Kuntum Khaira
Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar.
Jl Sudirman No. 137 Kubu Rajo Lima Kaum Batusangkar 27213.
Email: kuntum60@gmail.com
ABSTRACT
Formalin is a toxic chemical that is commonly used as a preservative for biological samples
and in various industries. But in practice many abused formaldehyde as a preservative foods such
as tofu, meatballs, anchovies, etc. wet fish. When food is consumed can cause interference with the
metabolism of the body's organs and systems. A research on the investigation of formaldehyde,
especially in out circulating in the market Batusanggkar. Examination carried out by using
potassium permanganate (KMnO4) and dragon fruit skin by observing the color changes.
Examination of formalin in 5 samples showed similar results to know that the 5 samples contain
formaldehyde are all positive.
76
Kuntum Khaira, Pemeriksaan Formalin pada Tahu yang Beredar di Pasar Batusangkar
sebagai pengawet bahan makanan oleh industri Formalin dapat masuk ke dalam tubuh
rumah tangga atau industri kecil dengan jalan inhalasi uap, kontak langsung
menengahkarena harganya yang relatif lebih dengan larutan yang mengandung formalin,
terjangkau dibandingkan dengan menggunakan atau dengan jalam memakan atau meminum
bahan pengawet yang termasuk dalam bahan makanan yang yang mengandung
kelompok ADI seperti asam benzoat dan formalin. Apabila formalin tercampur dalam
garamnya makanan dengan dosis yang rendah dapat
Hasil penelitian BPOM dari 700 sampel menyebabkan keracunan. Namun apabila
produk makanan yang diambil dari Jawa, termakan dalam dosis yang tinggi akan sangat
Sulawesi Selatan dan Lampung, 56 persen membahayakan karena kandungan formalin
diantaranya mengandung bahan formalin. yang tinggi didalam tubuh tinggi akan
Bahkan 70 persen mi basah diawetkan dengan menyebabkan formalin bereaksi secara kimia
formalin. Penelitian yang dilakukan oleh Balai dengan hampir semua zat didalam sel sehingga
Besar POM DKI Jakarta juga menyebutkan, menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian
delapan merek mie dan tahu yang dipasarkan di sel. Selain itu kandungan formalin yang tinggi
Jakarta mengandung Formalin. (Buletin Servis, dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung,
2006). alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan
Restu (2010) melakukan penelitian kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan
mengenai studi keamanan pangan pada tahu perubahan fungsi sel dan jaringan) dan hanya
putih yang beredar di Pasar Sidoarjo dalam beberapa jam saja akan menyebabkan
menggunakan FMR (Formalin Mean Reagen). kejang-kejang, kencing darah, muntah darah
Hasil penelitiannya menunjukkan 65,9 % tahu bahkan dapat berujung pada kematian.
yang ada di pasar tradisional dan pasar modern Penggunaan formalin dalam jangka panjang
di Kota Sidoarjo positif mengandung formalin. dapat berakibat buruk pada organ tubuh seperti
Hasil Penelitian Romi Sandra tahun 2010 kerusakan hati dan ginjal (Syamsul, 2013).
mengenai uji formalin terhadap ikan teri di tiga Formalin memiliki unsur aldehid yang
pasar di kota Payakumbuh yaitu pasar ibuh, mudah bereaksi dengan protein, karenanya
pasar dangung-dangung dan pasar limbanang ketika disiramkan ke makanan seperti tahu
membuktikan ikan teri yang di jual di tiga pasar formalin akan mengikat unsur protein mulai
tersebut positif mengandung formalin. dari bagian permukaan tahu sampai ke bagian
Sementara itu tim Pengawasan Obat dan dalamnya. Dengan matinya protein setelah
Makanan Kabupaten Tanah Datar pada razia terikat unsur kimia dari formalin maka bila
tanggal 10 Oktober 2012 menemukan 951 kg ditekan tahu terasa lebih kenyal. Selain itu
bahan berbahaya yaitu boraks yang digunakan protein yang telah mati tidak akan diserang
pada enam industri rumah tangga yang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa
memproduksi kerupuk di Kecamatan Batipuh asam, sehingga tahu akan menjadi lebih awet.
