Anda di halaman 1dari 37

Mekanika Rekayasa 1

REAKSI PERLETAKAN
Menentukan Atribut Gaya yang Belum Diketahui
Teori, Contoh – Contoh Penyelesaian Soal, & Soal - Soal Latihan

Jusuf J. S. Pah, MSc

33_SupportReaction1_2011.pdf Edisi: 2011

1
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

BAB-1
1. MENENTUKAN ATRIBUT GAYA yang
Menentukan Atribut Gaya yang Belum Diketahui

BELUM DIKEATHUI
Sampai dengan sejauh ini, perkuliahan Mekanika Rekayasa 1 (MR-1) telah membawa kalian
1
sampai pada pembahasan tentang hukum kesetimbangan mekanika-statis . Hukum ini menyatakan
bahwa jika pada suatu benda bekerja gaya – gaya secara serentak dan dalam konfigurasi yang
sedemikian sehingga resultan momen dari gaya – gaya tersebut terhadap titik manapun di benda
tersebut adalah nol, dan resultan gaya terpusat dari gaya – gaya tersebut, baik pada suatu orientasi
tertentu maupun pada orientasi yang tegak lurus pada orientasi tertentu tersebut adalah nol, maka benda
tersebut berada dalam keadaan setimbang. Hukum ini dapat dinyatakan dalam kalimat matematis
sebagai:

ΣM i = 0 ΣF p = 0 ΣFq = 0
dengan:
i adalah sembarang titik pada benda.
p adalah orientasi tertentu.
q adalah orientasi yang tegak lurus orientasi p; (p ┴ q)
dan disebut Hukum Kesetimbangan Statis, atau secara singkat: Hukum Kesetimbangan
Dalam praktek, para sarjana teknik sipil, lebih terbiasa menggunakan orientasi horizontal dan vertikal
untuk menghitung ΣF, maka hukum kesetimbangan ini lebih sering ditulis secara matematis sebagai:

ΣM i = 0 ΣH = 0 ΣV = 0
Penyataan yang pertama menyatakan bahwa resultan momen – momen pada suatu benda terhadap
sembarang titik – yaitu titik manapun- pada suatu benda tersebut adalah nol, sedangkan penyataan
kedua dan ketiga masing – masing menyatakan bahwa resultan gaya – gaya terpusat pada orientasi
horizontal dan pada orientasi vertikal adalah nol. Gaya – gaya yang bekerja pada suatu benda yang
berada dalam keadaan setimbang harus memenuhi ketiga penyataan (hukum) tersebut.
Hukum ini adalah hukum yang sangat penting dalam mekanika teknik, dan menempati posisi sentral
dalam disiplin ilmu teknik sipil. Analisa struktur dan perencanaan bangunan yang kompleks, yang akan
kalian pelajari di semester – semester mendatang, demikian pula teknik – teknik perencanaan bangunan
yang dipelajari dalam kesarjanaan teknik sipil, berdasar pada hukum ini. Yang membuat hukum ini
menjadi demikian penting adalah bahwa hukum ini memiliki banyak kegunaan untuk memecahkan
masalah – masalah mekanika teknik. Salah satunya adalah, dapat digunakan untuk mencaritahu dan
2
menentukan atribut – atribut yang belum diketahui dari satu atau beberapa gaya yang bekerja pada
suatu benda. Maksud dari hal ini adalah sebagai berikut: Jika pada suatu benda yang berada dalam
keadaan setimbang bekerja beberapa gaya secara serentak, dan salah satu atau beberapa dari gaya –
gaya tersebut belum diketahui semua atributnya maka hukum kesetimbangan ini dapat digunakan untuk
mencaritahu dan menentukan atribut – atribut yang belum diketahui tersebut. Kegunaan ini adalah hal
yang mendasar, sehingga haruslah seorang mahasiswa teknik sipil tingkat mula, memahami dan
menguasainya, dan itulah tujuan dari pelajaran dalam naskah ini. Naskah ini bertujuan untuk
memperkenalkan dan melatih mahasiswa teknik sipil untuk menguasai cara menggunakan hukum
kesetimbangan untuk mengungkapkan atribut - atribut yang belum diketahui dari gaya yang bekerja pada
suatu benda. Sehubungan dengan itu, kalian, sejak tingkat mula ini harus mempelajari dengan sungguh
pelajaran pada naskah ini sehingga mampu dan mahir menggunakan dan menerapkan hukum

1
Cabang ilmu mekanika teknik yang khusus mempelejari mekanika benda – benda tidak bergerak dipercepat.
2
Suatu gaya terpusat memiliki lima atribut yaitu titik tanggap, posisi garis kerja, orientasi garis kerja, arah, dan
besar (magnitudo), sedangkan suatu momen memiliki tiga atribut yaitu titik tanggap, arah, dan besar. Arah dan
besar, baik dari suatu momen atau suatu gaya terpusat, sering dianggap sebagai tergabung menjadi satu atribut
sehigga satu gaya terpusat dapat dianggap sebagai memiliki empat atribut yaitu: (1) titik tanggap, (2) posisi garis
kerja, (3) orientasi garis kerja dan (4) besar & arah, sedangkan suatu momen dapat dianggap sebagai memiliki dua
atribut yaitu: (1) titik tanggap/titik pusat dan (2) besar & arah.

2
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

kesetimbangan untuk menentukan atribut – atribut yang belum diketahui dari satu atau beberapa gaya
yang bekerja pada suatu benda.
Untuk maksud itu, bagian pertama naskah ini menyampaikan sepuluh contoh soal dan penyelesaiannya.
Kesepuluh contoh soal ini telah diurut mulai dari yang paling mudah/sederhana ke yang lebih sulit/rumit.
Pada setiap soal, ditunjukkan cara menggunakan hukum kesetimbangan untuk menentukan atribut –
atribut dari gaya – gaya yang belum diketahui. Karena adalah mahasiswa tingkat mula, sangatlah
diharapakan kalian mempelajari dengan teliti kesepuluh contoh ini beserta penyelesaiannya, mulai dari
nomor 1 sampai dengan nomor 10. Walaupun pengerjaan penyelesaiannya telah saya berikan, kalian
harus mempelajari dan mengerjakan ulang setiap contoh soal tersebut, dan mengerjakannya sendiri,
dengan tidak minta dikerjakan oleh teman. Jika setelah berusaha mengerjakannya ada soal yang belum
dapat kalian selesaikan dengan benar atau belum kalian fahami, gunakanlah kesempatan ketika
Responsi Informal untuk membahasnya dengan dosen pengasuh Mekanika Rekayasa 1. Dengan
mengerjakan satu persatu kesepuluh contoh soal ini secara mandiri, kalian akan menjadi terampil dan
menguasai cara menggunakan hukum kesetimbangan untuk menentukan atribut - atraibut gaya yang
belum diketahui.
Selanjutnya, pada bagian kedua naskah ini, beberapa soal dengan maksud yang sama disampaikan.
Pada bagian ini, penyelesaian soal tidak diberikan tetapi kunci jawabannya diberikan (bagi beberapa
soal). Bagian ini dimaksudkan sebagai wahana bagi kalian untuk berlatih dan menguji diri apakah telah
mahir dan mampu menggunakan hukum kesetimbangan untuk mengungkapakan atribut gaya pada
benda setimbang yang belum diketahui. Kita akan mulai mempelajari naskah ini dengan membahas,
pada bagian yang menyusul ini, bagian pertamanya, yaitu kesepuluh contoh soal yang disebutkan tadi
dan penyelesaiannya.

1.1. Contoh Penggunaan Hukum Kesetimbangan untuk Menentukan Atribut


Gaya yang Belum Diketahui
Ini adalah bagian pertama naskah ini. Di dalam bagian ini, sepuluh contoh mengenai penerapan hukum
kesetimbangan untuk menentukan atribut gaya yang belum diketahui, disampaikan dan diselesaikan.
Kesepuluh contoh ini berurut mulai dari yang sederhana ke yang lebih rumit. Karena berurut secara
demikian itulah, kalian dianjurkan untuk mempelajari contoh – contoh tersebut mulailah dari contoh 1
berurut ke contoh 2 dan demikian seterusnya sampai dengan contoh 10. Dari satu contoh ke contoh
berikutnya, terdapat hal – hal dan prinsip – prinsip penting tertentu yang disampaikan dan ditambahkan.
Hal – hal dan prinsip - prinsip tersebut dirangkum dalam blok coklat. Prinsip – prinsip tersbut adalah
penting dan harus dikuasai betul oleh masing – masing kalian. Pelajarilah prinsip – prinsit tersebut
dengan lebih saksama, dan tanamkanlah dalam memori kalian agar jangan sampai lupa. Mari kita mulai
dengan contoh yang pertama.
(1). Contoh 1.

Gambar 1-1. Balok 1 dengan Atribut Gaya – Gaya yang Belum Diketahui
Gambar 1-1 menunjukan suatu balok yang berada dalam keadaan setimbang. Pada balok ini bekerja tiga
gaya terpusat. Dua dari ketiga gaya terpusat tersebut, adalah gaya 14 kN dan 4 kN. Kedua gaya ini telah
diketahui semua atributnya, sehingga dapat digambarkan, seperti yang telah dilakukan dalam Gambar
1-1 di atas. Satu gaya terpusat lain belum diketahui semua atributnya. Tentang gaya yang belum
diketahui semua atributnya ini, yang telah diketahui hanyalah titik tanggapnya yaitu di titik A dan orientasi
garis kerjanya yaitu mendatar, dan posisi garis kerjanya yaitu segaris dengan garis kerja gaya 14 kN dan

3
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

4 kN. Karena telah diketahui maka titik tanggap dan garis kerja dari gaya di A ini dapat digambarkan
pada Gambar 1-1. Titik tanggap gaya ini digambarkan sebagai titik A berwarna jingga dan garis kerjanya
digambarkan sebagai garis putus-putus mendatar (sesuai orientasi garis kerja gaya yaitu mendatar
(horizontal)) melalui titk A. Satu atribut lain dari gaya tersebut yaitu besar & arah belum diketahui. Karena
belum diketahui, atribut ini belum bisa digambarkan dalam Gambar 1-1. Sekarang, hukum
kesetimbangan hendak digunakan untuk menentukan atribut ini yaitu besar dan arah dari gaya tersebut.
Karena benda ini berada dalam keadaan setimbang maka resultan pada orienatsi horizontal harus
bernilai nol. Secara kalkulus dapat ditulis:

∑H = 0
Berdasarkan ini, dapatlah dengan mudah diketahui bahwa pastilah besar dari gaya terpusat yang bertitik
tanggap di A tersebut adalah 10 kN, dan arahnya adalah ke kiri supaya resultan gaya – gaya pada
orientasi horizontal menjadi nol. Jika kita namakan gaya pada titik A tersebut sebagai FA maka, besar dan
arah gaya ini dapat dinyatakan dalam tulisan sebagai:
FA = 10 kN ( ←); [jawaban].
Sekarang jika FA digambarkan maka akan tampak seperti yang ditunjukkan Gambar 1-2. Gaya FA
digambarkan sebagai panah yang panjangnya mewakili 10 kN, berorientasi mendatar, berarah ke kiri dan
bertitik tanggap di A. Perhatikan bahwa sekarang, jika kita menghitung resultan gaya – gaya pada
orientasi horizontal akan dihasilkan:

∑ H = 0 ⇒ +14 − 10 − 4 = 0 ;

yang menandakan bahwa besar dan arah yang diperoleh untuk FA di atas adalah benar.

