Assalamualaikum … Wr Wb
Seorang siswa biasa dijadikan teladan bukan dilihat dari kepintarannya saja, tapi dilihat juga dari
berbagai aspek, yaitu diantaranya kreatifitasnya, atensi, keaktifan cara berbicara, kedisiplinan,
kepatuhan, dan sifat – sifat baik lainnya. Keenam sifat utama tersebut adalah crative, attentive,
obedient, dan good. Jika disingkat menjadi CAT – DOG judul sebuah film kartun yang terdiri dari
dari dua mahluk binatang yang bersatu dalam satu tubuh dan tidak terpisah satu sama lainnya.
Seperti halnya keenam criteria siswa yang akan ibu bahas juga satu sama lainnya tidak bisa dipisah
– pisahkan.
YANG KEDUA ADALAH ATTENTIVE ATAU PERHATIAN. Siapkan diri kalian untuk belajar
dengan memusatkan perhatian kalian, baik terhadap pelajaran maupun kepada guru kalian. Dengan
perhatian yang terpusat ketika guru sedang mengajar, maka pikiran kalian pun sepenuhnya akan
terfokus. Biasanya jika kalian memperhatikan guru maka materi pelajaran akan terserap oleh otak,
sehingga ingatan kalian lebih lama terhadap pelajaran. Bandingkan jika kalian tidak memperhatikan
guru, maka ketika ditanya oleh guru atau ketika ulangan, pikiran kalian akan blank karena otak
kalian tidak bekerja dengan baik sehingga pengelolaan pikiran kalian sangat kurang dan akibatnya
otak kalian lemah dalam memahami pelajaran.
KETIGA ADALAH TALK – ACTIVE ATAU AKTIF BERBICARA. Kalian belum bisa dikatakan
pintar kalau kalian tidak terbiasa aktif berbicara. Aktif disini adalah ketika ada materi yang kurang
di mengerti maka biasakan berani mengajukan pertanyaan dan sebaliknya jika guru mengajukan
pertanyaan maka kalian harus sigap menjawab pertanyaan, jadi di dalam kelas ada interaksi antara
guru dan siswa, sehingga suasana kelas menjadi hidup.
SIFAT KELIMA ADALAH OBEDIENT ATAU KEPATUHAN . Kalian harus selalu mematuhi
semua peraturan yang berlaku , baik peraturan yang ada di sekolah kalian maupun peraturan-
peraturan lainnya .Contoh peraturan di sekolah adalah kalian harus berpakaian seragam yang
dilengkapi atribut sekolah ,untuk perempuan memakai rok yang panjangnya beberapa senti di
bawah lutut . Rambut tidak boleh diwarnai , kuku tidak boleh dikitek , dan lain-lain .Ini semua
adalah untuk membedakan kalian sebagai pelajar dengan yang bukan pelajar .Atau kalian sebaiknya
tidak membawa HP ke sekolah . Peraturan ini ditujukan agar kalian tidak menggunakan HP di
sekolah untuk hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa mengganggu belajar kalian . Karena jika
kalian membawa hp ke kelas dan tidak di non aktifkan , maka ketika dengan teman kalian , atau
ketika sedang diskusi ,kalian malah asyik mengakses internet atau mendengarkan lagu .
