Kelompok 5
Nama kelompok :
1. Adytia Prabowo
2. Deliana Azeva
3. Suci Alviolanda Thasyah
Kelas : 5AB
Dosen Pengampu
Henny Yulisiati, S.E.,M.Ak
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2017
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................55
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan
keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan
memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga
mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha
pada masa lalu dan sekarang. Analisis terhadap laporan keuangan suatu
perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat keuntungan,
tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.
Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, seperti metode Analisis
Trend, Analisis Common Size, dan Analisis Rasio, melalui analisis rasio
dapat dihasilkan pengukuran dalam bentuk rasio atau relatif dan bukan dalam
angka yang absolut. Dengan demikian dapat mempermudah dalam melihat
perubahan perubahan yang terjadi, apakah menunjukkan arah yang tetap,
meningkat atau bahkan menurun. Faktor-faktor yang paling utama untuk
mendapatkan perhatian analisis adalah tingkat likuiditas, profitabilitas atau
rentabilitas, solvabilitas dan aktivitas. Likuiditas dapat menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang
harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Profitabilitas dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Solvabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik
kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Aktivitas dapat
mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber
dayanya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Anlasis laporan
keuangan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. mengingat perusahaan
tersebut merupakan salah satu perusahaan terbesar yang ada di Indonesia.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu analisis Trend dan bagaimana cara analisis menggunakan metode
analisis Trend ?
2. Apa itu analisis Common Size dan bagaimana cara analisis menggunakan
metode Common Size?
3. Apa itu analisis Rasio dan bagaimana cara analisis menggunakan metode
Rasio?
4
Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu
perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek
dan rokok putih secara komersial. Putera kedua Aga Sampoerna yaitu,
Putra Sampoerna, mengambil alih kemudi PT. H.M. Sampoerna pada
tahun 1978. Di bawah kendalinya, PT. H.M. Sampoerna berkembang
menjadi perseroan publik dengan struktur perseroan modern dan
memulai masa investasi dan ekspansi. Dalam proses, PT. H.M.
Sampoerna memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen rokok
terkemuka di Indonesia.
Lokasi Perusahaan
5
Visi
Misi :
6
Struktur Organisasi
7
Produk PT. H.M. Sampoerna Tbk
Berkat fokus dan investasi pada portofolio merek, pada tahun 2014,
sejumlah kelompok merek perusahaan berhasil mempertahankan posisi 10
merek rokok teratas di Indonesia dan kami berhasil mempertahankan posisi
sebagai pemimpin pasar dengan pangsa pasar sebesar 34,9% pada tahun
2014*.
Thanks to the focus and investment in our brand portfolio, in 2014 some of
company’s brands continued to be in the top 10 brands in Indonesia, and we
maintained the position as the market leader with the market share of 34.9%
in 2014*.
Sampoerna A
8
Keluarga Sampoerna A terdiri dari varian-varian SKM, yang meliputi merek
A Mild. A Mild diluncurkan oleh Sampoerna pada tahun 1989 dan
merupakan pelopor produk rokok kategori LTLN (rendah tar rendah
nikotin) di Indonesia.
Dji Sam Soe merupakan merek SKT pertama yang diproduksi oleh Handel
Maatstchapijj Liem Seeng Tee, yang kemudian menjadi Hanjaya Mandala
Sampoerna. Produk-produk SKT Sampoerna, yaitu Dji Sam Soe dan
Sampoerna Kretek hingga saat ini diproduksi dengan tangan di 5 fasilitas
produksi Sampoerna dan 38 fasilitas produksi milik Mitra Produksi Sigaret
(MPS) di sekitar pulau Jawa. Bentuk dan desain kemasan Dji Sam Soe tidak
pernah berubah sejak tahun 1913 atau selama lebih dari 100 tahun. Dji Sam
Soe diposisikan sebagai kretek premium di Indonesia dan sampai saat ini
tetap menjadi pemimpin di segmen SKT.
Varian Dji Sam Soe meliputi segmen SKT dan SKM. Dji Sam Soe Filter,
Dji Sam Soe Magnum Filter, dan Dji Sam Soe Magnum Blue yang baru
diluncurkan pada awal tahun 2014, merupakan bagian dari segmen SKM.
Sedangkan Dji Sam Soe Kretek dan Dji Sam Soe Super Premium merupakan
bagian dari segmen SKT.
9
Dji Sam Soe was the first SKT brand produced by Handel Maatschappij
Liem Seeng Tee, which later became Hanjaya Mandala Sampoerna.