Gambar 1-2. Balok 1 dengan Gaya 10 kN yang Atributnya telah Berhasil Ditentukan; [Jawaban]

Hal baru yang diajarkan dalam contoh ini dan yang perlu senantiasa diingat:

Penyelesaian contoh di atas menunjukkan bahwa dengan menerapkan hukum kesetimbangan, kita dapat
dan telah berhasil menentukan besar dan arah dari gaya di A, yang sebelumnya belum diketahui.

(2). Contoh 2.
Balok 2 yang ditunjukkan dalam Gambar 1-3 berada dalam keadaan setimbang-total oleh aksi gaya –
gaya yang bekerja padanya. Terdapat satu gaya yang belum seluruh atributnya diketahui. Yang telah
diketahui tentang gaya tersebut hanyalah bahwa gaya itu adalah gaya terpusat, bahwa gaya tersebut
bertitik tanggap di titik A dan bahwa orientasi garis kerja gaya tersebut adalah mendatar dan berposisi
segaris dengan garis kerja gaya – gaya yang lain. Atribut gaya ini yang belum diketahui adalah: besar
dan arah. Gaya ini sekarang dinamai FA. Tabel 1-1 merangkumkan atribut gaya ini, bayik yang sudah dan
yang belum diketahui. Dari Tabel 1-1 ternyata bahwa dalam soal ini hanya ada satu atribut yang belum
diketahui yaitu: Besar & Arah, sedangkan orientasi garis kerja dan titik tanggap telah diketahui. Karena
telah diketahui, atribut – atribut itu dapat digambarkan pada Gambar 1-3, masing – masing sebagai titik A
dan garis putus – putus mendatar melalui A, sedangkan karena belum diketahui, besar dan arah FA
belum dapat digambarkan pada gambar tersebut.

4
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Gambar 1-3. Balok 2 dengan Atribut Gaya – Gaya yang Belum Diketahui
Tabel 1-1. Status Atribut FA sebelum Semua Atribut Diketahui
FA
Jenis: Gaya Terpusat
Atribut:
Titik Tanggap di titik A
Orientasi Garis Kerja Mendatar, melalui titik
A
Besar dan Arah (belum diketahui)

Sekarang, hukum kesetimbangan akan digunakan untuk mengungkapkan besar dan arah yang belum
diketahui dari gaya FA ini. Pasti kalian bisa lihat bahwa, sama dengan contoh (1), kasus dalam contoh
inipun masih tergolong sederhana, sehingga tanpa melakukan perhitungan yang rumit, cukup dengan
sepintas menerapkan hukum kesetimbangan translasional pada orientasi horizontal, kalian dapat dengan
mudah menentukan atribut yang belum diketahui dari gaya FA tersebut. Akan tetapi, pada kasus yang
lebih rumit, atribut yang belum diketahui dari sebuah gaya tidak dapat ditentukan dengan cara sepintas
seperti ini. Cara atau metoda yang lebih sistematis diperlukan untuk menyelesaikannya. Metoda yang
sistematis ini sering digunakan para sarjana teknik sipil. Walaupun contoh 2 ini masih sederhana dan
dapat diselesaikan dengan cara sepintas tetapi ada baiknya contoh ini kita selesaikan dengan
menggunakan metoda sistematis tersebut; sehingga kalian sudah mulai mengenal dan mempelajari
metoda tersebut, kemudian menguasainya.
Langkah pertama dari metoda sistematis tersebut adalah, mengasumsi terlebih dahulu atribut gaya yang
belum diketahui tersebut. Langkah ini adalah kebiasaan para sarjana teknik sipil dalam menyelesaikan
kasus seperti ini. Dalam menyelesaikan soal penentuan atribut gaya yang belum diketahui, para sarjana
teknik sipil berkebiasaan untuk lebih dahulu mengasumsi atribut – atribut gaya yang belum diketahui
tersebut dan memperlakukannya sebagai variabel, sebelum melakukan perhitungan dengan hukum
kesetimbangan. Dengan lebih dahulu mengasumsikan dan menjadikannya sebagai variabel, perhitungan
hukum kesetimbangan lebih mudah dilakukan, dianalisa dan diperiksa. Hal ini akan kita lakukan dalam
menyelesaikan contoh ini.
Arah dan besar dari gaya di A tersebut belum diketahui maka sekarang kita akan mulai dengan lebih
dahulu mengasumsi arah gaya di A tersebut sebagai berarah ke kiri dan besarnya sebagai variabel FA.
Hasil asumsi ini ditunjukkan dalam Gambar 1-4 sebagai panah merah FA berarah ke kiri (sesuai asumsi).
Warna merah dalam gambar ini menyatakan bahwa hal yang ditunjukkan barulah merupakan asumsi,
belum tentu benar demikian. Kemudian haruslah dibuktikan oleh penerapan hukum – hukum
kesetimbangan, apakah benar demikian atau tidak, dan bagaimana yang sebenarnya.

5
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Gambar 1-4. Balok 2 dengan Atribut Gaya yang Diasumsi


Setelah diasumsi maka, sekarang hukum kesetimbangan dapat diterapkan untuk menentukan besar dan
arah sebenarnya dari gaya FA. Menerapkan hukum kesetimbangan pada orientasi horizontal
memberikan:

∑H = 0
+ 7 − FA − 8 − 5 = 0
− 6 − FA = 0
FA = −6 N
Perhatikan bahwa, kita peroleh harga negatif untuk variabel FA, yaitu negatif 6. Penting diketahui dan
senantiasa diingat bahwa, jika metoda sistematis digunakan, seperti yang sedang kita lakukan sekarang,
harga negatif seperti ini sama sekali tidak menandakan bahwa gaya FA berarah ke kiri atau ke bawah,
melainkan menandakan bahwa arah yang diasumsikan sebelumnya adalah salah, sehingga arah yang
sebenarya yaitu arah yang benar adalah yang berlawanan dengan yang diasumsikan tersebut. Demikian
pula sebaliknya, jika seandainya hasil perhitungan yang kita peroleh berharga positif, sama sekali bukan
berarti gaya tersebut berarah ke kanan atau ke atas melainkan berarti arah yang kita asumsikan
sebelumnya adalah benar, dan arah gaya yang sebenarnya adalah sama dengan yang kita asumsikan.
Sekarang, karena dalam contoh ini, hasil perhitungan yang kita peroleh berharga negative, berarti arah
FA yang tadinya kita asumsikan ke kiri adalah salah. Arah yang benar adalah yang berlawanan dengan
arah ke kiri yaitu berarah ke kanan. Maka sekarang, dapatlah kita mengetahui arah sebenarnya dari FA
1
yaitu ke kanan; dan besar (magnitudo)-nya: 6 N. Secara tertulis , dapat dinyatakan sebagai:


FA = 6 N ( ); [jawaban].

Gambar 1-5. Balok 2 dengan Besar dan Arah FA yang Sebenarnya; [Jawaban]

1
sesuai tata tulis yang benar dan berlaku pada mekanika teknik,

6
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Karena telah diketahui, sekarang gaya FA dapat digambarkan dengan tepat, yaitu sebagai panah FA
bertitik tanggap di titik A berarah ke kanan dengan panjang yang mewakili 6 N. FA yang benar ditunjukkan
dalam Gambar 1-5. Semua atribut FA sekarang telah diketahui dan dirangkum dalam Tabel 1-2.
Tabel 1-2. Status Atribut FA setelah Semua Atribut Diketahui; [Jawaban]
FA
Jenis: Gaya Terpusat
Atribut:
Titik Tanggap di titik A
Orientasi Garis Kerja Mendatar, melalui titik
A
Besar dan Arah 6 N; ke kanan.

Hal baru yang diajarkan dalam contoh ini dan yang perlu senantiasa diingat:

(i) Untuk memudahkan, sebelum melakukan perhitungan menggunakan hukum kesetimbangan pada
suatu soal, besar (magnitudo) yang belum diketahui dari satu atau beberapa gaya, dijadikan sebagai
variabel; dan juga arah yang belum diketahui diasumsikan terlebih dahulu ke salah satu arah yang
mungkin.
(ii) Jika hasil perhitungan memberikan harga negatif untuk gaya tersebut, arah yang diasumsikan adalah
salah dan harus dikoreksi menjadi yang berlawanan dengan yang diasumsikan tersebut. Jika hasil
perhitungan bernilai positif, arah yang diasumsikan adalah benar, maka tidak perlu dikoreksi. Arah
sebenarnya dari gaya tersebut adalah sama seperti yang diasumsikan sebelumnya baginya.
(iii) Ternyata dalam contoh 2, cukup dengan menggunakan satu hukum kesetimbangan yaitu ΣH = 0
atribut gaya yang belum diketahui telah dapat diperoleh. Pada kasus yang lebih rumit, perlu untuk
menggunakan dua (ΣH = 0; ΣV = 0) bahkan ketiga hukum kesetimbangan (ΣH = 0; ΣV = 0; ΣMi = 0)
untuk menyelesaikannya.
(3). Contoh 3
Balok yang ditunjukkan Gambar 1-6 berada dalam keadaan setimbang oleh aksi tiga gaya yang bekerja
padanya. Dua dari ketiga gaya tesebut telah diketahui seluruh atributnya sedangkan satu di antaranya
belum diketahui besar dan arahnya. Tentang gaya ini, yang telah diketahui hanyalah bahwa bertitik
tanggap di A dan berorientasi vertikal. Karena telah diketahui, titik tanggap dapat ditandai sebagai titik A
berwarna jingga pada Gambar 1-6 dan orientasi garis kerja gaya ini telah dapat digambarkan sebagai
garis putus – putus vertikal melalui titik A dalam gambar yang sama. Yang belum diketahui adalah besar
dan arah dari gaya ini. Karena bertitik tanggap di A, mari kita namakan gaya ini FA. Tabel 1-3 merangkum
status FA sebelum semua atributnya diketahui. Pada kasus ini hanya terdapat satu atribut yang belum
diketahui yaitu besar dan arah dari FA dan dengan demikian, besar dan arah FA tersebut hendak
ditentukan dengan menggunakan hukum – hukum kesetimbangan.

Gambar 1-6. Balok 3 dengan Atribut Gaya yang Belum Diketahui


Besar gaya FA akan dijadikan sebagai variabel FA dan arahnya akan diasumsikan terlebih dahulu sebagai
berarah ke atas. Variabel FA dan asumsi arah untuk FA ini ditunjukkan sebagai panah merah dalam
Gambar 1-7.

7
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Tabel 1-3. Status Atribut FA sebelum Semua Atribut Diketahui


FA
Jenis: Gaya Terpusat
Atribut:
Titik Tanggap di titik A
Orientasi Garis Kerja tegak, melalui titik A
Besar dan Arah (belum diketahui)

Gambar 1-7. Balok 3 dengan Variabel dan Asumsi Arah FA


Menerapkan hukum kesetimbangan pada orientasi horizontal memberikan:

∑H = 0
0=0
Penerapan hukum kesetimbangan pertama (ΣH = 0) belum memberikan penyelesaian sehingga harus
dilanjutkan dengan menerapkan hukum kesetimbangan kedua, yaitu kesetimbangan pada orientasi
vertikal (ΣV=0). Menerapkan hukum kesetimbangan ini memberikan:

∑V = 0
− 10 + FA − 30 = 0
FA − 40 = 0
FA = +40 ton
Kita memperoleh hasil bernilai positif untuk besar FA. Karena memperoleh hasil bernilai positif maka
berarti arah yang diasumsikan tadi bagi FA adalah benar. FA dengan demikian berarah ke atas, sama
seperti arah yang sebelumnya diasumsikan baginya; dan besarnya adalah 40 ton. Secara tertulis:

FA = 40 ton (↑); [jawaban].


