PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari pendidikan.
2. Untuk mengetahui syarat ilmu pendidikan.
3. Untuk mengetahui pendidikan sebagai Ilmu.
4. Untuk mengetahui kegunaan ilmu pendidikan.
2
BAB 2
TEORI PEMBAHASAN
3
OBJEK – OBJEK ILMU PENDIDIKAN
Objek material ilmu pendidikan ialah manusia seutuhnya, manusia yang
lengkap aspek-aspek kepribadiannya, yaitu manusia yang berakhlak mulia dalam
situasi pendidikan atau diharapkan melampaui manusia sebagai makhluk sosial
mengigat sebagai warga masyarakat dia mempunyai ciri warga yang baik
(Heryanto, 2002). Agar pendidikan dalam praktik terbatas dari keragu-raguan,
maka objek material ilmu pendidikan dibatasi pada manusia seutuhnya didalam
fenomena atau situasi pendidikan. Hal ini berarti ruang lingkup manusia
seutuhnya ini dalam kedudukannya sebagai peserta didik, baik secara individu
maupun kelompok (sosial), sehingga batasan manusia seutuhnya ini dalam
konteks pendidikan, sedangkan objek formal ilmu pendidikan adalah pendidikan
itu sendiri.
Adapun objek dari ilmu pendidikan antara lain :
a. Anak didik
b. Pendidik
c. Materi pendidikan
d. Metodologi pembelajaran
e. Evaluasi pengajaran
f. Alat-alat pendidikan
g. Media atau lingkungan sekitar
h. Dasar dan tujuan pendidikan
4
Fisika - Ilmu alam
- Ilmu kimia
- Geologi
- Mineralogi
Biologi - Botani
- Zoologi
- Antropologi
- Etnologi
Social sciences - Ilmu jawa
- Ilmu logika
- Ilmu ethika
- Ilmu hukum
- Ilmu ekonomi
- Ilmu pendidikan
- Sosiologi
metafisika - Ontologi
- Antropologi filsafat
- Cosmologi
- Theodicee
5
2.2 SYARAT ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang sistematis dan metodis tentang
suatu hal atau masalah. Setelah melihat pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa syarat ilmu pengetahuan sebagai berikut.
a. Ilmu pengetahuan harus ada objeknya. Adapun objek ilmu pengetahuan
adalah objek material dan formal. Objek material adalah bahan yang menjadi
sasaran suatu ilmu pengetahuan sedangkan objek formal adalah sudut
pembahasan suatu ilmu pengetahuan, misal: ilmu jiwa dfan ilmu manusia
yang kedua macam ilmu pengetahuan itu mempunyai objek material sama
(manusia), akan tetapi objek formalnya berbeda. Oleh karena itu objek
material ilmu pengetahuan dapat sama sedang objek formalnya berbeda.
b. Ilmu pengetahuan harus metodis. Ilmu pengetahuan dalam mengadakan
pembahasan serta penyelidikan untuk suatu ilmu pengetahuan harus
menggunakan metode yang ilmiah.
c. Ilmu pengetahuan harus sistematis.
d. Ilmu pengetahuan harus mempunyai dinamika. Ilmu pengetahuan harus
tumbuh dan berkembang untuk mempunyai kesempurnaan.
e. Ilmu pengetahuan harus praktis. Ilmu pengetahuan harus berguna dan
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
f. Ilmu pengetahuan harus diabadikan untuk kesejahteraan manusia.
Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai tiga persyaratan pokok dan
beberapa persyaratan tambahan, persyaratan pokok ilmu pengetahuan antara lain:
(1) mempunyai objek tertentu, (2) menggunakan metode-metode yang sesuai, dan
(3) menggunakan sistematika tertentu. Sedangkan persyaratan tambahan ilmu
pengetahuan antara lain: (1)mempunyai dinamika, (2) praktis, dan (3) dapat
diabadikan untuk kesejahteraan umat manusia.
