Disusun oleh:
Disahkan Oleh:
Pembimbing,
I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian IMS pada WPS di
Resosialisasi Argorejo Gang II.
I.3 Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah petugas WPS, mucikari, dan pengurus
resosialisasi yang berada di Resosialisasi Argorejo. Adapun subjek yang dipilih
berasal dari Gang II Resosialisasi Argorejo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.3.1 Prosedur
Setelah dari ruang administrasi, pasien dipersilahkan untuk ke ruang
pemeriksaan, petugas administrasi membawa baki berisi slide dan CM pasien dan
menyerahkan kepada petugas pemeriksaan.
Kenalkan diri pada pasien dan jelaskan posisi Anda di klinik IMS
Menganamnesa keluhan pasien dan mengisi CM
Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan, adalah :
1) Tujuan pengambilan sediaan
2) Cara pengambilan sediaan
3) Berapa lama harus menunggu hasil
4) Pasien membuka pakaian dalamnya
5) Menaiki meja pemeriksaan
Setelah membuka pakaian dalam, minta pasien untuk naik ke meja
pemeriksaan, bimbing pasien untuk mendapatkan posisi yang baik dalam
melakukan pemeriksaan
Tutupi bagian bawah tubuh pasien dengan selimut atau kain untuk
membuat pasien lebih nyaman
Tenangkan pasien, beri dukungan, minta pasien untuk rileks dan petugas
memulai pemeriksaan fisik
II.4.3 Rujukan
Tatalaksana rujukan:
1. Menjelaskan alasan selengkap mungkin kepada pasien
2. Komunikasi antara dokter dengan dokter yang dimintai rujukan
3. Keterangan yang disampaikan sewaktu merujuk harus selengkap
mungkin
4. Sesuai kode etik profesi
Biasanya yang dilakukan rujukan, yaitu kondilom yang perlu dilakukan
kauter. Rujukan biasanya di RS Kariadi Semarang.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Dari pembahasan fakta yang didapat dari hasil pengamatan yang dilakukan
pada tanggal 19 Oktober 2017 terhadap 3 WPS, 1 mucikari, dan 1 pengurus
resosialisasi di Gang II diperoleh masalah yang berkaitan dengan risiko kejadian
IMS, yaitu sebagai berikut.
1. Pemakaian kondom pada WPS di Resosialisasi Argorejo belum 100%.
2. Tidak dilakukan skrining IMS untuk mitra seksual.
3. Kurangnya pengawasan tentang pemakaian kondom dari pengurus
resosialisasi dan petugas PE Sunan Kuning.
4. Kurangnya kesadaran WPS untuk skrining IMS.
BAB V
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Berikut ini adalah pemecahan masalah yang didapat dari hasil pengamatan
skrining Infeksi Menular Seksual Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) kota semarang di lokalisasi Sunan Kuning Oktober 2017, yaitu sebagai
berikut.
1. Meningkatkan sistem pelaporan, pemantauan, dan pengawasan
penggunaan kondom secara langsung yang dilakukan pengurus
resosialisasi, petugas PE, dan mucikari serta memberikan sanksi berupa
sekolah pagi bagi WPS yang tidak menggunakan kondom 100%.
2. Mewajibkan skrining kepada seluruh mitra seksual (pasangan/pelanggan)
WPS yang rutin datang ke Sunan Kuning.
3. Melakukan sosialisasi kepada mucikari masing-masing wisma untuk
mengingatkan jadwal skrining rutin kepada WPS yang ada di wismanya.
4. Apabila terdapat WPS yang menderita IMS, dilakukan pendekatan
personal terhadap mucikari agar lebih memotivasi dan giat mengingatkan
WPS untuk minum obat sesuai anjuran dokter dan memberi libur selama
dalam pengobatan sampai dinyatakan sembuh.
5. Menginformasikan status penyakit IMS WPS yang melakukan skrining
kepada mucikari kepada setiap WPS yang bersangkutan.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan wawancara terhadap WPS, mucikari, dan
pengurus resosialisasi didapatkan simpulan sebagai berikut.
1. Tidak terdapat WPS yang menderita IMS dari hasil skrining.
2. Semua WPS yang diwawancara menggunakan kondom saat berhubungan
seks dengan pelanggan maupun pacar, namun dari seluruh WPS masih
banyak yang tidak menggunakan kondom saat berhubungan.
Pemecahan masalah yang diusulkan, yaitu sebagai berikut.
1. Melakukan pendekatan personal terhadap mucikari agar lebih termotivasi
dan giat mengingatkan WPS untuk minum obat sesuai anjuran dokter dan
memberi libur selama dalam pengobatan sampai dinyatakan sembuh
apabila terdapat WPS yang menderita IMS.
2. Memberikan sanksi kepada WPS yang tidak menggunakan kondom saat
berhubungan seks.
VI.2 Saran
Pelaksanaan manajemen skrining IMS diresosialisasi Argorejo Kota
Semarang sudah berjalan dengan baik. Kepada pihak-pihak yang terlibat
disarankan untuk menjaga koordinasi yang telah ada agar program skrining rutin
dan pengobatan IMS serta KIE mengenai pentingnya perilaku seksual yang aman
dapat terus berjalan. Pengetahuan pelanggan seks mengenai IMS dan bahayanya
juga perlu ditingkatkan agar para pelanggan seks dapat memiliki kesadaran untuk
menggunakan kondom saat berhubungan seks.