Besar dan arah FA yang sekarang telah berhasil diperoleh, dan dengan demikian, dapat digambarkan
seperti ditunjukkan dalam Gambar 1-8. Tabel 1-4 menyatakan status atribut FA setelah semua atributnya
telah berhasil diketahui.

Gambar 1-8. Balok 3 dengan Besar dan Arah FA yang Sebenarnya; [Jawaban]

8
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Tabel 1-4. Status Atribut FA setelah Semua Atribut Diketahui; [Jawaban]


FA
Jenis: Gaya Terpusat
Atribut:
Titik Tanggap di titik A
Orientasi Garis Kerja tegak, melalui titik A
Besar dan Arah 40 ton; ke atas

Hal baru yang diajarkan dalam contoh ini dan yang perlu senantiasa diingat:

Dalam menyelesaikan kasus kesetimbangan, dianjurkan untuk mencoba dengan hukum kesetimbangan
pada orientasi horizontal (ΣH = 0) terlebih dahulu. Jika ini belum memberikan penyelesaian, lanjutkan
dengan kesetimbangan pada orientasi vertikal (ΣV = 0), dan jika inipun belum memberikan penyelesaian,
lanjutkan dengan mencoba menggunakan hukum kesetimbangan rotasional (ΣMi = 0).
Pada contoh (3) di atas, dua hukum kesetimbangan secara berturut – turut telah digunakan yaitu ΣH = 0
dan ΣV = 0. Ini karena penggunaan yang pertama (ΣH = 0) belum memberikan penyelesaian.

(4). Contoh 4
Jikalau pada contoh – contoh sebelumnya hanya terdapat satu gaya yang belum diketahui seluruh
atributnya, sekarang pada contoh ini terdapat dua gaya yang belum diketahui seluruh atributnya. Kedua
gaya tersebut adalah gaya yang bertitik tanggap di A dan di B. Yang sudah diketahui tentang gaya yang
di titik A hanyalah bahwa gaya tersebut adalah suatu gaya terpusat, bertitik tanggap di A, dan
berorientasi vertikal. Demikian pula yang baru diketahui tentang gaya di B adalah bahwa gaya tersebut
adalah suatu gaya terpusat, bertitik tanggap di B dan berorientasi vertikal. Karena telah diketahui, titik
tanggap kedua gaya ini dapat, dan telah ditandai pada Gambar 1-9, masing – masing sebagai titik A dan
titik B. Demikain pula karena telah diketahui maka garis kerja gaya – gaya ini telah juga dapat
digambarkan pada gambar yang sama, yaitu garis vertikal putus – putus melalui A untuk menandai garis
kerja gaya yang di A dan garis putus – putus vertikal melalui B untuk menandai garis kerja gaya yang di
B. Kedua gaya ini masing – masing dinamai VA dan VB. Tabel 1-5 merangkum atribut gaya - gaya ini
sebelum seluruh atribut mereka diketahui. Dari tebel ini dapat dilihat bahwa dalam kasus ini terdapat dua
atribut yang belum diketahui, yang satu milik VA dan yang lain adalah milik VB. Kedua atribut ini hendak
ditentukan dengan menggunakan hukum kesetimbangan.

Gambar 1-9. Balok 4 dengan Atribut Gaya yang Belum Diketahui


Tabel 1-5. Status Atribut VA dan VB sebelum Semua Karateristik Diketahui
VA VB
Jenis: Gaya Terpusat Jenis: Gaya Terpusat
Atribut: Atribut:
Titik Tanggap di titik A Titik Tanggap di titik B
Orientasi Garis tegak, melalui Orientasi Garis tegak, melalui

9
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

VA VB
Jenis: Gaya Terpusat Jenis: Gaya Terpusat
Atribut: Atribut:
Kerja titik A Kerja titik B
Besar dan Arah (belum diketahui) Besar dan Arah (belum diketahui)

Sebagaimana biasa dilakukan para sarjana teknik sipil, lebih dahulu akan diasumsikan arah setiap gaya
ini, dan besar masing – masing gaya tersebut dijaidkan variabel. Besar gaya VA akan dijadikan sebagai
variabel VA dan arahnya diasumsikan ke bawah. Besar gaya VB dijadikan variabel VB dan arahnya
diasumsikan ke atas. Hasil asumsi ini ditunjukkan dalam Gambar 1-10.

Gambar 1-10. Balok 4 dengan Atribut VA dan VB yang Diasumsikan


Setelah arah yang belum diketahui diasumsikan dan besar gaya yang belum diketahui di jadikan variabel,
barulah hukum kesetimbangan dapat diterapkan. Menerapkan hukum kesetimbangan pertama (ΣH = 0)
menghasilkan:

∑H = 0 ⇒ 0 = 0
Penerapan hukum kesetimbangan pertama belum memberikan penyelesaian maka akan dilanjutkan
dengan penerapan hukum kesetimbangan kedua (ΣV = 0). Menerapkan hukum kesetimbangan ini
memberikan:

∑V = 0
− V A − 8 − 15 − 12 + V B = 0
− V A − 35 + VB = 0
VB − V A = 35 (4.1)

Penerapan hukum kesetimbangan kedua juga ternyata belum menghasilkan penyelesaian melainkan
menghasilkan satu persamaan yaitu pers. (4.1), maka akan diteruskan dengan menerapkan hukum
kesetimbangan ketiga yaitu ΣMi = 0. Menerapkan hukum kesetimbangan ini terhadap titk B memberikan:

∑M B =0
− V A (8) − 8(6) − 15(4) − 12(2) = 0
− 8V A − 48 − 60 − 24 = 0
− 8V A − 132 = 0 ⇒ −8V A = 132
132
VA = = −16.5 (4.2)
−8
Penerapan hukum kesetimbangan ketiga juga menghasilkan satu persamaan lagi yaitu pers. (4.2).
Karena ketiga hukum kesetimbangan telah digunakan, maka kedua persamaan yang diperoleh akan
diselesaikan untuk memperoleh atribut dari gaya VA dan gaya VB yang belum diketahui.

10
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Perhatikan bahwa nilai VA yang dihasilkan di atas pada pers. (4.2) belum di anggap sebagai jawaban.
Karena masih akan digunakan dalam proses penghitungan, hasil ini belum boleh dianggap sebagai
jawaban tetapi sebagai suatu persamaan. Jika suatu hasil hitung tidak akan digunakan lagi dalam
perhitungan selanjutnya, barulah hasil hitung tersebut dapat dianggap sebagai jawaban.

Sekarang, dengan mensubstitusikan pers. (4.2) ke dalam pers. (4.1) diperoleh:

VB − (−16.5) = 35
VB + 16.5 = 35 ⇒V B = 35 − 16.5 = 18.5
VB = 18.5 N (4.3)
Karena tidak akan ada pekerjaan penyelesaian lagi maka sekarang yang dinyatakan dalam pers. (4.2)
dan pers. (4.3) dapat dianggap sebagai hasil dari penyelesaian. Seperti yang dinyatakan pers. (4.2),
variabel VA bernilai negatif maka arah VA yang tadinya diasumsikan ke bawah adalah salah. Arah VA
yang benar adalah ke atas. Dengan demikian maka:

V A = 16.5 N (↑); [jawaban],


Variabel VB yang dinyatakan pers. (4.3) bernilai positif maka asumsi arah VB yang tadinya diasumsikan
ke atas adalah benar. VB berarah ke atas. Dengan demikian maka:

VB = 18.5 N (↑); [jawaban].


Jadi, dengan menggunakan hukum kesetimbangan, atribut – atribut gaya VA dan gaya VB yang
sebelumnya tidak diketahui, sekarang telah berhasil ditentukan. Hasil ini dirangkum dalam Tabel 1-6, dan
digambarkan dalam Gambar 1-11.
Tabel 1-6. Status Atribut VA dan VB setelah Semua Karateristik Diketahui; [Jawaban]
VA VB
Jenis: Gaya Terpusat Jenis: Gaya Terpusat
Atribut: Atribut:
Titik Tanggap di titik A Titik Tanggap di titik B
Orientasi Garis tegak, melalui Orientasi Garis tegak, melalui
Kerja titik A Kerja titik B
Besar dan Arah 16.5 N; ke atas Besar dan Arah 18.5 N; ke atas

Gambar 1-11. Balok 4 dengan Besar dan Arah VA dan VB yang Sebenarnya; [Jawaban]
Perhatikanlah bahwa dalam menyelesaikan contoh ini, kita lebih dahulu mulai mencoba menyelesaikan
dengan menggunakan hukum kesetimbangan pertama (ΣH = 0), kemudian menggunakan hukum
kesetimbangan kedua (ΣV = 0) barulah ke hukum kesetimbangan ketiga (ΣMi = 0). Penyelesaian yang
lebih ringkas dan cepat dapat diperoleh jika kita lebih dahulu mencoba menyelesaikan, dengan terlebih
dahulu menggunakan hukum kesetimbangan ketiga (kesetimbangan rotasional) ΣMi = 0, kemudian
barulah menggunakan hukum kesetimbangan translasional (ΣV = 0, dan kemudian ΣH = 0). Dalam
pembahasan berikut ini, soal di atas akan diselesaikan lagi dengan lebih dahulu menggunakan hukum
kesetimbangan rotasional (ΣMi = 0).

11
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Hukum kesetimbangan rotasional menyatakan bahwa jika suatu benda setimbang rotasional, resultan
momen – momen yang bekerja pada benda tersebut terhadap titik manapun di benda itu adalah nol. Kita
1
akan mulai menerapkan hukum kesetimbangan ini terhadap titik A . Menerapkan kesetimbangan
rotasional terhadap titik A memberikan:

∑M A =0
8(2) + 15(4) + 12(6) − VB (8) = 0
16 + 60 + 72 − 8VB = 0 ⇒ 148 − 8V B =0 ⇒ 148 = 8V B

148
VB = = 18.5 N
8
Nilai positif yang diperoleh untuk VB pada hasil di atas menyatakan bahwa arah ke atas yang
diasumsikan sebelumnya bagi VB adalah benar. VB, dengan demikian, adalah berarah ke atas dengan
besar 18.5 N. Secara tertulis:

VB = 18.5 N (↑); [Jawaban].


