Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Di alam semesta ini terdapat banyak macam unsur kimia ciptaan Tuhan yang telah
ditemukan oleh manusia. Bahkan, penemuan unsur-unsur baru terus berlanjut seiring
berjalannya waktu. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Ketika
unsur yang di kenal sudah banyak, para ahli berupaya membuat pengelompokan sehingga unsur-
unsur tersebut tertata dengan baik. Puncak dari usaha-usaha para ahli tersebut adalah
terciptanya suatu daftar yang disebut sistem periodik unsur. Sistem periodik ini
mengandung banyak informasi mengenai sifat-sifat unsur sehingga dapat membantu
kita dalam mempelajari dan mengenali unsur-unsur yang kini jumlahnya 114 macam.
Penggolongan tersebut didasarkan pada kemiripan sifat dan karakteristik antar
unsurnya. Daya tarik untuk mempelajari unsur-unsur ini karena perbandingan sifat dan
karakteristik unsur yang berbeda-beda. Sistem periodik unsur yang dikenal saat ini
digolongkan dalam dua kelompok besar yaitu golongan utama dan golongan transisi.
Unsur golongan utama terdiri dari 8 golongan yaitu golongan IA sampai VIII A,
sedangkan unsur golongan transisi meliputi golongan IB sampai dengan golongan VIII
B serta mempunyai 1 sampai 7 periode. Selain itu, unsur-unsur kimia dapat
dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Unsur-unsur logam
umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Dalam makalah ini akan dibahas
unsur-unsur logam transisi yang ada di dalam periode 2 (deret ke dua). Unsur periode 2
meliputi itrium, zirkon, niobium, molibdenum, teknesium, rutenium, rodium, paladium,
perak dan kadmium. Dimana masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda serta
cara sintesis yang berbeda pula. Dan pada kesempatan ini juga kami membahas sejarah
melalui percobaan sistematis pertama.

1
1.1 Rumusan masalah
dapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi:
1. Sifat dan karakteristik apa saja yang dimiliki oleh setiap unsur logam transisi
khususnya periode dua (deret ke dua)? 2.
2. Adakah perbedaan sifat dan karakteristik antar unsur logam transisi pada periode
dua (deret ke dua) tersebut?

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Secara umum untuk mempelajari sifat dan karakteristik unsur logam transisi.
2. Secara khusus untuk mempelajari sifat dan karakteristik logam transisi periode
ke dua (deret ke dua)
3. Sebagai tugas kimia yang diserahkan kepada dosen.

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang Kerakter logam dan Sejarah melalui
percobaan sistematis pertama.
2. Untuk mendiskusikan permasalahan kerakter logam dan sejarah melalui
percobaan sistmatis pertama.
3. Agar lebih bisa memahami kerakter logam dan sejarah melalui percobaan
sistematis pertama.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian logam


Logam berasal dari bahasa Yunani, yaitu Metallon. Dalam kimia, logam adalah
sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam.
Logam adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi
dan ikatan, bersama dengan semi-logam dan non-logam. Dalam tabel periodik, garis
diagonal digambar dari boron (B) sampai ke polonium (Po) membedakan logam dari
nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah semi-logam, unsur di kiri bawah adalah logam,
unsur ke kanan atas adalah non-logam.
Non-logam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam banyak terdapat
dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, besi,
timah, perak, titanium, uranium, dan zink.
Logam cenderung mengkilap, dan konduktor yang baik, sementara nonlogam biasanya
rapuh, tidak mengkilap, dan insulator.

2.1.1. Jenis –jenis logam

a. Logam Alkali
Logam Alkali adalah kelompok unsur kimia pada Golongan 1A tabel periodik, kecuali
Hidrogen. Kelompok ini terdiri dari: Lithium (Li), Natrium (Na), Potassium (K),
Rubidium (Rb), Cesium (Cs), Francium (Fr). Semua unsur pada kelompok ini sangat
reaktif sehingga secara alami tak pernah ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk
menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam alkali harus disimpan dalam medium
minyak.

b. Logam Alkali Tanah


Logam Alkali Tanah adalah kelompok unsur kimia Golongan 2A pada tabel periodik.
Kelompok ini terdiri dari: Beryllium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Strontium
(Sr), Barium (Ba), Radium (Ra).

c. Logam Transisi
Logam transisi adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 3 sampai 12
(IB sampai VIIIB pada sistem lama). Kelompok ini terdiri dari 38 unsur. Semua logam
transisi adalah unsur blok-d yang berarti bahwa elektronnya terisi sampai orbit 3d.

