Nah kesimpulannya ada-
lah, tidak ada yang salah sama
nonton ataupun baca.
Kalau sobat lebih suka
membaca, bacalah buku-buku
ataupun novel yang dapat
memberikan manfaat untuk so-
bat, contohnya yang dapat
memotivasi kita untuk menjadi
pribadi yang lebih baik seperti
rajin belajar dan pantang me-
nyerah dalam meraih cita-cita.
Lalu jangan cuma asal mem-
baca, tapi pahamilah apa yang
kita baca sehingga hal positif
yang kita baca dapat kita ap-
likasikan dalam kehidupan kita,
Lalu untuk sobat yang suka
nonton, tontonlah sesuatu yang
bermanfaat, yang bisa mem-
berikan dampak positif. Jadikan
tontonan itu sebagai tuntunan,
bukannya malah menjerumus-
kan. Sepakat?
Semoga bermanfaat ya dan
nantikan lagi edisi berikutnya.
Dijamin makin seru dan makin
banyak pengetahuan yang
dapat kita peroleh, in syaa Al-
lah..
Terima kasih buat sobat
yang sudah meluangkab waktu
untuk membaca buletin ini. Jan-
gan pernah bosan untuk mem-
baca ya.
BULETIN DWI MINGGUAN SRC EDISI 1 / SEPTEMBER 2017
Quote of the week
Jika kamu tidak sanggup
menahan lelahnya belajar
maka kamu harus sanggup
menahan perihnya Kebodohan
(ImamSyafi’i)
Kritik dan Saran
Email
yunia.yanthoni@gmail.com
Buletin SRC
Diterbitkan oleh SRC (Smart Read-
ing Club) SMA Muhammadiyah 4
Pembimbing : Bpk Iwan, Ibu Yanti
Penanggung Jawab : Teh Ita
Kru : Risma, Euis, Nurani, Elsa, Sep-
ti, Silvia, Diva, Sepia
Smart Reading Club
Semangat ketekunan, kesabaran, dan kerja keras
Gila Baca atau Gila Nonton?
Assalamu‘alaikum sobat yang yang dirahmati Allah,
buletin yang sedang sobat baca ini adalah buletin edisi pertama
persembahan ekstrakurikuler SRC (Smart Reading Club). Untuk edisi per-
tama, kami mau membahas mengenai ‗Gila Baca atau Gila Nonton?‘.
Nah, di antara temean-teman sekalian, mana yang lebih disukai? Baca
atau nonton?
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik
(BPS) menyatakan bahwa berdasarkan survei 85%
masyarakat Indonesia memilih menonton dan si-
sanya memilih mendengarkan radio atau membaca
koran.
Hmm… Ternyata minat baca masyarakat In-
donesia rendah banget ya. Tahukah kamu kalau
sebenarnya membaca itu lebih baik daripada
menonton. Kenapa? Karena dengan membaca
maka dapat melatih imajinasi kita. Kita bisa bebas
bermain dengan imajinasi kita. Membayangkan sep-
erti apa tokohnya, bagaimana latarnya, bagaimana
proses kejadiannya. Dan yang lebih luar biasa lagi,
membaca itu bisa melatih otak kita untuk lebih berkonsentrasi dan lebih
fokus. Menurut peneliti neuroscience, otak manusia terbagi atas tiga bagi-
an, diantaranya : Otak reptilia yang lebih memusatkan untuk insting dan
perlindungan diri. Otak mamalia yang lebih memusatkan pada pengen-
dalian emosi, perilaku waras dan rasa kasih sayang. And the last is otak
neokorteks yang lebih memusatkan pada pemikiran rasional dan kecer-
dasan tingkat tinggi.
Page 2
Dan tahukah kamu, kalo otak
neokorteks itu bisa dilatih salah
satunya dengan membaca, keren
kan?
―Tapi kan banyak buku yang
diangkat ke layar lebar. Lalu, buat
apa kita capek-capek membaca bu-
ku kalau sudah ada filmnya‖. Me-
mang banyak novel yang diangkat
ke layar lebar. Tapi, biasanya novel
yang sudah diangkat ke layar lebar
itu tidak 100% sama dengan novel-
nya atau bisa jadi sangat berbeda
karena mengadaptasi novel ke layar
lebar itu bukan perkara yang mu-
dah. Ada yang di tambah adegann-
ya, ada yang dipotong malah
sampe ada yang diganti. Hal ini
bisa disebabkan film itu dibatasi
oleh durasi. Rata-rata durasi film itu
dari berkisar antara 1.5 sampai 2
jam.