Sekarang akan kita terapkan hukum kesetimbangan rotasional terhadap titik B, dan menghasilkan:

∑M B =0
− V A (8) − 8(6) − 15(4) − 12(2) = 0
− 8V A − 48 − 60 − 24 = 0
− 8V A − 132 = 0 ⇒ −8V A = 132
132
VA = = −16.5 N.
−8
Nilai negatif pada hasil untuk VA di atas menandakan bahwa arah ke bawah yang diasumsikan
sebelumnya sebagai arah VA adalah salah dan harus dikoreksi menjadi berarah ke atas. Dengan
demikian, VA berarah ke atas dan bermagnitudo 16.5 N. Secara tertulis:

V A = 16.5 N (↑).
Perhatikan bahwa hasil yang diperoleh dengan cara ini sama dengan yang diperoleh sebelumnya, ketika
lebih dahulu menggunakan hukum kesetimbangan translasional. Sekarang terlihat juga bahwa dengan
lebih dahulu menggunakan hukum kesetimbangan rotasional, prosedur penyelesaian menjadi lebih cepat
dan lebih ringkas. Dengan menerapkan ΣMA = 0 atribut VB langsung diketahui, dan dengan menerapkan
ΣMB = 0 atribut VA langsung diketahui, bahkan dalam contoh ini, penyelesaian telah diperoleh tanpa
menggunakan ΣH = 0 dan ΣV = 0 pun. Karena lebih cepat dan lebih ringkas maka cara menyelesaikan
dengan lebih dahulu menggunakan kesetimbangan rotasional seperti ini, lebih disukai di kalangan
sarjana teknik sipil dan lebih sering dipakai ketimbang cara penyelesaian dengan lebih dahulu
menggunakan hukum kesetimbangan translasional (Σ H = 0 dan Σ V = 0).
Satu hal lagi perlu ditambahkan sebelum mengakhiri pembahasan contoh ini. Pada proses penyelesaian
yang terakhir ini, hanya digunakan hukum kesetimbangan rotasional. Hukum kesetimbangan
translasional (ΣH = 0 dan ΣV = 0) belum digunakan. Hukum kesetimbangan yang belum digunakan ini
dapat kita pakai untuk mencaritahu apakah atribut VA dan VB yang diperoleh dengan hanya
menggunakan kesetimbangan rotasional (ΣMi = 0) adalah benar. Dalam mekanika teknik, proses seperti
ini, yaitu mencaritahu kebenaran hasil penyelesaian dengan memakai hukum kesetimbangan yang belum
digunakan, disebut sebagai proses verifikasi, atau lebih lazim disebut proses ‘kontrol’. Kita akan
melakukan verifikasi atas hasil yang diperoleh di atas dengan menggunakan ΣV = 0.
Hendak dicaritahu apakah besar dan arah VA dan VB yang diperoleh di atas memenuhi ΣV = 0. Kontrol
ΣV = 0 mengharuskan:
V A − 8 − 15 − 12 + V B = 0 , ternyata:

1
Terhadap titik manapun pada benda boleh dilakukan penerapan hukum kesetimbangan dan ini tidak akan
memberikan hasil berbeda. Kalian boleh mencoba, dengan misalnya menerapkannya lebih dahulu terhadap titik B,
dan kemudian terhadap titik A atau titik lainnya.

12
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

16.5 − 8 − 15 − 12 + 18.5 = 0
maka hasil perhitungan yang diperoleh di atas adalah benar.

Hal baru yang diajarkan dalam contoh ini dan yang perlu senantiasa diingat:

(i) Untuk menyelesaikan contoh ini, ketiga hukum kesetimbangan dipakai berturut turut ΣH = 0,
kemudian ΣV = 0 dan setelah itu ΣMi = 0. Akan tetapi urutan penggunaan hukum kesetimbangan
ini bukanlah harga mati;
(ii) Proses penghitungan dan penyelesaian soal yang lebih ringkas dan cepat, dapat diperoleh dengan
lebih dahulu menggunakan hukum kesetimbangan rotasional (ΣMi = 0), kemudian barulah hukum
kesetimbangan translasional (ΣH = 0 atau ΣV = 0).
(iii) Verifikasi (kontrol) atas hasil penyelesaian yang diperoleh dapat dilakukan dengan menggunakan
hukum – hukum kesetimbangan yang belum digunakan dalam penyelesaian.
(5). Contoh 5
Beberapa cara penggunaan hukum kesetimbangan untuk mengungkapkan atribut gaya – gaya yang
belum diketahui telah dibahas dan dicontohkan penggunaanya dalam keempat soal di atas. Cara - cara
tersebut adalah cara utama sehingga sangat perlu kalian, partisipan MR-1, fahami dengan benar, dan
menguasainya, terutama yang baru saja diungkapkan dalam Contoh 4. Karena itu, dianjurkan agar
partisipan MR-1 mempelajari ulang Contoh 4 dengan saksama sebelum melanjutkan ke Contoh 5 ini.

Gambar 1-12. Balok 5 dengan Atribut Gaya yang Belum Diketahui


Secara prinsip, Contoh 5 ini sama dengan contoh sebelumnya, kecuali bahwa jika pada contoh
sebelumnya orientasi garis kerja gaya terpusat di A dan B adalah vertikal, pada contoh ini orientasi gaya
terpusat yang bekerja di titik A dan B adalah bersudut terhadap horizontal. Seperti yang ditunjukkan
0
dalam Gambar 1-12 orientasi gaya – gaya di A dan B tersebut bersudut 60 terhadap horizontal. Jadi
pada contoh ini, terdapat dua gaya yang belum semua atributnya diketahui, yang satu di titik A dan yang
lain di titik B. Yang telah diketahui tentang gaya yang di A hanyalah bahwa gaya tersebut adalah gaya
0
terpusat, bertitik tanggap di A dan berorientasi 60 terhadap horizontal. Yang diketahui tentang gaya yang
di B hanyalah bahwa gaya tersebut juga adalah suatu gaya terpusat, bertitik tanggap di B dan
0
berorientasi garis kerja yang bersudut 60 terhadap horizontal. Karena telah diketahui, titik tanggap dan
garis kerja gaya – gaya ini dapat digambarkan, dan telah digambarkan dan ditunjukkan dalam Gambar
1-12. Kedua gaya terpusat ini masing – masing dinamai RA dan RB. RA adalah gaya terpusat yang
bekerja di titik A dan RB adalah gaya terpusat yang bekerja di titik B. Tabel 1-7 merangkum atribut masing
– masing gaya ini, sebelum seluruh atribut mereka diketahui. Dari tabel ini dapat dilihat bahwa dalam
kasus ini terdapat dua atribut yang belum diketahui yaitu besar dan arah kedua gaya tesebut, dan karena
itu hendak ditentukan dengan menggunakan hukum kesetimbangan.
Tabel 1-7. Status Atribut RA dan RB sebelum Semua Atribut Diketahui
RA RB
Jenis: Gaya Terpusat Jenis: Gaya Terpusat
Atribut: Atribut:
Titik Tanggap di titik A Titik Tanggap di titik B
0
Orientasi Garis bersudut 60 , Orientasi Garis bersudut 600,
Kerja terhadap Kerja terhadap

13
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

RA RB
Jenis: Gaya Terpusat Jenis: Gaya Terpusat
Atribut: Atribut:
horizontal horizontal
(kuadran II) (kuadran I)
Besar dan Arah (belum diketahui) Besar dan Arah (belum diketahui)

Besar gaya RA akan dijadikan sebagai variabel RA dan arahnya diasumsikan ke kanan atas. Besar gaya
RB akan dijadikan variabael RB dan arahnya diasumsikan sebagai berarah ke kiri atas. Hasil asumsi
ditunjukkan dalam Gambar 1-13.

Gambar 1-13. Balok 5 dengan Atribut VA dan RB yang Diasumsikan


Sebelum menerapkan hukum kesetimbangan untuk mengungkapkan atribut – atribut gaya yang belum
diketahui, akan diperkenalkan lagi satu cara. Perhatikan bahwa orientasi RA dan RB tidaklah horizontal,
dan tidak pula vertikal melainkan bersudut, baik terhadap horizontal maupun terhadap vertikal; sedang
kita akan menggunakan hukum kesetimbangan translasional pada orientasi horizontal (ΣH = 0) dan
orientasi vertikal (ΣV = 0). Karena ada gaya terpusat pada benda yang berorientasi tidak horizontal dan
tidak pula vertikal, hukum kesetimbangan translasional (ΣH = 0 dan ΣV = 0) belum bisa langsung
digunakan. Menghadapi kasus seperti ini, para sarjana teknik sipil berkebiasaan untuk lebih dahulu
menguraikan (meresolusi) gaya yang orientasinya tidak vertikal dan tidak pula horizontal tersebut,
menjadi komponen – komponennya pada orientasi horizontal dan orientasi vertikal. Maka dalam contoh
ini, RA akan kita uraikan terlebih dahulu menjadi komponennya yang horizontal (dinamai HA) dan
komponennya yang vertikal (dinamai VA). Demikian pula RB akan diruaikan terlebih dahulu menjadi
komponennya yang horizontal (dinamai HB) dan komponennya yang vertikal (dinamai VB). Setelah
diruaikan maka RA dan RB dalam Gambar 1-13 di atas dapat digantikan dengan komponennya yaitu
masing – masing VA dan HA menggantikan RA, dan HB dan VB menggantikan RB, seperti ditunjukkan
dalam Gambar 1-14. Karena RA tadi diasumsi berarah ke kanan atas maka HA dengan sendirinya
terasumsi berarah ke kanan dan VA dengan sendirinya terasumsi berarah ke atas. Demikian pula karena
RB tadi diasumsikan berarah ke kiri atas maka HB terasumsikan berarah ke kiri dan VB terasumsikan
berarah ke atas. Perhatikan bahwa masing – masing penguraian RA menjadi HA dan VA serta RB menjadi
HB dan VB pada soal ini adalah penguraian gaya kasus 3-ortogonal dengan β = 60 (lihat handout no.
0

223_ResolusiGAYA.pdf); maka persamaan – persamaan berikut ini berlaku:

H A = R A cos 60 , dan V A = R A sin 60


dan

H B = RB cos 60 , dan VB = RB sin 60


Setelah diruaikan menjadi komponen – komponen ortognal maka sekarang barulah hukum – hukum
kesetimbangan translasional (ΣH = 0 dan ΣV = 0) dapat diterapkan untuk menentukan besar dan arah
dari RA dan RB. Menerapkan kesetimbangan rotasional terhadap titik A memberikan:

14
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

∑M A =0
12(2) + 15(4) + 12(6) − VB (8) = 0
24 + 60 + 72 − 8V B = 0
156 − 8VB = 0 ⇒ 156 = 8V B

156
VB = = 19.5 N, sehingga:
8
VB = 19.5 N (↑); [Jawaban]
Besar dan arah VB ditunjukkan dalam Gambar 1-15.

Gambar 1-14. Balok 5 dengan Atribut Komponen RA dan Komponen RB yang Diasumsikan
Karena VB = RB sin 60 maka:

VB 19.5
RB = = = 22.52 N
sin 60 sin 60
Hasil hitung RB adalah positif maka arah ke kiri atas yang tadinya diasumsikan bagi RB adalah benar. RB,
dengan demikian, adalah 22.52 N dan berarah ke kiri atas. Secara tertulis:

RB = 22.52 N ( 600 ); [Jawaban]


Menerapkan kesetimbangan rotasional terhadap titik B menghasilkan:

∑M B =0
V A (8) − 12(6) − 15(4) − 12(2) = 0
8V A − 72 − 60 − 24 = 0
8V A − 156 = 0 ⇒ 8V A = 156
156
VA = = 19.5 N
8
V A = 19.5 N (↑); [Jawaban].
Besar dan arah VA ditampilkan dalam Gambar 1-15.
Karena VA = RA sin 60 maka:

VA 19.5
RA = = = 22.52 N
sin 60 sin 60
Hasil hitung RA adalah positif maka arah ke kanan atas yang tadinya diasumsikan bagi RA adalah benar.
RA, dengan demikian, adalah 22.52 N dan berarah ke kanan atas. Secara tertulis:

15
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

R A = 22.52 N ( 600 ); [Jawaban]

