Anda di halaman 1dari 4

2/23/2018 Candi Sewu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Candi Sewu
Candi Sewu atau Manjusrighra adalah candi Buddha yang
dibangun pada abad ke-8 yang berjarak hanya delapan ratus meter Kompleks Candi Sewu
di sebelah utara Candi Prambanan. Candi Sewu merupakan (Manjusrighra)
kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur
di Jawa Tengah. Candi Sewu berusia lebih tua daripada Candi
Borobudur dan Prambanan. Meskipun aslinya memiliki 249 candi,
oleh masyarakat setempat candi ini dinamakan "Sewu" yang
berarti seribu dalam bahasa Jawa. Penamaan ini berdasarkan
kisah legenda Loro Jonggrang.

Secara administratif, kompleks Candi Sewu terletak di Dukuh


Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten,
Candi utama di tengah kompleks Candi Sewu
Provinsi Jawa Tengah.

Daftar isi
Sejarah Lokasi di Pulau Indonesia
Kompleks candi Informasi umum
Candi utama Gaya Candi
Rujukan arsitektur
Sumber Kota Dukuh Bener, Bugisan,
Pranala luar Prambanan, Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah
Negara Indonesia
Sejarah Koordinat 7,7435°LS 110,4935°BT
Berdasarkan Prasasti Kelurak yang berangka tahun 782 dan Selesai Sekitar 782 Masehi
Prasasti Manjusrigrha yang berangka tahun 792 dan ditemukan Klien Sailendra
pada tahun 1960, nama asli candi ini adalah ”Prasada Vajrasana
Detail teknis
Manjusrigrha”. Istilah Prasada bermakna candi atau kuil,
sementara Vajrajasana bermakna tempat Wajra (intan atau Sistem Candi dari susunan blok batu
halilintar) bertakhta, sedangkan Manjusri-grha bermakna Rumah struktur andesit yang saling mengunci
Manjusri. Manjusri adalah salah satu Boddhisatwa dalam ajaran Ukuran Luas dasar 185 meter utara-
buddha. Candi Sewu diperkirakan dibangun pada abad ke-8 selatan dan 165 meter timur-barat,
masehi pada akhir masa pemerintahan Rakai Panangkaran. Rakai tinggi candi utama 30 meter
Panangkaran (746–784) adalah raja yang termahsyur dari kerajaan
Mataram Kuno.

Kompleks candi ini mungkin dipugar, dan diperluas pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, seorang pangeran dari
dinasti Sanjaya yang menikahi Pramodhawardhani dari dinasti Sailendra. Setelah dinasti Sanjaya berkuasa rakyatnya
tetap menganut agama sebelumnya. Adanya candi Sewu yang bercorak buddha berdampingan dengan candi Prambanan
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sewu 1/4
2/23/2018 Candi Sewu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

yang bercorak hindu menunjukkan bahwa sejak zaman dahulu di Jawa


umat Hindu dan Buddha hidup secara harmonis dan adanya toleransi
beragama. Karena keagungan dan luasnya kompleks candi ini, candi
Sewu diduga merupakan Candi Buddha Kerajaan, sekaligus pusat
kegiatan agama buddha yang penting pada masa lalu. Candi ini terletak di
lembah Prambanan yang membentang dari lereng selatan gunung Merapi
di utara hingga pegunungan Sewu di selatan, di sekitar perbatasan
Yogyakarta dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Di lembah ini
tersebar candi-candi dan situs purbakala yang berjarak hanya beberapa
ratus meter satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan ini
Kompleks Candi Sewu, tampak candi
merupakan kawasan penting artinya dalam sektor keagamaan, politik,
utama di sebelah kiri dan salah satu
dan kehidupan urban masyarakat Jawa kuno.
candi penjuru atau perwara utama di
sebelah kanan
Candi ini rusak parah akibat gempa pada bulan Mei 2006 di Yogyakarta
dan Jawa Tengah bagian selatan. Kerusakan struktur bangunan sangat
nyata dan candi utama menderita kerusakan paling parah. Pecahan
bebatuan berserakan di atas tanah, retakan dan rekahan antar
sambungan batu terlihat. Untuk mencegah keruntuhan bangunan,
kerangka besi dipasang di keempat sudut bangunan untuk menunjang
dan menahan tubuh candi utama. Meskipun situs dibuka kembali untuk
pengunjung beberapa pekan kemudian setelah gempa pada tahun 2006,
seluruh bagian candi utama tetap ditutup dan tidak boleh dimasuki demi
alasan keamanan.

Kini setelah dipugar, kerangka logam penopang candi utama telah dilepas
dan pengunjung dapat memasuki ruangan dalam candi utama.

Kompleks candi
Kompleks candi Sewu adalah kumpulan candi Buddha terbesar di
kawasan sekitar Prambanan, dengan bentang ukuran lahan 185 meter
utara-selatan dan 165 meter timur-barat. Pintu masuk kompleks dapat
ditemukan di keempat penjuru mata angin, tetapi mencermati susunan Salah satu dari candi penjuru di Candi
bangunannya, diketahui pintu utama terletak di sisi timur. Tiap pintu Sewu
masuk dikawal oleh sepasang arca Dwarapala. Arca raksasa penjaga
berukuran tinggi sekitar 2,3 meter ini dalam kondisi yang cukup baik, dan
replikanya dapat ditemukan di Keraton Yogyakarta.

