Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI KASUS SEPTEMBER 2017

ACNE VULGARIS

OLEH :

Ni putu mona aryati

N 111 17 089

PEMBIMBING KLINIK:

dr. DIANY NURDIN, Sp.KK, M. Kes.

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2017
STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama pasien : Ny. S
2. Umur : 31 tahun
3. Jenis kelamin : Laki – Laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : BTN Griya Tadulako Permai Blk A2
6. Status perkawinan : Belum Menikah
7. Pekerjaan : Wirasusta
8. Tanggal pemeriksaan : 7 september 2017

II. ANAMNESIS
I. ANAMNESIS
1. Keluhan utama:
Nyeri dan Gatal pada bagian pipi sebelah kanan
2. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien Laki - laki usia 31 tahun datang ke poli kulit dan kelamin
RSUD Undata Palu dengan gatal yang hebat pada bagian pipi. Rasa gatal
dirasakan semenjak 3 minggu yang lalu. Awalnya hanya muncul bentol
kecil seperti kelereng yang bisa di gerakan serta konsentrasinya lembek.
Bentol yang dirasakan sangat gatal sehingga pasien menggaruknya, dan
pada saat digaruk bentolnya pecah dan mengeluarkan cairan nanah. Pasien
juga mengeluh gatal saat berkeringat dan bentolan penyebarannya semakin
luas. Sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama
seperti saat ini, tidak ada riwayat alergi makanan dan obat obatan
3. Riwayat penyakit terdahulu:
Pasien belum pernah mengalami hal yang sama sebelumnya, riwayat
alergi obat (-), makanan (-), hipertensi (-), DM (-)
4. Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa dengan
pasien , riwayat Hipertensi (-) , DM (-)

II. PEMERIKSAAN FISIK


1. Status generalis:
Kondisi umum : Sakit Ringan
Status gizi : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
2. Tanda vital:
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : tidak dilakukan pengukuran suhu
Respirasi : 16 x/menit
Nadi : 76 x/menit
3. Status dermatologis:
 Kepala : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Wajah : Terdapat lesi berupa nodus eritematosa berbentuk
kerucut yang ditengah terdapat pustul. Yang
berukuran milier
 Leher : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Ketiak : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 punggung : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Bokong : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Genitalia : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Ekstremitas atas : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Ekstremitas bawah : tidak terdapat ujud kelainan kulit
III. GAMBAR
Terdapat lesi berupa nodus eritematosa berbentuk kerucut yang ditengah
terdapat pustul

IV. RESUME
 Pasien mengeluh gatal pada bagian pipi kanan sejak 3 minggu yang
lalu. Bentolan terasa sangat gatal sehingga pasien menggaruknya, dan
pada saat digaruk bentolnya pecah dan mengeluarkan cairan nanah
Sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama
seperti saat ini, pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat
obatan, riwayat hipertensi (-), DM (-), serta tidak ada keluarga yang
menderita seperti pasien. Didapatkan lesi berupa nodus eritematosa
berbentuk kerucut yang ditengah terdapat pustul yang berukuran
milier

V. DIAGNOSA KERJA
Furunkul

VI. DIAGNOSIS BANDING


1. Acne pustulosa
2. Hidradenitis suppurativa

VII. ANJURAN PEMERIKSAAN


1. Pemeriksaan histopatologi
2. Kultur bakteri
3. Pewarnaan gram

VIII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa:
- Istirahat yang cukup
- Jaga higienitas
- Minum obat dan kontrol ke dokter secara teratur
Medikamentosa:
- Ciprofloxacin 500 mg dosis 2x1
- Fucycom cream 5g 2x1
IX. PROGNOSIS
1. Qua ed vitam : ad bonam
2. Qua ed funsionam : ad bonam
3. Qua ed cosmetican : dubia ad bonam
4. Qua ed sanationam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Pasien Laki - laki usia 31 tahun datang ke poli kulit dan kelamin RSUD
Undata Palu dengan gatal yang hebat pada bagian pipi. Rasa gatal dirasakan
semenjak 3 minggu yang lalu. Awalnya hanya muncul bentol kecil seperti
kelereng yang bisa di gerakan serta konsentrasinya lembek. Bentol yang dirasakan
sangat gatal sehingga pasien menggaruknya, dan pada saat digaruk bentolnya
pecah dan mengeluarkan cairan nanah. Pasien juga mengeluh gatal saat
berkeringat dan bentolan penyebarannya semakin luas. Sebelumnya pasien belum
pernah mengalami keluhan yang sama seperti saat ini, tidak ada riwayat alergi
makanan dan obat obatan