Sampoerna’s SKT products, namely Dji Sam Soe and Sampoerna Kretek
are still manufactured by hand to this day in 5 Sampoerna's manufacturing
facilities and 38 facilities belonging to Third Party Operators (TPO)
throughout Java. The shape and design of Dji Sam Soe's packaging have
not changed for over 100 years since 1913. Dji Sam Soe is positioned as a
premium kretek brand in Indonesia and continues to be the leader of the
SKT segment.
Dji Sam Soe has SKT and SKM variants. Dji Sam Soe Filter, Dji Sam Soe
Magnum Filter and Dji Sam Soe Magnum Blue—which was launched in
early 2014—are parts of SKM segment. On the other hand, Dji Sam Soe
Kretek and Dji Sam Soe Super Premium are part of SKT segment.
Sampoerna Kretek
10
high quality tobacco and clove, Sampoerna Kretek has succeeded to be the
best hand-rolled kretek cigarette in its class.
U Mild
U Mild diluncurkan pada tahun 2005 sebagai bagian dari portofolio produk
LTLN Sampoerna bersama dengan A Mild. Pertumbuhan volume penjualan
U Mild terus meningkat sejak diluncurkannya.
Marlboro
11
BAB II
ANALISIS TREND
12
2.2 Perhitungan Menggunakan Metode Analisis Trend
Laba sebelum pajak penghasilan 13,718,299 13,932,644 17,011,447 100% 102% 124%
Beban pajak penghasilan (3,537,216) (3,569,336) (4,249,218) 100% 101% -42%
Laba tahun berjalan 10,181,083 10,363,308 12,762,229 100.00% 102% 125%
Penghasilan komprehensif lain
13
Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali imbalan pascakerja (22,137) (11,432) (309,867) 100.00% 5% 140%
Beban pajak penghasilan Terkait 55,221 2,883 77,429 100.00% 5% 140%
(166,149) (8,549) (232,438) 100% 5% 140%
Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi:
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 061 248 410 100.00% 407% 672%
Penghasilan komprehensif lain, setelah pajak (166,088) (8,301) (32,028) 5% 19%
14
Grafik Analisis Trend (Laba Rugi)
140
120
100
Penjualan
80
Laba tahun berjalan
60
Penghasilan komperhensif
40 tahun berjalan
20
0
2014 2015 2016
15
Dalam analisis trend dari Laporan Laba Rugi PT HANJAYA MANDALA
SAMPOERNA Tbk, telah ditentukan dasar sebagai penmbanding,baru kemudian
dicarikan angka indeksnya Rumus untuk mencari angka indeks adalah sebagai
berikut :
1. Jumlah penghasilan komprehensif yang ada pada akhir tahun 2015 sebesar
103% dari jumlah penghasilan komprehensif yang ada pada tahun 2014.
1. Jumlah penghasilan komprehensif yang ada pada ada pada akhir tahun 2016
sebesar 125% dari jumlah penghasilan komprehensif yang ada pada tahun
2014.
2. Jumlah penghasilan komprehensif pada tahun 2016 naik sebesar 22% Jika
dibandingkan dengan jumlah penghasilan komprehensif akhir tahun 2015.
3. Jumlah penghasilan komprehensif pada tahun 2016 berjumlah 25% lebih besar
dari jumlah penghasilan komprehensif pada tahun 2014.
