Anda di halaman 1dari 25

PUSLITBANG GIZI BOGOR

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun Oleh :
Nadila Nur
1261050111
Akbar Ainur
1261050138
Hansen Ferdinan
1261050169
Edwin Haryanto
1261050171
Ni.Nyoman Suarjayanti Dewi
1261050241
Derry Wendians
1261050264

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PERIODE 11 DESEMBER 2017 -24 FEBRUARI 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
1. IdentitasPasien
Nama : An. K H
JenisKelamin : Perempuan
Usia : 2 tahun2bulan
Anakke : tiga
Agama : Islam
Nama Ayah : Tn. A J
Nama Ibu : Ny. M
Pekerjaan Ayah : Buruh tani
PekerjaanIbu : Ibu rumah tangga
Pendidikan Ayah : SD
Pendidikan Ibu : SD
Alamat : SukaWening
TanggalBerobat : 13 Februari 2018

2. Anamnesa
Dilakukan secara alo-anamnesa dengan ibu pasien pada tanggal 13 Februari 2018
pukul 11.00 WIB

1. Keluhan Utama: Berat badan tidak naik

2. KeluhanTambahan : -

3. Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien dating diantar ibunya ke Puskesmas karena berat badannya yang tidak
kunjung naik. Awalnya ibu pasien hanya merasa bahwa anaknya agak kurus. Hal ini
tidak menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua pasien dikarenakan mereka
menganggap bahwa kurusnya anak merupakan keturunan dari orangtua pasien yang
kurus. Sehingga orangtua pasien tidak menyadari bahwa berat badan anaknya tidak
naik sampai saat ibu pasien dating kePuskesmas untuk imunisasi pasien. Saat
ditimbang bidan Puskesmas menyatakan berat badan pasien

1
Kurang untuk bayi seusia pasien. Akhirnya pasien dirujuk kebagian gizi oleh bidan
puskesmas.
Ibu pasien juga menuturkan bahwa beberapa bulan belakangan ini pasien
menderita batuk yang lama dan tak kunjung sembuh walaupun diberikan obat batuk
sirup. Ibu pasien membawa pasien kePuskesmas dan dirujuk oleh dokter Puskesmas
keRumah Sakit untuk mendapatkan foto rontgen. Pada pemeriksaan foto rontgen
terdapat flek di kedua paru pasien dan dokter di Rumah Sakit mendiagnosis TB.
Pasien telah diberikan terapi OAT selama 7 bulan.
Ibu pasien mengatakan, pasien merupakan anak ketiga, lahir normal di bidan
dengan berat badan lahir 3000 gram dan panjang badan 48 cm. Selama kehamilan ibu
mengakuti dak mengalami keluhan apapun, ibu mengatakan selalu control rutin
kebidan hamper tiap bulan nya dan selalu mengonsumsi makanan yang bergizi agar
pertumbuhan anaknya baik. Ibu pasien mengatakan pasien diimunisasi sejak lahir dan
sudah lengkap. Pasien mendapatkan ASI hingga 6 bulan. Pasien mulai mendapatkan
makanan pendamping seperti bubur tim sejak usia 8 bulan. Namun, pasien susah sekali
makan. Pasien hanya mau makan bubur tim atau sereal. Pasien tampak kurus dan berat
badan pasien tidak bertambah seiring pertambahan usianya.

Ibu mengatakan pasien saat ini sudah dapat duduk sendiri.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:


Ibu pasien mengatakan bahwa pasien menderita batuk lama dan telah
diberikan pengobatan OAT selama 7 bulan.

5. Riwayat Penyakit Keluarga:


 Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan keadaan
pasien

 Orang tua pasien tidak memiliki penyakit DM, TBC ataupun penyakit lain
yang berhubungan dengan keadaan pasien.


6. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien adalah seorang balita 2 tahun, tinggal bersama kedua orang tua dan dua
orang kakak laki-laki dan perempuan. Status ekonomi mereka adalah menengah
kebawah. Kebutuhan pasien dan keluarga kurang dicukupi dari pendapatan ayahnya
yang bekerja sebagai buruh tani, sebesar kurang lebihRp900.000,-/bulan
2
7. Riwayat Kebiasaan:
Untuk menu sarapan pagi, makan siang dan makan malam ibu pasien hanya
memberikan bubur dan sereal. Ibu pasien memberikan makanan selingan
berupa biskuit. Pasien sudah tidak diberikan ASI namun masih diberikan susu
bubuk.