SIFAT KEENAM ADALAH GOOD ATAU SIFAT BAIK . Sebagai pelajar kalian dituntut untuk
bersikap baik . Contohnya SELALU BERBICARA SOPAN DAN LEMAH LEMBUT ,jangan
dibiasakan melontarkan kata-kata yang tidak baik , terutama yang berkaitan kosakata kebun
binatang . Ketika bertemu guru , ucapkan salam ,dan jangan dibiasakan bergosip tentang guru
kalian , baik cara mengajarnya ataupun cara menerangkan pelajaran di kelas . Sikap baik lainnya
adalah selalu bersikap jujur dan rendah hati ,dan masih banyak lagi. Jika keenam sifat yang ibu
uraikan barusan dimiliki dan dilaksanakan oleh kalian dalam kehidupan sehari-hari ,maka kalian
bisa dijadikan panutan oleh teman-teman atau orang-orang di sekeliling kalian , Karena kalian
pantas menjadi seorang siswa yang ideal dalam segala hal .Kalau sifat-sifat ini sudah tertanam
dalam diri kalian semua , maka tidak akan ada lagi siswa yang dihukum karena tidak mentaati
peraturan , atau tidak akan ada teman yang tersakiti oleh sikap dan tingkah laku kalian ,dan yang
paling utama adalah kalian menjadi siswa yang baik dalam segala hal . dan ibupun berharap kalian
semua bisa menerapkan keenam sifat-sifat CREATIVE, ATTENTIVE, TALK ACTIVE
,DISCIPLINE, OBEDIENT, dan GOOD dalam keseharian kalian.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan salah satu program prioritas pembangunan nasional. Semangat itu secara
implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun
2005-2025, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi
pembangunan nasional, yaitu “Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.” Komitmen nasional tentang
perlunya pendidikan karakter, secara imperatif tertuang dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 UU tersebut dinyatakan
bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Jika dicermati 5
(lima) dari 8 (delapan) potensi peserta didik yang ingin dikembangkan sangat terkait erat
dengan karakter.
RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk melaksanakan secara operasional
pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai prioritas program Kementerian Pendidikan
Nasional 2010-2014, yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter
(2010): pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh
warga sekolah untuk memberikan keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang
baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya
dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan luar sekolah, akan
tetapi juga melalui pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin,
toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan sebagainya. Pembiasaan itu bukan hanya
mengajarkan pengetahuan tentang hal-hal yang benar dan salah, akan tetapi juga mampu
merasakan terhadap nilai yang baik dan tidak baik, serta bersedia melakukannya dari lingkup
terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai
tersebut perlu ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi cerminan
hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sekolah memiliki peranan yang besar dalam
pengembangan pendidikan karakter karena peran sekolah sebagai pusat pembudayaan melalui
pendekatan pengembangan budaya sekolah (school culture).
Sekolah dipandang dianggap sebagai salah satu alternatif yang bersifat preventif karena
sekolah membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat
preventif, sekolah diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam
berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya
dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan yang dilaksanakan di sekolah
akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan
dampak yang kuat di masyarakat. Sekolah merupakan salah satu bagian dari pengembangan
pendidikan karakter dan budaya bangsa.
SMP Negeri 1 Kanigoro merupakan salah satu sekolah yang berada di lingkungan Kabupaten
Blitar.. Keberadaan SMP Negeri 1 Kanigoro dimana secara letak geografis berada di pusa
perbatasan anatara kabupaten dan kota bahkan boleh di bilang sekolah yang berada d , akan
tetapi perkembangan arus globalisasi dan IPTEK sangat cepat berkembang sehingga secara
tidak langsung membawa dampak positif dan negatif terhadap perilaku siswa. Dampak negatif
inilah yang membawa perubahan pada tingkah laku siswa yang negatif. Melihat kondisi
berbagai permasalahan yang ada seperti perkelahian antar siswa, kurang disiplin, banyaknya
pelanggaran tata tertib sekolah dan lain-lain, membuat sekolah untuk bisa membentengi
pengaruh negatif yang datang dari pengaruh budaya barat dimana dengan menerapkan
kurikulum berwawasan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
B. Tujuan
Pedoman penilaian pendidikan budaya dan karakter bangsa disusun sebagai acuan bagi sekolah
dan pendidik untuk merancang penilaian yang berkualitas guna mendukung pencapaian
pengembangan budaya dan karakter bangsa. Di sisi lain, dengan menggunakan rancangan
penilaian pendidikan budaya dan karakter bangsa ini diharapkan satuan pendidik dan pendidik
dapat mengembangkan peserta didik menunjukkan pembiasaan karakter yang diharapkan.
C. Ruang Lingkup
Pedoman Penilaian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini memuat tentang Hakikat dan
Prinsip Penilaian, prosedur dan mekanisme penilaian, pengembangan indikator, kisi-kisi, dan
instrumen penilaian, dilengkapi dengan contoh berbagai format yang berkaitan dengan
penilaian hasil belajar peserta didik.