Coba sobat bayangkan bila
adegan di novel dengan di film sa-
ma tanpa ada potongan atau peru-
bahan. Bisa jadi film Harry Potter
and The Order of The Phoenix bisa
sampai satu hari penuh kalau tidak
dipotong atau disesuaikan, karena
novelnya mencapai lebih dari
1.000 halaman!
Dari sudut pandang agama,
dalam Qur‘an surat Al-‘Alaq kata
‗iqra‘ yang berarti ‗bacalah‘ sampai
T h e t h y m e
diulang beberapa kali karena
membaca, merenung, meriset
dan bermuhasabah itu tidak
cukup hanya sekali, tetapi harus
dilakukan secara berulang agar
hasilnya lebih matang. Itu
menurut Al-Qur‘an yang meru-
pakan wahyu Allah. Selain itu,
dalam Islam juga kita dimotiva-
si untuk membaca sebagaimana
dicantumkan dalam Al-Qur‘an
‗Iqra‘.
Nah, sobat coba tengok
orang-orang penting di Indone-
sia dan dunia seperti Soekarno,
Moh. Hatta, Steve Jobs, sampai
Adolf Hitler mereka ‗besar‘ ka-
rena apa, MEMBACA.
Membaca selain melatih
konsentrasi, melatih fokus, dan
menambah wawasan, juga
dapat membuat kita punya
pengalaman hidup.
Kenapa? Karena ketika
kita membaca misalnya biografi
atau perjalanan hidup
seseorang, kita dapat menjadi-
kan pengalaman mereka itu se-
bagai pembelajaran yang mem-
buat kita bisa mengembangkan
diri kita sendiri menjadi lebih
baik. Plus plus-nya lagi, mem-
baca dapat membantu kita me-
mecahkan masalah kehidupan
Volume 1 , I s s u e 1 Page 3
Oke, sekarang kita mem-
bahas tentang nonton. Memang
apa salahnya menonton? Sah-
sah saja kita menonton, tetapi
jika membuat kita jadi malas
membaca maka itu yang jadi
masalah. Ketika kita nonton
sebenarnya imajinasi kita ku-
rang begitu tergali. Hal ini me-
nyebabkan otak kita kurang
terasah sehingga kita sulit me-
mecahkan masalah di dalam ke-
hidupan.
Menonton artinya visual
atau penglihatan kita mendomi-
nasi sehingga bisa mengekang
kreativitas. Selain itu karena
terlalu gemar menonton –
terutama tontonan yang tidak
bermanfaat— daya pikir kita
bisa turun, konsentrasi kita bisa
hilang, dan yang paling ekstrim
sel-sel otak kita dapat mengala-
mi kerusakan.
Respon otak kita yang ter-
biasa rileks ketika menonton
dan tidak terlatih untuk
menggunakan kemampuan mo-
torik (gerakan) untuk
meresponlah yang membuat
daya pikir dan konsentrasi kita
turun. Dan lagi, ketika
menonton sel-sel otak kita ban-
yak yang rusak dan ini membu-
at daya ingat turun. Akibatnya
tidak main-main. Hal ini dapat
menyebabkan penyakit Alz-
heimer!
―Berarti nggak boleh
nonton dong‖ Bukan begitu,
tapi kita harus pintar dalam
memilih tontonan. Pertim-
bangkan dulu apakah yang so-
bat tonton itu ada manfaatnya
atau tidak sama sekali.
Kalau kalian mau nonton,
tontonlah film-film yang tidak
mengandung unsur ajakan un-
tuk melakukan kekerasan, keja-
hatan, pornografi, narkoba,
bunuh diri, dan sejenisnya. Ka-
rena hal itu bisa meracuni
pikiran kita dan bisa jadi malah
membuat kita menganggap
apa yang dilakukan para aktor
dan aktris di televisi itu boleh-
boleh saja untuk kita lakukan
tanpa kita sadari! Seperti per-
sepsi sesat yang membolehkan
pacaran asalkan ‗Islami‘. Pa-
dahal kan jelas sekali di dalam
Al-Qur ‘an bahwa Allah
melarang kita mendekati zina.
Jadi intinya, bijaklah dalam
menyaring tontonan yang ma-
suk ke otak kita. Pikirkan
manfaat dan mudharatnya, ya!