Gambar 1-15. Balok 5 dengan Karakterstik HA, VA, HB dan VB yang Telah Dieketahui; [Jawaban]
Hukum kesetimbangan translasional belum digunakan pada perhitungan di atas maka verifikasi dapat
dilakukan dengan menggunakan hukum – hukum tersebut. Menggunakan kesetimbangan translasional
pada orientasi vertikal (ΣV=0) menyatakan bahwa:

∑V = V A − 12 − 15 − 12 + VB

= 19.5 − 12 − 15 − 12 + 19.5 = 0
maka hasil yang diperoleh untuk VA dan VB dari perhitungan di atas adalah benar, dan dengan demikian
benar pula hasil hitung untuk RA dan RB. Verifikasi dapat pula dilakukan dengan menggunakan ΣH = 0.
Sebelumnya dapat dihitung:

H A = R A cos 60 = 22.25 cos 60 = 11.13 N, dan


H B = RB cos 60 = 22.25 cos 60 = 11.13 N

Gambar 1-16. Balok 5 dengan Atribut RA dan RB yang Telah Diketahui; [Jawaban]
Menggunakan kesetimbangan translasional pada orientasi horizontal menyatakan bahwa:

∑H = H A − H B = 11.13 − 11.13 = 0
maka hasil hitung HA dan HB di atas adalah benar, yang sekaligus menyatakan bahwa hasil hitung RA dan
RB adalah sekali lagi benar. Besar dan arah dari RA dan RB sekarang telah diketahui dan dapat
ditunjukkan dalam Gambar 1-16. Besar dan arah tersebut dirangkum dalam Tabel 1-8.
Tabel 1-8. Status Atribut RA dan RB setelah Semua Atribut Diketahui; [Jawaban]
RA RB
Jenis: Gaya Terpusat Jenis: Gaya Terpusat
Atribut: Atribut:
Titik Tanggap di titik A Titik Tanggap di titik B

16
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

RA RB
Jenis: Gaya Terpusat Jenis: Gaya Terpusat
Atribut: Atribut:
0 0
Orientasi Garis bersudut 60 , Orientasi Garis bersudut 60 ,
Kerja terhadap Kerja terhadap
horizontal horizontal
(kuadaran II) (kuadran I)
Besar dan Arah 22.25 N; ke Besar dan Arah 22.25 N; ke kiri
kanan atas atas

Hal baru yang diajarkan dalam contoh ini dan yang perlu senantiasa diingat:

(i) Jika pada benda terdapat gaya terpusat yang orientasinya tidak horizontal dan tidak pula vertikal,
maka ada baiknya, dan dianjurkan, untuk terlebih dahulu menguraikan (meresolusi) gaya – gaya
tersebut menjadi komponen – komponen ortogonalnya (komponen yang berorientasi horizontal
dan vertikal) sebelum mulai menerapkan hukum kesetimbangan.
(6). Contoh 6
Jikalau pada lima contoh sebelumnya orientasi garis kerja gaya diketahui, dan yang tidak diketahui
hanyalah besar dan arah, sekarang pada contoh ini, yang tidak diketahui adalah besar dan arah dan juga
orientasi garis kerja dari gaya tertentu. Balok 6 yang ditunjukkan Gambar 1-17 berada dalam keadaan
setimbang atas aksi tiga gaya terpusat yaitu gaya 25 N, gaya 133.33 N dan satu gaya di A yang belum
diketahui baik orientasi garis kerja, besar dan arahnya. Gaya ini dinamai RA. Karena belum diketahui
maka orientasi, arah dan besar dari RA belum dapat ditunjukkan dalam Gambar 1-17. Tabel 1-9
menunjukkan atribut dari RA yang belum diketahui, (1) yaitu orientasi garis kerja dan (2) besar dan arah.
Akan ditunjukkan dalam contoh ini bagaimana menggunakan hukum kesetimbangan untuk
menyelesaikan kasus yang padanya terdapat gaya terpusat, yang disamping besar dan arah juga
orientasi garis kerjanya belum diketahui.

Gambar 1-17. Balok 6 dengan Atribut Gaya yang Belum Diketahui


Karena orientasi garis kerja RA belum diketahui, penyelesaian dimulai dengan mengasumsi orientasi
garis kerja RA. Orientasi garis kerja RA kita asimsikan sebagai membuat sudut θ terhadap horizontal.
Dianjurkan agar selalu mengasumsi θ sebagai berada pada kuadran I. Asumsi garis kerja RA ini
ditunjukkan dalam Gambar 1-18 sebagai garis putus – putus r melalui titik tanggap A. Kemudian seperti
sebelumnya, arah RA diasumsikan sebagai ke kanan atas, dan magnitudo atau besarnya dijadikan
sebagai variabel RA. Gambar 1-19 menunjukkan asumsi – asumsi ini.
Tabel 1-9. Status Atribut RA sebelum Semua Atributnya Diketahui
RA
Jenis: Gaya Terpusat
Atribut:
Titik Tanggap di titik A

17
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

RA
Jenis: Gaya Terpusat
Atribut:
Orientasi Garis (belum diketahui)
Kerja
Besar dan Arah (belum diketahui)

Gambar 1-18. Balok 6 dengan Asumsi Orientasi Garis Kerja Gaya RA

Gambar 1-19. Balok 6 dengan Asumsi Arah dan Besar Gaya RA

Gambar 1-20. Balok 6 menunjukkan Komponen – Komponen Ortogonal RA


Karena orientasi garis kerja RA tidak horizontal dan tidak pula vertikal, maka terlebih dahulu RA akan
diuraikan dan digantikan dengan komponen – komponen ortogonalnya. Hasil penguraian dan
penggantian RA dengan komponen – komponen ortogonalnya: HA dan VA ditunjukkan Gambar 1-20. HA
dan VA masing – masing dapat dinyatakan sebagai (lihat slide 60 dari handout no:
223_ResolusiGAYA.pdf):

H A = R A cosθ dan V A = R A sin θ .


Karena arah RA diasumsikan ke kanan atas maka arah HA terasumsi ke kanan dan arah VA terasumsi ke
atas.

18
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Menerapkan kesetimbangan pada orientasi horizontal memberikan:

∑H = 0
133.33 + H A = 0
H A = −133.33 N
Hasil hitung bernilai negatif. Asumsi arah HA ke kanan adalah salah. Yang benar adalah ke kiri dengan
besar 133.33 N, maka:


H A = 133.33 N ( ); [Jawaban].
Kemudian menerapkan kesetimbangan pada orientasi vertikal menghasilkan:

∑V = 0
− 25 + V A = 0 ⇒ −25 = −V A

V A = 25 N
Hasil hitung bernilai positif. Asumsi arah ke atas untuk VA adalah benar. VA, dengan demikian, adalah
gaya terpusat dengan besar 25 N dan berarah ke atas. Secara tertulis:

V A = 25 N (↑); [Jawaban].
Besar dan arah VA dan HA ditunjukkan dalam Gambar 1-21.

Gambar 1-21. Balok 6 menunjukkan Besar dan Arah VA dan HA


Sebelum melanjutkan penyelesaian, dua hal perlu diperhatikan:

1. HA dan VA yang besar dan arahnya telah diperoleh di atas bukanlah gaya RA yang atributnya hendak
kita tentukan melainkan hanyalah komponen – komponen ortogonalnya. Dengan demikian, masih
perlu dilakukan perhitungan untuk menentukan atribut dari RA.

2. Di awal pengerjaan, θ (yaitu sudut yang dibuat garis kerja RA terhadap horizontal) kita asumsikan
berada pada kuadran I. Ternyata hasil hitung untuk arah HA dan VA seperti yang ditunjukkan Gambar
1-21 menyatakan bahwa asumsi tersebut salah. Karena HA berarah ke kiri sedang VA berarah ke atas
maka dapat kita pastikan bahwa θ bukan berada pada kuadran I melainkan pada kuadran II, maka
arah RA yang sebenarnya bukan ke kanan atas melainkan ke kiri atas.
Kedua hal ini ditunjukkan dalam Gambar 1-22. Orientasi garis kerja RA terhadap horizontal, yaitu besar
sudut θ di kuadran II harus ditentukan. Hitungan untuk menentukan θ akan dilakukan setelah hitungan
untuk menentukan besar dan arah RA.

19
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Gambar 1-22. Balok 6 Menunjukkan Operasi Vektoral HA + VA dan Posisi θ pada Kuadran II
Besar dan arah RA dapat diperoleh dengan melakukan operasi penjumlahan geometris atas gaya – gaya
taksejajar: HA dan VA, dan dapat ditulis sebagai: RA = HA + VA. Hal ini telah diajarkan kepada partisipan
MR-1 di kuliah – kuliah sebelumnya. Lihatlah dan pelajari ulang handout no:
‘222_ForceinPlane_ResofNonParalelForce.pdf’ untuk mengingat kembali cara menjumlahkan gaya –
gaya tak sejajar! Pada kasus ini sudut yang dibuat HA terhadap VA adalah 900. Dengan merujuk ke slide
0
29 handout tersebut, maka β = 180 – 90 = 90 . Selanjutnya:

R A = H A2 + V A2 − 2 H AV A cos β .
Karena β = 900 maka:
cos β = cos 90 = 0
sehingga:

R A = H A2 + V A2 − 0 = H A2 = V A2 = 133.33 2 + 25 2 = 18401.89 = 135.65 N


Besar RA telah diketahui yaitu 135.65 N. Sekarang hendak dicari orientasi RA terhadap garis kerja HA
(horizontal) yaitu besar dari sudut θ pada Gambar 1-22. Merujuk ke slide 30 s/d 33 dari handout no:
‘222_ForceinPlane_ResofNonParalelForce.pdf’, besar sudut θ dapat ditentukan dengan menggunakan:

 VA 
θ = arcsin  sin β  ; maka
 RA 

 25   25 
θ = arcsin  sin 90  = arcsin   = arcsin 0.18 = 10.62 , maka:
0

 135.65   135.65 

θ = 10.62 0 ; [Jawaban].
Sekarang, orientasi garis kerja RA, telah berhasil ditentukan, yaitu bersudut 10.620 terhadap horizontal
(pada kuadran II).
Para sarjana teknik sipil lebih sering menggunakan cara yang lebih praktis untuk menghitung besar sudut
orientasi θ dalam kasus seperti ini, yaitu dengan menggunakan rumus trigonometri segitiga siku-siku
beriktu ini:

 Vi 
θ = arctan 

 Hi 

dengan Vi dan H i masing – masing adalah komponen vertikal dan komponen horizontal dari gaya yang
hendak ditentukan orientasi garis kerjanya (θ) terhadap horizontal. Menggunakan ini,

 VA   25 
θ = arctan  = arctan
  = arctan 0.19 = 10.62 .
0

 HA   133.33 

Kedua cara memberikan besar sudut θ yang sama. Cara yang terakhir ini sebenarnya dapat diperoleh
dengan menurunkannya berdasarkan cara yang sama dengan yang diajarkan pada handout no:

20
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

‘222_ForceinPlane_ResofNonParalelForce.pdf’. Dalam kotak ungu di bawah ini, penurunan tersebut


diberikan. Partisipan MR-1 yang tertarik untuk mengetahuinya dan menguasainya, silahkan
mempelajarinya.
Semua atribut RA sekarang telah berhasil ditentukan. Besar RA adalah 135.65 N, berarah ke kiri atas.
Orientasi garis kerja RA adalah membentuk sudut 10.620 terhadap horizontal (pada kuadran II). Secara
tertulis:

R A = 135.65 N ( 10.62 ); [Jawaban]