d. Logam Lainnya
Aluminium (Al), Gallium (Ga), Indium (In), Thallium (Tl), Ununtrium (Uut), Tin
(Sn), Lead (Pb), Ununquadium (Uuq), Bismuth (Bi), Ununpentium (Uup),
Ununhexium (Uuh) serta logam lantanida dan aktinida.
Logam dan nonlogam dapat diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam subkategori yang
menunjukkan gradasi sifat dari logam ke nonlogam, untuk unsur-unsur dalam periode
yang sama. Logam terbagi ke dalam logam alkali yang reaktif, logam alkali tanah yang
kurang reaktif, lantanida dan aktinida, logam transisi, dan terakhir logam pasca-transisi
dengan sifat fisika dan kimia paling lemah. Nonlogam dibagi menjadi nonlogam
poliatomik, yang lebih mirip dengan metaloid; nonlogam diatomik, yang merupakan
nonlogam esensial; dan gas mulia monoatomik, yang merupakan nonlogam dan
hampir inert sempurna. Penggolongan terspesialisasi seperti logam refraktori dan

3
logam mulia, yang merupakan (dalam kasus ini) logam transisi, juga diketahui[23] dan
terkadang dicantumkan.

2.1.2. Kerakter logam


Semakin kecil energi ionisasi, elektronegativitas, dan afinitas elektron, semakin
kuat karakter logam yang dimiliki suatu unsur. Sebaliknya, karakter nonlogam
meningkat sebanding dengan peningkatan sifat-sifat di atas.[39] Sesuai dengan tren
periodik ketiga sifat ini, karakter logam cenderung menurun untuk unsur-unsur dalam
periode (atau baris) yang sama dan, dengan beberapa penyimpangan (sebagian besar)
akibat adanya efek relativistik,[40] cenderung meningkat dari atas ke bawah untuk
unsur-unsur dalam golongan (atau kolom) yang sama. Sebagian besar unsur logam
(seperti sesium dan fransium) berada pada bagian kiri bawah tabel periodik tradisional
dan sebagian besar unsur nonlogam (oksigen, fluor, klorin) di bagian kanan atas.
Kombinasi tren horizontal dan vertikal pada karakter logam menjelaskan garis
pembatas seperti anak tangga untuk memisahkan antara logam dan non logam yang
dapat dijumpai pada beberapa tabel periodik. Beberapa praktisi mengelompokkan
unsur-unsur yang ada di sekitar garis batas tersebut sebagai metaloid.

2.1.3. Sifat – Sifat Unsur Logam

Logam mempunyai sifat-sifat istimewa yang menjadi dasar penggunaanya. Sifat-


sifat tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Kuat Kecuali raksa, semua berwujud padat pada suhu kamar. Kekerasan dan
kekuatan logam dapat ditingkatkan dengan cara mencampurkan logam dengan
logam yang lain ataudengan non logam yang disebut aliase (alloy) misalnya
aliase aluminium dengan magnesium yang dimanfaatkan sebagai bahan
konstruksi bangunan, jembatan dankendaraan bermotor.
2. Dapat ditempa dan dapat direnggangkan. Bergantung pada kemudahan lapisan-
lapisan atom menggelincir diatas lapisan atom lainnya yang terdapat dalam
kristal logam. Semakin simetris susunan atom dalam suatu logam akan semakin
mudah ditempa dan diregangkan. Elektron valensi yang berada dalam logam
mengelilingi ion logam yang bermuatan positif secara simetris karena gaya tarik
antar ion logam dan elektron valensi sama ke segala arah. Sehingga bila
ditempa, logam tidak akan remuk, tetapi akan menggeser. Logam tidak hancur
bila dipukul. Maka, logam dapat ditempa untuk membuat berbagai
perkakas, barang kerajinan atau perhiasan. Logam dapat pula diulur menjadi
kawat.
3. Konduktor lsitrik yang baik. Elektron valensi yang mudah bergerak
memungkinkan muatan negatif yang berasal dariluar mendorong lautan electron,
sehingga listrik dapat mengalir melalui logam. Sifat iniyang mendasari
penggunaan logam sebagai kabel listrik, serta alat memasak seperti ketel, panci
dan kuali.
4. Penghantar Panas Yang Baik bila bagian tertentu dari logam dipanaskan, maka
elektron-elektron pada logam tersebutakan menerima sejumlah energi, sehingga
energi kinetiknya bertambah dan gerakannyamakin cepat. Elektron yang
bergerak cepat itu akan menyerahkan sebagian energikinetiknya kepada elektron
lain sehingga seluruh bagian logam menjadi panas dan naik suhunya.
5. Mengkilap jika digosok atau terkena cahaya. Kilap logam terjadi karena
permukaan logam memantulkan semua cahaya dari sinar tanpak yang