BAB II HAKIKAT DAN PRINSIP PENILAIAN
A. Hakikat Penilaian
Penilaian pencapaian pendidikan nilai budaya dan karakter didasarkan pada indikator. Sebagai
contoh, indikator untuk nilai jujur di suatu semester dirumuskan dengan “mengatakan dengan
sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang dilihat, diamati, dipelajari, atau
dirasakan” maka guru mengamati (melalui berbagai cara) apakah yang dikatakan seorang
peserta didik itu jujur mewakili perasaan dirinya. Mungkin saja peserta didik menyatakan
perasaannya itu secara lisan tetapi dapat juga dilakukan secara tertulis atau bahkan dengan
bahasa tubuh. Perasaan yang dinyatakan itu mungkin saja memiliki gradasi dari perasaan yang
tidak berbeda dengan perasaan umum teman sekelasnya sampai bahkan kepada yang
bertentangan dengan perasaan umum teman sekelasnya.
Penilaian dilakukan secara terus menerus, setiap saat guru berada di kelas atau di sekolah.
Model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang
berkenaan dengan nilai yang dikembangkan) selalu dapat digunakan guru. Selain itu, guru
dapat pula memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya. Sebagai contoh,
peserta didik dimintakan menyatakan sikapnya terhadap upaya menolong pemalas, memberikan
bantuan terhadap orang kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan kontroversial sampai kepada
hal yang dapat mengundang konflik pada dirinya.
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, guru dapat
memberikan kesimpulan atau pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan
suatu nilai. Kesimpulan atau pertimbangan itu dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif
sebagai berikut ini.
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
B. Prinsip Penilaian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian pengembangan pendidikan budaya dan
karakter bangsa antara lain:
1. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator sekolah dan kelas dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa ;
2. Penilaian menggunakan kriteria yakni berdasarkan pencapaian keberhasilan indikator
sekolah dan kelas dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa ;
3. Penilaian dilakukan secara individual, kelompok (kelas) dan berkelanjutan;
4. Hasil penilaian ditindaklanjuti ;
5. Penilaian di sesuaikan dengan indikator sekolah dan kelas dalam pengembangan pendidikan
budaya dan karakter bangsa.
1. Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan indikator yang
dinilai;
2. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai;
3. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak
membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan
jender;
4. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan
sekolah dan pembelajaran;
5. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
6. Menyeluruh dan berkesinambungan(berkelanjutan), yakni penilaian mencakup aspek
indikator sekolah dan kelas indikator dalam pengembangan pendidikan karakter dan budaya
bangsa dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai.
7. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah yang baku;
8. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
keberhasilan pengembangan pendidikan karakter dan budaya bangsa yang ditetapkan;
9. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.
10. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan, (value is neither cought nor taught, it is
learned) (Hermann, 1972) mengandung makna bahwa materi nilai-nilai dan karakter yang
dalam hal ini tertuang dalam visi SMP Negeri 1 Kanigoro “PRAKTIS” (Prestasi, Akhlakul
Karimah Terciptanya lingkungan yang Indah dan Asri).
11. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah, Penilaian
dilakukan pada setiap mata pelajaran dengan memuat nilai karakter dan budaya bangsa pada
setiap silabus dan RPP mata pelajaran, bahkan pada kegaiatan pengembangan diri sekolah
serta pada kegiatan sekolah.
BAB III TEKNIK DAN INSTRUMEN PENILAIAN
A. Teknik Penilaian
Penilaian pencapaian pendidikan nilai budaya dan karakter didasarkan pada indikator. Penilaian
dilakukan melalui penilaian kelompok (per kelas) untuk indikator sekolah dan penilaian individual
yang dilakukan dalam mata pelajaran oleh guru bersangkutan.
Penilaian pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dikembangkan di SMP
Negeri 4 Lembang, antara lain :
1. Kelas, melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang sedemikian
rupa. Dalam setiap kegiatan belajar pembelajaran guru dituntut untuk mampu
mengembangkan penilaian pendidikan karakter dan budaya bangsa melalui ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, tidak selalu diperlukan kegiatan belajar khusus
untuk mengembangkan nilai-nilai pada pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dalam
Silabus dan RPP yang telah dikembangkan memuat nilai pendidikan karakter dan budaya
bangsa yang dapat diharapkan dalam pembelajaran, maka penilaian dilakukan melalui
pengamatan secara langsung oleh guru selama proses pembelajaran. Penilaian dalam
pembelajaran disesuaikan dengan nilai karakter yang diharapkan dengan kriteria penilaian
yang yang telah disusun dalam RPP. Penilaian ini mencakup penilaian kelompok belajar dan
penilaian secara individu.