6
Ruang lingkup ilmu pendidikan sebagai berikut :
1) Pendidikan teoritis
2) Sejarah pendidikan & perbandingan pendidikan
3) Pengembangan kurikulum
4) Dedaktik - metodik atau proses belajar mengajar
5) Media & alat mengajar
6) Komunikasi & informasi pendidikan
7) Bimbingan & konseling
8) Psikologi blajar dalam pendidikan
9) Psikologi perkembangan dalam pendidikan
10) Sosiologi pendidikan
11) Ekonomi pendidikan
12) Evaluasi pendidikan
13) Profesi dan etika pendidik
14) Kepemimpinan & sepervisi pendidikan
15) Perencanaan pendidikan
16) Organisasi dan manajemen pendidikan
17) Statistic dan penelitian pendidikan.
Pendidikan teoritis adalah suatu ilmu yang membahas pendidikan secara
garis besar seperti tujuan pendidikan suatu negara, batas – batas manusia yang
bisa dididik, alat-alat pendidikan secara umum, hubungan antara teori dengan
praktik pendidikan, macam-macam lembaga pendidikan yang dibutuhkan, dan
sebagainya.
Pendidikan teoritis diatas selalu bertalian dengan filsafat pendidikan dan
fillsafat negara yang dianut oleh bangsa bersangkutan. Pendidikan teoritis tidak
boleh bertentangan dengan dua macam filsafat itu. Pendidikan teoritis bersumber
atau dijabarkan dari filsafat pendidikan, sementara itu filsafat pendidikan
dijabarkan dari filsafat negara.
Sejarah pendidikan dan perbandingan pendidikan adalah memberi gambaran
tentangbagaimana sistem pendidikan berbagai Negara baik kepada masa lalu
maupun masa kini.
7
Dari bermacam-macam sistem pendidikan itu lengkap dengan kelemahan
dan keunggulannya masing-masing akan dipilih salah satu yang paling cocok
untuk diterapkan pada suatu Negara. Atau hanya sebagai pembanding untuk
melengkapi atau menyempurnakan sistem pendidikan yang sudah ada.
Sesudah pendidikan teoritis ditetapkan apakah atas dasar penemuan sendiri
oleh suatu negara atau atas dasar pengambilan dari sejarah pendidikan dan atau
perbandingan pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi Negara itu, maka kini
tiba gilirannya untuk menyusun kurikulum. Cara-cara menyusun atau
mengembangkan kurikulum dapat dipelajari pada studi pengembangan
kurikulumn.
Yang dimaksutd dengan kurikulum adalah suatu perangkat pengalaman
belajar yang telah ditetapkan ciri-cirinya secara menyeluruh, yang mencangkup
materi yang dipelajari, cara mempelajari, tempat atau lingkungan belajar, dan cara
membimbing siswa belajar. Sekali kurikulum dibuat, tidak selamanya akan tetap
seperti itu, melainkan bisa diubah atau direvisi sesuai dengan perkembangan ilmu,
teknologo, dan masyarakat.
Dedaktik adalah bidang studi yang membahas tentang cara-cara mendidik
dan mengajar secara umum, sedangkan cara-cara mendidik dan mengajar untuk
setiap mata pelajaran atau bidang studi disebut metodik. Dedaktik dan metodik
kini lebih dikenal dengan istilah proses belajar mengajar. Setiap bidang studi pada
umumnya memiliki PMB sendiri-sendiri yang khas sesui dengan ciri-ciri studi itu
masing-masing.
Sebagai besar PMB memakai media dan alat belajar tertentu untuk
memperlancar proses belajar para siswa. Masing masing bidang studi
membutuhkan media dan alat belajar tertentu. Dimana menemukan dan
bagaimana cara mengoprasikan media dan alat belajar ini bisa dipelajari dalam
bidang studi media dan alat belajar tersebut.
8
setiap kebenaran hanya ada apabila memberikan kegunaan lebih baik
ditinggalkan.
Dilihat dari tujuan ilmu pendidikan, yaitu untuk menciptakan manusia yang
beriman dan bertakwa, kegunaan ilmu pendidikan adalah :
a. Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi Allah dan
seluruh ciptanya kepada anak didik.
b. Menguatkan iman dan memperkaya pandangan anak didik tentang sumber
kehidupan manusia dan sumber ilmu pengetahuan.
c. Menjadi jihad dijalan Allah karena mengembangkan ilmu pendidikan
merupakan ibadah.
d. Memberikan ketrampilan hidup.
e. Mencerdaskan anak didik
f. Membentuk akhlak mulia.
g. Membentuk manusia yang memiliki kepedulian sosial.
h. Mengembangkan lembaga pendidikan yang bonafide.
