Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga bersangkutan.
- 75 % hernia terjadi disekitar lipatan paha (inguinalis)
- 10% hernia insisional
- 10 % hernia ventralis
- 3 % umbilikalis
- 2 % hernia lainnya
Hernia inguinalis
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomaly congenital atau didapat. Hernia dapat
dijumpai pada segala usia dan lebih banyak pada laki-laki dari pada perempuan. Berbagai faktor
penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia di anulus internus yang cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kantung dan isi hernia. Selain itu, diperlukan pula faktor yang dapat
mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar.
Pada orang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis yaitu
kanalis inguinalis yang berjalan miring, struktur otot oblikus internus abdominis yang menutup
anulus inguinalis internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika
berkontraksi. Fasia transversa kuat yang menutupi trigonum hesselbach yang umumnya hamper
tidak berotot. Gangguan mekanisme ini menyebabkan terjadinya hernia. Faktor yang dipandang
berperan adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan didalam rongga
perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia.
Testis turun mengikuti prosessus vaginalis, pada neonates kurang lebih 90% prosessus vaginalis
tetap terbuka, sedangkan pada bayi umur satu tahun, sekitar 30% prosesus vaginalis belum
tertutup.umumnya disimpulkan bahwa prosesus vaginalis paten bukan merupakan penyebab
tunggal hernia, tetapi diperlukan faktor lain, seperti anulus inguinalis yang cukup besar. Tekanan
intraabdomen yang meninggi secara kronik, seperti batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi,
dan asites, sering disertai hernia inguinalis.
Diagnosis
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan hernia. Pada hernia
reponibel, keluhan satu-satunya adalah benjolan pada lipatan paha yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang
dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri
visceral karena regangan pada mesentrium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam
kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserata
karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangrene.
Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat pasien
mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateral muncul sebagai penonjolan di region inguinlais
yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah.
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan konservatif
Hernia yang tidak terstrangulata atau inkarserata dapat secara mekanis berkurang. Suatu
penyokong dapat digunakan untuk mempertahankan hernia berkurang. Penyokong ini adalah
bantalan yang diikatkan ditempatnya dengan sabuk. Bantalan ditempatkan di atas hernia
setelah hernia dikurangi dan dibiarkan ditempatnya untuk mencegah hernia dari kekambuhan.
Klien harus secara cermat memperhatikan kulit di bawah penyokong untuk memanifestasikan
kerusakan
2. Penatalaksanaan bedah
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional.
Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri
dari herniotomy, hernioplastik, dan herniorafi. Pada herniotomy, dilakukan pembebasan
kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit, ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
Pada hernioplastik, dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis
Herniorafi dilakukan dengan menggunakan insisi kecil secara langsung di atas area yang
lemah. Usus ini kemudian dikembalikan ke rongga perineal, kantung hernia dibuang dan otot
ditutup dengan kencang di atas area tersebut. Laparoscopic Extraperitoneal (LEP) herniorafi
merupakan tehknik terbaru yang angka keberhasilannya lebih tinggi dengan meminimalisasi
kekambuhan, nyeri, dan periode recovery post operasi lebih pendek