2007-1-00356-SP-Bab 4 PDA PDF
2007-1-00356-SP-Bab 4 PDA PDF
BAB 4
Jakarta Barat
c. Diameter Tiang : 60 cm
d. Kedalaman : 15,50 m
e. Pembesian : 4 D 22 mm, L = 12 m
4 D 22 mm, L = 6 m
proyek pembangunan Gedung Wisma Asia II. Penyelidikan tanah juga dilakukan
untuk mendapatkan informasi mengenai kedalaman Muka Air Tanah (MAT) dan
untuk mengetahui sifat tanah/batuan baik dari sifat fisis maupun mekanis.
kondisi tanah setempat. Pada proyek Gedung Wisma Asia II, penyelidikan tanah
dilakukan dengan mengadakan pengujian sondir dan bor mesin. Pengujian sondir
dan pengeboran dengan bor mesin dilakukan pada 3 titik. Denah titik uji tersebut
Muka Air Tanah (MAT) di proyek pembangunan Gedung Wisma Asia II terletak
Dari hasil penyelidikan tanah disimpulkan bahwa lapisan tanah bagian atas
terdiri dari tanah kohesif dengan kondisi lunak sampai agak kenyal. Sedangkan
untuk lapisan tanah bagian bawah terdiri dari tanah pasir kelanauan dan lempung
Hasil ringkasan dalam bentuk gambar stratigrafi tanah yang dibuat berdasarkan
Ringkasan mengenai keadaaan tanah dasar dari hasil pengeboran yang dilakukan
Pembuatan pondasi tiang bor dalam proyek pembangunan gedung Wisma Asia II
Tahap ini dilakukan dengan menggunakan 3 jenis alat berat yaitu mesin bor,
sebagai berikut :
• Pasang tulangan kait untuk tali pegangan tulangan pada saat pengecoran
sehingga tulangan akan tetap posisinya. Tulangan kait ini dilas sementara
b. Pemasangan pelat pada pile cap untuk perataan beban hydraulic jack
c. Pemasangan 1 buah hydraulic jack dengan titik berat tepat ditengah as tiang
bor
f. Penyusunan beban dari blok beton dengan ditutup terpal pada puncaknya
g. Pemasangan reference beam pada sisi kiri dan kanan tiang bor
h. Pemasangan plafond pada area dial gauge untuk menghindari dari benda-
benda yang jatuh karena gesekan antara blok beton selama masa pembebanan
pergeseran
dengan blok-blok beton yang diletakkan di atas sebuah platform yang dibuat dari
profil baja berukuran 9 x 12 m2. Platform tersebut ditopang oleh blok-blok beton
Reference beam dibentuk dari 2 buah profil baja C 18 dengan panjang 9 m yang
Jumlah berat blok – blok beton yang diletakkan di atas platform adalah sebesar ±
330 ton ditambah dengan berat profil dan platform sebesar ± 30 ton.
Besar tekanan yang diberikan oleh hydraulic jack (dongkrak hidrolis) yang
diterima oleh kepala tiang bor dapat dibaca pada manometer (pressure gauge)
pondasi tiang dapat dibaca pada dial gauge (extensiometer) yang dipasang pada
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dilakukan pembacaan dan pengamatan
beam pada dinding yang tetap untuk mengetahui perubahan elevasi reference
pada celah antara hydraulic jack dengan pile cap dan celah antara ram/piston
Dari hasil uji pembebanan vertikal yang dilakukan hanya pada tiang B 134
Beban Vertikal
(ton)
Penurunan Total
Beban (mm)
Beban Rencana
Cycle Maksimum Persentase
(ton)
(ton)
150 I 150 100 % 1,45
150 II 300 200 % 4,38
Dari hasil ringkasan pengujian diperoleh daya dukung vertikal ultimit tiang
pondasi B 134 adalah sebesar 300 ton dengan penurunan total sebesar 4,38 mm
(memenuhi syarat deformasi lateral yang diijinkan yaitu < 1 inch atau 25,4 mm).
