Anda di halaman 1dari 5

2/23/2018 Candi Mendut - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Candi Mendut
Candi Mendut adalah sebuah candi bercorak Buddha. Candi yang terletak di
Jalan Mayor Kusen Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini,
letaknya berada sekitar 3 kilometer dari candi Borobudur.7°36′17,17″LU
110°13′48,01″BT

Daftar isi Candi Mendut


Masa pembuatan
Arsitektur candi
Hiasan pada candi Mendut
Relief-relief
Relief 1 (Brahmana dan seekor kepiting) =
Relief 2 (Angsa dan kura-kura)
Relief 3 (Dharmabuddhi dan Dustabuddhi)
Relief 4 (Dua burung betet yang berbeda)
Vihara Buddha Mendut
Referensi
Pranala luar

Masa pembuatan
Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti
Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi,
disebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama
wenuwana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi
Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi
Mendut.

Arsitektur candi Reruntuhan candi Mendut sebelum


dipugar, tahun 1880.
Bahan bangunan candi sebenarnya adalah batu bata yang ditutupi dengan batu
alam. Bangunan ini terletak pada sebuah basement yang tinggi, sehingga
tampak lebih anggun dan kokoh. Tangga naik dan pintu masuk menghadap ke barat-daya. Di atas basement terdapat
lorong yang mengelilingi tubuh candi. Atapnya bertingkat tiga dan dihiasi dengan stupa-stupa kecil. Jumlah stupa-stupa
kecil yang terpasang sekarang adalah 48 buah.

Tinggi bangunan adalah 26,4 meter.

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Mendut 1/5
2/23/2018 Candi Mendut - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hiasan pada candi Mendut


Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-seling.
Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa dewata gandarwa
dan apsara atau bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda.

Pada kedua tepi tangga terdapat relief-relief cerita Pancatantra dan jataka.

Dinding candi dihiasi relief


Boddhisatwa di antaranya
Awalokiteśwara, Maitreya,
Tiga arca di dalam candi Mendut,
arca Dhyani Buddha Wairocana Wajrapāṇi dan Manjuśri. Pada
diapit Boddhisatwa Awalokiteswara dinding tubuh candi terdapat relief
dan Wajrapani. kalpataru, dua bidadari, Harītī
(seorang yaksi yang bertobat dan
lalu mengikuti Buddha) dan
Āţawaka.
Hariti.
Di dalam induk candi terdapat arca Buddha besar berjumlah tiga: yaitu Dhyani
Buddha Wairocana dengan sikap tangan (mudra) dharmacakramudra. Di
depan arca Buddha terdapat relief berbentuk roda dan diapit sepasang rusa,
lambang Buddha. Di sebelah kiri terdapat arca Awalokiteśwara (Padmapāņi)
dan sebelah kanan arca Wajrapāņi.

Relief-relief
Di bawah ini pembicaran mendetail beberapa relief akan disajikan.

Buddha dalam posisi


Relief 1 (Brahmana dan seekor dharmacakramudra.
kepiting) =
Pada relief ini terdapat lukisan cerita hewan atau fabel yang dikenal dari
Pancatantra atau jataka. Cerita lengkapnya disajikan di bawah ini:

Maka adalah seorang brahmana yang datang dari dunia


bawah dan bernama Dwijeswara. Ia sangat sayang
terhadap segala macam hewan.
Maka berjalanlah dia untuk bersembahyang di gunung dan
berjumpa dengan seekor kepiting di puncak gunung yang
bernama Astapada, dibawa di pakaiannya. Maka kata sang
brahmana: “Kubawanya ke sungai, sebab aku merasa
kasihan.” Maka iapun berjalan dan berjumpa dengan Brahmana dan seekor kepiting.
sebuah balai peristirahatan di tepi sungai. Lalu dilepaslah si
kepiting oleh sang brahmana. Si Astapada merasa lega
hatinya. Sedangkan sang brahmana beristirahat di balai-balai ini. Ia tidur dengan nikmat,
hatinya nyaman.

Adalah seekor ular yang berteman dengan seekor gagak dan merupakan ancaman bagi sang
brahmana. Maka kata si ular kepada kawannya si gagak: “Jika ada orang datang ke mari untuk
tidur, ceritakan padaku, aku mangsanya.”
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Mendut 2/5
2/23/2018 Candi Mendut - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Si gagak melihat sang brahmana tidur di balai-balai. Segeralah keluar si ular katanya: “Aku
ingin memangsa matanya kawan.” Begitulah perjanjian mereka.