16
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
ANALISIS TREND LAPORAN POSISI KEUANGAN
PERIODE 2014-2016
(Dalam Jutaan Rupiah)
Periode Analisis Trend
Akun 2014 2015 2016 2014 2015 2016
Rp Rp Rp % % %
ASET
Aset lancar
Kas dan setara kas 65,086 1,718,738 5,056,183 100 2641 7768
Piutang usaha
- Pihak ketiga 855,768 2,288,676 3,124,358 100 267 365
- Pihak-pihak berelasi 153,877 170,066 198,168 100 111 129
Piutang lainnya
- Pihak ketiga 80,286 124,063 190,079 100 155 237
- Pihak-pihak berelasi 8,006 2,144,022 1,483,815 100 26780 18534
Aset keuangan jangka pendek lainnya 0 1,349,701 1,634,332 100 0
Persediaan 17,431,586 19,071,523 19,442,023 100 109 112
Pajak dibayar dimuka -
- Pajak penghasilan badan 2,448 1,418 0 100 58 0
- Pajak lain-lain 676,086 1,168,354 974,217 100 173 144
Uang muka pembelian tembakau 1,328,672 1,536,678 1,377,109 100 116 104
Biaya dibayar dimuka 171,411 156,025 167,212 100 91 98
Aset atas kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual 4,288 78,066
100 1821
17
Jumlah aset lancar 20,777,514 29,807,330 33,647,496 100 143 162
Aset tidak lancar
Investasi pada entitas asosiasi 48,347 61,789 62,174 100 128 129
Properti investasi 435,991 605,616 585,098 100 139 134
Aset tetap 5,919,600 6,281,176 6,895,483 100 106 116
Tanah untuk pengembangan 114,900 113,729 114,888 100 99 100
Aset pajak tangguhan 219,407 235,765 272,268 100 107 124
Goodwill 60,423 60,423 60,423 100 100 100
Aset tidak lancar lainnya 804,448 844,896 870,447 100 105 108
Jumlah aset tidak lancar 7,603,116 8,203,394 8,860,781 100 108 117
JUMLAH ASET 28,380,630 38,010,724 42,508,277 100 134 150
LIABIITAS
Liabilitas jangka pendek
Pinjaman
- Pihak ketiga 90,658 100 0 0
- Pihak berelasi 2,744,820 100 0 0
Utang usaha dan lainnya
- Pihak ketiga 1,819,182 2,313,370 2,567,887 100 127 141
- Pihak-pihak berelasi 942,290 877,743 1,302,730 100 93 138
Utang Pajak
- Pajak penghasilan badan 382,594 364,569 735,290 100 95 192
- Pajak lain-lain 723,887 49,154 898,492 100 7 124
utang cukai 6,164,841 176,838 100 0 3
Akrual 120,209 238,337 100 198 0
Liabilitas imbalan kerja
18
- jangka pendek 507,145 628,781 691,643 100 124 136
Pendapatan tangguhan
- jangka pendek 79,645 45,410 34,830 100 57 44
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya 5,329 100 0 0
Liabilitas sewa pembiayaan
- jangka pendek 19,630 20,248 20,768 100 103 106
Liabilitas atas kelompok lepasan dimiliki untuk dijual 1,062 0
Jumlah liabilitas jangka pendek 13,600,230 4,538,674 6,428,478 100 33 47
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas imbalan kerja 1,172,616 1,351,368 1,806,764 100 115 154
Liabilitas pajak tangguhan 730 100 0 0
Liabilitas sewa pembiayaan 33,455 40,878 65,744 100 122 197
Pendapatan tangguhan 75,485 63,744 32,277 100 84 43
Jumlah liabilitas jangka panjang 1,282,286 1,455,990 1,904,785 100 114 149
Jumlah liabilitas 14,882,516 5,994,664 8,333,263 100 40 56
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk
Modal saham
Modal dasar 438,300 465,272 465,272 100 106 106
Tambahan modal disetor 99,396 20,185,848 20,466,910 100 20309 20591
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 646,270 646,518 646,928 100 100 100
Ekuitas lainnya -29,721 -29,721 -29,721 100 100 100
Saldo laba
- Dicadangkan 90,000 90,000 95,000 100 100 106
19
- Belum dicadangkn 12,253,869 10,358,143 12,530,625 100 85 102
Jumlah ekuitas 13,498,114 32,016,060 34,175,014 100 237 253
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 28,380,630 38,010,724 42,508,277 100 134 150
300
250
200
Aset
150
Liabilitas
Ekuitas
100
50
0
2014 2015 2016
20
Dalam analisis trend dari laporan keuangan PT HANJAYA MANDALA
SAMPOERNA Tbk, telah ditentukan dasar sebagai penmbanding,baru kemudian
dicarikan angka indeksnya Rumus untuk mencari angka indeks adalah sebagai
berikut :
Tahun Dasar
Dari posisi keuangam diatas, tahun dasar adalah total aset lancar tahun
2014 sebesar Rp 20.777.514,- dan total aset lancar Tahun 2015 Rp 29.807.330,-
maka, Angka indeks adalah :
Rp 20.777.514
1. Total aset lancar yang ada pada akhir tahun 2015 sebesar 143% dari total
aset lancar yang ada pada tahun 2014.
2. Total aset lancar pada tahun 2014 naik sebesar 43% jika dibandingkan
dengan total aset lancar akhir tahun 2014.
3. Total aset lancar akhir tahun 2015 berjumlah 43% lebih besar dari total
aset lancar pada akhir tahun 2014.
Rp 20.777.514
Kemudian, total aset lancar akhir tahun 2016 sebesar Rp 33.647.496 maka
:
1. Total aset lancar yang ada pada akhir tahun 2016 sebesar 162% dari total
aset lancar yang ada pada tahun 2014.