4
mengenainya. Pada saat logam terkena cahaya, elektron-elektron bebas pada
logam naik ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi), kemudian
memancarkan kembali semua energi cahaya yang telah diserapnya pada saat
kembali ke tingkat energi awal. Logam dimanfaatkan sebagai perhiasan maupun
untuk dekorasi karena memiliki sifat mengkilap jika di gosok.
6. Pada suhu kamar berwujud padat kecuali raksa (berwujud cair).
7. Memilki Kerapatan Relatif Tinggi, sifat kerapatan logam menunjukkan struktur
logam.

Tipe a : struktur kubus sederhana (sc = simple cubic)

Tipe b : struktur kubus berpusat tubuh (bcc = body centered cubic)

Tipe c : struktur kubus berpusat muka (fcc = face centered cubic)

2.1.4. Sifat Kimia Logam


Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan
melepas elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam tergantung pada energi
ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur- unsur logam cenderung melepaskan
elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur bukan logam
cenderung menangkap elektron (memiliki keelektronegatifan yang besar).
Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat logam-
nonlogam dalam periodik unsur adalah:
1. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat
nonlogam bertambah.
2. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat
nonlogam berkurang.

Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik unsur,
sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Batas logam dan
nonlogam pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris
tebal, sehingga unsurunsur di sekitar daerah perbatasan antara logam dan nonlogam itu
mempunyai sifat logam sekaligus sifat nonlogam. Unsur-unsur itu disebut unsur
metaloid. Contohnya adalah boron dan silikon. Selain itu, sifat logam juga berhubungan
dengan kereaktifan suatu unsur. Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam
pada sistem periodik unsur makin ke bawah semakin reaktif (makin mudah bereaksi)
karena semakin mudah melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur bukan logam
pada sistem periodik makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi)
karena semakin sukar menangkap elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah
golongan IA (logam alkali) dan unsur nonlogam yang paling reaktif adalah golongan
VIIA (halogen) (Martin S. Silberberg, 2000).

2.1.5. Titik Leleh Dan Titik Didih

Berdasarkan titik leleh dan titik didih dapat disimpulkan sebagai berikut:
Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai golongan
IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki oleh unsur
golongan VIIIA.
Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan: unsur-unsur golongan IA –

5
IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah; unsur-unsur golongan
VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi

2.2. Sejarah Melalui Percobaan Sistematis Pertama

Pada tahun 1789, Antoine Lavoisier mempublikasikan daftar 33 unsur kimia. Ia


mengelompokkannya menjadi gas, logam, nonlogam, dan tanah.[43] Kimiawan
menghabiskan waktu satu abad mencari skema klasifikasi yang lebih memadai. Pada
tahun 1829, Johann Wolfgang Döbereiner mengamati bahwa banyak unsur yang dapat
dikelompokkan ke dalam triad berdasarkan sifat-sifat kimianya. Litium, natrium, dan
kalium, misalnya, dikelompokkan ke dalam satu triad sebagai logam lunak dan reaktif.
Döbereiner juga mengamati bahwa, jika disusun berdasarkan berat atom, anggota kedua
masing-masing triad memiiliki berat atom rata-rata anggota pertama dan ketiga.[44] Ini
kemudian dikenal sebagai Hukum Triad.[45] Kimiawan Jerman Leopold Gmelin meneliti
sistem ini, dan pada tahun 1843 mengidentifikasi sepuluh triad, tiga kelompok empat
dan satu kelompok lima. Jean-Baptiste Dumas mempublikasikan penelitiannya pada
tahun 1857 yang menjelaskan hubungan antara berbagai kelompok logam. Meskipun
banyak kimiawan mencoba untuk mengidentifikasi hubungan antar kelompok kecil
unsur, mereka belum berhasil membangun suatu skema yang dapat menampung
semuanya.

2.2.1. Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur


Penyusunan sistem periodik unsur telah mengalami banyak penyempurnaan. Mulai dari
Antoine Lavosier, J. Newslands, O. Mendeleev hingga Henry Moseley.

1. Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier


Pada 1789, Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia. Pengelompokan
unsur tersebut berdasarka sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat
kelompok. Yaitu gas, tanah, logam dan non logam. Pengelompokan ini masih terlalu
umum karena ternyata dalam kelompok unsur logam masih terdapat berbagai unsur
yang memiliki sifat berbeda.
Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen,
azote ( nitrogen ), dan hidrogen. Unsur-unsur yang tergolong logam adalah sulfur,
fosfor, karbon, asam klorida, asam flourida, dan asam borak. Adapun unsur-unsur
logam adalah antimon,perak, arsenik, bismuth. Kobalt, tembaga, timah, nesi, mangan,
raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsten, dan seng. Adapun yang

6
tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium oksida, aluminium
oksida, dan silikon oksida.
Kelemahan dari teori Lavoisior : Penglompokan masih terlalu umum
kelebihan dari teori Lavoisior : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada
berdasarka sifat kimia sehingga bisa di jadikan referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.

2. Pengelompokan unsur menurut J.W. Dobereiner


Pada tahun 1829, J.W. Dobereiner seorang profesor kimia dari Jerman
mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya.
Ia mengemukakan bahwa massa atom relatif strontium sangat dekat dengan
masa rata-rata dari dua unsur lain yang mirip dengan strantium, yaitu kalsiium dan
barium. Dobereiner juga mengemukakan beberapa kelompok unsur lain seperti itu.
Unsur pembentuk garam dan massa atomnya, yaitu c1 = 35,5 Br = 80, dsn I = 127.
unsur pembentuk alkali dan massa atomnya. Yaitu Li = 7, Na = 23dan K = 39.
Dari pengelompokan unsur-unsur tersebut, terdapat suatu keteraturan. Setiap tiga
unsur yang sifatnya mirip massa atom ( A r ) unsur yang kedua (tengah)
merupakan massa atom rata-rata dari massa atom unsur pertama dan ketiga.
Oleh karena itu, Dobereiner mengambil kesimpulan bahwa unsur-unsur dapat
di kelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang di sebut triade.

Triade Ar Rata-Rata A r unsur


pertama dan ketiga

Kalsium 40 (40 + 137) = 88,


Stronsium 88 2
Bariuim 137

Kelemahan dari teori ini adalah pengelompokan unsur ini kurang efisian dengan
adanya beberapa unsur lain dan tidak termasuk dalam kelompok triad padahal sifatnya
sama dengan unsur dalam kelompok triefd tersebut.
Kelebihan dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsure yang sifatnya
mirip massaAtom (Ar) unsure yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata
di massa atom unsure pertama dan ketiga.

7
3. J. Newlands

merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan


kenaikanmassa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang di
sebut hukum oktaf.
Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur.. Unsur pertama
mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan
seterusnya. Daftar unsur yang disusun oleh Newlands berdasarkan hukum oktaf
diberikan pada tabel 1.1
Di sebut hokum Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat yang sama
berulang pada setiap unsure ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini
menyurapi oktaf music.
Tabel 1.1 Daftar oktaf Newlands

1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O

8. F 9. Na 10. MG 11. Al 12. Si 13. P 14. S

15. Cl 16. K 17. Ca 18. Ti 19. Cr 20. Mn 21. Fe

22. Co&Nl 23. Cu 24. Zn 25. Y 26. ln 27. As 28. Se


29. Br 30. Cu 31. Sr 32. Sr 33. Zr 34. Bi & Mo 35. Po &

Hukum oktaf newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika
diteruskan, teryata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat
yang cukup berbeda dengan Al maupun B.
Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf
yang isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur
yang massa atomnya sangat besar.

8
4. Sistem periodik Mendeleev
Pada tahun 1869 seorang sarjana asal rusia bernama Dmitri Ivanovich
mendeleev, berdasarkan pengamata terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu,
menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom
relatifnya. Artinya, jika unsur-unsur disusunmenurut kenaikan massa atom relatifnya,
maka sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleev menempatkan unsur-
unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan.
Lajur-lajur horizontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom
relatifnya, disebut priode daftar periodik Mendeleev yang dipublikasikan tahun 1872.

