Anda di halaman 1dari 3

SDN PLALANGAN 05

Tema : Berlibur

“ Memancing “

Bentuk dan Rasa hormat serta patuh kepada orang tua dan guru, tidak hanya diungkapkan
atau ditunjukkan di lingkungan rumah atau sekolah. Dimanapun, kapanpun, dan dengan
siapapun orang yang lebih tua, bahwa sikap menghormati bisa diungkapkan, misal di jalan,
di tempat keramaian, di masjid, dan lainnya. Seperti cerita pendek ( Sinopsis ) dibawah ini.

Menceritakan seorang anak, bernama Alan, pada hari libur sekolah yang pada saat itu ingin
bermain dan memancing sebagai waktu untuk mengisi liburannya. Wajah masih mengantuk
tatkala bangun tidur setelah melihat jam mulai menjelang siang, dia bergegas menuju kamar
mandi untuk membersihkan badan. Membuka pintu dan mulai melepaskan pakaian satu
persatu, ragu untuk menyiram badannya melihat air yang begitu
dingin,”Byurrr…..byurrr….byurrr,” Alan mulai mngguyur badannya dan menggosok2 dengan
sabun, matanya mulai pedih saat membasuh tepat diwajah, tanpa berlama lagi Alan mulai
kembali membilas dan mengguyur wajah dan badannya. Tak lupa ia menggosok gigi dan
berkumur, serta membersihkan dengan handuk. Keluar dari kamar mandi dan membuka almari
baju untuk memilih baju serta celana yang ia suka, dan mulai mengenakannya, tak lupa agar
kelihatan keren Alan membuka minyak rambut dan menggosokannya dan, perlahan mulai
menyisirnya. Parfum juga tak lupa dia pakai agar terlihat wangi.

Agar perut terisi Alan menuju meja makan untuk sarapan meski sedikit, perlahan dia
melahap nasi hingga bersih di piring, lalu minum dengan segarnya. Melihat jam waktu sudah
mulai siang, bergegas dia mengenakan sandal dan menjinjing tas yang berisi perlengkapan
pancing dan sebagainya, yang sudah lebih dulu dia siapkan semalam. “ Bu…,bu….,Alan pergi
dulu untuk pergi memancing, sambil mencium tangan ibunya, da…da…ibu “.

Membuka pintu rumah dan mulai berjalan, wajahnya begitu ceria dan sumringah, ditengah
jalan Alan banyak bertemu teman - teman sekolahnya yang sama mengisi hari libur dengan
berpergian. Kembali berjalan dari kejauhan tampak dua orang yang mungkin Alan kenal, dia
mulai memastikan kembali melihat dan sedikit ragu. “ Apa itu ibu guru….ya ? bertanya dalam
hati sendiri, beberapa detik ternyata benar itu dua ibu guru Alan yang tanpa sengaja
menuju arah Alan. “ Dug…dug….dug…, jantungnya mulai berdebar, ada perasaan takut serta
malu, namun bukankah saat bertemu dengan orang yang kita kenal bahkan itu guru kita, kita
patut menyapanya dan memberi salam. Sama halnya dengan Alan yang memberanikan diri
untuk menyapa gurunya. Sambil berjabat dan mencium tangan pada gurunya, Alan
menceritakan tujuan liburannya saat itu. Kembali berpamitan dan mencium tangan gurunya.
Di tengah perjalanan Alan melihat seorang nenek lanjut usia yang hendak menyeberang jalan,
tanpa pikir panjang Alan menghampirinya, “ nenek mau kesebrang jalan, mari saya bantu !!! “
menyapa dan membantunya, “ Stop….stop…stoppp….!!! “ menghentikan kendaraan yang akan
melintas. Setelah diseberang jalan, Alan mencium tangan nenek tersebut, hati – hati ya
nek, sambil melambaikan tangan pada nenek tersebut. Beberapa meter lagi tempat yang dia
tuju akan segera sampai. Melihat sungai yang airnya begitu jernih, hati Alan begitu senang,
karena mengharap hari ini mendapat hasil. Alan mulai membuka tas dan mengeluarkan kail
ikan, umpan dia ambil dari kotak yang berisi umpan ikan dan cacing, mulai dia kaitkan pada
mata kail, lalu melemparnya ke sungai. Mulai mengulur senar pancing, dan mulai meletakkan
kail di sisi tempat, agar tidak jenuh menunggu umpan, dia mengambil buku di tas untuk
dibaca, ya..., alan Hobi sekali membaca buku cerita yang bertema komedi. “
Haa..haha…hahaha…., beberapa menit dia mulai tertawa saat membaca beberapa bagian dari
isi buku, haha…hahaha….,kembali tertawa. Tanpa disadari kail ikan mulai bergerak, ia kaget
dan meraih kail ikan, memutar dan menarik pancing ikan, begitu berat perlawanan ikan.

Setelah berusaha ikan mulai kelelahan, lalu dia meraih senar dan menariknya perlahan –
lahan. Senar mulai diangkat keatas lalu dia kaget Ikan lumayan besar, sesuai dengan
harapannya. Asyik dengan hasil pancingannya tiba – tiba hujan turun dengan lebatnya, dia
masukkan semua peralatan pancing, lalu mengambil payung dan membukanya. Begitu lebatnya
hujan anginpun turut menyertai, sesaat payung mulai terbawa angin, namun Alan terus dan
berusaha menahanya.bebrapa menit hujan mulai redah, “ syukurlah, “ ucap Alan. Hari sudah
menjelang sore, Alan bergegas pamit dan pulang.

Terima kasih

D. Pantomim

Anda mungkin juga menyukai