2. Total aset lancarnyang ada pada akhir tahun 2016 sebesar 62% jika
dibandingkan dengan total aset akhir tahun 2014.
3. Total aset lancar akhir tahun 2016 berjumlah 62% lebih besar dari total
aset lancar pada akhir tahun 2014.
Dari posisi keuangam diatas, tahun dasar adalah Jumlah Liabilitas tahun 2015 Rp
5.994.664 dan jumlah Liabilitas tahun 2014 Rp 14.882.516 maka,Angka indeks
adalah :
Rp14.882.516
21
Kemudian Jumlah Liabilitas akhir tahun 2015 sebesar Rp 5.994.664 maka
:
1. Jumlah Liabilitas yang ada pada akhir tahun 2015 seebesar 40% dari
jumlah liabilitas yang ada pada tahun 2014.
2. Jumlah liabilitas yang ada pada akhir tahun 2015 sebesar 40% terjadinya
penurunan jika dibandingkan dengan jumlah liabilitas 2014.
Rp 14.882.516
1. Jumlah liabilitas yang ada pada akhir tahun 2016 sebesar 56% dari
jumlah liabilitas yang ada pada tahun 2014.
2. Jumlah liabilitas yang ada pada akhir tahun 2016 sebesar 56%
terjadinya peningkatan dari tahunm 2015.
Dari posisi keuangam diatas, tahun dasar adalah Ekuitas pada tahun 2015
Rp 32.016.060 dan pada tahun 2014 Rp 13.498.114 maka Angka
Indeksnya adalah
Rp13.498.114
1. Jumlah ekuitas yang ada pada akhir tahun 2015 sebesar 237% dari jumlah
ekuitas yang ada pada tahun 2015.
2. Jumlah ekuitas yang ada pada akhir tahun 2015 sebesar 137% jika
dibandingkan dengan jumlah ekuitas tahun 2014.
Rp 13.498.114
1. Jumlah ekuitas yang ada pada akhir tahun 2016 sebesar 253% dari jumlah
ekuitas yang ada pada tahun 2015.
2. Jumlah ekuitas yang ada pada akhir tahun 2016 sebesar 153% jika
dibandingkan dengan jumlah ekuitas tahun 2014.
22
BAB III
23
Rumus Analisis Common Size:
Neraca : (item-item dalam Neraca / Tot. Aktiva) x 100%
Rugi/Laba : (item -item dalam Lap. Rugi laba / Tot. Penjualan) x 100%
Cara Perhitungan Persentase Common Size
1. Nyatakan total aktiva, total pasiva (total utang plus modal sendiri), dan
jumlah penjualan netto dengan 100%.
2. Hitunglah rasio dari masing-masing unsur laporan keuangan dengan
totalnya, dengan cara membagi jumlah rupiah masing-masing unsur
laporan keuangan itu dengan totalnya.
24
3.2 Perhitungan menggunakan Analisis Common Size
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
ANALISIS COMMON SIZE LAPORAN POSISI KEUANGAN
PERIODE 2014-2016
(dalam jutaan rupiah)
Periode Analsis Common Size
Akun 2014 2015 2016 2014 2015 2016
Rp Rp Rp % % %
ASET
Aset lancar
Kas dan setara kas 65,086 1,718,738 5,056,183 0.23 4.52 4.52
Piutang usaha
- Pihak ketiga 855,768 2,288,676 3,124,358 3.02 6.02 6.02
- Pihak-pihak berelasi 153,877 170,066 198,168 0.54 0.45 0.45
Piutang lainnya
- Pihak ketiga 80,286 124,063 190,079 0.28 0.33 0.33
- Pihak-pihak berelasi 8,006 2,144,022 1,483,815 0.03 5.64 5.64
Aset keuangan jangka pendek lainnya 1,349,701 1,634,332 3.55 3.55
Persediaan 17,431,586 19,071,523 19,442,023 61.42 50.17 50.17
Pajak dibayar dimuka
- Pajak penghasilan badan 2,448 1,418 0.01 0.00 0.00
- Pajak lain-lain 676,086 1,168,354 974,217 2.38 3.07 3.07
Uang muka pembelian tembakau 1,328,672 1,536,678 1,377,109 4.68 4.04 4.04
Biaya dibayar dimuka 171,411 156,025 167,212 0.60 0.41 0.41
Aset atas kelompok lepasan yang dimiliki untuk
4,288 78,066
dijual 0.02 0.21 0.21
Jumlah aset lancar 20,777,514 29,807,330 33,647,496 73.21 78.42 78.42
Aset tidak lancar
Investasi pada entitas asosiasi 48,347 61,789 62,174 0.17 0.16 0.16
25
Properti investasi 435,991 605,616 585,098 1.54 1.59 1.59
Aset tetap 5,919,600 6,281,176 6,895,483 20.86 16.52 16.52
Tanah untuk pengembangan 114,900 113,729 114,888 0.40 0.30 0.30
Aset pajak tangguhan 219,407 235,765 272,268 0.77 0.62 0.62
Goodwill 60,423 60,423 60,423 0.21 0.16 0.16