Sistem uji pembebanan tarik yang digunakan pada proyek pembangunan gedung
Wisma Asia II menggunakan sistem steel frame and ground reaction system,
dimana pada sistem ini steel frame dilas pada kepala tiang dan untuk
diletakkan pada diantara test beam dan steel frame yang dilas ke kepala tiang.
Reference beam dibentuk dari 2 buah profil baja kanal dengan panjang 9 m yang
Besar beban percobaan dapat dibaca pada manometer (pressure gauge) yang
dipasang pada pompa tangan.. Sedangkan, gerakan vertikal yang diberikan oleh
hydraulic jack (dongkrak hidrolis) yang diterima oleh kepala tiang dapat dibaca
pada dial gauge yang dipasang diagonal pada kepala tiang yang dihubungkan
Dari hasil uji pembebanan tarik yang dilakukan hanya pada tiang B 68 diperoleh
Nomor Tiang : B 68
Tanggal Pengecoran Tiang : 11 Januari 2006
Diameter Tiang : 60 cm
Beban Rencana : 25 ton
Kedalaman Tiang : 15,5 m
Referensi Titik Bor : DB 1
Tanggal Pengujian Tiang : 20 Februari 2006
Pembebanan Maksimum : 50 ton (200 % beban rencana)
Elevasi Muka Tanah : - 1,741 m
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa daya dukung tarik ultimit tiang
dimana total deformasi vertikal maksimumnya memenuhi syarat (< 0,25 inch
tersebut ditopang oleh blok-blok beton yang disusun diatas permukaan tanah.
Reference beam dibentuk dari 2 buah profil baja dengan panjang 4 m yang dicor
yang diterima oleh kepala tiang bor dapat dibaca pada dial gauge yang dipasang
Dari hasil uji pembebanan lateral pada 2 tiang diperoleh ringkasan percobaan
sebagai berikut :
Beban Lateral
(ton) Deformasi
Beban Lateral Total
Beban Rencana (mm)
Cycle Maksimum Persentase
(ton)
(ton)
10 I 5 50 % 0,32
10 II 10 100 % 0,95
10 III 15 150 % 1,90
10 IV 20 200 % 3,43
Daya dukung lateral ultimit tiang pondasi B 1 yang diperoleh dari hasil
sebesar 3,43 mm (memenuhi syarat deformasi lateral yang diijinkan yaitu <
Beban Lateral
(ton) Deformasi
Beban Lateral Total
Beban Rencana (mm)
Cycle Maksimum Persentase
(ton)
(ton)
10 I 5 50 % 0,52
10 II 10 100 % 1,81
10 III 15 150 % 3,75
10 IV 20 200 % 9,43
Dari hasil ringkasan pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa daya dukung
Sistem uji pembebanan dinamis pada proyek pembangunan Gedung Wisma Asia
pada saat dilakukan pengujian dengan PDA adalah case method. Setelah
accelerometer
• Meratakan bagian atas tiang bor agar diperoleh permukaan tiang yang baik
masing 2 buah (telah dikalibrasi) yang dipasang pada bagian atas tiang
• Tujuan pemasangan dua buah instrumen sebanyak 2 buah adalah untuk faktor
instrumen
Gambar 4.9 Penggalian Sekitar Tiang B.34 (Salah Satu Tiang Yang Diuji)
Untuk Pengujian Dengan PDA