Sebagaimana dapat dilihat pada gambar di atas, Mendeleev mengkosongkan beberapa


tempat. Hal itu dilakukan untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Sebagai
contoh, Mendelev menempatkan Ti (Ar = 48 ) pada golongan IV dan membiarkan
golongan III kosong karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, dari pada dengan B dan Al.
Mendeleev meramalkan dari sifat unsur yang belum di kenal itu. Perkiraan tersebut
didasarkan pada sifat unsurlain yang sudah dikenal, yang letaknya berdampingan baik
secara mendatar maupun secara tegak. Ketika unsur yang diramalkan itu ditemukan,
teryata sifatnya sangat sesuai dengan ramalan mendeleev. Salah satu contoh adalah
germanium ( Ge ) yang ditemukan pada tahun 1886, yang oleh Mendeleev dinamai
ekasilikon.
Kelemahan dari teori ini adalah masih terdapat unsur-unsur yang massanya lebih besar
letaknya di depan unsur yang massanya lebih kecil. Co : Telurium (te) = 128 di kiriIodin
(I)= 127. hal ini dikarenakan unsur yang mempunyai kemirpan sifat diletakkan dalam
satu golongan. Kelemahan dari teori ini adalah pemebetulanmassa atom.
Sebelumnya massa atom. Sebelumnya massa atom In = 76 menjadi 113. selain itu Be,
dari 13,5 menjadi 9. U dari 120 menjadi 240 . selain itu kelebihannya adalah peramalan
unsur baru yakni meramalkan unsur beseerta sifat-sifatnya.

2.2.2. Sistem Periodik Modern


Pada tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa urutan unsur dalam
tabel periodik sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Moseley berhasil
menemukan kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev, yaitu ada unsur yang
terbalik letaknya. Penempatan Telurium dan Iodin yang tidak sesuai dengan
kenaikan massa atom relatifnya, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atom.

9
Telurium mempunyai nomor atom 52 dan iodin mempunyai nomor atom 53. Sistem
periodik modern bisa dikatakan sebagai penyempurnaan sistem periodik
Mendeleev. Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik bentuk
panjang, disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Dalam
sistem periodik modern terdapat lajur mendatar yang disebut periode dan lajur
tegak yang disebut golongan.

Jumlah periode dalam sistem periodik ada 7 dan diberi tanda dengan angka:
• Periode 1 disebut sebagai periode sangat pendek dan berisi 2 unsur
• Periode 2 disebut sebagai periode pendek dan berisi 8 unsur
• Periode 3 disebut sebagai periode pendek dan berisi 8 unsur
• Periode 4 disebut sebagai periode panjang dan berisi 18 unsur
• Periode 5 disebut sebagai periode panjang dan berisi 18 unsur
• Periode 6 disebut sebagai periode sangat panjang dan berisi 32 unsur, pada
periode ini terdapat unsur Lantanida yaitu unsur nomor 58 sampai nomor 71 dan
diletakkan pada bagian bawah
• Periode 7 disebut sebagai periode belum lengkap karena mungkin akan bertambah
lagi jumlah unsur yang menempatinya, sampai saat ini berisi 24 unsur. Pada periode
ini terdapat deretan unsur yang disebut Aktinida, yaitu unsur bernomor 90 sampai
nomor 103 dan diletakkan pada bagian bawah.

Jumlah golongan dalam sistem periodik ada 8 dan ditandai dengan angka Romawi.
Ada dua golongan besar, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Golongan B terletak antara golongan IIA dan golongan IIIA.

Nama-nama golongan pada unsur golongan A


• Golongan IA disebut golongan alkali
• Golongan IIA disebut golongan alkali tanah
• Golongan IIIA disebut golonga boron
• Golongan IVA disebut golongan karbon
• Golongan VA disebut golongan nitrogen
• Golongan VIA disebut golongan oksigen
• Golongan VIIA disebut golongan halogen
• Golongan VIIIA disebut golongan gas mulia

10
Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip sifatnya, yaitu
unsur-unsur lantanida. Pada periode 7 juga berlaku hal yang sama dan disebut
unsur-unsur aktinida. Kedua seri unsur ini disebut unsur-unsur transisi dalam.

Unsur-unsur lantanida dan aktinida termasuk golongan IIIB, dimasukkan dalam


satu
golongan karena mempunyai sifat yang sangat mirip.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pada dasarnya Logam dan nonlogam dapat diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam
subkategori yang menunjukkan gradasi sifat dari logam ke nonlogam, untuk unsur-
unsur dalam periode yang sama. Semakin kecil energi ionisasi, elektronegativitas, dan
afinitas elektron, semakin kuat karakter logam yang dimiliki suatu unsur. Sebaliknya,
karakter nonlogam meningkat sebanding dengan peningkatan sifat-sifat di atas.sejarah
melalui percobaan sitematis pertama maksudnya adalah mengenai ilmuwan yang
mempublikasikan bentuk awal tabel periodic dan mencari unsur-unsur dan sifat
kimianya. Tabel periodik adalah sebuah tabel di mana unsur-unsur yang mempunyai
sifat-sifat fisis dan kimia yang mirp dikelompokkan bersama.

12
DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael. 2006. KIMIA Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga

Purba, Michael. 2004. KIMIA Untuk SMA Kelas XI Semester GanjilI. Jakarta : Penerbit Erlangg

13

Anda mungkin juga menyukai