Anda di halaman 1dari 7

BERSAMA PPGI

PERAWAT GIGI DAPAT PRAKTEK SESUAI DENGAN KOMPETENSI

MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 36 TAHUN 2009

TENTANG KESEHATAN

Pasal 93

Menyatakan bahwa :

(1) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,

pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan

pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah, pemerintah

daerah, dan/atau masyarakat yang dilakukan secara

terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan.

(2) Kesehatan gigi dan mulut sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi

perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat,

usaha kesehatan gigi sekolah.

Pasal 94

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin

ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat

kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan

pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan

terjangkau oleh masyarakat

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010

TENTANG REGRISTASI TENAGA KESEHATA


KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 284/MENKES/SK/IV/2006

TENTANG

STANDAR PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah merupakan
pelayanan profesional yang diberikan oleh perawat gigi kepada perorangan dan masyarakat;

b. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kekesehatan gigi dan mulut diperlukan
adanya suatu Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara


Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);

4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1035/Menkes/SK/ IX/1998 tentang Perawat Gigi;

5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1392/Menkes/SK/ XII/2001 tentang Registrasi dan


Izin Kerja Perawat Gigi;

6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan


Tata Kerja DepartemenKesehatan;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDARPELAYANAN


ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

Kedua : Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut dimaksud dalam Diktum
Kesatu sebagaimana terlampir dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Standar sebagaimana dimaksud dalam diktum Kedua digunakan sebagai acuan oleh
perawat Gigi dalam melakukan pekerjaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

Keempat : Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan standar pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut ini dengan mengikutsertakan Organisasi Profesi sesuai
dengan fungsi dan tugasnya masing-masing.
Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 21 April 2006

MENTERI KESEHATAN,

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP (K)

Standar asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh perawat gigi meliputi:

1. Standar Administrasi dan Tata Laksana :

a. Standar Administrasi.

b. Standar Tata Laksana Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut.

2. Standar Pengumpulan Data Kesehatan Gigi :

a. Standar Penjaringan Data Kesehatan Gigi dan Mulut.

b. Standar Pemeriksaan OHIS.

c. Standar Pemeriksaan DMF-T/def-t.

d. Standar Pemeriksaan CPITN.

3. Standar Promotif :

a. Standar Penyusunan Rencana Kerja Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut.

b. Standar Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut.

c. Standar Pelatihan Kader.

4. Standar Preventif :

a. Standar Sikat Gigi Massal.

b. Standar Kumur-kumur Dengan Larutan Fluor.

c. Standar Pembersihan Karang Gigi.

d. Standar Pengolesan fluor.

e. Standar Penumpatan Pit dan Fissure Sealant.

5. Standar Kuratif :

a. Standar Pencabutan Gigi Sulung Goyang Derajat 2 atau Lebih

b. Standar Atraumatic Restorative Treatment (ART).


c. Standar Penumpatan Gigi 1 – 2 Bidang Dengan Bahan Amalgam.

d. Standar Penumpatan Gigi 1 – 2 Bidang Dengan Bahan Sewarna Gigi.

e. Standar Pencabutan Gigi Permanen Akar Tunggal Dengan Infiltrasi Anestesi.

f. Standar Rujukan.

g. Standar Pencatatan dan Pelaporan.

6. Standar Hygiene Kesehatan Gigi :

a. Standar Higiene Petugas Kesehatan Gigi dan Mulut.

b. Standar Sterilisasi dan Pemeliharaan alat-alat Kesehatan Gigi.

c. Standar Lingkungan Kerja.

7. Standar Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Umum Rawat

Inap.

8. Standar Peralatan dan Bahan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut. Setiap standar diuraikan
ke dalam pernyataan dan rasional, kriteria input, kriteria proses dan kriteria output kecuali
untuk peralatan dan bahan.

1. Pernyataan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1392/ Menkes/SK/XII/2001 tentang


Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi, perawat gigi yang menjalankan pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut harus memiliki Surat Izin Perawat Gigi (SIPG) sebagai bukti
tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan gigi di seluruh
wilayah Indonesia dan Surat Izin Kerja (SIK) sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada
perawat gigi untuk melakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di sarana
kesehatan.

2. Rasional
SIPG dan SIK wajib dimiliki oleh perawat gigi dalam menjalankan pekerjaannya
dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut serta
perlindungan tenaga kesehatan dan masyarakat penerima pelayanan.

3. Kriteria input

a. Adanya perawat gigi

b. Adanya laporan pimpinan penyelenggara pendidikan perawat gigi yang meliputi :

1) Daftar nama lulusan perawat gigi;

2) Jenis kelamin;

3) Tempat dan tanggal lahir;

4) Lulus tahun;

5) Alamat;

6) Keterangan.

c. Adanya kelengkapan registrasi perawat gigi.

KODE ETIK

PERAWAT GIGI INDONESIA

MUKADIMAH

Mengingat profesi perawat gigi merupakan tugas mulia yang tidak terlepas dari fungsi
kemanusiaan dalam bidang kesehatan, maka perlu memiliki suatu kode etik yang dijiwai oleh
nilainilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Seorang perawat gigi dalam
menjalankan profesinya perlu membawa diri dalam sikap dan tindakan yang terpuji. Baik
dalam hubungannya terhadap penderita, masyarakat, teman sejawat, maupun profesinya.
Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa serta didorong keinginan luhur untuk mewujudkan
martabat, wibawa dan kehormatan profesi perawat gigi, maka Perawat Gigi yang bergabung
dalam wadah Persatuan Perawat Gigi Indonesia ( PPGI ) dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab merumuskan Kode Etik Perawat Gigi Indonesia yang wajib dihayati, ditaati
dan diamalkan oleh setiap Perawat Gigi yang menjalankan profesinya di wilayah hukum
Indonesia.

BAB I

KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1

Setiap Perawat Gigi Indonesia harus senantiasa menjalankan profesinya secara optimal.

Pasal 2

Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib menjunjung tinggi norma-norma hidup yang luhur.
Pasal 3

Dalam menjalankan profesi, setiap Perawat Gigi Indonesia tidak dibenarkan melakukan
perbuatan

yang bertentangan dengan Kode Etik.

Pasal 4

Setiap Perawat Gigi Indonesia harus memberikan kesan dan keterangan atau pendapat yang
dapat

dipertanggung jawabkan.

Pasal 5

Setiap Perawat Gigi Indonesia agar menjalin kerja sama yang baik dengan tenaga kesehatan

lainnya.

Pasal 6

Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib bertindak sebagai motivator dan pendidik masyarakat.

Pasal 7

Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib berupaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut
masyarakat

dalam bidang promotif, preventive dan kuratif sederhana.

BAB II

KEWAJIBAN PERAWAT GIGI TERHADAP MASYARAKAT

Pasal 8

Dalam menjalankan profesinya, setiap Perawat Gigi Indonesia wajib memberikan pelayanan
yang

sebaik mungkin kepada individu masyarakat.

Pasal 9

Dalam hal ini ketidakmampuan dan diluar kewenangan Perawat Gigi Indonesia berkewajiban

merujuk kasus yang ditemukan kepada tenanga yang lebih ahli.

Pasal 10

Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib merahasiakan segala sesuatu yang ia ketahui tentang
kliennya.
Pasal 11

Setiap Perawat gigi indonesia wajib memberikan pertolongan darurat dalam batas-batas

kemampuan, sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali pada waktu itu ada orang lain
yang lebih

mampu memberikan pertolongan.

SIAPKAH ANDA MELKUKANNYA?????????????????????????????

MASYARAKAT MENUNGGUMU………………………………………….

Report this ad

Anda mungkin juga menyukai