Aset tidak lancar lainnya 804,448 844,896 870,447 2.83 2.22 2.22
Jumlah aset tidak lancar 7,603,116 8,203,394 8,860,781 26.79 21.58 21.58
JUMLAH ASET 28,380,630 38,010,724 42,508,277 100.00 100.00 100.00
LIABIITAS
Liabilitas jangka pendek
Pinjaman
- Pihak ketiga 90,658 0.32
- Pihak berelasi 2,744,820 9.67
Utang usaha dan lainnya
- Pihak ketiga 1,819,182 2,313,370 2,567,887 6.41 6.09 6.04
- Pihak-pihak berelasi 942,290 877,743 1,302,730 3.32 2.31 3.06
Utang Pajak
- Pajak penghasilan badan 382,594 364,569 735,290 1.35 0.96 1.73
- Pajak lain-lain 723,887 49,154 898,492 2.55 0.13 2.11
utang cukai 6,164,841 176,838 21.72 0.00 0.42
Akrual 120,209 238,337 0.42 0.63 0.00
Liabilitas imbalan kerja
- jangka pendek 507,145 628,781 691,643 1.79 1.65 1.63
Pendapatan tangguhan
- jangka pendek 79,645 45,410 34,830 0.28 0.12 0.08
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya 5,329 0.02 0.00 0.00
Liabilitas sewa pembiayaan
- jangka pendek 19,630 20,248 20,768 0.07 0.05 0.05
26
Liabilitas atas kelompok lepasan dimiliki untuk
dijual 1,062 0.00 0.00 0.00
Jumlah liabilitas jangka pendek 13,600,230 4,538,674 6,428,478 47.92 11.94 15.12
Liabilitas jangka panjang 0.00 0.00 0.00
Liabilitas imbalan kerja 1,172,616 1,351,368 1,806,764 4.13 3.56 4.25
Liabilitas pajak tangguhan 730 0.00 0.00 0.00
Liabilitas sewa pembiayaan 33,455 40,878 65,744 0.12 0.11 0.15
Pendapatan tangguhan 75,485 63,744 32,277 0.27 0.17 0.08
Jumlah liabilitas jangka panjang 1,282,286 1,455,990 1,904,785 4.52 3.83 4.48
Jumlah liabilitas 14,882,516 5,994,664 8,333,263 52.44 15.77 19.60
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal saham
Modal dasar 438,300 465,272 465,272 1.54 1.22 1.09
Tambahan modal disetor 99,396 20,185,848 20,466,910 0.35 53.11 48.15
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 646,270 646,518 646,928 2.28 1.70 1.52
Ekuitas lainnya -29,721 -29,721 -29,721 -0.10 -0.08 -0.07
Saldo laba 0.00 0.00 0.00
- Dicadangkan 90,000 90,000 95,000 0.32 0.24 0.22
- Belum dicadangkn 12,253,869 10,358,143 12,530,625 43.18 27.25 29.48
Jumlah ekuitas 13,498,114 32,016,060 34,175,014 47.56 84.23 80.40
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 28,380,630 38,010,724 42,508,277 100.00 100.00 100.00
27
Grafik Analisis Common Size (Laporan Posisi Keuangan)
120
100
80
Aset
60
Liabilitas
Ekuitas
40
20
0
2014 2015 2016
28
Dari data Laporan Posisi Keuangan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dan
entitas anaknya tahun 2014, 2015, dan 2016 diatas dapat diketahui persentase per
komponennya, dan dapat disimpulkan dalam analisa Common Size dari Neraca
akun kas dan setara kas PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk DAN
ENTITAS ANAKNYA sebagai berikut:
Rp65.086
= Rp28.380.630 x 100%
= 0,23%
Artinya, saldo kas tahun 2014 sebesar 0,23% dari jumlah aset akhir tahun
tersebut atau setiap Rp1 aktiva diinvestasikan dalam bentuk kas sebesar
Rp0,0023
Rp1.718.738
= Rp38.010.724 x 100%
=4,52%
Artinya, saldo kas tahun 2015 sebesar 4,52%% dari jumlah aktiva akhir tahun
tersebut atau setiap Rp1 aktiva diinvestasikan dalam bentuk kas sebesar Rp0,0452
29
Artinya, saldo kas tahun 2015 sebesar 4,52% dari jumlah aktiva akhir tahun
tersebut atau setiap Rp1 aktiva diinvestasikan dalam bentuk kas sebesar Rp0,0452
Rp382.594
= x 100%
Rp28.380.630
= 1,35%
Artinya, saldo utang pajak tahun 2014 sebesar 1,35% dari jumlah liabilitas
dan modal akhir tahun tersebut atau setiap Rp1 liabilitas per 31 Desember
2014 adalah Rp0,0135 aset yang dibiayai dari utang pajak sebesar
Rp0,0135
Rp364.569
= Rp38.010.724 x 100%
= 0,96%
Artinya, saldo utang pajak tahun 2015 sebesar 0,96% dari jumlah liabilitas