(Antara, 2012). Boraks dan formalin Berdasarkan hal diatas perlu dilakukan
merupakan bahan tambahan yang paling banyak penelitian mengenai kandungan bahan
ditemukan pada makanan yang dijual pedagang berbahaya seperti formalin pada makanan. Pada
karena harganya yang lebih murah penelitian ini makanan yang akan diuji adalah
dibandingkan pengawet untuk makanan tahu yang beredar di pasar Batusangkar.
lainnya. (Posmetro, 31 Juli 2013). Berdasarkan pengalaman peneliti yang biasa
Formalin adalah larutan yang tidak membeli tahu di pasar Batusangkar, tahu yang
berwarna dan baunya sangat menusuk. Di sudah di rebus terlebih dahulu dapat bertahan
dalam formalin terkandung sekitar 37 persen selama tujuh hari jika disimpan di lemari
formaldehid dalam air. Formalin sering pendingin, apabila lebih dari tujuh hari secara
digunakan sebagai bahan desinfektan, bahan visual akan terlihat bintik-bintik berwarna
insektisida, bahan baku industri plastik dan merah muda di permukaan tahu. Restu (2010)
digunakan juga pada berbagai macam industri melaporkan adanya kandungan formalin apabila
seperti industri tekstil, farmasi, kosmetika serta diuji dengan sebuah larutan penguji KMNO 4
digunakan untuk mengawetkan mayat ( Buletin akan mengalami perubahan warna menjadi
Servis, 2006). ungu muda yang hampir tidak terlihat dan
76
Kuntum Khaira, Pemeriksaan Formalin pada Tahu yang Beredar di Pasar Batusangkar
mengandung endapan berwarna merah muda tahapan sebagai berikut, yaitu (a) Buat larutan
pada tahu. KMnO4 0,1 N (b) Ambil 10 gram sampel tahu,
Uji kandungan formalin pada makananan kemudian haluskan menggunakan mortar (c)
biasanya dilakukan melalui pemeriksaan di Tambahkan 20 mL aquades, aduk dan saring (d)
laboratorium dengan mengunakan zat kimia. Ambil 5 mL hasil penyaringan,masukkan
Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian kedalam tabung reaksi (e) Tambahkan 5 tetes
formalin dengan menggunakan zat kimia yaitu larutan KMnO4 0,1 N (f) Goyang-goyangkan
kalium permanganat (KMnO4). Selain tabung reaksi (g) Amati perubahan yang terjadi.
menggunakan zat kimia ini akan dilakukan juga (2).Pengujian formalin menggunakan kulit buah
pengujian formalin dengan bahan alami lain naga dengan tahapan sebagai berikut, yaitu (a)
yang mudah didapatkan dalam kehidupan Buang bagian kulit buah naga yang paling luar
sehari-hari yaitu dengan kulit buah naga. Kulit (b) Potong-potong kulit buah naga menjadi
buah naga dilaporkan dapat mendeteksi adanya bagian kecil (c) Kemudian haluskan kulit buah
kandungan formalin dalam bahan makanan naga menggunakan blender dengan
(Bisnis.com edisi 3 September 2013). menambahkan sedikit air (d) Ambil 10 gram
sampel tahu, kemudian haluskan menggunakan
METODE PENELITIAN mortar (e) Tambahkan 20 mL aquades, aduk
dan saring (f) Ambil 10 mL hasil penyaringan,
Sampel tahu yang diteliti berjumlah 5
masukkan kedalam tabung reaksi (g)
sampel yang diperoleh dari 5 pedagang tahu
Tambahkan 10 tetes larutan kulit buah naga (h)
berbeda di Pasar Batusangkar dengan kiteria
Goyang-goyangkan tabung reaksi (i) Amati
tahu terlihat kenyal dan tidak mudah pecah.