Semua keguanaan ilmu pendidikan tersebut merupakan cabuk bagi para
pendidik dan pengurus lembaga pendidikan, agar terus meningkatkan kualitas
pendidikan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
kemajuan pendidikan.
Kegunaan adalah kemaslahatan, menurut Rachmat Syafi’i (1999: 117)
semua yang mengandung manfaat dikategorikan sebagai kemaslahatan, baik
manfaat menurut asalnya maupun melalui proses, seperti menghasilkan
kenikmatan, keuntungan, dan faedah, atau mencegah segala bentuk kemudaratan.
Kemaslahatan yang dimaksud dalam pendidikan adalah tercapainya tujuan
pendidikan, yaitu terbentuknya manusia yang beriman dan bertakwa, atau
manusia yang berakal budi luhur. Pendidikan memiliki kegunaan yang sangat
berarti bagi manusia dengan pendidikan, hidup manusia akan terpelihara, akal
senantiasa dibina dengan baik, kehidupan keluarga dan ketentuan akan dipertebal
keimanannya, bahkan dengan akhlak anak didik yang mulia, masa depan bangsa
akan cerah.
Manfaat dan kegunaan pendidikan merupakan kenikmatan atau sesuatu
yang akan mengantarkan pada kenikmatan. Dalam bahasa lain merupakan tahsil
9
al-ibqa. Maksudnya adalah penghimpunan secara langsung dan penjagaan
terhadap kenikmatan tersebut dengan cara menjaganya dari kemudaratan dan
sebab-sebabnya. Kemaslahatan dan kegunaan pendidikan merupakan dapak yang
positif yang diterima oleh pihak pelaku dan pihak lain yang memmiliki karakter
yang sama, sebagaimana pelakunya seorang diri, tetapi manfaatnya atau
dampaknya dapat menyeluruh (Rahmat safe’i 1999: 117).
Kemaslahatan yang dimaksudkan dalam konteks pendidikan adalah dampak
positif yang konkret terhadap anak didik dan insan akademik, yang didasarkan
pada tujuan pendidikan. Adapun kegunaan pendidikan danruang lingkupnya.
Pendidikan bermanfaat dalam arti mencegah segala kemadaratan.
Jika dianalisis dalam persepektif kemaslahatannya, pelaksanaan pendidikan
perlu ditinjau dari tiga segi, yaitu:
a. Melihat kemaslahatan yang etrdapat dalam kasus yang dipersoalkannya,
terutama dari objek yang menjadi bagian yang paling substansial
dipermaslahkan.
b. Melihat sifat yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang mengharuskan
adanya ketentuan agama agar tercipta suatu kemaslahatan.
c. Melihat proses pendidikan terhadap suatu kemaslahatan yang ditunjukkan oleh
realitas yang ada.
Dengan ketiga pandangan diatas, dapat dipertegas bahwa kegunaan ilmu
pendidikan meliputi tiga aspek terpenting, yaitu (1) kegunaan teoritis, yaitu
mengembangkan teori ilmu pendidikan. (2) mengompromosikan pendekatan
pendidikan timur dan barat, dan pendidikan nasional di Indonesia. (3)
mewujudkan anak didik yang berakhlakul karimah, beriman, dan berbudi luhur
atau bertakwa kepada Allah SWT.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran yang bisa diambil dari makalah ini adalah tetap terus tingkatkan
pendidikan kita,tetap semangat meski dalam kenyataan,negara kita tertinggal akan
tingkat pendidikannya. Namun jangan juga menganggap bahwa negara kita tidak
akan pernah maju dengan tingkat pendidikan yang rendah,akan tetapi
yakinlah,perlahan negara kita menuju ke keadaan yang lebih baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Natawidjaaja, Rochman, dkk. (Ed.) 2007. Rujukan filsafat, teori dan praksis
ilmu pendidikan. UPI Press: Bandung.
Sudjana, Djudju. 2007. “perkembangan ilmu pendidikan dan terkaitannya
dengan ilmu – ilmu lain”.
Tim Pengembang ilmu pendidikan. Ilmu dan aplikasi pendidikan (buku 3).
PT.Imtima: Bandung.
12