Geologi struktur adalah suatu ilmu yang mempelajari bangun arsitektur kerak
pada kerak bumi tersebut. Unit tektonik, menurut Bagdley (1961) geologi struktur
adalah ilmu yang mempelajari struktur – struktur individual (kerak bumi) seperti
antiklin – sinklin, thrust, sesar, lineasi dan lainnya dalam suatu unit tektonik.
Struktur geologi pada suatu daerah sangat berkaitan dengan struktur regional yang
terbentuk akibat tektonik. Sehingga dalam analisa geologi struktur suatu daerah
Struktur geologi daerah pemetaan dan sekitarnya merupakan bagian struktur yang
berkembang pada vulkanik toba di barat daerah pemetaan dan sesar Semangko.
dengan benua Eurasia yang terus bergerak. Pergerakan lempeng Hindia yang terus
Sumatera.
Struktur geologi pada daerah pemetaan sangat dipengaruhi oleh keberadaan sesar
semangko dan vulkanik toba yang berada di Barat daerah pemetaan. Hal tersebut
merupakan salah satu penyebab utama terbentuknya struktur geologi di daerah ini
kemiringan yang besar. Sesar ini biasanya disebut juga sesar turun. Patahan atau
sesar turun adalah satu bentuk rekahan pada lapisan bumi yang menyebabkan satu
Pada daerah pemetaan terdapat indikasi struktur sesar normal diperiraan yaitu
pada daerah Dusun Palisa, Desa Halimbe. Sesar ini merupakan sesar normal
Sesar normal pada daerah Dusun Palisa, Desa Halimbe ini merupakan sesar
normal yang di perkirakan dengan data – data yang di dapat di lapangan yaitu
Selain itu juga dapat dilihat pada penampang geologi yang memperlihatkan
morfologinya sesar normal diperkirakan ini dapat dilihat dengan bentuk sesar
yang membagi dua bagian dengan membentuk hanging wall dan foot wall
Triangular Faced
Footwall
Hangingwall
Foto.4.1 Kenampakan Sesar Normal diperirakan yang di perlihatkan oleh adanya Triangular
Facet pada pos pengamatan VII – 17 daerah dusun palisa desa halimbe,
4.2.2. Kekar
Kekar merupakan suatu rekahan yang relatif tanpa mengalami pergesaran pada
tektonik maupun non tektonik. Kekar (joint) secara sederhana dikatakan sebagai
rekahan berbentuk teratur pada masa batuan yang tidak menampakkan (dilihat
proses tektonik (deformasi) dan dapat pula terbentuk secara non tektonik.
Pada daerah pemetaan kekar yang terbentuk diakibatkan oleh proses tektonik.
Adanya gejala tektonik berupa munculnya gaya yang bekerja terhadap massa
gaya yang bekerja pada massa batuan, maka kekar dapat dibedakan atas 2 (dua)
jenis, yaitu gaya tarikan (tension) yang menghasilkan kekar terbuka (tension joint)
dan gaya tekanan (compression) yang menghasilkan kekar gerus (shear joint).
Struktur kekar tersebut terdiri atas gaya tekanan (compression). Analisa kekar
Kekar pada daerah pemetaan terdapat pada satuan batulanau dimana pada kekar
ini dicirikan adanya retakan-retakan pada batuan yang tidak beraturan. Sehingga
kekar tersebut menjadi suatu bidang-bidang lemah pada batuan yang mempercepat
Analisa kekar dilakukan di dua pos pengamatan yaitu stasiun pengamatan Pada
Pengamatan kekar pada pos ini terletak di bagian Barat daerah pemetaan. Pada
stasiun ini terdapat kekar dengan jenis Tension Joint yang mana terbentuk pada
satuan batulanau. Retakan / rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya utama.
Pada dasarnya kekar yang terdapat pada stasiun ini masih dalam kondisi yang
baik, yang mana masih terlihat jelas antara kekar maupun kedudukan lapisan
batulanau.