perubahan yang terjadi
Analisis dilakukan di Laboratorium Biologi
STAIN Batusangkar. Alat-alat yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini adalah (1) Pisau/cutter (2)
Blender (3) Erlenmeyer (4) Pipet tetes (5) Labu Pemeriksaan formalin menggunakan
ukur (6) Stopwatch (7) Labu semprot (8) Tisu. kalium permanganat
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian Hasil pemeriksaan formalin pada 5
ini adalah (1) Sampel tahu (2) Larutan KMnO 4 sampel tahu di pasar Batusangkar dengan
(3) Kulit buah naga (4) Aquades. menggunakan Kalium Permanganat
Prosedur Kerja pada penelitian ini adalah ditunjukkan pada Tabel 1 berikut:
(1). Pengujian formalin dengan KMnO4 dengan
Tabel 1 Data Hasil Pemeriksaan Formalin pada Sampel Tahu dengan Menggunakan
Kalium Permanganat
No Kode Sampel Pengamatan Hasil Analisis
Hilangnya warna ungu dari KmnO4
1 A +
menjadi tidak berwarna
Hilangnya warna ungu dari KmnO4
2 B +
menjadi tidak berwarna
Hilangnya warna ungu dari KmnO4
3 C +
menjadi tidak berwarna
Hilangnya warna ungu dari KmnO4
4 D +
menjadi tidak berwarna
Hilangnya warna ungu dari KmnO4
5 E +
menjadi tidak berwarna
76
Kuntum Khaira, Pemeriksaan Formalin pada Tahu yang Beredar di Pasar Batusangkar
Pemeriksaan formalin menggunakan kulit lemari pendingin, sampel tahu tidak mengalami
buah naga pembusukan, tidak terjadi penyimpangan
warna, aroma dan tekstur dari masing-masing
Hasil pemeriksaan formalin pada 5
sampel tahu. Menurut Muchtadi dalam Wisnu
sampel tahu di pasar Batusangkar dengan
(2012) bila tahu direndam dalam larutan
menggunakan kulit buah naga ditunjukkan pada
formalin 2% selama 3 menit dapat
Tabel 2. Sampel tahu yang diambil dari Pasar
memperpanjang daya tahan simpannya pada
Batusangkar berjumlah 5 buah. Dari
suhu ruang selama 4-5 hari. Sedangkan tahu
pmeriksaan awal, ke 5 sampel tahu terlihat
kontrol hanya bertahan 1-2 hari dengan cara
kenyal dan jika di tekan tidak mudah hancur.
direndam dalam air dan 3-4 hari jika disimpan
Kemudian sampel tahu yang telah diambil
dalam lemari pendingin (10oC).
disimpan dalam lemari pendingin. Dari hasil
pengamatan setelah 10 hari disimpan dalam
Identifikasi lanjut dari formalin pada permanganat menunjukkan hasil yang positif.
sampel tahu dilakukan dengan uji laboratorium. Artinya 5 sampel tahu yang beredar di Pasar
Ciri-ciri fisik dari tahu yang berformalin tidak Batusangkar ternyata positif mengandung
akan terlihat nyata jika formalin dicampurkan formalin. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan
dalam konsentrasi yang rendah. Berdasarkan warna dari larutan kalium permanganat yang
hasil penelitian Siti Marwanti tahun 2013 semula berwarna ungu menjadi tidak berwarna
mengenai validasi uji formalin dengan pereaksi setelah bereaksi dengan sampel. Kalium
schryver dan kalium permanganat dilaporkan permanganat merupakan oksidator kuat
bahwa kalium permanganat merupakan pereaksi sehingga dapat mengoksidasi formaldehid yang
spesifik dari formalin. Oleh karena itu kalium terkandung dalam formalin yang ditandai
permanganat dapat digunakan untuk pengujian dengan hilangnya warna kalium permanganat
formalin pada sampel-sampel yang diduga dalam waktu beberapa detik setelah tabung
mengandung formalin. reaksi berisi sampel digoyang-goyangkan.
