Disusun Oleh :
Nadila Nur
1261050111
Akbar Ainur
1261050138
Hansen Ferdinan
1261050169
Edwin Haryanto
1261050171
Ni.Nyoman Suarjayanti Dewi
1261050241
Derry Wendians
1261050264
2. Anamnesa
Dilakukan secara alo-anamnesa dengan ibu pasien pada tanggal 13 Februari 2018
pukul 11.00 WIB
2. KeluhanTambahan : -
1
Kurang untuk bayi seusia pasien. Akhirnya pasien dirujuk kebagian gizi oleh bidan
puskesmas.
Ibu pasien juga menuturkan bahwa beberapa bulan belakangan ini pasien
menderita batuk yang lama dan tak kunjung sembuh walaupun diberikan obat batuk
sirup. Ibu pasien membawa pasien kePuskesmas dan dirujuk oleh dokter Puskesmas
keRumah Sakit untuk mendapatkan foto rontgen. Pada pemeriksaan foto rontgen
terdapat flek di kedua paru pasien dan dokter di Rumah Sakit mendiagnosis TB.
Pasien telah diberikan terapi OAT selama 7 bulan.
Ibu pasien mengatakan, pasien merupakan anak ketiga, lahir normal di bidan
dengan berat badan lahir 3000 gram dan panjang badan 48 cm. Selama kehamilan ibu
mengakuti dak mengalami keluhan apapun, ibu mengatakan selalu control rutin
kebidan hamper tiap bulan nya dan selalu mengonsumsi makanan yang bergizi agar
pertumbuhan anaknya baik. Ibu pasien mengatakan pasien diimunisasi sejak lahir dan
sudah lengkap. Pasien mendapatkan ASI hingga 6 bulan. Pasien mulai mendapatkan
makanan pendamping seperti bubur tim sejak usia 8 bulan. Namun, pasien susah sekali
makan. Pasien hanya mau makan bubur tim atau sereal. Pasien tampak kurus dan berat
badan pasien tidak bertambah seiring pertambahan usianya.
8. Riwayat Imunisasi
Tabel 1. Tabel Imunisasi Pasien
Imunisasi Jumlah
Hepatitis B I, II, III (usia 0, 1, 6 bulan)
BCG I (usia 1 bulan)
DPT I, II, III (usia 2, 4, 6 bulan)
Polio I, II, III, IV (usia 0,2, 4, 6 bulan)
Campak I (usia 9 bulan)
Kesan :imunisasi lengkap
9. Riwayat Perkembangan
Tabel 2. Tabel Riwayat Perkembangan Pasien
Usia Motorik kasar Motorik halus Bicara Sosial
4 bulan Tengkurap, Meraih benda, Mengoceh Bereaksi
mengangkat Mengikuti objek Kata tanpa arti terhadapsuara
kepala. Dengan mata
Bereaksi pada
6 bulan Memegang mengoceh suara
duduk Benda kecil
2. Vital sign
◦
Suhu : 37,0
3. Status gizi :
BB : 6,7Kg
TB : 72 cm
Hasil :
BB/U :<-3SD
TB/U :<-3SD
BB/PB :-2SD sampai-3SD
a. Kepala
Bentuk : Normocephali
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-)
Telinga : pupil bulat, isokor, reflek cahaya (+/+)
Hidung : bentuk normal tidak ada secret, nafas cuping hidung(-),septum deviasi (-),
tidak ada sekret.
Mulut : bibir tidak sianosis, lidah kotor (-)
Wajah : Tampak seperti orang tua
b. Leher
c. Thorak Inspeksi
d. Abdomen:
A. ProfilKeluarga
Usia : 40 tahun.
Identitas Pasangan:
Fungsi kemitraan (partnership) baik dimana setiap anggota keluarga selalu saling
berkomunikasi aktif untuk mengambil suatu keputusan.
Fungsi pertumbuhan (growth) keluarga terbilang baik dimana tidak ada tekanan untuk
menyuarakan pendapat.