2. Sekolah, melalui berbagai kegiatan sekolah yang ditujukan untuk penilaian pengembangan
nilai karakter dan budaya sekolah yang ingin dicapai. Contoh kegiatan yang dapat
dimasukkan ke dalam program sekolah adalah lomba kebersihan dan keindahan antarkelas
tentang peduli lingkungan kelas, disiplin dalan upacara bendera, lomba pidato bertema
budaya dan karakter bangsa, pagelaran bertema budaya dan karakter bangsa, lomba olah
raga antarkelas, lomba kesenian antarkelas, pameran hasil karya , lomba membuat tulisan,
lomba ceramah keagamaan yang dilakukan pada saat PHBI. Penilaian ini dilakukan melalui
pengamatan langsung terhadap kelompok (kelas).
3. Luar sekolah, melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti oleh seluruh
atau sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan
ke dalam Kalender Akademik. Misalnya, kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan
rasa cinta terhadap tanah air (wisata kota), menumbuhkan semangat kebangsaan,
melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan
sosial (membantu mereka yang tertimpa musibah banjir, memperbaiki atau membersihkan
tempat-tempat umum, membantu membersihkan atau mengatur barang di tempat ibadah
tertentu). Penilaian dilakukan melalui pengamatan dan pelaporan.
Teknik penilaian pendidikan karakter dan budaya bangsa yang dikembangkan di SMP Negeri 4
Lembang :
1. Observasi, penilaian ini adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan secara
langsung terhadap individu maupun kelompok (kelas). Penilaian ini untuk dijadikan sebagai
data kualitatif maupun kuantitatif yang akan diolah sebagai indikator pencapaian
keberhasilan pengembangan nilai karakter bangsa. Penilaian untuk individu dilakukan
selama proses belajar mengajar atau tergantung indikator yang ingin dicapai, sedangkan
penilaian untuk kelompok (kelas) dilakukan selama kegiatan itu dilaksanakan.
2. Produk (hasil karya), penilaian ini dilakukan atas persiapan, pelaksanaan dan hasil dalam
suatu perlombaan yang diadakan sekolah.
3. Penilaian catatan kasus, penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukan peserta didik.
4. Rekapitulasi data, penilaian ini meliputi frekuensi ketidakhadiran, pelanggaran tata tertib,
dan kunjungan perpustakaan.
B. Indikator Penilaian
Indikator penilaian pengembangan pendidikan karakter dan budaya bangsa yang dilaksanakan
di SMP Negeri 1 Kanigoro, disesuaikan dengan kondisi sekolah. Indikator penilaian ini dibagi
menjadi dua bagian :
1. Indikator Sekolah
Indikator penilaian dilakukan terhadap kelompok (kelas), meliputi nilai-nilai karakrer yang
dikembangkan dalam setiap kegiatan yang memerlukan pengembangan nilai karakter dan
budaya bangsa.