Dari hasil pengujian dengan PDA diperoleh daya dukung tiang pondasi seperti
Contoh perhitungan analitis daya dukung vertikal pada tiang pondasi B134
nilai kohesi tanah (cu). Apabila nilai kohesi tanah (cu) tidak ada maka perlu
dilakukan korelasi nilai kohesi tanah (cu) dari nilai NSPT. Dengan rumus :
Dimana :
a. A = ¼ πd2
= 0,2827 m2
b. p = πd
= 1,885 m
6 + 10
• NSPT =
2
=8
• cu = 29 x 80,72
= 129,6 kN/m2
= 12,96 t/m2
• f = 0,55 x 12,96
= 7,128 t/m2
• Qs = 7,128 x 4 x 1,885
= 53,75 t
• NSPT =4
• cu = 29 x 40,7
= 78,7 kN/m2
= 7,87 t/m2
• f = 0,55 x 7,87
= 4,328 t/m2
• Qs = 4,328 x 2 x 1,885
= 16,31 t
• NSPT = 12
• cu = 29 x 120,72
= 173,5 kN/m2
= 17,35 t/m2
• f = 0,55 x 17,35
= 9,545 t/m2
• Qs = 9,545 x 2 x 1,885
= 35,98 t
• NSPT = 17
• cu = 29 x 170,72
= 223 kN/m2
= 22,3 t/m2
• f = 0,55 x 22,3
= 12,265 t/m2
• Qs = 12,265 x 2 x 1,885
= 46,24 t
• NSPT = 32
• cu = 29 x 320,72
= 351,6 kN/m2
= 35,16 t/m2
• f = 0,55 x 35,16
= 9,341 t/m2
• Qs = 9,341 x 2 x 1,885
= 72,91 t
55 + 59
• NSPT =
2
= 57
• cu = 29 x 570,72
= 532,9 kN/m2
= 53,29 t/m2
• f = 0,55 x 53,29
= 29,308 t/m2
= 193,36 t
a. Qp = 9 x 53,29 x 0,2827
= 135,6 t
= 418,6 t
c. Qu = 135,6 + 418,6
= 554,1 t
d. Qijin = Qp + Qs
135,58 418,6
= +
3 2,5
= 212,61 t ≈ 210 t
Daya Dukung
Referensi Faktor
Pondasi Diameter Panjang Tarik
Titik Bor Keamanan
(m) (m) (ton)
B1 DB 3 3 0,6 15,5 97
B 34 DB 3 3 0,6 15,5 97
B 68 DB 1 3 0,6 15,5 120
B 81 DB 2 3 0,6 15,5 127
B 103 DB 2 3 0,6 15,5 127
B 134 DB 2 3 0,6 15,5 127
B 247 DB 1 3 0,6 15,5 120
B 270 DB 1 3 0,6 15,5 120
B 308 DB 2 3 0,6 15,5 127
B 361 DB 2 3 0,6 15,5 127
Contoh perhitungan analitis daya dukung tarik pada tiang pondasi B 68 dengan
Rumus :
T + Wp (4.2)
Dimana :
Tu = kapasitas total
T = kapasitas tarik
Wp = berat tiang
Das dan Seeley (1982) memberikan formula untuk menghitung kapasitas tarik
T = L.p.α’.cu (4.3)
Dimana :
cu = kohesi (t/m2)
a. p = π.d
= 3,14 x 0,6
= 1,885 m
= 10512,72 kg
= 10,51 t
= 195,4 Kn
= 229,5 kN
= 373,1 kN
= 277,2 kN
= 720,7 kN
= 803,6 kN
= 625,3 kN
= 3224,8 kN
= 322,5 t ≈ 320 t
k. Tu = 10,51 + 320
= 330,5 t
330,5
l. Tu = + 10,51
3
= 120,7 t ≈ 120 t
Contoh perhitungan analitis daya dukung lateral pada tiang pondasi B 81 dengan
EI
R=4 (4.4)
KD
Dimana :
0,5
⎛ f' ⎞
• E = 15.200 x σ r x ⎜⎜ c ⎟⎟ (4.5)
⎝ σr ⎠
0,5
⎛ 249 x 10 4 ⎞
E = 15.200 x 10 x ⎜⎜
4
4
⎟⎟
⎝ 10 ⎠
= 2398519543 kg/m2
= 2398519,543 t/m2
π x b4
• I= (4.6)
64
=
(
3,14 x 0,6 4 )
64
= 0,0064 m4
cU
• k S = 67 × (4.7)
B
Dimana :
= 24,822 t/m2
sehingga,
24,822
ks = 67 x
0,6
= 2771,75 t/m2
ks
• K= (4.8)
1,5
2771,75
K= = 1847,8 t/m2
1,5
2398519,543 x 0,0064
• R=4
1847,8 x 0,6