dan modal akhir tahun tersebut atau setiap Rp1 liabilitas per 31 Desember
2015 adalah Rp0,0096 aset yang dibiayai dari utang pajak sebesar
Rp0,0096
Untuk tahun 2016 adalah :
30
Rp735.290
= Rp42.508.277 x 100%
= 1,73%
Artinya, saldo utang pajak tahun 2016 sebesar 1,73% dari jumlah liabilitas
dan modal akhir tahun tersebut atau setiap Rp1 liabilitas per 31 Desember
2015 adalah Rp0,0173 aset yang dibiayai dari utang pajak sebesar
Rp0,0173.
31
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
ANALISIS COMMON SIZE LAPORAN LABA RUGI
PERIODE 2014-2016
(dalam jutaan rupiah)
32
Pengukuran kembali imbalan pascakerja -22137 (11,432) (309,867) 0 0 0
33
Grafik Analisis Common Size (Laporan Laba Rugi)
20
18
16
14
Laba sebelum pajak
12
8
Penghasilan komperhensif
6 tahun berjalan
0
2014 2015 2016
34
Dari data Laporan Laba Rugi dan Komperhensif Lainya PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk dan entitas anaknya tahun 2014, 2015, dan 2016 diatas dapat
diketahui persentase per komponennya, dan dapat disimpulkan dalam analisa
Common Size dari laba sebelum pajak PT. HANJAYA MANDALA
SAMPOERNA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA sebagai berikut:
Rp13.718.299
= x 100%
Rp80.690.139
= 17%
Rp13.932.644
= x 100%
Rp80.069.306
= 16%
Rp17.011.447
= x 100%
Rp95.466.657
= 18%
35
mendapatkan laba 18% yang mana, laba sebelum pajak ini adalah laba sebelum
pajak yang paling tinggi dari periode 2014 – 2016.
36
BAB IV
ANALISIS RASIO
Aset Lancar
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Utang Lancar X100%
37
𝑅𝑝 20.777.514
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = 𝑋100% = 1,53
𝑅𝑝 13.600.230
𝑅𝑝 29.807.330
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = 𝑋100% = 6,58
𝑅𝑝 4.538.674
𝑅𝑝 33.647.496
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = 𝑋100% = 5,23
𝑅𝑝 6.428.478
b. Cash Ratio
38
(𝑅𝑝 65.086)
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = 𝑅𝑝 13.600.230 𝑥100%=0,005
(𝑅𝑝 1.718.738)
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = 𝑥100%=0,379
𝑅𝑝 4.538.674
(5.056.183)
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = 𝑥100% = 0,787
6.428.478
20.777.514 − 17.431586
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 0,246
13.600.230
29.807.330 − 19.071.523
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = = 2,365
4.538.674
33.647.496 − 19.442.023
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = = 2,210
6.428.478
39
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. tahun 2015 lebih besar dari tahun
sebelum dan sesudahnya. Jika rata-rata industri untuk rasio cepat adalah
1,5 kali, maka keadaan perusahaan pada tahun 2015 dan 2016 lebih baik
dari tahun 2014, karena kondisi ini menunjukkan bawha perusahaan tidak
harus menjual persediaannya jika akan melunasi utang lancarnya, tetapi
dapat menjual surat berharga atau penagihan piutang.
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑠 =
total aktiva lancar − total utang lancar
80.690.139
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 11,242
20.777.514 − 13.600.230
89.069.306
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = = 3,525
29.807.330 − 4.538.674
95.466.657
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = = 3,507
33.647.496 − 6.428.478
Jika rata-rata industri untuk perputaran kas adalah 10% maka pada
tahun 2014 perusahaan berada di posisi sangat baik karena perputaran
kasnya masih tergolong stabil, sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 dapat
di artikan kas yang tertanam pada aktiva sulit dicairkan dalam waktu
singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih
sedikit.
