NAPZA
No.Dokument :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
1. Pengertian Deteksi kesehatan jiwa adalah memberikan konseling pada keluarga / pasien
gangguan kesehatan jiwa memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai
bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang.
2. Tujuan 1. Agar keluarga penderita gangguan kesehayan jiwa di wilayah Puskesmas NATAI
PALINGKAU mengetahui tentang penyakit gangguan jiwa.
2. Dengan dilakukan pembinaan maka dimudahkan petugas untuk melakukan
konseling pasien jiwa
3. Untuk meningkatkan kemampuan petugas kesehatan jiwa memantau
kesehatan jiwa yang ada di kelurahannya.
4. Untuk mempercepat proses monitoring dan menetapkan diagnose
keperawaran terhadap pasien jiwa
5. Untuk mengetahui apakah ada penambahan pasien gangguan jiwa dari yang
sudah terdata
3. Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
220/Menkes/SK/III/2002 tanggal 25 Maret 2002 tentang Pedoman
Umum Tim Pembina, Tim Pengarah, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TP-KJM)
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
406/Menkes/SK/VI/2009 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan
Jiwa Komunitas
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001
Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Perorangan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur/ 1. Persiapan Alat & Bahan:
Langkah-Langkah
a. Buku Register
b. pulpen
2. Petugas yang Melaksanakan:
a. Perawat
b. Bidan
c. Dokter
3. Prosedur dan Langkah-Langkah:
a. Membuat surat kepada Lurah tentang pelaksanaan kegiatan pendampingan
gangguan kesehatan jiwa pada masyarakat.
b. Lurah menyampaikan informasi kepada ketua RT atas kegiatan
pendampingan yang akan dilakukan
c. Menyiapkan format pembinaan / pencatatan
d. Melakukan kunjungan rumah dengan mendampingi pasien gangguan jiwa
yang ditemukan di masyarakat.
e. Mencatan nama pasien yang didampingi yang mengalami gangguan
kesehatan jiwa.
f. Membuat kesepakatan dengan warga / pasien yang mengalami gangguan
jiwa untuk datang dikunjungi ulang.
g. Membuat pelaporan hasi pendampingan pasien jiwa.
6. Diagram Alir
Membuat surat kepada Lurah tentang
pelaksanaan kegiatan pendampingan
kesehatan jiwa di masyarakat