TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Amonia
Amoniak merupakan gas tajam yang tidak berwarna dengan titik didih
33,50C. Cairannya mempunyai panas penguapan sebesar 1,37 kJ g-1 pada titik
didihnya. Secara fisik cairan NH3 mirip dengan air dalam perilaku fisiknya
dimana bergabung sangat kuat melalui ikatan hiidrogen. (Cotton, 1989)
-3 0 +3 +5
-
NH3 - N 2 -NO2 -NO3-
Amoniak yang terukur di perairan berupa amoniak total (NH 3 dan NH4+).
Amoniak bebas tidak dapat terionisasi (amoniak) sedangkan amonium (NH 4+)
dapat terionisasi. Persentase amoniak meningkat dengan meningkatnya nilai pH
dan suhu perairan. Pada pH 7 atau kurang, sebagian besar amoniak akan
mengalami ionisasi. Sebaliknya pada pH lebih besar dari 7 amoniak tak terionisasi
yang bersifat toksik terdapat dalam jumlah yang lebih banyak. Amoniak bebas
yang tak terionisasi bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Toksisitas
amoniak terhadap organisme akuatik akan meningkat jika terjadi penurunan kadar
oksigen terlarut, pH, dan suhu (Effendi, 2003).
Gas amonia adalah larut dalam air, bereaksi dengan air membentuk
amonium hidroksida. Oleh karena ionisasi ini dalam air membentuk NH4+ + OH-,
pada pH tinggi, gas amonia bebas ada dalam bentuk tak terionisasi. Pada pH dari
pasokan air pada umumnya, amonia secara sempurna diionisasi.
(Kemmer. 1979)
2.2 Zeolit
2.3.1.3 Warna
Sumber oksigen terlarut dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di
atmosfer dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar
oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi manusia.
Ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dengan jumlah
yang cukup. Kebutuhan oksigen sangat dipengaruhi oleh suhu dan bervariasi antar
organisme. Keberadaan logam berat yang berlebihan di perairan mempengaruhi
sistem respirasi organisme akuatik sehingga pada saat kadar oksigen terlarut
rendah dan terdapat logam berat dengan konsentrasi tinggi, organisme akuatik
menjadi lebih menderita.
2.4 Spektrofotometri
P
Transmitansi, T = adalah fraksi yang ditransmisi oleh suatu contoh .
P0
P
%T= x 100 (1)
P0
P P
Jika A = log dan T = maka :
P0 P0
1
A = log (2)
T
Hg
Hg
NH2
Ikan nila bukanlah ikan asli Indonesia, tetapi berasal dari sungai Nil di
Mesir. Baru pada tahun1969 ikan ini didatangkan dari Taiwan ke Indonesia. Jenis
lain yang telah ada di Indonesia sejak tahun 1939 adalah ikan mujair. Dalam dunia
ilmu pengetahuan ikan nila telah dikenal sejak tahun 1766, sedangkan mujair baru
ditemukan tahun1852.
Walaupun mirip ikan mujair, nila mudah dibedakan sebab sirip ekor nila
mempunyai garis-garis tegak dan pada sirip punggungnya terdapat garis-garis
miring. Masa perkawinannya berlangsung sepanjang tahun, bukan pada bulan
tertentu saja akan tetapi tidak sesering mujair. Di kolam pemeliharaan, ikan ini
dapat berkembang biak tanpa perawatan khusus. Apabila masa perkawinan telah
tiba, induk-induk nila mencari tempat yang aman. Mereka membuat lubang atau
cekungan-cekungan bulat didasar kolam seperti yang dilakukan mujair, telurnya
dijaga oleh induknya (Evy.2001).
Ada kalanya pakan yang diberikan kepada ikan berupa dedak, daun,
bungkil atau ampas tahu. Kandungan gizi pakan tersebut tidak lengkap atau
mengandung unsur yang dominan saja. Oleh karena itu, pemberian pakan kepada
ikan kultur bersifat tambahan. Sebagai contoh, dedak banyak mengandung
karbohidrat diberikan kepada ikan untuk menutupi kebutuhan karbohidrat ikan
yang dipelihara dalam kolam (Effendi. 2009).