Fungsi kasih sayang (affection) keluarga ini cukup harmonis di mana hubungan suami
dengan istri dan hubungan orang tua dengan anaknya terjalin baik, serta selalu ada waktu
berkumpul.
c. Denahrumah
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:
a. Tempat berobat : Puskesmas dekat rumah.
b. Asuransi/Jaminan kesehatan : KJS
5. Pola KonsumsiMakananKeluarga
a. Kebiasaan makan
Keluarga pasien memiliki kebiasaan makan dua atau tiga kali sehari. Menu makanan
biasanya bubur dan sereal. Ny. Maryam kadang memasak namun lebih sering hanya
membeli lauk di warung nasi.
Pasien sudah tidak mengonsumsi ASI.Waktu makan pasien biasanya dua kali sehari
dan kadang diselingi dengan sereal. Menurut ibu pasien pola makan pasien tidak teratur
karena pasien sering tidak mau makan.
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Keluarga pasien tidak menerapkan pola gizi seimbang. Jenis makanan yang dikonsumsi
keluarga bergantung kepada selera makan saja, tidak bergantung pada pola gizi. Pasien sudah
tidak mengonsumsi ASI. Sedangkan untuk makanan pasien biasanya diberikan bubur tim
bayi dalam kemasan, dan kadang diselingi oleh sereal.
Selingan Sereal
Selingan Sereal
Malam Bubur
Selingan Sereal
B. Genogram
1. Bentuk keluarga:
Keluarga terdiri atas 1 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn.
Ahmad Junaedi berusia 40 tahun dan istri bernama Ny. Maryam 38 tahun yang
merupakan orangtua pasien An. Kayla. Bentuk keluarga pasien adalah keluarga inti
(nuclear family)
Dalam struktur keluarga pasien, keluarga tersebut termasuk dalam status ekonomi
pasien menengah kebawah. Beberapa kebutuhan keluarga ini tidak bias terpenuhi
secara maksimal. Sehingga kebutuhan akan gizi seimbang pasien tidak terpenuhi.
2. Masalah dalam fungsi biologis :
Secara umum kedua orangtua pasien dalam keadaan sehat, tidak terdapat gejala-gejala
terjadinya penyakit menular maupun penyakit lainnya pada keluarga tersebut, kecuali
An.Kayla (pasien) yang diketahui menderita gizi kurang dan TB. Pola makan pasien
yang menunjang factor resiko terjadinya gangguan kekurangan gizi.
5. Masalah lingkungan :
Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan cukup padat penduduk
dengan letak rumah yang berdekatan satu sama lainnya. Kebersihan lingkungan
sekitar tempat tinggal tergolong cukup bersih. Terdapat selokan yang masih mengalir
dengan baik di sekitar tempat tinggal. Pembuangan sampah dikumpulkan pada tempat
pembuangan sementara yang ada disekitar tempat tinggal keluarga. Sumber air bersih
keluarga berasal dari air Mushola Terdekat. Pasien tinggal dirumah pribadi yang
terdiri dari 1 kepala keluarga. Rumah Pribadi tersebut memiliki 1 kamar mandi untuk
keluarga.
16
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Hubungan keluarga pasien cukup baik. Tidak ada masalah antara kedua
orangtua pasien. Pasien merupakan anak yang diharapkan. Saat masih di dalam
kandungan ibu pasien rutin memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Tidak ada
masalah dalam kehamilan maupun persalinannya. Jika ada anggota keluarga yang
sakit, keluarga ini memeriksakan dirinya ke Puskesmas, hanya jika sakit dianggap
cukup parah. Jika merasa tidak parah mereka mengatasi keluhannya dengan
meminum obat warung saja.
Tempat tinggal pasien berada di lingkungan padat penduduk. Pasien tinggal di
rumah pribadi pasien.
E. Rencana Pelaksanaan
17
Gizi kurang : Memberikan Orangtu berat badan pasien bisa
Aspek edukasi a Pada saat bertambah,
mengenai gizi seimbang untuk sehingga status gizi pasien
klinik balita. Pasien kunjungan berubah
dengan cara mengubah pola
Beri Asi setiap kali bayi ke makannya.
Menginginkan
Tambahkan telur/ ayam/ puskesmas
ikan/
tempe/ tahu/ daging
sapi/ wortel/
bayam /kacang hijau/ santan/
minyak pada bubur
nasi
Beri bubur nasi 3 kali sehari.