0

PENURUNAN UNTUK MEMPEROLEH CARA SEDERHANA MENENTUKAN ORIENTASI SEBUAH


GAYA TERHADAP HORIZONTAL
Seperti yang diajarkan pada silde 30 s/d 33 dari handout no:
‘222_ForceinPlane_ResofNonParalelForce.pdf’, menerapkan aturan sinus pada segitiga gaya yang
dibentuk oleh VA, HA dan RA pada contoh di atas menghasilkan:
VA R
= A
sin θ sin β
⇒ sinV θ = sinR 90 .
A A

Karena sin 90 = 1 maka:

VA
= RA (6.1)
sin θ
Komponen horizontal HA dapat dinyatakan sebagai HA = RA cos θ (lihat slide 60 dari handout no:
‘223_ResolutionofForce.pdf’). Jika penyataan tersebut dinyatakan ulang dalam RA akan memberikan:

HA
RA = . (6.2)
cosθ
dan sekarang, jika persamaan ini disubstitusikan ke dalam pers. (6.1) akan menghasilkan:

VA HA
= ;
sin θ cosθ
yang selanjutnya dapat pula dinyatakan sebagai:

sin θ V
= A (6.3)
cosθ H A
sin θ
Karena = tan θ maka pers. (6.3) di atas dapat dinyatakan sebagai:
cos θ
VA
tan θ = ,
HA
sehingga:

 VA 
θ = arctan 

(6.4)
 HA 

21
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Gambar 1-23. Balok 6 dengan Besar, Arah dan Orientasi Garis Kerja Gaya RA; [Jawaban]
Verifikasi atas hasil hitung VA dan HA dapat dilakukan dengan menggunakan kesetimbangan rotasional
terhadap salah satu titik pada benda, misalnya titik B (dalam Gambar 1-21). Menggunakan
kesetimbangan terhadap titik ini menyatakan bahwa:

∑M B =25(4) + 133.33(0.75) − 25(8) = 100 + 100 − 200 = 0


maka besar dan arah VA dan HA dari hasil hitung di atas adalah benar, dan dengan demikian, besar, arah
dan orientasi RA yang diperoleh di atas adalah juga benar. Hasil hitungan yaitu besar dan arah RA yang
benar ditampilkan dalam Gambar 1-23 dan dinyatakan dalam Tabel 1-10.
Tabel 1-10. Status Atribut RA setelah Semua Atribut Diketahui; [Jawaban]
RA
Jenis: Gaya Terpusat
Atribut:
Titik Tanggap di titik A
Orientasi Garis bersudut 10.620
Kerja terhadap
horizontal, di
kuadran II
Besar dan Arah 135.65 N; ke kiri
atas

Hal baru yang diajarkan dalam contoh ini dan yang perlu senantiasa diingat:

(i) Jika dalam satu kasus, termasuk yang tidak diketahui adalah orientasi garis kerja dari satu atau
beberapa gaya terpusat, maka sebelum menerapkan hukum – hukum kesetimbangan, sudut
orientasi gaya – gaya tersebut diasumsikan terlebih dahulu. Dianjurkan untuk mengasumsi sudut
orientasi θ tersebut sebagai berada pada kuadran I.
(ii) Setelah besar dan arah dari komponen – komponen gaya yang hendak ditentukan atributnya
diketahui, asumsi diperbaiki sesuai dengan besar dan arah komponen gaya yang telah berhasil
diketahui tersebut. Jika besar dan arah komponen gaya menyatakan θ memang berada pada
kuadran I maka besar sudut θ dihitung dengan menganggap sebagai berada pada kuadran I.Tetapi
jika besar dan arah komponen gaya menyatakan bahwa θ bukan berada pada kuadran I melainkan
berada pada kuadran yang lain maka besar sudut θ dihitung dengan menganggap berada pada
kuadran yang lain tersebut.
(iii) Besar sudut orientasi garis kerja θ kemudian dapat dihitung dengan menggunakan cara yang
diajarkan pada slide 30 s/d 33 dari handout no: ‘222_ForceinPlane_ResofNonParalelForce.pdf’
untuk mencari sudut orientasi resultan terhadap komponennya yaitu:

 Vi 
θ = arcsin  sin β 
 Ri 

22
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Hal baru yang diajarkan dalam contoh ini dan yang perlu senantiasa diingat:

Vi adalah besar dari komponen vertikal gaya Ri .

Ri adalah besar dari gaya pada titik i, yang sudut orientasi garis kerjanya terhadap horizontal (θ)
hendak dicari.
β = 180 − α
α adalah sudut apit Vi dan H i .

H i adalah besar dari komponen horizontal gaya Ri .


(iv) Besar sudut orientasi garis kerja θ dapat pula secara lebih praktis ditentukan dengan
menggunakan rumus:

 Vi 
θ = arctan .

 Hi 

Cara ini lebih disukai dan lebih sering dipakai para sarjana teknik sipil.

(7). Contoh 7
Pada contoh ini, terdapat dua gaya yang belum semua atributnya diketahui. Gaya terpusat di A belum
diketahui orientasi garis kerja, serta besar dan arahnya. Gaya terpusat di B belum diketahui besar dan
arahnya, sedang orientasi garis kerjanya telah diketahui yaitu vertikal. Gaya terpusat di A, dalam
penyelesaian soal ini dinamai RA dan yang di B dinamai VB. Tabel 1-11 merangkum status atribut gaya –
gaya ini sebelum semua atributnya diketahui. Dengan demikian terdapat tiga atribut yang belum diketahui
pada soal ini yaitu: (1) orientasi RA, (2) besar dan arah RA, dan (3) besar dan arah VB. Karena belum
diketahui, ketiga hal ini belum dapat ditunjukkan dalam Gambar 1-24. Atribut – atribut yang lain telah
diketahui maka dapat digambarkan. Orientasi garis kerja dari gaya yang di B telah diketahui maka pada
Gambar 1-24 telah dapat digambarkan sebagai garis putus – putus vertikal melalui titik B; demikian pula
titik tanggap RA dan VB diketahui maka telah ditunjukkan dalam gambar tersebut sebagai titik jingga A
dan B.
Tabel 1-11. Status Atribut RA dan VB sebelum Semua Atributnya Diketahui
RA VB
Jenis: Gaya Terpusat Jenis: Gaya Terpusat
Atribut: Atribut:
Titik Tanggap di titik A Titik Tanggap di titik B
Orientasi Garis (belum diketahui) Orientasi Garis vertikal melalui
Kerja Kerja titik B
Besar dan Arah (belum diketahui) Besar dan Arah (belum diketahui)

Gambar 1-24. Balok 7 dengan Atribut RA dan VB yang Belum Diketahui

23
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Gambar 1-25. Balok 7 dengan Asumsi Orientasi RA


Orientasi RA belum diketahui maka kita akan mengasumsinya pada kuadran I. Asumsi garis kerja RA
sekarang dapat digambarkan sebagai garis putus – putus melalui A yang membentuk sudut θ (di kuadran
I) terhadap horizontal, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1-25. Menjadikan besar gaya di A sebagai
variabael RA dan besar gaya di B sebagai variabel VB, dan mengasumsi RA berarah ke kanan atas dan VB
berarah ke atas, maka kedua gaya yaitu RA dan VB sekarang dapat digambarkan seperti yang
ditunjukkan Gambar 1-26. Asumsi orientasi RA tidak horizontal dan tidak pula vertikal maka sebelum
melakukan perhitungan, RA akan diuraikan terlebih dahulu menjadi dan digantikan dengan komponen –
komponen ortogonalnya: HA dan VA. Karena RA diasumsikan berarah ke kanan atas, HA dengan
sendirinya terasumsikan berarah ke kanan dan VA dengan sendirinya terasumsikan ke atas.
Penggantian RA oleh HA dan VA ditunjukkan Gambar 1-27.

Gambar 1-26. Balok 7 dengan Asumsi Arah RA dan VB

Gambar 1-27. Balok 7 dengan Komponen Ortogonal Asumsi Arah HA dan VA


Sekarang barulah hukum kesetimbangan dapat diterapkan untuk mencari tahu atribut gaya yang belum
diketahui. Menerapkan kesetimbangan rotasional terhadap titik A menghasilkan:

∑M A = 0;
− 10 + 8(2) + 15(4) + 15(6) − VB (8) = 0
− 10 + 16 + 60 + 90 − 8VB = 0 ⇒ 156 − 8V B =0 ⇒ 156 = 8V B

24
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

156
VB = = 19.5 N
8
Hasil positif menandakan bahwa arah VB adalah ke atas, sama seperti yang diasumsikan, maka:

VB = 19.5 N (↑); [Jawaban].


Menerapkan kesetimbangan rotasional terhadap titik B menghasilkan:

∑M B = 0;
V A (8) − 10 − 8(6) − 15(4) − 15(2) = 0
8V A − 10 − 48 − 60 − 30 = 0
8V A − 148 = 0 ⇒ 8V A = 148
148
VA = = 18.5 N
8
Hasil positif mendandakan bahwa arah VA adalah ke atas, sama seperti yang diasumsikan, maka:

V A = 18.5 N (↑); [Jawaban].


Menerapkan hukum kesetimbangan pada orientasi horizontal memberikan:

∑H = 0
HA +0 = 0 ⇒
H A = 0 ; [Jawaban].
Besar dan arah HA, VA dan VB yang telah berhasil ditentukan dan ditunjukkan dalam Gambar 1-28.

Gambar 1-28. Balok 7 dengan Besar dan Arah HA, VA dan VB


Menghitung untuk menentukan magnitudo (besar) dari gaya RA;

R A = H A2 + V A2 = 0 + 18.5 2 = 18.5 N
Menghitung untuk menentukan orientasi garis kerja RA terhadap horizontal (θ);

 VA   18.5 
θ = arctan  = arctan
  = arctan ∞ = 90 ; [Jawaban]
0

 HA   0 

Karena θ = 900 maka orientasi RA tidak pada kuadran I ataupun kuadran II melainkan vertikal. RA
berorientasi vertikal, dengan magnitudo 18.5 N. Secara tertulis:

R A = 18.5 N (↑); [Jawaban].


Jawaban soal ini ditunjukkan dalam Gambar 1-29 dan dirangkum dalam Tabel 1-12.

25
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Gambar 1-29. Balok 7 dengan Besar, Arah dan Orientasi RA, serta Besar dan Arah VB; [Jawaban]
Verifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan hukum kesetimbangan pada orientasi vertikal.

∑V = R A − 8 − 15 − 15 + VB

= 18.5 − 8 − 15 − 15 + 19.5
=0
maka, hasil hitung untuk RA dan VB yang diperoleh dari perhitungan di atas adalah benar.
Tabel 1-12. Status Atribut RA dan VB setelah Semua Atributnya Diketahui; [Jawaban]
RA VB
Jenis: Gaya Terpusat Jenis: Gaya Terpusat
Atribut: Atribut:
Titik Tanggap di titik A Titik Tanggap di titik B
Orientasi Garis vertikal melalui Orientasi Garis vertikal melalui
Kerja titik A Kerja titik B
Besar dan Arah 18.5 N; ke atas Besar dan Arah 19.5 N; ke atas

Hal penting yang diajarkan dalam contoh ini (Contoh 7) dan contoh berikutnya (Contoh 8):

Perhatikan bahwa dalam contoh - contoh ini terdapat dua gaya terpusat yang belum diketahui atributnya.
Tentang gaya yang satu belum diketahui (1) orientasi dan (2) besar & arahnya sedangkan tentang gaya
yang lain belum diketahui (3) besar & arahnya. Kasus seperti ini, akan sering ditemukan dalam mekanika
teknik. Karena akan sering ditemukan, partisipan MR-1 dianjurkan agar mempelajari ulang soal – soal di
atas sebelum melanjutkan ke contoh soal berikut, Ini dimaksudkan supaya partisipan mahir
menggunakan cara – cara yang diajarkan untuk mengungkapkan kembali atribut – atribut gaya yang
belum diketahui pada kasus yang tipikal seperti ini.