8. Riwayat Imunisasi
Tabel 1. Tabel Imunisasi Pasien
Imunisasi Jumlah
Hepatitis B I, II, III (usia 0, 1, 6 bulan)
BCG I (usia 1 bulan)
DPT I, II, III (usia 2, 4, 6 bulan)
Polio I, II, III, IV (usia 0,2, 4, 6 bulan)
Campak I (usia 9 bulan)
Kesan :imunisasi lengkap

9. Riwayat Perkembangan
Tabel 2. Tabel Riwayat Perkembangan Pasien
Usia Motorik kasar Motorik halus Bicara Sosial
4 bulan Tengkurap, Meraih benda, Mengoceh Bereaksi
mengangkat Mengikuti objek Kata tanpa arti terhadapsuara
kepala. Dengan mata
Bereaksi pada
6 bulan Memegang mengoceh suara
duduk Benda kecil

12 Dapat menyusun memasukan


bulan duduk Balok dan mengoceh Benda ke
Tanpa dibantu, mainan mulut

Kesan :Tumbuh kembang terdapat kelainan


Gambar 1. Denver

Kesan: Tumbuh Kembang terdapat kelainan


1. KeadaanUmum : Baik

2. Vital sign

Kesadaran: Compos Mentis 


Frekuensi nadi : 100 x/menit


Frekuensi Pernapasan: 30 x/menit



Suhu : 37,0 


3. Status gizi :

BB : 6,7Kg 


TB : 72 cm 


Menggunakan z-score indeks yang dipakai.

Gambar 2. Grafik Berat Badan Menurut Umur


Gambar 3. GrafikTinggiBadanMenurutUmur

Gambar 4. Grafik Berat Badan menurut Tinggi Badan

Hasil :
BB/U :<-3SD
TB/U :<-3SD
BB/PB :-2SD sampai-3SD

4. Kesan :Gizi Buruk


Status Generalis

a. Kepala

 Bentuk : Normocephali
 Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
 Mata : konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-)
 Telinga : pupil bulat, isokor, reflek cahaya (+/+)
 Hidung : bentuk normal tidak ada secret, nafas cuping hidung(-),septum deviasi (-),
tidak ada sekret.
 Mulut : bibir tidak sianosis, lidah kotor (-)
 Wajah : Tampak seperti orang tua

b. Leher

 Pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-)

c. Thorak Inspeksi

 Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis


 Palpasi : Fremitus taktil dan vocal simetris statis dan dinamis, ictus cordis tidak teraba.
 Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
 Auskultasi : Vesikuler seluruh lapangan paru, rhonki(-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung
I dan II regular, murmur (-), gallop(-)

d. Abdomen:

 Inspeksi : perut buncit,



 Auskultasi : bising usus (+)

 Palpasi : hepar dan lien tidak membesar

 Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen
 Ekstremitas :akral hangat, edema (-), sianosis (-)

e. Kulit :kasar pada permukaan kulit bila diraba.

5. Status lokalis :Baggy Pants (+)

Usulan Pemeriksaan Penunjang

Usulan Pemeriksaan : (-)


BERKAS KELUARGA

A. ProfilKeluarga


1. Karakteristik Keluarga Pasien

Identitas Kepala Keluarga :


Nama : Tn. A J(ayah pasien)

Usia : 40 tahun. 


Identitas Pasangan: 


Nama : Ny. Maryam (ibu pasien)


Usia : 38 tahun.

c.Struktur Komposisi Keluarga:


Bentuk keluarga ini merupakan nuclear family dengan Tn. Ahmad sebagai kepala
keluarga. Tn. Ahmad memiliki satu orang istri Ny. Maryam. Tn. Ahmad dan Ny. Maryam
memiliki anak yang bernama An. Kayla (pasien) yang saat ini memiliki masalah gizi kurang.
Fungsi adaptasi (adaptation) kurang baik, yaitu kedua orang tuanya masih belum
mengerti dan paham tentang pola makan, serta pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai
dengan usianya.

Fungsi kemitraan (partnership) baik dimana setiap anggota keluarga selalu saling
berkomunikasi aktif untuk mengambil suatu keputusan.

Fungsi pertumbuhan (growth) keluarga terbilang baik dimana tidak ada tekanan untuk
menyuarakan pendapat.

Fungsi kasih sayang (affection) keluarga ini cukup harmonis di mana hubungan suami
dengan istri dan hubungan orang tua dengan anaknya terjalin baik, serta selalu ada waktu
berkumpul.

