http://yonorio601.blogspot.co.id/2013/06/dasar-teori-pesawat-atwood.html
Hokum III Newton menyatakan bahwa “gaya-gaya selalu terjadi dalam pasangan aksi-
reaksi, dan bahwa gaya reaksi adalah sama besar dan berlawanan arah dengan gaya
aksi”.3[3]
Faksi = -Freaksi
Jika kita tinjau dari gaya-gaya yang bekerja dan gerak yang terjadi pada pesawa
atwood, maka kita akan membaginya menjadi beberapa gerak, yaitu:
Gerakan dari C ke A
Benda m1 bergerak dipercepat beraturan ke atas, dan benda m2 bergerak dipercepat ke
bawah. Jika gesekan katrol FK diperhitungkan, maka akan diperoleh gaya-gaya sebagai
berikut:
∑F = ma
W2 - W1 – Fk = m tota
1[1] Arsini, S.si., M.Sc., Praktikum Fisika Dasar 1, (Semarang: IAIN Walisongo,2012), hal17
2[2] Ibid.
Gerakan dari A ke B
Jika waktu dari A ke B adalah tAB dan jarak tempuhnya adalah SAB, maka akan diperoleh
hubungan
SAB = vtAB
Gerakan dari A ke B merupakan gerak beraturan, jadi benda tidak mengalami
penambahan kelajuan, sehingga percepatannya sama dengan nol (a=0).
DAFTAR PUSTAKA
Giancolli Douglas C. 1998. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Erlangga: Jakarta.
Tippler. 1991. Fisika Untuk Sains dan Tehnik. Erlangga:Jakarta.
Supiyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Phiβeta: Jakarta.
Arsini, S.Si., M.Sc.2012. Panduan Praktikum Fisika Dasar 1. IAIN Walisongo: Semarang.
PESAWAT ATTWOOD
Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang sering digunakan untuk mengamati
hukum mekanika pada gerak yang dipercepat secara beraturan. Sederhananya pesawat
Bila kedua benda massanya sama, keduanya akan diam. Tapi bila salah satu lebih
besar (misal m1>m2). Maka kedua benda akan bergerak ke arah m1 dengan dipercepat.
Gaya penariknya sesungguhnya adalah berat benda 1. Namun karena banda 2 juga
ditarik ke bawah (oleh gravitasi), maka gaya penarik resultannya adalah berat benda 1
Berat benda 1 adalah m1.g dan berat benda 2 adalah m2.g. Gaya resultannya adalah
(m2-m1).g. Gaya ini menggerakkan kedua benda. Sehingga, percepatan kedua benda adalah
resultan gaya tersebut dibagi jumlah massa kedua benda. Untuk mencari tegangan tali kita
lihat benda 1. Gaya yang bekerja padanya adalah m1.g dan tegangan tali T.
m1.g-T = m1.a
Dalam Hukum I Newton, kita telah belajar bahwa jika tidak ada gaya total yang
bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika benda tersebut
sedang bergerak maka benda tersebut tetap bergerak dengan laju tetap pada lintasan lurus.
Apa yang terjadi jika gaya total tidak sama dengan nol ?
Seperti apakah gaya total itu ? Misalnya kita mendorong sekeping uang logam di atas
meja; setelah bergerak, uang logam yang didorong tersebut berhenti. Ketika kita mendorong
uang logam tadi, kita memberikan gaya berupa dorongan sehingga uang logam begerak. Nah,
selain gaya dorongan kita, pada logam tersebut bekerja juga gaya gesekan udara dan gaya
gesekan antara permukaan bawah uang logam dan permukaan meja, yang arahnya
berlawanan dengan arah gaya dorongan kita. Apabila jumlah selisih antara kekuatan
dorongan kita (Gaya dorong) dan gaya gesekan (baik gaya gesekan udara maupun gaya
gesekan antara permukaan logam dan meja) adalah nol, maka uang logam berhenti
bergerak/diam. Jika selisih antara gaya dorong yang kita berikan dengan gaya gesekan tidak
nol, maka uang logam tersebut akan tetap bergerak. Selisih antara gaya dorong dan gaya
gesekan tersebut dinamakan gaya total. Semoga ilustrasi sederhana ini bisa membantu anda
Hukum II Newton
Sekarang kita kembali ke pertanyaan awal pada bagian pengantar. Apa yang terjadi
jika gaya total yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol ? Newton mengatakan bahwa
jika pada sebuah benda diberikan gaya total atau dengan kata lain, terdapat gaya total yang
bekerja pada sebuah benda, maka benda yang diam akan bergerak, demikian juga benda yang
sedang bergerak bertambah kelajuannya. Apabila arah gaya total berlawanan dengan arah
gerak benda, maka gaya tersebut akan mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya total
berbeda dengan arah gerak benda maka arah kecepatan benda tersebut berubah dan mungkin
besarnya juga berubah. Karena perubahan kecepatan merupakan percepatan maka kita dapat
menyimpulkan bahwa gaya total yang bekerja pada benda menyebabkan benda tersebut
mengalami percepatan. Arah percepatan tersebut sama dengan arah gaya total. Jika besar
gaya total tetap atau tidak berubah, maka besar percepatan yang dialami benda juga tetap
Usahakan sampai gerobak tersebut bergerak. Ketika gerobak bergerak, kita dapat mengatakan
bahwa terdapat gaya total yang bekerja pada gerobak itu. Silahkan dorong gerobak sampah
itu dengan gaya tetap selama 30 detik. Ketika anda mendorong gerobak tersebut dengan gaya
tetap selama 30 menit, tampak bahwa gerobak yang tadinya diam, sekarang bergerak dengan
laju tertentu, anggap saja 4 km/jam. Sekarang, doronglah gerobak tersebut dengan gaya dua
kali lebih besar (gerobaknya didiamin dulu). Apa yang anda amati? Jika anda mendorong
gerobak sampah dengan gaya dua kali lipat, maka gerobak tersebut bergerak dengan laju 4
km/jam dua kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Percepatan gerak gerobak dua kali
lebih besar. Apabila anda mendorong gerobak dengan gaya lima kali lebih besar, maka
percepatan gerobak juga bertambah lima kali lipat. Demikian seterusnya. Kita bisa
menyimpulkan bahwa percepatan berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja pada
benda.