Dari 18 nilai karakter yang di kembangkan oleh pemerintah, SMP Negeri 1 Kanigoro tidak
seluruhnya melaksanakan tetapi ada beberapa prioritas nilai karakter yang di kembangkan,
seperti tampak pada table berikut ini :
NILAI
KEGIATAN SEKOLAH INDIKATOR PERILAKU
KARAKTER
Religius Pelaksanaan Sholat Melaksanakan sholat berjamaah dzuhur
Berjamaah setelah pulang sekolah sesuai jadwal
yang tealh ditentukan
Membaca Al-Qur’an
Sebelum Pembelajaran Membaca Al-Qur’an setiap hari
sebelum pembelajaran awal di mulai
Jujur Kantin kejujuran Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
Disiplin Mengikuti Tata Tertib Patuh terhadap semua tata tertib yang
sekolah berlaku di sekolah
1. Indikator Kelas
Pada dasarnya bisa semua nilai karakter diterapkan dalam mata pelajaran terntentu, tetapi
SMP Negeri 1 Kanigoro mempunya skala prioritas minimal dalam penilaian yang dilakukan
di dalam kelas. Indikator kelas seperti tampah pada tabel berikut ini :
NILAI
KEGIATAN KELAS INDIKATOR PERILAKU
KARAKTER
Religius Berdo’a Melakukan berdo’a sebelum dan
sesudah setiap mata pelajaran
Jujur Dalam Evaluasi Jujur tidak menyontek kepada
Pembelajaran ( Ulangan temannya
Harian )
Disiplin Tertib dalam mengikuti Tertib selama pembelajaran di dalam
proses pembelajaran (tidak kelas
ribut)
Kerja Keras Belajar dalam Kelompok Berusaha sebaik mungkin dalam
diskusi kelompok
Mandiri Dalam mengerjakan soal Mengerjakan soal dilakuka secara
mandiri ( Latihan soal mandiri
mandiri, Ulangan Harian)
Bersahabat Diskusi Kelompok dalam Terciptanya kerjasama dan adanya
dan pembelajaran komunikasi ketika sedang diskusi
komunikatif kelompok
Peduli Sosial Membantu teman jika tidak Terciptanya kepedulian sosial dalam
membawa peralatan yang membantu temannya
diperlukan
Tanggung Pelaksanaan Upacara Adanya rasa tanggung jawab sebagai
jawab pelaksana upacara
C. Penilaian
Dalam penilaian pengembangan nilai karakter dan budaya bangsa yang di kembang di SMP
Negeri 1 Kanigoro, mengacu kepada indicator sekolah dan kelas, maka di spesipikasikan
berdasarkan pelaksanaan kegiatan. Penilaian seperti tampak pada tabel berikut :
Penilaian indikator kelas dilakukan selama proses pembelajaran di kelas dengan memuat nilai
budaya dan karakter bangsa yang dikembangkan dalam silabus dan RPP.
Nilai budaya dan karakter bangsa yang dikembangkan dan adanya penilaian setidaknya
memuat minimal nilai karakter sebagai berikut :
1. Religius : berdo’a
2. Jujur : Tidak mencontek saat ujian
3. Disiplin : Tidak rebut saat pembelajaran
4. Kerjakeras : Bersaing sehat
5. Mandiri : Menyelesaikan soal individual secara mandiri
6. Tanggungjawab : Mengerjakan penugasan yang diberikan guru
7. Bersahabat/Komunikatif : Berkomunikasi saat diskusi
8. Peduli Sosial : Membantu temannya dalam hal kebaikan
Penilaian bisa berkurang dan bertambah sesuai dengan kebutuhan materi yang diajarkan dalam
pembelajaran.
Untuk menilai akhlak peserta didik, guru mata pelajaran melakukan pengamatan terhadap
perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk
menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan akhlak seperti kedisiplinan, tanggung jawab,
sopan santun, peduli sosial, dan kejujuran. Hal-hal yang dinilai antara lain mencakup aspek:
1. Kedisiplinan, yaitu kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib, seperti datang tepat waktu,
mengikuti semua kegiatan, dan pulang tepat waktu.
2. Kejujuran, yaitu kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, seperti tidak berbohong, dan
tidak berlaku curang.
3. Tanggungjawab, yaitu kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan,
seperti menyelesaikan tugas-tugas selama kegiatan berlangsung.
4. Sopan santun, yaitu sikap hormat kepada orang lain, baik dalam bentuk perkataan,
perbuatan, dan sikap, seperti berbicara, berpakaian, dan duduk yang sopan.
5. Peduli sosial, yaitu kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan orang lain secara baik,
seperti menjalin hubungan baik dengan guru dan sesama teman, menolong teman, dan mau
bekerjasama dalam kegiatan yang positif.
Untuk menilai kepribadian peserta didik, guru mata pelajaran melakukan pengamatan terhadap
perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk
menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan kepribadian seperti percaya diri, harga diri,
motivasi diri, kompetisi, saling menghargai, dan kerjasama. Indikator masing-masing aspek
kepribadian antara lain sebagai berikut :
1. Percaya diri: diwujudkan dalam perilaku berani menyatakan pendapat, bertanya, menegur,
mengritisi tentang sesuatu hal.
