Anda di halaman 1dari 1

NATSIR

Cinta sang Pemikir, dan Pemberontakan

Natsir, Ia merupakan seorang berdarah minang, sama seperti Muhammad Hatta, yang
berperan besar pada awal masa berdirinya Republik Indonesia, dan dijuluki sebagai “Sang
Arsitek Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Namun berbeda dengan Hatta, Natsir tidak
lahir dari keluarga yang terpandang. Ia anak seorang juru tulis yang bahkan pernah ditolak di
sekolah yang ia idam-idamkan.

Berbicara tentang Natsir, mungkin sosok itulah yang kita rindukan tatkala hari ini
sosok politikus yang santun dan jujur hampir tidak lagi bisa ditemukan. Ia seorang Menteri
dengan dua buah kemeja, jas bertambal, atau mobil yang jauh dari kata mewah. Namun dari
kecemerlangan pemikirannyalah konsep “Republik Indonesia Serikat”, sebuah trik politik
licik berhasil dihilangkan dan mempersembahkan konsep “Negara Kesatuan” sebagai bukti
cintanya yang kesekian kepada Indonesia.

Bicara juga tentang Natsir, sosoknya tidak bisa terlepas dari gerakan Pemerintahan
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang merupakan gerakan pemberontakan terhadap
Pemerintah Republik Indonesia. Ya, Natsir seorang pemberontak yang pernah diasingkan
oleh rezim orde lama. Namun hal itu bukan karena rasa cintanya kepada Indonesia sudah
luntur. Pemberontakannya adalah bentuk lain dari cintanya kepada Indonesia yang tidak lain
dilakukan karena pemerintahan mulai dikuasai rezim yang dzolim dan otoriter. Bebas dari
pengasingan di masa orde baru, Natsir tetap enggan menjadi orang yang tunduk pada
kedzoliman. 13 mei 1980, petisi 50 menjadi bentuk pemberontakannya yang kedua kepada
pemimpin yang lagi-lagi mulai dzolim, alhasil, Natsir dicekal hingga harus menjalani hari tua
dalam kondisi yang memprihatinkan, di akhir hayatnya Natsir dirawat dengan pelayanan
yang jauh dari kata cukup.

Bicara tentang Natsir, ia orang yang dicintai dan dibenci kedua rezim. Kesederhanaan
menjadi profil hidupnya dari lahir dan dipaksakan hingga akhir hayatnya. Ia pemikir luar
biasa, yang karyanya hampir tidak dibayar sama sekali dengan fasilitas negara. Natsir ialah
kumpulan ide yang dikunci rapat dengan idealisme, ia bak emas bahkan platinum dalam
balutan dua kemeja yang itu-itu saja ditambah satu jas bertambal. Cintanya kepada Indonesia,
diejawantahkan dalam pemikiran dan pemberontakan.

10 November 2017

-NHVA-

Anda mungkin juga menyukai