Fungsi kebersamaan (resolve) terbilang cukup baik dimana terdapat kebersamaan


dalam membagi waktu untuk bertukar pikiran sehingga membuat hubungan dalam keluarga
ini begitu harmonis. Pemahaman keluarga sebagai wahana persemaian nilai – nilai agama dan
nilai – nilai luhur budaya bangsa tercermin dalam kehidupan sehari – hari setiap anggota
keluarga memeluk satu agama yang sama yaitu agama Islam dan termasuk taat dalam
menjalankan ibadah. Budaya dalam keluarga sangat kental dengan adat Jawa yang
merupakan suku asal dari pihak suami. Bahasa yang digunakan oleh keluarga ini dalam
keseharian menggunakan bahasa Indonesia.

Tabel 3. Anggota keluarga Pasien


T
No Nama Keluarga Jenis Umur Pendi- Pekerjaan Tambahan
Kel dikan
1. Tn. AJ Kepala Keluarga L 40 th SMP Buruh tani

2. Ny. M Istri P 38 th SMA Ibu Rumah


Tangga
3. An. K Anak P 2 th - -
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 4. Lingkungan tempat tinggal

Status Kepemilikan rumah : kontrakan Kesimpulan


Daerah perumahan: padat bersih An. Kayla tinggal di rumah pribadi
Karakteristik rumah dan lingkungan: Bersama dengan kedua orangtuanya.
- Luas rumah : 4 x 6 m2
- Halaman rumah: - Rumah terdiri dari satu ruang tanpa sekat
- Jumlah penghuni: 3 orang yang digunakan sebagai ruang tidur, Kamar
- Tingkat rumah: tidak bertingkat mandi, ruang
- Lantai rumah: keramik
- Jamban keluarga: ada untuk memasak dan ruang keluarga.
- Tempat bermain: tidak ada
- Penerangan listrik: ada Rumah Pribadi berukuran 5 x 3 m2, dengan
- Ketersediaan air bersih: ada pencahayaan dan sirkulasi udara kurang
- Tempat pembuangan sampah: ada
baik. Ketersediaan air bersih dan
pembuangan sampah keluarga cukup.

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan,elektronik peralatan RT)


- Keluarga :Sebuah televisi, sebuahkompor gas, sebuah lemari es satu pintu,
sebuah setrika, dan sebuahrice cooker

c. Denahrumah
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:
a. Tempat berobat : Puskesmas dekat rumah.
b. Asuransi/Jaminan kesehatan : KJS

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 5. PelayananKesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan


Cara mencapai pusat Angkot Pasien jika sakit berobat ke
pelayanan kesehatan
Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah Puskesmas, karena biaya
Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan
yang murah. Jarak rumah
kepuskesmas dapat
dijangkau dengan
menggunakan kendaraan
umum. Pasien merasa
cukup puas dengan
pelayanan kesehatan yang
ada di
puskesmas.

5. Pola KonsumsiMakananKeluarga
a. Kebiasaan makan

Keluarga pasien memiliki kebiasaan makan dua atau tiga kali sehari. Menu makanan
biasanya bubur dan sereal. Ny. Maryam kadang memasak namun lebih sering hanya
membeli lauk di warung nasi.
Pasien sudah tidak mengonsumsi ASI.Waktu makan pasien biasanya dua kali sehari
dan kadang diselingi dengan sereal. Menurut ibu pasien pola makan pasien tidak teratur
karena pasien sering tidak mau makan.
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Keluarga pasien tidak menerapkan pola gizi seimbang. Jenis makanan yang dikonsumsi
keluarga bergantung kepada selera makan saja, tidak bergantung pada pola gizi. Pasien sudah
tidak mengonsumsi ASI. Sedangkan untuk makanan pasien biasanya diberikan bubur tim
bayi dalam kemasan, dan kadang diselingi oleh sereal.

Tabel 6. Food Recall Pasien dalam 2 hari

HARI WAKTU MAKANAN

Pagi Bubur Tim (5 suap)

Selingan Sereal

Minggu Siang Bubur Tim Instan (3 suap)

Selingan Sereal

Malam Bubur

Senin Pagi Bubur Tim Instan (5 suap)

Selingan Sereal

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Hubungan kedua orang tua pasien cukup baik. Kerukunan terjalin baik antar
anggota keluarga.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Penghasilan T.Ahmad Junaedi yang pas-pasan sering kali menjadi kendala
bagi keluarga. Hal ini memberi pengaruh kepada pola makanan yang disediakan
oleh ibu pasien. Orang tua pasien terbilang masih muda, sehingga kadang kurang
matang dalam mengambil keputusan. Kurangnya pengetahuan orangtua pasien
tentang penyakit yang dialami pasien.