Pemeriksaan formalin pada 5 sampel tahu Perubahan ini dapat dilihat pada Gambar 1, 2
dengan menggunakan larutan kalium dan 3 berikut:
76
Kuntum Khaira, Pemeriksaan Formalin pada Tahu yang Beredar di Pasar Batusangkar
Gambar 1 menunjukkan 5 sampel tahu ungu dari larutan KMnO4 telah hilang (Gambar
yang telah dimasukkan ke dalam 5 tabung 3). Hal ini mengidentifikasikan telah terjadinya
reaksi. Sampel tahu yang sebelumnya telah reaksi kimia antara KmnO4 dengan formaldehid
dihaluskan dan ditambah sedikit aquades yang terkandung dalam formalin.
kemudian disaring dan diambil sebanyak 5 mL. Fessenden & Fessenden (1997)
Terlihat sampel bewarna putih seperti susu. menyatakan semua adehid dapat teroksidasi
Selanjutnya pada gambar 2 tabung reaksi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi
ditambahkan 5 tetes KmnO4 0,1 N. Larutan KmnO4. Jika warna segera memudar/hilang
KmnO4 0,1 N yang ditambahkan terlihat berarti bahan makanan mengandung aldehid
berwarna ungu dan berada diatas lapisan yang bersifat mereduksi kalium permanganat.
sampel. Kemudian untuk mempercepat Selain dengan menggunakan kalium
terjadinya reaksi kimia, tabung reaksi digoyang- permanganat, pemeriksaan formalin juga
goyangkan dan dalam beberapa detik warna dilakukan dengan menggunakan kulit buah
76
Kuntum Khaira, Pemeriksaan Formalin pada Tahu yang Beredar di Pasar Batusangkar
naga super merah. Berdasarkan tabel 3 perubahan warna menjadi ungu muda.
diketahui bahwa semua sampel tahu Perubahan ini dapat dilihat pada Gambar 4 dan
menunjukkan hasil yang sama. Warna larutan 5.
sampel yang semula putih mengalami
Gambar 3 menunjukkan sampel sesaat dari putih menjadi ungu muda. Warna ungu
setelah ditambah kulit buah naga, kemudian muda dari kulit buah naga tidak mengalami
setelah tabung reaksi digoyang-goyangkan akan perubahan setelah dicampurkan dengan tahu.
terlihat perubahan seperti yang ditunjukkan Kulit buah naga super merah memiliki
oleh gambar 4 yaitu perubahan warna sampel pigmen (zat warna) alami antosianin yang
76
Kuntum Khaira, Pemeriksaan Formalin pada Tahu yang Beredar di Pasar Batusangkar
Formalin memiliki unsur aldehid yang kulit buah memberikan hasil yang sama yaitu
mudah bereaksi dengan protein, karenanya semua sampel tahu positif mengandung
ketika disiramkan pada tahu formalin akan formalin.
mengikat protein mulai dari permukaan tahu
sampai ke bagian dalamnya sehingga DAFTAR KEPUSTAKAAN
mengakibatkan protein mati. Karena protein Antara Sumbar. Berita Terkini Kabupaten
pada tahu telah berikatan dengan formalin maka Tanah Datar. 10 Oktober 2012
protein tahu tersebut tidak bereaksi dengan Buletin Servis. Edisi Januari 2006. Nomor
pigmen antosianin. Hal ini mengakibatkan 73/Tahun VII. Formalin Bukan
antosianin stabil. Antosianin tidak mengalami Formalitas.
perubahan warna, tidak terbentuk endapan atau Dhimas Fahri, 2010. Bahan Kimia Berbahaya
uap ketika dicampurkan dengan sampel tahu pada Makanan. Wordpress.com (diakses
yang menunjukkan bahwa sampel tahu 9 September 2013)
semuanya positif mengandung formalin. Fessenden & Fessenden. 1997. Kimia Organik.
Jakarta : Erlangga
KESIMPULAN Hariyadi Singgih. 2013. Uji Kandungan
Berdasarkan hasil penelitian dapat Formalin pada Ikan Asin Menggunakan
disimpulkan (1) Formalin pada tahu dapat Sensor Warna dengan Bantuan FMR.
diperiksa dengan menggunakan KMnO4 dan Jurnal Eltek (2) 1 : 55-70
kulit buah naga. (2) Pemeriksaan formalin pada Lidya Simajuntak. 2014. Ekstraksi Pigmen
5 sampel tahu yang beredar di Pasar Antosianin dari Kulit Buah Naga Merah
Batusangkar dengan menggunakan KMNO4 dan
76
Kuntum Khaira, Pemeriksaan Formalin pada Tahu yang Beredar di Pasar Batusangkar
76