40
Tabel 4.2.1
Rekapitulasi Tahun
2014 2015 2016
Rasio Lancar 1,53 6,58 5,23
Rasio Kas 0,005 0,379 0,787
Rasio Cepat 0,246 2,365 2,210
Rasio Perputaran 11,242 3,525 3,507
Kas
Berdasarkan rasio likuiditas, terlihat terlihat bahwa pada tahun 2014 adanya utang
cukai dan utang dari pihak yang berelasi maka utang lancar perusahaan hampir
setara dengan aktiva lancar yang dimiliki, apabila melihat aktiva lancar tanpa
melihat persediaan yang ada, perusahaan juga hanya dapat menutupi sebagian
utang lancar dan biaya-biaya saat jatuh tempo. Kas yang dimiliki perusahaan juga
belum dapat menutup utang lancar perusahaan. Dilihat dari perputaran kas tahun
2014 yang sangat tinggi maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan tidak mampu
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Sedangkan pada tahun 2015 perusahaan telah dapat menutupi utang lancarnya
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, hal ini dikarenakan pada tahun
2015, tidak ada utang cukai dan utang dari pihak yang berelasi, dan dari segi
penutupan utang lancar dengan menggunakan kas, pada tahun 2015 kas
perusahaan telah dapat menutupi sebagian utang lancar yang dimiliki dengan
perputaran kas yang cukup baik, yaitu tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu
rendah.
Pada tahun 2016 terjadi sedikit kenaikan dari utang dikarenakan adanya utang
cukai dan kenaikan utang pajak, dan hal ini membuat sedikit penurunan terhadap
kemampuan perusahaan dalam menutupi utang lancarnya dengan menggunakan
aktiva lancar. Jika ditinjau dari kemampuan perusahaan menutupi utang lancarnya
dengan menggunakan kas dan setara kas maka terlihat bahwa perusahaan telah
dapat menutupi hampir sebagian utang lancarnya dengan menggunakan kas,
dikarenakan adanya kenaikan jumlah uang kas pada perusahaan di tahun 2016.
41
Sedangkan berdasarkan aktiva lancar dikurang persediaan yang ada, perusahaan
telah mampu menutupi utangnya dengan baik. Perputaran kas yang terjadi pada
tahun 2016 juga cukup baik.
Dapat disimpulkan bahawa, pada tahun 2014 perusahaan tidak mampu menutupi
kewajiban lancarnya, namun di tahun 2015 dan 2016 perusahaan dapat dikatakan
likuid karena telah mampu menutupi seluruh utang lancar yang dimiliki.
42
Rasio Solvabilitas
Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio
yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan yang tinggi.
Penggunaan leverage keuangan yang tinggi akan meningkatkan ROE dengan
cepat, tetapi sebaliknya jika penjualan menurun, ROE akan menurun pula. Risiko
perusahaan dengan leverage keuangan yang tinggi akan semakin tinggi pula.
Total Utang
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 =
Total Aset
14.882.516
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 0,524
28.380.630
5.994.664
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = = 0,158
38.010.724
8.333.263
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = = 0,196
42.508.277
Rasio ini digunakan untuk mengukur total utang dalam struktur modal
suatu perusahaan dalam kondisi utang jangka panjang perusahaan.
43
Total Utang
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 =
Total Ekuitas
14.882.516
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = =1,103
13.498.114
5.994.664
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = 32.016.060 =0,187
8.333.263
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = = 0,248
34.175.014
44
Tabel 4.2.2
Rekapitulasi Tahun
2014 2015 2016
Rasio total utang 0,524 0,158 0,196
terhadap total aset
Rasio total utang 1,103 0,187 0,248
terhadap total
ekuitas
Berdasarkan tabel di atas. Pada tahun 2014 jika di persentase kan maka sekitar
52% pendanaan masih di biayai oleh utang , hal ini dikarenakan jumlah utang
perusahaan hampir mencapai setengah aset perusahaan. Sedangkan dilihat dari
ekuitas perusahaan tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa seluruh modal
perusahaan di biayai oleh utang perusahaan.
Pada tahun 2015 jika di persentasekan, makan hanya sekitar 15% pendanaan
masih di biayai oleh utang, hal ini di karenakan jumlah utang pada tahun 2015
mengalami penurunan yang cukup drastis. Dan dari ekuitas perusahaan hanya
18% yang dibiayai oleh uatang perusahaan.