B. Genogram
1. Bentuk keluarga:
Keluarga terdiri atas 1 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn.
Ahmad Junaedi berusia 40 tahun dan istri bernama Ny. Maryam 38 tahun yang
merupakan orangtua pasien An. Kayla. Bentuk keluarga pasien adalah keluarga inti
(nuclear family)

2. Tahapan siklus keluarga:


Tahapan siklus keluarga Tn . Ahmad Junaedi dan Ny.Maryam termasuk
kedalam Tahap keluarga sedang mengasuh anak.
Tn. Ahmad Junaedi adalah kepala keluarga yang menikah dengan Ny.
Maryam, mereka mempunyai 3 orang anak yang bernama Ahmad, Anisa dan
Kayla(pasien).

3. Family map (gambar)


C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
1. Masalah dalam organisasi keluarga :

Dalam struktur keluarga pasien, keluarga tersebut termasuk dalam status ekonomi
pasien menengah kebawah. Beberapa kebutuhan keluarga ini tidak bias terpenuhi
secara maksimal. Sehingga kebutuhan akan gizi seimbang pasien tidak terpenuhi.
2. Masalah dalam fungsi biologis :
Secara umum kedua orangtua pasien dalam keadaan sehat, tidak terdapat gejala-gejala
terjadinya penyakit menular maupun penyakit lainnya pada keluarga tersebut, kecuali
An.Kayla (pasien) yang diketahui menderita gizi kurang dan TB. Pola makan pasien
yang menunjang factor resiko terjadinya gangguan kekurangan gizi.

3. Masalah dalam fungsi psikologis:


Hubungan kekeluargaan di antara anggota keluarga Tn. Ahmad Junaedi terjalin baik,
begitu juga dengan hubungan keluarga Tn. Ahmad Junaedi dengan pasien. Kedua
orangtua pasien sangat menyayangi pasien.

4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan:


Sumber penghasilan utama keluarga pasien adalah gaji Tn. Ahmad Junaedi yang
bekerja sebagai buruh tani dengan gaji Rp. 9.000.00. Uang tersebut dirasakan sangat
kurang untuk membayar sewa kontrakan dan untuk kebutuhan lainnya.

5. Masalah lingkungan :
Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan cukup padat penduduk
dengan letak rumah yang berdekatan satu sama lainnya. Kebersihan lingkungan
sekitar tempat tinggal tergolong cukup bersih. Terdapat selokan yang masih mengalir
dengan baik di sekitar tempat tinggal. Pembuangan sampah dikumpulkan pada tempat
pembuangan sementara yang ada disekitar tempat tinggal keluarga. Sumber air bersih
keluarga berasal dari air Mushola Terdekat. Pasien tinggal dirumah pribadi yang
terdiri dari 1 kepala keluarga. Rumah Pribadi tersebut memiliki 1 kamar mandi untuk
keluarga.

6. Masalah perilaku kesehatan :


Orangtua pasien cukup mengerti dan sadar akan sakit yang dialaminya. Namun usaha
dalam merubah pola makan masih kurang karena orangtua pasien sendiri kurang
mengetahui pola makan seimbang dan keadaan ekonomi yang mempengaruhi jenis
makanan yang dikonsumsi.
D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1. Aspek Personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)


Kedatangan orangtua pasien ke Puskesmas adalah untuk imunisasi pasien,
namun setelah ditimbang berat badan pasien kurang untuk anak seusianya. Menurut
orangtua pasien tidak ada penyakit yang diderita anaknya selama ini. Orangtua pasien
berharap setelah dari Puskesmas berat badan anaknya dapat naik dan tidak
kekurangan gizi lagi. Orangtua pasien khawatir jika anaknya tidak dipantau gizinya
akan menganggu pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)


Berdasarkan alloanamnesa dengan kedua orangtua pasien didapatkan adanya
keluhan berat badan anaknya yang kurang untuk anak seusianya. Sedangkan dari
pemeriksaan fisik didapatkan hasil pemeriksan fisik didapatkan :
Tanda-tanda vital dalam batas normal. Sedangkan untuk status gizi didapatkan:
BB : 67,3 Kg
TB : 71,7 cm
BB/U : -2SD
BB/PB : -2SD
PB/U : -2SD
Kesan : Gizi kurang