2. Harga diri: diwujudkan dalam perilaku tidak mudah menyerah dan mengetahui kelebihan
diri dan mengakui kelemahan diri.
3. Motivasi diri: diwujudkan dalam perilaku kemauan untuk maju, menyelesaikan segala hal,
berprestasi, dan meraih cita-cita.
4. Saling menghargai: diwujudkan dalam perilaku mau menerima pendapat yang berbeda,
memaklumi kekurangan orang lain, dan mengakui kelebihan orang lain.
5. Kompetisi: diwujudkan dalam bentuk perilaku yang tegar menghadapi kesulitan, berani
bersaing dengan orang lain, dan berani kalah dengan orang lain berlandaskan kejujuran (fair
play).
D. Instrumen Penilaian
Dalam penilaian pencapaian nilai budaya dan karakter yang dikembangkan baik melalui
penilaian indikator sekolah maupun penilaian indikator kelas diperlukan teknik penilaian,
dimana dalam teknik penilaian sudah barang tentu adanya instrument penilaian yang sesuai.
Tabel berikut merupakan teknik dan instrumen penilaian yang digunkan dalam penilaian
pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Instrumen observasi berupa lembar penilaian yang didalamnya merupakan pedoman penskoran
dengan berbagai kriteria yang dinilai, instrument produk berupa lembar penilaian produk mulai
dari persiapan, pelaksanaan sampai hasil produk suatu perlombaan, dan instrumen catatan
kasus berupa laporan rekapitulasi catatan kasus. Setiap instrumen yang dikembangkan memiliki
pedoman penskoran dan kriteria penilaian.
Berikut ini contoh instrumen penilaian yang dikembangkan di SMP Negeri 4 Lembang.
Pengolahan nilai
Kualifikasi
Berdasarkan pengamatan per kelas untuk pada indikator pencapaian kedisiplinan disimpulkan
sebagai berikut :
Untuk pengamatan secara keseluruhan (sekolah) pada indikator pencapaian nilai karakter
kedisiplinan di simpulkan sebagai berikut :
Pengolahan nilai
Kualifikasi
Berdasarkan pengamatan per kelas untuk pada indikator pencapaian kedisiplinan disimpulkan
sebagai berikut :
Untuk pengamatan secara keseluruhan (sekolah) pada indikator pencapaian nilai karakter
kedisiplinan di simpulkan sebagai berikut :
NILAI KARAKTER
NAMA
NO TANGGUNG JML
SISWA RELIGIUS DISIPLIN KERJASAMA MANDIRI
JAWAB
1 A 4 3 3 3 3 16
2 B 3 3 2 2 2 12
3 C 2 2 1 2 1 8
4 D 3 2 2 3 2 12
5 E.. 3 2 2 2 3 12
Dst
60
Pengolahan nilai
Kualifikasi
Berdasarkan pengamatan per siswa untuk pada indikator pencapaian nilai karakter dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Contoh Penilaian Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa pada Perlombaan
(Lomba Tumpeng Hias) pada acara PHBN
1. Komunikasi tim
1. Kerapian hasil
(rapi = 2, tidak =1)
Penilaian dini dilihat dari berapa jumlah kasus per pelanggaran tata tertib.
Contoh : catatan pelanggaran kedisiplinan dalam minggu ke- berjumlah 63 orang dari 630
orang, kemudian pelanggaran minggu ke-2 berjumlah 54 orang.
Artinya :
Sehingga Perubahannya adalah = (1,4 : 10) x 100 % = 14 % (BT), ini bisa dilihat berdasarkan
kulalifikasi.
Untuk melihat perubahan indikator pencapaian perilaku didasarkan kepada kondisi awal
pelanggaran yang terjadi, terus ditinjau dari rata-rata perubahan indicator setelah kondisi awal.
Berdasarkan pengamatan per kasus untuk perubahan pada indikator pencapaian nilai karakter
yang dikembangkan adalah disimpulkan sebagai berikut :
4. Rekapitulasi data
Rekapitulasi data ini adalah dilihat berdasarkan jumlah awal dan kondisi ssesudahnya,
misalkan tentang penilaian gemar membaca di perpustakaan.
