) sehingga katrol berputar ke kiri

(berlawanan dengan arah jarum jam), sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Benda

bermassa m1 bergerak turun sedangkan benda bermassa m2 bergerak naik…

Pada tali bekerja gaya tegangan tali T1 dan T2, di mana besar gaya tegangan tali T1 =

T2.

Ilustrasi 2 :

Katrol 1 dan katrol 2 dihubungkan dengan sebuah tali panjang. Katrol 2 dan benda

bermassa m dihubungkan dengan sebuah tali pendek,

Ketika kita menarik tali ke bawah dengan gaya sebesar F, maka akan timbul gaya

tegangan tali T1, T2 dan T3. T4 adalah gaya tegangan tali yang bekerja pada katrol 1 dengan

tempat di mana tali dihubungkan, sedangkan T5 adalah gaya tegangan tali yang bekerja pada

katrol 2 dan benda. Besar T1 = T2 = T3. T1, T2 dan T3 tidak sama dengan T4 dan T5. Besar T4

juga tidak sama dengan T5. Mengapa demikian ? alasannya, T1, T2 dan T3 merupakan gaya
tegangan tali pada tali yang sama, sedangkan T4 dan T5 merupakan gaya tegangan tali pada

tali yang berbeda.

REFERENSI

http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/109/44/
http://uyulade.wordpress.com/2009/06/02/bunyi-bunyi-hukum-ilmu-fisika/
http://www.gurumuda.com/hukum-newton-untuk-gerak-rotasi

by http://pusingsekalisaya.blogspot.co.id/2012/12/percobaan-pesawat-attwood.html

Anda mungkin juga menyukai