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan


pasien)
Pola makan pasien, pasien sulit untuk diberi makan sehingga orangtua pasien
sering merasa kewalahan. Hal ini membuat ibu pasien terkadang malas untuk
membuat bubur untuk anaknya, sehingga kerap memberikan bubur instan dan sereal.
Pasien juga sering tidak menghabiskan makanannya. Penghasilan kepala keluarga
yang pas-pasan merupakan masalah yang dirasakan oleh keluarga ini.
Sebelum datang ke Puskesmas orangtua pasien menganggap anaknya kurus
merupakan keturunan dari mereka. Kurangnya pengetahuan ini menyebabkan
orangtua pasien tidak khawatir akan kondisi anaknya.

16
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Hubungan keluarga pasien cukup baik. Tidak ada masalah antara kedua
orangtua pasien. Pasien merupakan anak yang diharapkan. Saat masih di dalam
kandungan ibu pasien rutin memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Tidak ada
masalah dalam kehamilan maupun persalinannya. Jika ada anggota keluarga yang
sakit, keluarga ini memeriksakan dirinya ke Puskesmas, hanya jika sakit dianggap
cukup parah. Jika merasa tidak parah mereka mengatasi keluhannya dengan
meminum obat warung saja.
Tempat tinggal pasien berada di lingkungan padat penduduk. Pasien tinggal di
rumah pribadi pasien.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik


didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala 5, yaitu dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.

E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan


Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan

Memberikan edukasi pada orang Orangtu Orangtua pasien tahu keadaan


Aspek tua a Pada saat pasien
personal pasien serta motivasi terhadap Pasien kunjungan
pentingnya pengawasan Orangtua pasien tidak khawatitr
pertumbuhan ke
dan perkembangan anak, terhadap penyakitnya
menjaga pola puskesmas
makan sesuai dengan kebutuhan
dan Pasien dapat sembuh
Gizi

17
Gizi kurang : Memberikan Orangtu berat badan pasien bisa
Aspek edukasi a Pada saat bertambah,
mengenai gizi seimbang untuk sehingga status gizi pasien
klinik balita. Pasien kunjungan berubah
dengan cara mengubah pola
Beri Asi setiap kali bayi ke makannya.
Menginginkan
Tambahkan telur/ ayam/ puskesmas
ikan/
tempe/ tahu/ daging
sapi/ wortel/
bayam /kacang hijau/ santan/
minyak pada bubur
nasi
Beri bubur nasi 3 kali sehari.
Setiap
kali makan diberikan sesuai
umur:
6 bulan : 6 sendok
makan, 7
bulan : 7 sendok
makan, 8
bulan : 8 sendok 9
makan, bulan
: 9 sendok
makan, 10 bulan : 10
sendok makan, 11 bulan :
11
sendok makan
Beri makanan selingan 2 kali
sehari
diantaranya maka
waktu n seperti
bubur kacang hijau, pisang,
biskuit,
nagasari dan
sebagainya
Beri buah-buahan atau sari
buah

Orangtu Pasien bisa mendapatkan pola


Aspek Pola makan : a Saat makan
seimbang sehingga kebutuhan
risiko Memberikan edukasi kepada Pasien kunjungan gizi
orang tua pasien terpenuhi. Orangtua pasien
internal untuk merubah pola ke rumah bisa
makan: pasie mendapatkan penghasilan
n sampingan.
Atur waktu pemberian makanan
Buat suasana makan yang
Menyenangkan

Ekonomi :
Memotivasi orangtua pasien
untuk
mencari sumber pendapatan lain.

Memberikan edukasi mengenai Orangtu Orangtua pasien mengerti


Aspek rumah a Saat mengenai
psikososia
l yang sehat Pasien kunjungan rumah yang sehat
keluarga ke rumah
pasie
n

Menyarankan orangtua pasien Orangtu


Aspek untuk a Saat Kondisi tubuh pasien lebih sehat.
dapat memepertahankan
fungsional kesehatan Pasien kunjungan
pasien, seperti mengikuti pola
makan ke rumah
pasie
Seimbang n