Penilaian dini dilihat dari berapa jumlah pengunjung minggu ke-1, ke-2, dan seterusnya, maka
penilian dilihat dari kondisi awal dan rata-rata kondisi sesudahnya.
Contoh penilian untuk melihat perubahan pengunjung ke perpustakaan dalam satu bulan,
minggu ke- jumlah pengunjung 50 orang, minggu ke-2 berjumlah 65 orang, minggu ke-3
berjumlah 70 orang, dan minggu ke-4 berjumlah 75 orang. (catatan seandainya jumlah siswa
seluruhnya adalah 630 orang)
Artinya :
Berdasarkan rekafitulasi hasil untuk perubahan pada indikator pencapaian nilai karakter
yang dikembangkan adalah disimpulkan sebagai berikut :
Setiap instrumen penilaian pendidikan budaya dan karakter bangsa ini dengan memenuhi
persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan
perubahan perilaku yang dinilai. Persyaratan konstruksi merepresentasikan persyaratan teknis
sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan.
Persyaratan bahasa berhubungan dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan perubahan perilaku peserta didik. Instrumen
penilaian dilengkapi dengan pedoman penskoran, dimana pedoman bisa berubah sesuai
dengan kebutuhan tetapi tidah merubah secara subtansi.
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS PENILAIAN
A. Pengolahan Penilaian
Pengolahan penilaian perkembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang diterapkan
di SMP Negeri 1 Kanigoro, dilihat berdasarkan indicator sebagai berikut :
1. Indikator Sekolah
Untuk pengolahan indicator sekolah ini didasarkan kepada penilaian kelompok (kelas).
2. Indikator Kelas
Untuk pengolahan ini dilakukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, karena berkaitan
dengan perubahan perilaku terhadap masing-masing siswa.
Guru membuat kesimpulan perubahan perilaku sendiri yang kemudian dilaporkan ke kurikulum
dan kesiswaan.
B. Analiisis Penilaian
Kegiatan yang dilakukan oleh guruk pada tahap analisis adalah menganalisis hasil penilaian
menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan hasil penilaian masing-masing peserta
didik dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk penilaian yang dilakukan oleh guru hasil
penilaian masing-masing peserta didik dibandingkan dengan kondisi awal. Analisis ini
bermanfaat untuk mengetahui kemajuan perubahan perilaku peserta didik, serta untuk
memperbaiki sikap dan perilaku siswa.
1. Menganalisis hasil pengamatan perilaku peserta didik secara keseluruhan dari kondisi awal
dibandingkan dengan kondisi sesudahnya.
2. Menganalisis hasil perubahan perilaku secara umum dengan membandingkan kondisi
sebelumnya dengan sesudahnya;
3. Menganalisis hasil penilaian kelompok (kelas) sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan;
4. Melalui rapat dewan guru, sekolah untuk menetapkan dapat tidaknya tindakan yang
diberikan terhadap siswa;
BAB V TINDAK LANJUT DAN PELAPORAN
A. Tindak Lanjut
Kegiatan yang dilakukan oleh guru sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi:
1. Pelaksanaan program pengarahan karakter individual oleh guru dan guru BP kepada peserta
didik yang belum mencapai perubahan perilaku (belum memenuhi standar) dan memberikan
penghargaan bagi peserta didik yang memiliki perilaku yang amat baik;
2. Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan.
Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi:
B. Pelaporan
Pelaporan hasil penilaian pengamatan disajikan dalam bentuk profil hasil catatan kualitatif dan
data observasi peserta didik.
Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan sebagai berikut:
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
KETERAMPILAN SOSIAL
1. Menghargai Orang Apakah kamu mau mengakui
Lain pendapat teman lain yang
pendapatnya memang bagus?
Apakah kamu selalu menghor-
mati pendapat temanmu meski-
pun pendapatnya itu kurag baik?
2. Santun Apakah kamu memperlakukan
teman secara baik?
Apakah kamu selalu
menggunakan tutur kata yan
sopan dan tidak menyinggung
perasaan teman?