Si kepiting yang dibawa oleh sang brahmana mendengar. Lalu kata si kepiting di dalam hati:
“Aduh, sungguh buruk kejahatan si gagak dan ular. Sama-sama buruk kelakuannya.” Terpikir
olehnya bahwa si kepiting berhutang budi kepada sang brahmana. Ia ingin melunasi hutangnya,
maka pikirnya. “Ada siasatku, aku akan berkawan dengan keduanya.” Maka ujar si kepiting,
“Wahai kedua kawanku, akan kupanjangkan leher kalian, supaya lebih nikmat kalau kalian ingin
memangsa sang brahmana.” – “Aku setuju dengan usulmu, <laksanakanlah> dengan segera.”
Begitulah kata si gagak dan si ular keduanya. Kedua-keduanya ikut menyerahkan leher mereka
dan disupit di sisi sana dan sini oleh si kepiting dan keduanya langsung putus seketika. Matilah
si gagak dan si ular. ==

Relief 2 (Angsa dan kura-kura)


Pada relief ini terdapat lukisan cerita hewan atau fabel yang dikenal dari
Pancatantra atau jataka. Cerita lengkapnya disajikan di bawah ini. Namun
cerita yang disajikan di bawah ini agak berbeda versinya dengan lukisan di
relief ini:

Ada kura-kura bertempat tinggal di danau Kumudawati.


Danau itu sangat permai, banyak tunjungnya
beranekawarna, ada putih, merah dan (tunjung) biru.
Ada angsa jantan betina, berkeliaran mencari makan di
danau Kumudawati yang asal airnya dari telaga Angsa dan kura-kura
Manasasara.Adapun nama angsa itu, si Cakrangga (nama)
angsa jantan, si Cakranggi (nama) angsa betina. Mereka itu
bersama-sama tinggal di telaga Kumudawati.
Maka sudah lamalah bersahabat dengan kura-kura. Si Durbudi (nama) si jantan, sedangkan si
Kacapa (nama) si betina.
Maka sudah hampir tibalah musim kemarau. Air di danau Kumudawati semakin mengeringlah.
[Kedua] angsa, si Cakrangga dan si Cakranggi lalu berpamitan kepada kawan mereka si kura-
kura; si Durbudi dan si Kacapa. Katanya:
“Wahai kawan kami meminta diri pergi dari sini. Kami ingin pergi dari sini, sebab semakin
mengeringlah air di danau. Apalagi menjelang musim kemarau.Tidak kuasalah kami jauh dari
air. Itulah alasannya kami ingin terbang dari sini, mengungsi ke sebuah danau di pegunungan
Himawan yang bernama Manasasana. Amat murni airnya bening dan dalam. Tidak mengering
walau musim kemarau sekalipun. Di sanalah tujuan kami kawan.” Begitulah kata si angsa.Maka
si kura-kurapun menjawab, katanya:
“Aduhai sahabat, sangat besar cinta kami kepada anda, sekarang anda akan meninggalkan
kami, berusaha untuk hidupmu sendiri.
Bukankah (keadaannya) sama kami dengan anda, tidak bisa jauh dari air? Ke mana pun anda
pergi kami akan ikut, dalam suka dan duka anda. Inilah hasil persahabatan kami dengan kalian.

Angsa menjawab: “Baiklah kura-kura. Kami ada akal. Ini ada kayu, pagutlah olehmu tengah-
tengahnya, kami akan memagut ujungnya sana dan sini dengan isteriku. Kuatlah kami nanti
membawa terbang kamu, [hanya] janganlah kendor anda memagut, dan lagi jangan berbicara.
Segala yang kita atasi selama kami menerbangkan anda nanti, janganlah hendaknya anda
tegur juga. Jika ada yang bertanya jangan pula dijawab. Itulah yang harus anda lakukan, jangan
tidak mentaati kata-kata kami. Apabila anda tidak mematuhi petunjuk kami tak akan berhasil
anda sampai ke tempat tujuan, akan berakhir mati.”Maka demikianlah kata angsa.
Lalu dipagutlah tengah-tengah kayu itu oleh si kura-kura, ujung dan pangkalnya dipatuk oleh
angsa, di sana dan di sini, laki bini, kanan kiri.Segera terbang dibawa oleh angsa, akan
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Mendut 3/5
2/23/2018 Candi Mendut - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