1. Aspek Personal
Pasien datang diantar ibunya ke Puskesmas karena berat badannya kurang
untuk anak seusianya. Dengan rencana penatalaksanaan menjelaskan pada pasien
bahwa pasien mengalami gizi kurang, menjelaskan pada orangtua pasien bahwa
tidak usah khawatir pada penyakitnya, karena keadaan ini bisa diperbaiki jika
mengikuti saran-saran dokter dan konsultan gizi yang ada di Puskesmas. Hasil
yang diharapkan setelah dilakukannya penatalaksanaan tersebut adalah orangtua
pasien tahu penyakitnya, tidak khawatir terhadap penyakitnya, dan pasien dapat
sembuh.
2. Aspek Klinik
Dari hasil alloanamnesa didapatkan bahwa pasien mengalami gizi kurang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital normal.
BB : 6.75 Kg
TB : 72 cm
BB/U : -3SD
BB/PB : -2SD
PB/U : -3SD
Kesan : Gizi kurang

Rencana penatalaksanaannya adalah


Gizi kurang : Memberikan edukasi mengenai gizi seimbang untuk balita,
yaitu:
o Beri Asi setiap kali bayi menginginkan
o Tambahkan telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam
/kacang hijau/ santan/ minyak pada bubur nasi
o Beri bubur nasi 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur:
6 bulan : 6 sendok makan, 7 bulan : 7 sendok makan, 8 bulan : 8 sendok
makan, 9 bulan : 9 sendok makan, 10 bulan : 10 sendok makan, 11 bulan
: 11 sendok makan
o Beri makanan selingan 2 kali sehari diantaranya waktu makan seperti bubur
kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya
o Beri buah-buahan atau sari buah

19
Hasil yang diharapkan adalah berat badan pasien bisa bertambah, sehingga
status gizi pasien berubah dengan cara mengubah pola makannya.

3. Aspek Internal
Pola makan pasien, pasien sulit untuk diberi makan sehingga orangtua
pasien sering merasa kewalahan. Hal ini membuat ibu pasien terkadang malas
untuk membuat bubur untuk anaknya, sehingga kerap memberikan bubur instan
dan biskuit. Pasien juga sering tidak menghabiskan makanannya. Penghasilan
kepala keluarga yang pas-pasan merupakan masalah yang dirasakan oleh
keluarga ini.
Sebelum datang ke Puskesmas orangtua pasien menganggap anaknya kurus
merupakan keturunan dari mereka. Kurangnya pengetahuan ini menyebabkan
orangtua pasien tidak khawatir akan kondisi anaknya.
Rencana penatalaksanaannya adalah

Pola makan :

o Menganjurkan orangtua pasien untuk memberikan pasien pola makan


yang benar.

o Memotivasi orangtua pasien untuk lebih sabar dalam memberikan


pasien makan.

Ekonomi :

o Memotivasi orangtua pasien untuk mendapatkan penghasilan tambahan.


Diharapkan kelak selanjutnya pola makan pasien lebih teratur dan gizinya
seimbang serta orangtua pasien yang lebih sabar dalam memberikan makanan
terhadap pasien. Selain itu juga diharapkan keluarga pasien mendapatkan
penghasilan tambahan.

4. Aspek Psikososial Keluarga

Hubungan keluarga pasien cukup baik. Saat masih di dalam kandungan ibu
pasien rutin memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Tidak ada masalah
dalam kehamilan maupun persalinannya. Jika ada anggota keluarga yang sakit,
keluarga ini memeriksakan dirinya ke Puskesmas, hanya jika sakit dianggap
cukup parah. Jika merasa tidak parah mereka mengatasi keluhannya dengan
meminum obat warung saja.
Tempat tinggal pasien berada di lingkungan padat penduduk. Pasien tinggal di
bangunan kontrakan bersama 13 kepala keluarga lainnya, dengan kamar mandi
yang dipakai bersama-sama dengan penghuni lainnya.
Rencana penatalaksanaan adalah memberikan edukasi mengenai rumah sehat.
Sehingga diharapkan Keluarga majikan lebih memeprhatikan kesejahteraan
pasien, pasien bisa istirahat dalam masa pemulihan sakitnya dan bisa mendapat
tunjangan jika sedang sakit.

5. Aspek fungsional
Dalam aktivitas menjalankan fungsi sosial, pasien memiliki nilai skala 5, yaitu
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.
Sehingga disarankan kepada orangtua pasien untuk dapat memepertahankan
kesehatan pasien seperti mengikuti pola makan seimbang. Dengan demikian
diharapkan kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat.

G. Prognosis
1. Ad vitam : bonam
2. Ad sanationam: bonam
3. Ad fungsionam: bonam

Anda mungkin juga menyukai