(8). Contoh 8
Balok 8 yang ditunjukkan Gambar 1-30 berada dalam keadaan setimbang. Sama seperti pada contoh
sebelumnya, ada tiga atribut gaya yang belum diketahui pada balok ini yaitu: (1) besar dan arah gaya
terpusat di A, (2) orientasi gaya terpusat di B, dan (3) besar dan arah dari gaya terpusat di B. Untuk
penyelesaian soal ini, gaya terpusat di A dinamai VA dan gaya terpusat di B dinamai RB. Tabel 1-13
mendaftarkan atribut yang belum diketahui dari kedua gaya ini.

26
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Gambar 1-30. Balok 8 dengan Atribut – Atribut Gaya yang Belum Diketahui
Tabel 1-13. Daftar Atribut VA dan RB menunjukkan Atribut yang Belum Diketahui
VA RB
Jenis: Gaya Terpusat Jenis: Gaya Terpusat
Atribut: Atribut:
Titik Tanggap di titik A Titik Tanggap di titik B
Orientasi Garis vertikal, melalui Orientasi Garis (belum diketahui)
Kerja titik A Kerja
Besar dan Arah (belum diketahui) Besar dan Arah (belum diketahui)

Mengasumsi orientasi garis kerja RB sebagai bersudut θ (pada kuadran I) terhadap horizontal, garis kerja
RB dapat digambarkan sebagai garis putus – putus r pada Gambar 1-31. Menjadikan besar gaya terpusat
di A dan B masing – masing sebagai VA dan RB serta mengasumsi VA berarah ke atas dan RB berarah ke
kanan atas, VA dan RB sekarang dapat digambarkan sebagai panah - panah merah pada Gambar 1-32.

Gambar 1-31. Balok 8 dengan Asusmi Orientasi Garis Kerja RB

Gambar 1-32. Balok 8 dengan Asumsi Orientasi Arah VA dan RB


Gaya terpusat 12 N di C dan gaya RB, berorientasi tidak horizontal dan tidak pula vertikal; maka sebelum
melakukan perhitungan, kedua gaya ini lebih dahulu akan diuraikan menjadi dan digantikan dengan

27
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

komponen – komponen ortogonalnya. Gambar 1-33 menunjukkan balok 8 dengan gaya 12 N dan gaya
RB yang telah diuraikan dan digantikan dengan komponen – komponen ortogonalnya.

Gambar 1-33. Komponen – Komponen Ortogonal dari Gaya 12 N di C dan Gaya RB di B


Menerapkan kesetimbangan rotasional terhadap titik A memberikan:

∑M A =0

10(2) + 4.1(4) − 11.28(1.5) − VB (8) = 0


20 + 16.4 − 16.92 − 8VB = 0 ⇒ 19.48 − 8V B =0
− 8VB = −19.48
− 19.48
VB = = 2.44 N.
−8
Nilai positif menandakan bahwa arah VB adalah sama seperti yang diasumsikan yaitu ke atas, maka:

VB = 2.44 N (↑); [Jawaban].


Menerapkan kesetimbangan rotasional terhadap titik B memberikan:

∑M B =0

V A (8) − 10(6) − 11.28(1.5) − 4.1(4) = 0


8V A − 60 − 16.92 − 16.4 = 0

8V A − 93.32 = 0 8V A = 93.32
93.32
VA = = 11.67 N.
8
Hasil hitung positif menandakan bahwa arah VA adalah sama seperti yang diasumsikan yaitu ke atas,
maka:

V A = 11.67 N (↑); [Jawaban].


Menerapkan kesetimbangan pada orientasi horizontal memberikan:

∑H = 0
− 11.28 + H B = 0
H B = 11.28 N
Hasil hitung positif menandakan arah ke kanan yang diasumsikan bagi HB adalah benar. HB berarah ke
kanan dan bermagnitudo 11.28 N. Secara tertulis:

H B = 11.28 N (→); [Jawaban].


Orientasi, besar dan arah VA, HB dan VB ditampilkan dalam Gambar 1-34.

28
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Gambar 1-34. Balok 8 dengan Orientasi, Besar dan Arah VA, HB dan VB
Menentukan besar RB;

R B = H B2 + V B2 = 11.28 2 + 2.44 2 = 11.54 N.


Menentukan orientasi garis kerja RB;

 VB   2.44 
θ = arctan  = arctan
  = 12.20 ; [Jawaban].
0

 HB   11.28 

Orientasi RB terhadap horizontal adalah 12.200 (pada kuadran I) dan besar RB adalah 11.54 N. Secara
tertulis:

RB = 11.54 N ( 12.200
); [Jawaban].

Besar dan arah VA, dan orientasi, besar & arah RB ditampilkan dalam Gambar 1-35 dan didaftarkan
dalam Tabel 1-14.

Gambar 1-35. Balok 8 dengan Orientasi, Besar & Arah VA dan RB; [Jawaban]
Verifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan kesetimbangan pada orientasi vertikal. Kesetimbangan
pada orientasi vertikal menyatakan bahwa:

∑V =V A − 10 − 4.10 + VB = 11.66 − 10 − 4.10 + 2.44 = 0


maka hasil hitung untuk VA dan VB adalah benar. Kemudian verifikasi atas HB dapat dilakukan dengan
menggunakan kesetimbangan rotasional terhadap titik C. Kesetimbangan rotasional terhadap titik C
menyatakan bahwa

∑M C = V A (4) − 10(2) − VB (4) − H B (1.5) = 11.67(4) − 10(2) − 2.44(4) − 11.28(1.5) = 0


maka hasil hitung untuk HB adalah benar; dan dengan demikian, hasil hitung untuk RB adalah benar.

29
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Tabel 1-14. Atribut VA dan RB


VA RB
Jenis: Gaya Terpusat Jenis: Gaya Terpusat
Atribut: Atribut:
Titik Tanggap di titik A Titik Tanggap di titik B
Orientasi Garis vertikal, melalui Orientasi Garis bersudut 12.200
Kerja titik A Kerja (kuadran I)
terhadap
horizontal
Besar dan Arah 11.66 N; ke atas Besar dan Arah 11.54 N; ke
kanan atas
(9). Contoh 9
Jikalau pada contoh – contoh sebelumnya, kita berhadapan dengan pengungkapan atribut yang belum
diketahui dari gaya – gaya terpusat, sekarang dalam contoh ini yang dihadapi adalah pengungkapan
atribut yang belum diketahui dari suatu momen terpusat. Balok 9 yang ditunjukkan Gambar 1-36 berada
dalam keadaan setimbang atas aksi empat gaya yaitu dua gaya terpusat 26 N masing – masing di C dan
D, satu momen terpusat 10 Nm di B dan satu momen terpusat di A. Tentang momen terpusat yang di A,
yang diketahui hanyalah bahwa momen ini bertitik tanggap di A. Namakanlah momen ini MA. Besar dan
arah dari MA belum diketahui, sehingga dalam Gambar 1-36 belum bisa digambarkan. Tabel 1-15
mendaftarkan status atribut momen ini. Dalam contoh ini akan ditunjukkan bagaimana menggunakan
hukum – hukum kesetimbangan untuk menentukan besar dan arah yang belum diketahui dari suatu
momen terpusat, yang bekerja pada suatu benda setimbang.

Gambar 1-36. Balok 9 dengan Besar dan Arah Momen Terpusat di C yang Belum Diketahui
Tabel 1-15. Atribut MA
MA
Jenis: Momen Terpusat
Atribut:
Titik Tanggap di titik A
Besar dan Arah (belum diketahui)

Jika pada benda terdapat satu atau lebih momen terpusat yang belum diketahui besar dan arahnya dan
hendak dicaritahu dengan menggunakan hukum kesetimbangan, maka cara yang sama yang dipakai
pada kasus gaya terpusat dipakai pula untuk kasus ini yaitu dengan lebih dahulu menjadikan besar
momen terpusat tersebut sebagai variabel dan lebih dahulu mengasumsi arahnya sebelum menerapkan
hukum kesetimbangan. Arah yang diasumsikan akan dikoreksi atau dikonfirmasi oleh hasil hitungan. Jika
hasil hitungan bernilai positif maka arah yang diasumsikan bagi momen tersebut adalah benar. Momen
tersebut, dengan demikian, berarah seperti yang sebelumnya diasumsikan baginya. Jika hasil hitungan
bernilai negatif maka arah yang diasumsikan bagi momen tersebut adalah salah. Arah momen harus
dikoreksi menjadi berlawanan dengan arah yang diasumsikan. Momen tersebut, dengan demikian,
berarah berlawanan dengan yang sebelumnya diasumsikan baginya.

30
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Untuk menyelesaikan soal contoh 9, kita akan menjadikan besar momen terpusat di A sebagai variabel
MA dan mengasumsikan arahnya sebagai berlawanan arah perputaran jarum jam. Variabel dan hasil
asumsi ini ditunjukkan dalam Gambar 1-37.

Gambar 1-37. Balok 9 Menunjukkan Varabel dan Asumsi Arah MA


Setelah diasumsi maka hukum kesetimbangan dapat diterapkan untuk menentukan atribut yang belum
diketahui. Menerapkan hukum kesetimbangan rotasional terhadap titik B, memberikan:

∑M B =0
− M A + 10 − 26(1.5) = 0
− M A + 10 − 39 = 0 ⇒ −M A − 29 = 0 ⇒ −29 = M A

M A = −29 Nm.
Hasil hitungan bernilai negatif berarti arah yang diasumsikan bagi MA yaitu berlawanan putaran jarum jam
adalah salah, dan harus dikoreksi menjadi searah dengan perputaran jarum jam. Dengan demikian, arah
dari MA yang betul adalah searah perputaran jarum jam, dan besar atau magnitudo MA adalah 29 Nm
maka secara tertulis dapat dijawab:

M A = 29 Nm ( ); [Jawaban].
Penyelesaian di atas menunjukkan bagaimana menggunakan hukum – hukum kesetimbangan untuk
mencaritahu atribut dari suatu momen terpusat yang belum diketahui. Hasil penyelesaian soal ini, yaitu
besar dan arah MA ditampilkan dalam Gambar 1-38 dan Tabel 1-16.

Gambar 1-38. Balok 9 dengan Besar dan Arah MA


Tabel 1-16. Atribut MA dengan Besar dan Arah yang Telah Diketahui
MA
Jenis: Momen Terpusat
Atribut:
Titik Tanggap di titik A
Besar dan Arah 29 Nm; searah

31
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

MA
Jenis: Momen Terpusat
Atribut:
perputaran jarum
jam

Verifikasi atas kebenaran hasil hitung MA dapat dilakukan dengan menggunakan kesetimbangan
rotasional terhadap titik – titik selain titik B, misalnya terhadap titik C. Kesetimbangan rotasional terhadap
titik C menyatakan bahwa:

∑M C = M A + 10 − 26(1.5) = 29 + 10 − 39 = 0 ,
maka hasil hitung untuk MA yang diperoleh dari perhitungan di atas adalah benar.