menggunakan gerobak yang terbuat dari kayu, sedangkan percobaan kedua kita
menggunakan gerobak yang terbuat dari besi dan lebih berat. Jika anda mendorong gerobak
besi dengan gaya dua kali lipat, apakah gerobak tersebut bergerak dengan laju 4 km/jam dua
kali lebih cepat dibandingkan gerobak sebelumnya yang terbuat dari kayu ?
Tentu saja tidak karena percepatan juga bergantung pada massa benda. Anda dapat
membuktikannya sendiri dengan melakukan percobaan di atas. Jika anda mendorong gerobak
sampah yang terbuat dari sampah dengan gaya yang sama ketika anda mendorong gerobak
yang terbuat dari kayu, maka akan terlihat bahwa percepatan gerobak besi lebih kecil.
Apabila gaya total yang bekerja pada benda tersebut sama, maka makin besar massa benda,
makin kecil percepatannya, sebaliknya makin kecil massa benda makin besar percepatannya.
Hubungan ini dikemas oleh eyang Newton dalam Hukum-nya yang laris manis di
Jika suatu gaya total bekerja pada benda, maka benda akan mengalami percepatan, di mana
arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Vektor gaya total sama
Kita telah belajar mengenai Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) pada
mengabaikan gaya. Sekarang kita analisis Gerak Lurus Berubah Beraturan dan
mengaitkannya dengan Gaya sebagai penyebab gerakan benda dan juga sebagai penghambat
Dengan demikian, gaya total atau resultan gaya dihubungkan dengan GLBB oleh
percepatan.
Gaya vs Torsi
Sebuah benda yang diam bisa bergerak lurus karena ada gaya. Demikian juga sebuah benda
yang sedang bergerak bisa berhenti atau berkurang kecepatannya karena ada gaya. Misalnya
sebuah mobil mula-mula diam. Setelah mesinnya dinyalakan dan mobil itu bergerak. Dalam
hal ini mobil bergerak karena ada gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin. Mobil yang
sedang bergerak juga bisa berhenti jika sopir menekan pedal rem. Dalam hal ini, mobil
berhenti karena ada gaya gesekan antara ban dan kampas. Kita bisa menyimpulkan bahwa
Kalau dalam gerak lurus, gerakan benda dipengaruhi oleh gaya, maka dalam gerak
rotasi, gerakan benda dipengaruhi oleh torsi. Mengenai Torsi sudah dijelaskan pada pokok
bahasan torsi. Semakin besar torsi, semakin cepat benda berotasi. Sebaliknya semakin kecil
torsi, semakin lambat benda berotasi. misalnya mula-mula benda diam (kecepatan sudut = 0).
Jika pada benda itu dikerjakan torsi, benda itu berotasi dengan kecepatan sudut tertentu.
Dalam hal ini benda mengalami perubahan kecepatan sudut (dari diam menjadi berotasi).
Perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut. Semakin besar torsi, semakin besar
percepatan sudut. sebaliknya semakin kecil torsi, semakin kecil percepatan sudut. Dengan
kata lain, torsi sebanding alias berbanding lurus dengan percepatan sudut. secara matematis,
Seperti yang telah dijelaskan pada pokok bahasan Momen Inersia, dalam gerak lurus
massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatannya.