N 770 E/260
Foto 4.2. Kekar pada satuan batulanau di desa Simonis dan Diagram Dips dengan arah umum
Tabel 4.1. Data pengukuran kekar pada satuan batulanau pada pos IV-9
1 312 78 19 308 75
2 288 90 20 243 85
3 312 83 21 302 78
4 325 75 22 307 44
5 72 63 23 315 65
6 295 85 24 25 85
7 305 75 25 308 58
8 42 61 26 227 66
9 325 78 27 230 67
10 48 65 28 289 62
11 261 59 29 306 58
12 72 70 30 290 50
13 32 69 31 275 47
14 286 72 32 295 48
15 59 67 33 249 55
16 303 80 34 274 73
17 332 75 35 238 45
18 304 76
Hasil dari analisa kekar yang dilakukan pada Pos IV-9 ini didapat dengan arah umum
kekarnya N 770 E/360 atau secara umum arah umum kekarnya mengarah ke Timur Laut.
Gambar 4.1. Arah umum kekar pada pos IV-9 dengan menggunakan sofware dips
Pengamatan Kekar pada stasiun ini terletak pada perkebunan Halimbe. Kekar pada
daerah pemetaan terdapat pada satuan batupasir dimana pada kekar ini dicirikan adanya
retakan-retakan pada batuan yang tidak beraturan. Sehingga kekar tersebut menjadi suatu
bidang lemah pada batuan yang mempercepat proses pelapukan pada batuan dan analisa
N 590E/390
Tabel 4.2. Data pengukuran kekar pada satuan batupasir pada pos VII.6
1 245 35 19 344 41
2 332 61 20 296 77
3 340 40 21 325 60
4 294 18 22 300 45
5 310 65 23 335 50
6 330 56 24 304 60
7 300 57 25 335 63
8 290 48 26 316 44
9 300 44 27 310 66
10 358 35 28 314 54
11 325 34 29 206 23
12 56 65 30 314 55
13 345 15 31 341 41
14 311 12 32 255 77
15 318 52 33 249 60
16 294 22 34 274 45
17 215 64 35 318 50
18 306 60
Hasil dari analisa kekar yang dilakukan pada Pos VII-6 ini didapat dengan arah umum
kekarnya N 590E/390 atau secara umum arah umum kekarnya mengarah ke Timur Laut.
Gambar 4.2. Arah umum kekar pada pos VII-6 dengan menggunakan sofware dips
Kekar Gerus (Shear Joint) adalah retakan atau rekahan yang berbentuk pola saling
berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Shear joint
terbentuk akibat stress yang cenderung menggelincir bidang satu sama lainnya
yang saling bersekatan. Kekar jenis shear joint pada umumnya bersifat tertutup.
Shear joint pada daerah pemetaan terdapat pada satuan batupasir dimana pada
kekar ini dicirikan adanya retakan-retakan pada batuan yang beraturan. Sehingga
kekar tersebut menjadi suatu bidang lemah pada batuan yang mempercepat proses
pelapukan pada batuan dan analisa kekar yang dilakukan terdapat pada pos VII-27
Foto 4.4. Kekar pada satuan batupasir di desa di Perkebunan Halimbe pada pos
pengamatan VII-27
Tabel 4.3. Data pengukuran kekar shear sebelah kiri pada satuan batupasir pada pos VII-27
1 32 75 11 37 70
2 29 72 12 20 76
3 16 85 13 58 46
4 141 87 14 47 44
5 25 87 15 52 37
6 55 85 16 54 47
7 35 84 17 62 58
8 25 80 18 37 41
9 25 87 19 33 37
10 15 89 20 57 62
Hasil dari analisa kekar shear sebelah kiri yang dilakukan pada Pos VII-27 ini didapat
dengan arah umum kekarnya N 2590 E/640 atau secara umum arah umum kekarnya
Gambar 4.3. Arah umum kekar shear sebelah kiri pada pos VII-27 dengan menggunakan
sofware dips
Tabel 4.4. Data pengukuran kekar shear sebelah kanan pada satuan batupasir pada pos VII-27
1 270 78 11 285 80
2 257 90 12 320 72
3 245 85 13 278 68
4 270 85 14 270 87
5 250 90 15 335 76
6 230 89 16 316 69
7 326 87 17 265 85
8 345 84 18 310 78
9 84 83 19 360 90
10 332 89 20 287 83
Hasil dari analisa kekar shear sebelah kanan yang dilakukan pada Pos VII-27 ini didapat
dengan arah umum kekarnya N 870 E/830 atau secara umum arah umum kekarnya
mengarah ke Timur.
Gambar 4.4. Arah umum kekar shear sebelah kanan pada pos VII-27 dengan menggunakan
sofware dips