Selanjutnya, pada tahun 2016 pendanaan aset yang di biayai oleh utang terjadi
kenaikan 4% dari tahun sebelumnya, dikarenakan adanya sedikit tambahan utang
di tahun 2016 sedangkan ekiutas perusahaan hanya dibiayai sekitar 25% dari
utang perusahaan, baik utang jangaka panjang maupun jangka pendek.
Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2014 setengah aset dan seluruh modal
perusahaan masih di biayai oleh utang perusahaan. Sedangkan pada tahun 2015
dan 2016 perusahaan telah dapat dikatakan solvable, dikarenakan hanya sedikit
menggunakan utang untuk pembiayaan perusahaan.
45
Rasio Profitabilitas
Laba bersih
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑛𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Penjualan
10.181.083
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = =0,126
80.690.139
10.363.308
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = =0,116
89.069.306
12.762.229
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = 95.466.657 = 0,134
46
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat asset tertentu.
Laba bersih
𝑅𝑂𝐴 =
Total aset
10.181.083
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = 28.380.630 =0,059
10.363.308
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = = 0,273
38.010.724
12.762.229
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = = 0,300
42.508.277
Laba bersih
𝑅𝑂𝐴 =
Modal saham
10.181.083
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 23,229
438.300
10.363.308
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = =22,274
465.272
12.762.229
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = =27,430
465.272
Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham,
rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang
47
saham. Karena itu, rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang
sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat leverage keuangan
perusahaan. Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk., Rasio return on equity
(ROE) dari tahun 2014 hingga 2016 mengalami fluktuasi. Penurunan terjadi di
tahun 2015 menghasilkan ROE 22,27 yang semula pada tahun 2014 sebesar 23,22
Sementara pada tahun 2016 mengalami peningakatan menjadi 27,43.
48
Tabel 4.3
Tahun
Rekapitulasi
2014 2015 2016
Net Profit Margin 0,126 0,116 0,134
Return On Assets 0,059 0,273 0,300
Return On equity 23,229 22,274 27,430
49
Rasio Akvifitas
a. Perputaran Persediaan
Pendapatan
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 =
Persediaan
80.690.139
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = 17.431.586 =4,629
89.069.306
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = = 4,670
19.071.523
95.466.657
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = = 4,910
19.442.023
50
Penjualan
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 =
Aktiva Tetap
80.690.139
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = =10,613
7.603.116
89.069.306
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = = 10,858
8.203.394
95.466.657
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = = 10,774
8.860.781
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap
tersebut. Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk., Rasio perputaran aset tetap
mengalami fluktuasi dengan peningkatan di tahun 2015 yang semula 10,613 kali
menjadi 10,858 kali kemudian tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 10,774.
Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total asset. Rasio yang tinggi
biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus
membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran
modalnya (investasi).
Penjualan
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 =
Total Aset
80.690.139
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = =2,843
28.380.630
89.069.306
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = = 2,343
38.010.724
95.466.657
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = = 2,246
42.508.277
51
Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk., Rasio perputaran total aset
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Rasio yang paling tinggi terjadi pada
tahun 2014 yakni sebesar 2,843 yang berarti setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp 2,84 penjualan, sedangkan pada tahun 2015 setiap Rp 1,00
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 2,34 penjualan, dan pada tahun 2016 setiap
Rp 1,00 aktiva tetap, dapat menghasilkan Rp 2,24 penjualan.
52
Tabel 4.4.4
Rekapitulasi Tahun
2014 2015 2016
Perputaran 4,629 4,670 4,910
Persediaan
Perputaran Aktiva 10,613 10,858 10,774
Tetap
Perputaran Total 2,843 2,343 2,246
Aktiva
Tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun 2015 perputaran persediaan
pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk., mengalami hanya 5x perputaran
(jika dibulatkan), dengan perputaran aktiva tetap sebanyak 11x (jika dibulatkan)
dan perputaran total aktiva mengalami penurunan, yaitu hanya sebanyak 2x (jika
dibulatkan) perputaran.
53
BAB V
KESIMPULAN
54
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sampoerna.com/id_id/about_us/pages/our_employees.aspx
www.acedmia.edu/18272449/ANALISIS_LAPORAN_KEUANGAN_KONSOLI
DASI_PT.HM_SAMPOERNA.Tbk_DAN_ANAK_ENTITAS_TAHUN_2012_D
AN_2013
Kasmir.2008.Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada
http://www.sampoerna.com/id_id/our_products/pages/our_brands.aspx
55