mengembara ke telaga Manasasara, tempat tujuan yang diharapkannya. Telah jauh terbang
mereka, sampailah di atas ladang Wilanggala.Maka adalah anjing jantan dan betina yang
bernaung di bawah pohon mangga. Si Nohan nama si anjing jantan, si Babyan nama si betina.
Maka mendongaklah si anjing betina, melihat si angsa terbang, keduanya sama menerbangkan
kura-kura. Lalu katanya.“Wahai bapak anakku, lihatlah itu ada hal yang amat mustahil. Kura-
kura yang diterbangkan oleh angsa sepasang!”Lalu si anjing jantan menjawab: “Sungguh
mustahil kata-katamu. Sejak kapan ada kura-kura yang dibawa terbang oleh angsa? Bukan
kura-kura itu tetapi tahi kerbau kering, sarang karu-karu! Oleh-oleh untuk anak angsa, begitulah
adanya!” Begitulah kata si anjing jantan.
Terdengarlah kata-kata anjing itu oleh kura-kura, marahlah batinnya. Bergetarlah mulutnya
karena dianggap tahi kerbau kering, sarang karu-karu.
Maka mengangalah mulut si kura-kura, lepas kayu yang dipagutnyam jatuhlah ke tanah dan lalu
dimakan oleh serigala jantan dan betina.Si angsa malu tidak dipatuhi nasehatnya. Lalu mereka
melanjutkan perjalanan melayang ke danau Manasasara.

Relief 3 (Dharmabuddhi dan Dustabuddhi)


Cerita ini mengenai dua orang sahabat anak para saudagar. Suatu hari
Dharmabuddhi menemukan uang dan bercerita kepada kawannya
Dustabuddhi. Lalu mereka berdua menyembunyikan uang ini di bawah sebuah
pohon. Setiap kali mereka membutuhkan uang, Dharmabuddhi mengambil
sebagian dan membagi secara adil. Tapi Dustabuddhi tidak puas dan suatu
hari mengambil semua uang yang tersisa. Ia lalu menuduh Dharmabuddhi dan
menyeretnya ke pengadilan. Tetapi akhirnya Dustabuddhi ketahuan dan
dihukum.

Dharmabuddhi dan Dustabuddhi

Relief 4 (Dua burung betet yang berbeda)


Relief ini melukiskan cerita dua burung betet bersaudara namun berbeda
kelakuannya karena yang satu dididik oleh seorang penyamun. Sedangkan
yang satu oleh seorang pendeta.

Vihara Buddha Mendut


Persis di sebelah candi Mendut terdapat vihara Buddha Mendut. Vihara ini
dahulunya adalah sebuah biara Katholik yang kemudian tanahnya dibagi-bagi
kepada rakyat pada tahun 1950-an. Lalu tanah-tanah rakyat ini dibeli oleh
Dua burung betet yang berbeda.
sebuah yayasan Buddha dan di atasnya dibangun vihara. Dalam vihara ini
terdapat asrama, tempat ibadah, taman, dan beberapa patung Buddha.
Beberapa di antaranya adalah sumbangan dari Jepang.

Referensi
(Inggris) Marijke J. Klokke, 1993, The Tantri Reliefs on Ancient Javanese Candi. Leiden: KITLV Press.
(Belanda) N.J. Krom, 1918, ‘De Boddhisatwa’s van den Mĕndut’, Bijdragen to de Taal-, Land- en Volkenkunde
74:419-37.
(Indonesia) L. Mardiwarsito, 1983, Tantri Kāmandaka. Ende: Nusa Indah/Kanisius.

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Mendut 4/5
2/23/2018 Candi Mendut - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pranala luar
(Indonesia) Wisata candi Mendut (http://www.magelangonline.com/wisata-
candi-mendut-magelang/) di Magelang
(Indonesia) Candi Mendut Peninggalan Kerajaan Medang (http://sobatjogj
a.com/candi-mendut-peninggalan-kerajaan-medang/)

Arca Buddha sumbangan Jepang.

Wikimedia Commons
memiliki galeri mengenai:
Candi Mendut

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Candi_Mendut&oldid=11969399"

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat
Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Mendut 5/5

Anda mungkin juga menyukai