Apabila benda sudah bergerak dengan kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan jika massa
benda itu besar. Sebuah truk gandeng yang sedang bergerak lebih sulit dihentikan
dibandingkan dengan sebuah taxi. Sebaliknya jika benda sedang diam (kecepatan = 0), benda
tersebut juga sulit digerakan jika massanya besar. Misalnya jika kita menendang kelereng dan
bola sepak dengan kekuatan (gaya) yang sama, maka tentu saja kelereng akan bergerak lebih
cepat, sedangkan bola sepak akan bergerak lebih lambat. Hal ini disebabkan karena massa
kelereng lebih kecil, sebaliknya massa bola sepak lebih besar. Jadi selain dipengaruhi oleh
Dalam gerak rotasi, selain dipengaruhi oleh torsi, gerak rotasi benda tegar juga
dipengaruhi oleh momen inersia. Misalnya terdapat dua benda tegar, sebut saja benda A dan
B. benda A memiliki momen inersia yang lebih besar, sedangkan benda B memiliki momen
inersia yang lebih kecil. Jika pada kedua benda ini dikerjakan torsi yang sama, maka benda A
bergerak lebih lambat sedangkan benda B bergerak lebih cepat. Hal ini disebabkan karena
benda A memiliki momen inersia yang lebih besar. Momen inersia suatu benda tegar
ditentukan oleh posisi sumbu rotasi, massa benda dan kuadrat jarak setiap partikel penyusun
benda tegar dari sumbu rotasi. mengenai hal ini sudah gurumuda jelaskan pada pokok
Mula-mula benda diam (kecepatan sudut = 0). Setelah dikerjakan torsi, benda berotasi
dengan kecepatan sudut tertentu. dalam hal ini, benda mengalami perubahan kecepatan sudut
(dari diam menjadi berotasi). perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut. Berdasarkan
ilustrasi benda A dan benda B di atas, kita bisa mengatakan bahwa semakin besar momen
inersia, semakin kecil percepatan sudut benda. Jadi momen inersia berbanding terbalik
dengan percepatan sudut. Secara matematis, hubungan antara momen inersia dengan
Berdasarkan hubungan antara torsi dan momen inersia dengan percepatan sudut yang
sudah dijelaskan di atas, kita bisa menurunkan hubungan antara Torsi, Momen Inersia dan
Ini adalah persamaan hukum II Newton untuk gerak rotasi. Persamaan ini mirip dengan
gaya adalah torsi, temannya massa = momen inersia, temannya percepatan = percepatan
sudut. bedanya, F = ma itu hukum II Newton untuk gerak lurus, sedangkan persamaan torsi di
Tegangan Tali
Untuk membantu memahami konsep tegangan tali, pahami ilustrasi berikut ini. Misalnya kita
letakan 3 benda pada permukaan bidang datar, di mana ketiga benda tersebut dihubungkan
dengan tali.
Ketika kita menarik benda A ke kiri dengan gaya F, benda B dan C juga ikut tertarik
karena ketiga benda tersebut dihubungkan dengan tali. Pada saat benda A ditarik, tali 1 dan
tali 2 tegang sehingga pada kedua ujung tali tersebut timbul tegangan tali (T). Benda A dan B
dihubungkan dengan tali yang sama sehingga gaya tegangan tali pada kedua ujung tali 1 sama
besar (T1). Demikian juga, besar gaya tegangan tali pada kedua ujung tali 2 (T2) sama besar,
karena benda B dan C dihubungkan dengan tali yang sama. Ingat bahwa gaya tegangan tali
pada tali 1 (T1) berbeda dengan gaya tegangan tali pada tali 2 (T2), karena tali 1 bekerja pada
benda A dan B sedangkan tali 2 bekerja pada benda B dan C. Inti penjelasan ini adalah gaya
tegangan tali (T) sama besar apabila tali bekerja pada benda yang sama, dang besar gaya
Agar dirimu semakin memahami gaya tegangan tali, mari kita tinjau gaya tegangan tali
katrol. Permukaan katrol dianggap licin sempurna sehingga tidak ada gaya gesek dan massa
Ilustrasi 1 :
Pada katrol digantungkan tali dan pada kedua ujung tali digantungkan dua benda, masing-
masing bermasa m1 dan m2. m1 lebih besar dari m2 (gaya berat pada benda bermassa m1
lebih besar dari gaya berat pada benda bermassa m2) sehingga katrol berputar ke kiri
(berlawanan dengan arah jarum jam), sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Benda
Pada tali bekerja gaya tegangan tali T1 dan T2, di mana besar gaya tegangan tali T1 =
T2.
Ilustrasi 2 :
Katrol 1 dan katrol 2 dihubungkan dengan sebuah tali panjang. Katrol 2 dan benda
Ketika kita menarik tali ke bawah dengan gaya sebesar F, maka akan timbul gaya
tegangan tali T1, T2 dan T3. T4 adalah gaya tegangan tali yang bekerja pada katrol 1 dengan
tempat di mana tali dihubungkan, sedangkan T5 adalah gaya tegangan tali yang bekerja pada
katrol 2 dan benda. Besar T1 = T2 = T3. T1, T2 dan T3 tidak sama dengan T4 dan T5. Besar T4
juga tidak sama dengan T5. Mengapa demikian ? alasannya, T1, T2 dan T3 merupakan gaya
tegangan tali pada tali yang sama, sedangkan T4 dan T5 merupakan gaya tegangan tali pada
REFERENSI
http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/109/44/
http://uyulade.wordpress.com/2009/06/02/bunyi-bunyi-hukum-ilmu-fisika/
http://www.gurumuda.com/hukum-newton-untuk-gerak-rotasi
by http://pusingsekalisaya.blogspot.co.id/2012/12/percobaan-pesawat-attwood.html