1. Umur
Umur juga menentukan tingkat keluar masuknya pegawai, produktivitas, dan kepuasan kerja.
Dimana semakin tua umur pekerja semakin kecil untuk keluar dari suatu perusahaan. Seiring
menuanya pekerja, mereka memiliki semakin sedikit alternative pekerjaan karena keahilan
mereka semaikin spesifik pada jenis pekerjaan tertentu. Masa kerja pegawai yang lebih tua
yang sudah lama bekerja cenderung memberikan mereka tingkat upah yang lebih tinggi. Umur
dan kinerja tidak memiliki hubungan. Misalnya pegawai Mc Donald yang berusia diatas 50
tahun memiliki kinerja yang baik dibandingkan dengan yang lebih muda.
2. Jenis Kelamin
Sejauh ini tidak ada bukti yang pasti bahwa laki-laki atau perempuan tampil lebih baik dalam
bekerja. Tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita dalam produktivitasnya.
Biasanya wanita memiliki tingkat kemangkiran yang lebih tinggi dari pria
3. Status Perkawinan
Pegawai yang sudah berkeluarga memiliki tingkat absen yang lebih rendah dan juga
mempunyai tingkat pengunduran diri yang rendah serta cenderung lebih puas dari pada yang
belum berkeluarga. Tidak ada cukup bukti dari hasil riset bahwa terdapat dampak produktivitas.
4. Jumlah Tanggungan
Nimran (1999) mengungkapkan tidak ada informasi yang cukup tentang hubungan antara
jumlah tanggungan seseorang dengan produktivitasnya. Tetapi, jumlah anak yang dimiliki oleh
pekerja berhubungan erat dengan tingkat absensi dan kepuasan kerja.
5. Masa Kerja
Riset terkini menunjukkan sebuah hubungan positif antara senioritas dengan produktivitas kerja
dan kepuasaan kerja. Jadi, masa kerja dinyatakan sebagai pengalaman kerja, dilihat sebagai
sebuah prediktor yang baik pada produktivitas pekerja. Studi secara konsisten menunjukkan
senioritas berhubungan negatif dengan absen. Masa kerja juga merupakan sebuah variabel
yang mampu menjelaskan perputaran pekerja. Semakin lama seseorang dalam suatu
pekerjaan, semakin kecil kemungkinannya untuk keluar.
KEMAMPUAN
Kemampuan adalah kapasitas atau kekuatan individu yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan atau menyelesaikan berbagai tugas yang diberikan dalam suatu pekerjaan. Ada dua
jenis kemampuan, yaitu:
1. Kemampuan Intelektual
Kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan aktivitas mental-berfikir, penalaran
dan pemecahan masalah. Tujuh dimensi yang paling sering disebut membentuk kemampuan
intelektual yakni:
1. Kecerdasan angka. Kemampuan dalam berhitung dengan cepat dan tepat. Contohnya
seorang akuntan dalam menghitung laba rugi suatu perusahaan
2. Pemahaman verbal. Kemampuan memahami apa yang di baca atau didengar.
Contohnya seorang manajer pabrik mengikuti kebijakan perusahaan dalam perekrutan.
3. Kecepatan perseptual. Kemampuan untuk mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan
visual secara cepat dan tepat. Contohnya seorang investigator kebakaran
mengidentifikasi petunjuk untuk memastikan biaya kerugian kebakaran.
4. Penalaran induktif. Kemampuan untuk mengidentifikasi urutan logis dalam sebuah
masalah dan kemudian mampu untuk memecahkan masalah. Contohnya seorang
peneliti pasar meramalkan permintaan untuk sebuah produk dalam periode waktu
mendatang.
5. Penalaran deduktif. Kemampuan menggunakan logika dan menilai impilkasi dari suatu
argument. Contohnya seorang pengawas memilih antara dua saran yang berbeda yang
ditawarkan oleh pekerja
6. Visualisasi ruang. Kemampuan untuk mengimajinasikan sebuah objek terlihat jika
posisinya dalam ruang diubah. Contohnya seorang dekorator interior mendekor ulang
sebuah kantor.
7. Ingatan. Kemampuan untuk mempertahankan dan mengingat kembali pengalaman
masa lalu. Contohnya seorang pemiliki toko mengingat nama-nama pelanggan yang
datang.
2. Kemampuan Fisik
Kemampuan untuk melakukan tugas pekerjaan yang menuntut stamina, ketangkasan, kekuatan
dan keterampilan. Menurut Robbin (2001) terdapat riset mengenai persyaratan-persyaratan
yang diperlukan dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi 9 (sembilan) kemampuan
dasar yang dilibatkan dalam melakukan tugas-tugas jasmani. Adapun 9 (sembilan) kemampuan
fisik dasar tersebut sebagai berikut :
Kemampuan intelektual berperan besar dalam pekerjaan yang rumit sedangkan kemampuan
fisik hanya menguras kapabilitas fisik. Kinerja pegawai dapat ditingkatkan apabila terdapat
kesesuaian yang cukup signifikan antara kemampuan dengan jabatannya. Demikian
sebaliknya, apabila terdapat kesenjangan antara keduanya maka kinerja akan rendah atau
terhambat dan cenderung pegawai tersebut akan gagal.