Hal baru yang diajarkan dalam contoh ini dan penting untuk diingat:

(i) Jika pada suatu benda setimbang bekerja momen – momen terpusat yang belum diketahui besar
dan arahnya maka sebelum menggunakan hukum – hukum kesetimbangan untuk
menyelesaikannya terlebih dahulu besar momen terpusat dijadikan sebagai variabel dan arahnya
diasumsikan.
(ii) Nilai positif yang diperoleh dari hasil hitung untuk momen terpusat tersebut menandakan bahwa
arah momen yang diasumsikan sebelumnya adalah benar. Momen berarah seperti yang
diasumsikan.
(iii) Nilai negatif yang diperoleh dari hasil hitung untuk momen terpusat tersebut mendandakan bahwa
arah momen yang diasumsikan adalah salah. Arah momen harus dikoreksi menjadi berlawanan
dengan yang diasumsikan. Momen tersebut, dengan demikian, berarah yang berlawanan dengan
arah yang diasumsikan sebelumnya baginya.
(10). Contoh 10
Balok 10 yang ditunjukkan Gambar 1-39 berada dalam keadaan setimbang. Di titik A diketahui bekerja
satu gaya terpusat dan satu momen terpusat. Tentang gaya terpusat tersebut yang belum diketahui
adalah orientasi garis kerja dan besar & arahnya. Tentang momen terpusat tersebut yang belum
diketahui adalah besar & arahnya. Dalam penyelesaian ini, gaya terpusast tersebut dinamai RA dan
momen terpusat tersebut dinamai MA.

Gambar 1-39. Balok 10 dengan RA dan MA yang Belum Diketahui


Manjadikan besar gaya – gaya tersebut sebagai variabel, mengasumsi MA sebagai berarah berlawanan
perputaran jarum jam, mengasumsi orientasi RA sebagai bersudut (di kuadaran I) terhadap horizontal dan
mengasumsi arah RA sebagai ke kanan atas maka RA dan MA bisa digambarkan seperti yang ditampilkan
Gambar 1-40.

32
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Gambar 1-40. Asumsi Orientasi, Besar dan Arah RA, serta Besar dan Arah MA

Gambar 1-41. Komponen Ortogonal RA


Menggantikan RA dengan komponen – komponen ortogonalnya, akan tampak seperti yang ditunjukkan
Gambar 1-41.
Menerapkan kesetimbangan rotasional terhadap titik A menghasilkan:

∑M A =0
− M A − 12 − 10(6) + 16(8) = 0
− M A − 12 − 60 + 128 = 0 ⇒ −M A + 56 = 0
M A = 56 Nm.
Hasil positif menandakan bahwa arah berlawanan jarum jam yang diasumsikan bagi MA adalah benar.
MA, dengan demikian, berarah berlawanan jarum jam, dengan magnitudo 56 Nm. Secara tertulis:

M A = 56 Nm ( ); [Jawaban].
Menerapkan kesetimbangan pada orientasi horizontal memberikan:

∑H = 0
H B − 25 = 0
H B = 25 N.
Hasil positif menandakan bahwa arah ke kanan yang terasumsikan bagi HB adalah benar. HB, dengan
demikian, berarah ke kanan dan bermagnitudo 25 N. Secara tertulis dapat dinyatakan:


H B = 25 N ( ); [Jawaban].
Menerapkan kesetimbangan pada orientasi vertikal memberikan:

33
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

∑V = 0
VB + 10 − 16 = 0
VB − 6 = 0
VB = 6 N.
Hasil hitung bernilai positif, berarti arah ke atas yang diasumsikan bagi VB adalah benar. Arah VB adalah
ke atas dan besarnya adalah 6 N. Secara tertulis dapat dijawab:

VB = 6 N (↑); [Jawaban].

Gambar 1-42. Besar dan Arah MA, HA dan VA; [Jawaban]


Hasil hitung yaitu besar dan arah MA, besar dan arah HA, dan besar dan arah VA ditampilkan dalam
Gambar 1-42.
Setelah ini, besar dan arah RA serta orientasi (θ) dapat dihitung berdasarkan hasil hitung HA dan VA
seperti yang dilakukan pada penyelesaian contoh – contoh sebelumnya, tetapi pada contoh ini tidak akan
1
dilakukan. Untuk keperluan tertentu misalnya untuk penentuan distribusi gaya dalam , ada baiknya hasil
hitung gaya terpusat tetap dibiarkan dalam bentuk komponen – komponen ortogonalnya. Kali ini kita
menganggap bahwa hasil penentuan atribut gaya – gaya ini akan dipakai selanjutnya untuk menghitung
distribusi gaya-dalam pada balok 10 sehingga kita tidak melanjutkan perhitungan untuk menentukan RA,
tetapi membiarkannya dalam komponen – komponen ortogonalnya: HA dan VA, seperti yang ditampilkan
Gambar 1-42.
Verifikasi dapat dilakukan dengan menerapkan kesetimbangan rotasional, misalnya, terhadap titik C.
Kesetimbangan rotasional terhadap titik C menyatakan bahwa:

∑M B = − M A + 6(4) + 25(1) − 12 − 10(2) − 25(1) + 16(4)


= −56 + 24 + 25 − 12 − 20 − 25 + 64 = 0
maka hasil hitung untuk MA, HA dan VA yang dilakukan di atas adalah benar.

Hal baru yang diajarkan dalam contoh ini dan penting untuk diingat:

Untuk kepentingan tertentu, seperti misalnya untuk penghitungan distribusi gaya-dalam dll, hasil hitung
untuk komponen – komponen gaya terpusat tidak perlu dilanjutkan untuk menentukan resultannya, tetapi
dapat dibiarkan tetap adalam bentuk komponen – komponen ortogonalnya. Untuk kebanyakan kasus,
hasil perhitungan untuk komponen – komponen ortogonal gaya terpusat tetap dibiarkan seperti itu dan
tidak dilanjutkan dengan menentukan resultannya.

1.2. Soal – Soal Latihan


Enam soal diberikan dalam bagian ini. Kerjakanlah keenam soal ini secara sistematis, dengan
menggunakan cara yang telah diajarkan dan diilustrasikan penggunaanya pada bagian 1.1 di atas. Untuk
soal – soal bernomor ganjil telah diberikan kunci jawaban. Ini dimaksudkan agar kalian dapat menguji

1
Distribusi Gaya Dalam akan diajarkan kepada partisipan MR-1 pada paruh 3 perkuliahan.

34
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

apakah pengerjaan kalian benar. Jika tidak menghasilkan jawaban yang sama dengan kunci jawaban,
pengerjaan salah. Periksalah ulang pengerjaan dan caritahulah di mana salahnya. Kemudian kerjakan
ulang, demikan seterusnya, sampai memperoleh jawaban yang sama dengan yang diberikan pada kunci
jawaban!
(1). Soal 1
Balok 1 yang ditunjukkan Gambar 1-43 berada dalam keadaan setimbang atas aksi serentak dari empat
gaya terpusat yaitu gaya 10 N di tengah bentang dan gaya 12 N di titik C. Dua gaya lain adalah gaya di
titik A dan di titik B. Namailah gaya yang di A sebagai RA dan yang di B sebagai RB. Kedua gaya ini telah
0
diketahui orientasi garis kerjanya. Orientasi garis kerja gaya yang di A membentuk sudut 16.39 terhadap
0
horizontal dan orientasi garis kerja gaya yang di B membentuk sudut 45 terhadap horizontal, seperti
yang ditunjukkan Gambar 1-43, namun besar dan arah dari kedua gaya ini belum diketahui. Gunakanlah
hukum kesetimbangan untuk menentukan besar dan arah kedua gaya ini!

Gambar 1-43. Balok untuk Soal 1

Jawaban: RA = 17.71 N ( 16.39 ); RB = 7.07 N ( 45


0 0
)
(2). Soal 2
Balok 2 yang ditunjukkan Gambar 1-44 berada dalam keadaan setimbang atas aksi serentak dari tiga
gaya yaitu satu momen terpusat di C dan dua gaya terpusat di titik A dan di titik B. Namailah gaya yang di
A sebagai RA dan yang di B sebagai RB. Kedua gaya ini telah diketahui orientasi garis kerjanya, yaitu
0
membentuk sudut 60 terhadap horizontal seperti yang ditunjukkan Gambar 1-44 namun besar dan arah
dari kedua gaya ini belum diketahui. Gunakanlah hukum kesetimbangan untuk menentukan besar dan
arah kedua gaya ini!

Gambar 1-44. Balok untuk Soal 2

35
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

(3). Soal 3

Gambar 1-45. Balok untuk Soal 3


Balok 3 yang ditunjukkan Gambar 1-45 berada dalam keadaan setimbang. Pada balok tersebut bekerja
empat gaya secara serentak yaitu satu momen terpusat 10 Nm di A, satu gaya terpusat 17 N dan dua
gaya terpusat yang lain masing – masing di A dan B. Gaya terpusat yang di B telah diketahui orientasi
garis kerjanya yaitu vertikal, namun besar dan arahnya belum diketahui. Gaya terpusat yang di A belum
diketahui baik orientasi garis kerja maupun besar dan arahnya. Namakanlah gaya yang di A sebagai RA
dan yang di B sebagai VB; kemudian gunakanlah hukum kesetimbangan untuk menentukan:
(i) Orientasi garis kerja gaya terpusat di A,
(ii) Besar dan arah gaya terpusat di A,
(iii) Besar dan arah gaya terpusat di B!
Jawaban: RA = 11.5 N (↑); VB = 5.5 N (↑)
(4). Soal 4

Gambar 1-46. Balok untuk Soal 4


Balok 4 yang ditunjukkan Gambar 1-46 berada dalam keadaan setimbang. Tentukanlah:
(i) Orientasi garis kerja gaya terpusat di B,
(ii) Besar dan arah gaya terpusat di B,
(iii) Besar dan arah gaya terpusat di A!
(5). Soal 5
Balok dalam Gambar 1-47 berada dalam keadaan setimbang oleh aksi enam gaya. Empat gaya telah
diketahui semua atributnya sedangkan di A terdapat satu gaya terpusat yang belum diketahui orientasi
garis kerja, besar dan arahnya; dan terdapat satu momen terpusat yang belum diketahui besar dan
arahnya. Gunakanlah hukum kesetimbangan untuk menentukan atribut – atribut yang belum diketahui
dari gaya – gaya di A tersebut!

36
Mekanika Rekayasa 1 Menentukan Atribut Gaya

Gambar 1-47. Balok untuk Soal 5

Jawaban: RA = 25.71 N ( 13.5 ) dan dan MA = 56 Nm ( ); atau jika RA tetap dinyatakan


0

dalam komponen – komponen ortogonalnya maka jawaban adalah: VA = 6 N (↑); HA = 25 N


(←), dan MA = 56 Nm ( ).
(6). Soal 6
Balok dalam Gambar 1-48 berada dalam keadaan setimbang oleh aksi enam gaya. Empat gaya telah
diketahui semua atributnya sedangkan di A terdapat satu gaya terpusat yang belum diketahui orientasi
garis kerja, besar dan arahnya; dan terdapat satu momen terpusat yang belum diketahui besar dan
arahnya. Gunakanlah hukum kesetimbangan untuk menentukan atribut – atribut yang belum diketahui
dari gaya – gaya di A tersebut!

Gambar 1-48. Balok untuk Soal 6

37

Anda mungkin juga menyukai