Setiap
kali makan diberikan sesuai
umur:
6 bulan : 6 sendok
makan, 7
bulan : 7 sendok
makan, 8
bulan : 8 sendok 9
makan, bulan
: 9 sendok
makan, 10 bulan : 10
sendok makan, 11 bulan :
11
sendok makan
Beri makanan selingan 2 kali
sehari
diantaranya maka
waktu n seperti
bubur kacang hijau, pisang,
biskuit,
nagasari dan
sebagainya
Beri buah-buahan atau sari
buah
Ekonomi :
Memotivasi orangtua pasien
untuk
mencari sumber pendapatan lain.
1. Aspek Personal
Pasien datang diantar ibunya ke Puskesmas karena berat badannya kurang
untuk anak seusianya. Dengan rencana penatalaksanaan menjelaskan pada pasien
bahwa pasien mengalami gizi kurang, menjelaskan pada orangtua pasien bahwa
tidak usah khawatir pada penyakitnya, karena keadaan ini bisa diperbaiki jika
mengikuti saran-saran dokter dan konsultan gizi yang ada di Puskesmas. Hasil
yang diharapkan setelah dilakukannya penatalaksanaan tersebut adalah orangtua
pasien tahu penyakitnya, tidak khawatir terhadap penyakitnya, dan pasien dapat
sembuh.
2. Aspek Klinik
Dari hasil alloanamnesa didapatkan bahwa pasien mengalami gizi kurang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital normal.
BB : 6.75 Kg
TB : 72 cm
BB/U : -3SD
BB/PB : -2SD
PB/U : -3SD
Kesan : Gizi kurang
19
Hasil yang diharapkan adalah berat badan pasien bisa bertambah, sehingga
status gizi pasien berubah dengan cara mengubah pola makannya.
3. Aspek Internal
Pola makan pasien, pasien sulit untuk diberi makan sehingga orangtua
pasien sering merasa kewalahan. Hal ini membuat ibu pasien terkadang malas
untuk membuat bubur untuk anaknya, sehingga kerap memberikan bubur instan
dan biskuit. Pasien juga sering tidak menghabiskan makanannya. Penghasilan
kepala keluarga yang pas-pasan merupakan masalah yang dirasakan oleh
keluarga ini.
Sebelum datang ke Puskesmas orangtua pasien menganggap anaknya kurus
merupakan keturunan dari mereka. Kurangnya pengetahuan ini menyebabkan
orangtua pasien tidak khawatir akan kondisi anaknya.
Rencana penatalaksanaannya adalah
Pola makan :
Ekonomi :
Hubungan keluarga pasien cukup baik. Saat masih di dalam kandungan ibu
pasien rutin memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Tidak ada masalah
dalam kehamilan maupun persalinannya. Jika ada anggota keluarga yang sakit,
keluarga ini memeriksakan dirinya ke Puskesmas, hanya jika sakit dianggap
cukup parah. Jika merasa tidak parah mereka mengatasi keluhannya dengan
meminum obat warung saja.
Tempat tinggal pasien berada di lingkungan padat penduduk. Pasien tinggal di
bangunan kontrakan bersama 13 kepala keluarga lainnya, dengan kamar mandi
yang dipakai bersama-sama dengan penghuni lainnya.
Rencana penatalaksanaan adalah memberikan edukasi mengenai rumah sehat.
Sehingga diharapkan Keluarga majikan lebih memeprhatikan kesejahteraan
pasien, pasien bisa istirahat dalam masa pemulihan sakitnya dan bisa mendapat
tunjangan jika sedang sakit.
5. Aspek fungsional
Dalam aktivitas menjalankan fungsi sosial, pasien memiliki nilai skala 5, yaitu
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.
Sehingga disarankan kepada orangtua pasien untuk dapat memepertahankan
kesehatan pasien seperti mengikuti pola makan seimbang. Dengan demikian
diharapkan kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat.
G. Prognosis
1. Ad vitam : bonam
2. Ad sanationam: bonam
3. Ad fungsionam: bonam