Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem
Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem
Sistem
Hanif Al Fatta M.kom
Abstraks
Pengembangan sistem telah berkembang sesuai kebutuhan dan kecepatan pengembangan
sistem yang diinginkan oleh pengembang sistem atau oleh pengguna. Dari pengembangan
SDLC yang klasik, berkembang banyak pendekatan pengembangan misalnya pengembangan
evolusioner, pengembangan reusable atau Rapid applicatipn Development (RAD). Pada tulisan
ini akan dibahas kelebihan maupun kekurangan dari pengembangan-pengembangan sistem
tersebut dan kapan metode-metode tersebut ideal untuk digunakan
Kata Kunci : SDLC, Evolusioner, RAD, reusable
SDLC
Metode SDLC ini memiliki beberapa kelemahan. Pressman membagi tahapan SDLC
dalam 4 tahap seperti gambar berikut :
Gambar 1 Model SDLC menurut pressman
Ada beberapa kelebihan metode evolusioner jika dibandingkan dengan SDLC. Metode
evolusioner lebih efektif dari pendekatan SDLC dalam menghasilkan sistem yang
memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan. Karena untuk menghasilkan sistem
informasi tidak harus menempuh keseluruhan tahap SDLC. Keuntungan kedua,
sementara user mendapat pemahaman yang lebih baik dari masalah mereka, sistem
perangkat lunak dapat merefleksikannya .
Adapun kelemahan dari sistem ini antara lain :Kurangnya visibilitas proses,jika sistem
dikembangkan dengan cepat, tidaklah efektif dari segi biaya jika dihasilkan dokumen
yang merefleksikan setiap versi sistem. Kedua, sistem seringkali memiliki struktur
yang buruk hal ini disebabkan perubahan yang terus-menerus pada program
cenderung merusak struktur perangkat lunak. Hal ini berakibat pada penyesuaian
perubahan menjadi kian sulit dan mahal. Ketiga metode ini membutuhkan
kemampuan pengembangan software dengan SDM yang sudah berpengalaman.
Metode ini berpegang pada ide awal sebagai berikut. Untuk beberapa proses bisnis,
requirement dari satu klien dengan klien yang lain bisa jadi hampir sama. Sehingga
jika sudah dimiliki satu sistem informasi jika akan dikembangkan sistem informasi
untuk klien yang lain dengan proses bisnis yang hampir sama, kita bisa
memanfaatkan software yang sudah ada untuk membuat software yang baru.
Tahapan pada metode ini dapat dapat dilihat pada gambar berikut:
Prototyping
Prototype methodology
o Analis bekerja dengan tim untuk mengidentifikasi requirement awal untuk
sistem
o Analis kemudian membangun prototype. Ketika sebuah prototype telah
selesai. User bekerja dengan prototype itu dan menyampaikan pada analis apa
yang mereka sukai dan yang tidak mereka sukai.
o Analis kemudian menggunakan feedback ini untuk memperbaiki prototype
o Versi baru diberikan kembali ke user
o Ulangi langkah-langkah tersebut sampai user merasa puas
Keuntungan prototype
o Prototype melibatkan user dalam analisis dan desain
o Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada secara
abstrak
o Untuk digunakan secara standalone
o Digunakan untuk memperluas SDLC
Karena pembahasan tentang OOAD sangat luas dan dalam maka pembaca
dipersilahkan merujuk pada buku-buku OOAD untuk mendapatkan informasi yang
medalam dan komprehensif.
Daftar Pustaka