Aslinya terdapat 249 bangunan candi di kompleks ini yang disusun


membentuk mandala wajradhatu, perwujudan alam semesta dalam
kosmologi Buddha Mahayana. Selain satu candi utama yang terbesar,
pada bentangan poros tengah, utara-selatan dan timur-barat, pada jarak
200 meter satu sama lain, antara baris ke-2 dan ke-3 candi Perwara Kompleks Candi Sewu dilihat dari udara
(pengawal) kecil terdapat 8 Candi Penjuru, candi-candi ini ukurannya membentuk pola Mandala Wajradhatu.
kedua terbesar setelah candi utama. Aslinya di setiap penjuru mata angin
terdapat masing-masing sepasang candi penjuru yang saling berhadapan,
tetapi kini hanya candi penjuru kembar timur dan satu candi penjuru utara yang masih utuh. Berdasarkan penelitian

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sewu 2/4
2/23/2018 Candi Sewu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

fondasi bangunan, diperkirakan hanya satu candi penjuru di utara dan satu candi penjuru di selatan yang sempat
dibangun, keduanya menghadap timur. Itu berarti mungkin memang candi penjuru utara sisi timur dan penjuru uselatan
sisi timur memang tidak pernah (tidak sempat) dibangun untuk melengkapi rancangan awalnya.

Candi perwara (pengawal) yang berukuran lebih kecil aslinya terdiri atas 240 buah dengan disain yang hampir serupa
dan tersusun atas empat barisan yang konsentris. Dilihat dari bagian terdalam (tengah), baris pertama terdiri atas 28
candi, dan baris kedua terdiri atas 44 candi yang tersusun dengan interval jarak tertentu. Dua barisan terluar, baris ketiga
terdiri dari 80 candi, sedangkan baris keempat yang terluar terdiri atas 88 candi-candi kecil yang disusun berdekatan.

Dari keempat baris candi perwara ini terdapat dua junis rancangan candi perwara; baris keempat (terluar) memiliki
rancang bentuk yang serupa dengan baris pertama (terdalam), yaitu pada bagian penampang gawang pintunya,
sedangkan baris kedua dan ketiga memiliki rancang bentuk yang lebih tinggi dengan gawang pintu yang berbeda. Banyak
patung dan ornamen yang telah hilang dan susunannya telah berubah. Candi-candi perwara ini diisi arca-arca Dhyani
Buddha. Ditemukan empat jenis Dhyani Buddha di kompleks Candi Sewu. Arca-arca buddha yang dulu mengisi candi-
candi ini mengkin serupa dengan arca buddha di Borobudur.[1].

Candi-candi yang lebih kecil ini mengelilingi candi utama yang paling besar tetapi beberapa bagiannya sudah tidak utuh
lagi. Di balik barisan ke-4 candi kecil terdapat pelataran beralas batu dan ditengahnya berdiri candi utama.

Candi utama
Candi utama memiliki denah poligon bersudut 20 yang menyerupai salib atau silang yang berdiameter 29 meter dan
tinggi bangunan mencapai 30 meter. Pada tiap penjuru mata angin terdapat struktur bangunan yang menjorok ke luar,
masing-masing dengan tangga dan ruangan tersendiri dan dimahkotai susunan stupa. Seluruh bangunan terbuat dari
batu andesit. Ruangan di empat penjuru mata angin ini saling terhubungkan oleh galeri sudut berpagar langkan.

Berdasarkan temuan pada saat pemugaran, diperkirakan rancangan awal bangunan hanya berupa candi utama berkamar
tunggal. Candi ini kemudian diperluas dengan menambahkan struktur tambahan di sekelilingnya. Pintu dibuat untuk
menghubungkan bangunan tambahan dengan candi utama dan menciptakan bangunan candi utama dengan lima ruang.
Ruangan utama di tengah lebih besar dengan atap yang lebih tinggi, dan dapat dimasuki melalui ruang timur. Kini tidak
terdapat patung di kelima ruangan ini.[2]. Akan tetapi berdasarkan adanya landasan atau singgasana batu berukir teratai
di ruangan utama, diduga dahulu dalam ruangan ini terdapat arca bodhisattwa Manjusri atau buddha dari bahan
perunggu yang tingginya mencapai 4 meter. Akan tetapi kini arca itu telah hilang, mungkin telah dijarah untuk
mengambil logamnya sejak berabad-abad lalu.

Rujukan
1. ^ Dumarçay, Jacques (1978). edited and translated by Michael Smithies, "Borobudur", pp. 46-47. Oxford University
Press. ISBN 978-0-19-580379-2.
2. ^ Soetarno, Drs. R. second edition (2002). "Aneka Candi Kuno di Indonesia" (Ancient Temples in Indonesia), pp. 53-
54. Dahara Prize. Semarang. ISBN 979-501-098-0.

Sumber
Dinas Pariwisata DIY.

Pranala luar
Situs resmi (http://www.borobudurpark.co.id/en-sewu.html)
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sewu 3/4
2/23/2018 Candi Sewu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

"Mandala Suci Manjusrigrha", dokumenter pendek mengenai Candi Sewu Wikimedia Commons
(dalam Bahasa Indonesia) (http://vod.kompas.com/read/2014/02/13/22460 memiliki galeri mengenai:
8/career.html) Candi Sewu

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Candi_Sewu&oldid=12553087"

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat
Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sewu 4/4

Anda mungkin juga menyukai