Dari Hasil pemeriksaan fisik terdapat Ujud Kelainan Kulit berupa


tampakan komedo multiple di regioa facialis tersebar dibeberapa tempat, terdapat
papul eritomatosus, pustula, dan sikatrik atrofi.
Acne Vulgaris adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan
menahun (kronis) dari unit folikel pilosebase yang diserai dengan penyumbatan,
penimbunan dan pemadatan bahan keratin yang ditandai dengan adanya komedo,
papul, pustul, nodul dan kista pada tempat predileksinya di wajah, leher, dada dan
punggung terjadi pada usia pubertas.
Penderita biasanya mengeluhkan erupsi kulit pada tempat predileksi yakni
wajah, bahu, leher, da, punggungbagain atas dan lengan bagian atas oleh karena
kelenjar sebasea pada bagian yang aktif. Acne vulgaris merupakan penyakit yang
multifactorial dengan elemen pathogenesis yaitu hiperproliferasi folikuler
epidermal, produksi sebum yang berlebihan inflamasi dan adanya aktifitas p.
acne. Penyebab akne antara lain penggunaan kosmetik, akne sendiri sering
menjadi tanda pertama pubertas dan dapat terjadi satu tahun sebelum mernache
atau haid pertama. Onset akne vulgaris pada perempuan lebih awal disbanding
dengan laki-laki karena umumnya masa pubertas perempuan lebih awal
dibandingkan dengan laki-laki.
Mekanisme pembentukan akne vulgaris adalah sebagai berikut: pertama
stimulasi produksi kelenjar sebaseus yang menyebabkan hiperseborrea biasanya
dimulai pada fase pubertas. Kedua, pembentukan komedo yang berhubungan
dengan anomaly proliferasi keratinosit, adhesi dan diferensiasi pada infundibulum
folikel pilosebaseus. Ketiga, pembentukan lesi inflamasi dimana yang berperan
adalah bakteri anaerob yaitu p. acne.
Androgen berperan penting pada pathogenesis acne tersebut, acne mulai
terjadi saat adrenarke atau saat kelenjar adrenal aktif menghasilkan
dehidroepiandrsteron sulfat, precursor testosterone. Penderita akne memiliki kadar
androgen serum dan kadar sebum lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal,
meskipun kada androgen penderita akne masih dalam batas normal. Androgen
akan meningkatkan kelenjar sebasea dan merangsang produksi sebum, selain itu
akan merangsang proliferasi keratinosit pada ductus seboglandularis dan akro
infundibulum. Hiperproliferasi epidermis folikular juga diduga akibat penurunan
asam linoleat kulit dan peningkatan aktivitas interleukin 1 alpha. Epitel folikel
rambut bagian atas, infundibulum, menjadi hiperkeratotik dan kohesi keratinosit
bertambah, sehingga terjadi sumbatan pada muara folikel rambut. Selanjutnya
didalma folikel rambut terjadi akumulasi keratin, sebum, bakteri yang akan
menyebabkan dilatasi folikel rambut bagian atas membentuk mikrokomedo.
Mikrokomedo yang berisi sebum, keratin dan bakteri akan rupture. Selanjutnya,
isi mikrokomedo yang keluar akan menyebabkan inflamasi, tetapi terdapat bukti
bahwa inflamasi dermis tekah terjadi mendahului pembentukan komedo.
DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6. Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia. Jakarta: 2010
2. Ayudianti P. Studi Retrospektif: Faktor Pencetus Acne Vulgaris. Fakultas
Kedkteran Universitas Airlangga. Surabaya: 2014; pp 41-42
3. Sjamsoe ES.Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia. Medical
Multimedia. Jakarta: 2005; pp 99
4. Menaldi S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 7. Fakultas Kedokteran
Univeristas Indonesai. Jakarta: 2015

Anda mungkin juga menyukai