R = 1,929 m
EI
• T=5 (4.9)
ηh
Dimana :
ηh = 67 x cu
= 67 x 24,822
= 1663,07 t/m2
sehingga,
(2398519,543) x (0,0064)
T=5
1663,07
T = 1,559 m
Kriteria tiang pendek atau panjang ditentukan berdasarkan nilai R atau T yang
Asia II termasuk dalam kriteria tiang panjang atau tiang elastis karena
a. 15,5 ≥ 4 T (4.10)
15,5 ≥ 4 x 1,559
15,5 ≥ 6,239
15,5 ≥ 6,751
L
Zmax = (4.12)
T
15,5
=
1,559
= 7,561
maka Zmax yang digunakan adalah 5 & 10, sehingga diperoleh grafik koefisien
Untuk kepala tiang pondasi pada gedung tinggi biasanya dianggap terjepit
(fixed head) maka rumus untuk menghitung defleksi yang terjadi pada tiang
H ⋅ T3
y x = cy (4.13)
EI
diijinkan yaitu 0,00635 m atau 0,25 inch) yang dapat diterima tiang pondasi
H × 1,5593
0,00635 = 0,93
2398519,543 x 0,0064
97,48 = 3,524 H
H = 27,6 ton
27,6
Hijin = ton
2,5
Defleksi (Yx)
-0.001 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007
0
1
Kefisisen Kedalaman (Z)
Hasil analisa daya dukung pondasi tiang bor pada proyek pembangunan Gedung Wisma Asia II berdasarkan hasil uji
pembebanan dan perhitungan analitis yang telah dilakukan diringkas dalam bentuk tabel di bawah ini :
Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Analisa Daya Dukung Dari Hasil Uji Pembebanan dan Perhitungan Analitis
No. Daya Dukung Ultimit Daya Dukung Ultimit
Referensi Daya Dukung Ultimit Vertikal
Tiang Tarik Lateral
Titik Bor Analitis Uji Statis Uji Dinamis Analitis Uji Statis Analitis Uji Statis
Pondasi
B1 DB 3 434,2 - - 97 - 31,4 20
B 34 DB 3 434,2 - 463 97 - 31,4 -
B 68 DB 1 584,1 - - 120 50 25,8 -
B 81 DB 2 554,1 - - 127 - 27,6 20
B 103 DB 2 554,1 - 351 127 - 27,6 -
B 134 DB 2 554,1 300 509 127 - 27,6 -
B 247 DB 1 584,1 - - 120 - 25,8 -
B 270 DB 1 584,1 - 367 120 - 25,8 -
B 308 DB 2 554,1 - 463 127 - 27,6 -
B 361 DB 2 554,1 - 427 127 - 27,6 -
Perbandingan hasil analisa daya dukung pondasi antara hasil uji pembebanan
600
554.1 554.1 554.1 554.1
509
500
463 462
434.2 434.2 427
400
367
351
Beban (ton)
300
300
200
100
0
B 34 B 103 B 134 B 270 B 308 B 361
Nomor Tiang
a. Daya dukung vertikal ultimit analitis rata-rata lebih besar dari hasil pengujian
b. Daya dukung vertikal ultimit analitis lebih besar dari hasil pengujian statis
yaitu sebesar 85 %
140
120
120
100
80
Beban (ton)
60
50
40
20
0
B 68
Nomor Tiang
Analitis Statik
Dari grafik perbandingan diatas dapat dianalisa bahwa daya dukung tarik ultimit
30
27.6
25.8
25
20 20
20
Beban (ton)
15
10
0
B1 B 81
Nomor Tiang
Analitis Statik
Dari grafik perbandingan diatas dapat dianalisa bahwa daya dukung lateral ultimit
analitis lebih besar dari hasil pengujian statis yaitu rata-rata sebesar 47,5 %.