ABSTRAK
Kata Kunci :
Asupan Gizi ; Status Gizi ; Gizi Buruk ; Balita
2
ABSTRACT
Keywords :
Nutrient Intake ; Nutritional Status ; Malnutrition ; babies
3
rekapitulasi laporan tahunan yang ada di observasi atau pengukuran variabel pada
Dinas Kesehatan Kota Jambi tahun 2011.8 saat tertentu yang berarti semua subyek
Sedangkan untuk data rekapitulasi diamati tepat pada saat yang sama, tetapi
kasus gizi buruk di Dinas Kesehatan artinya semua subyek hanya diobservasi
Provinsi Jambi tahun hingga bulan Juli satu kali dan pengukuran variabel subyek
2012 tercatat 25 kasus gizi buruk yang dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut.
ada di kota Jambi. Sedangkan di Sampel penelitian ini adalah
Puskesmas Pakuan Baru, tercatat semua kasus gizi buruk pada balita
sebanyak 15 kasus ( 60 % ). Hal ini tentu diwilayah kerja Puskesmas III Pakuan
saja mengalami peningkatan yang cukup Baru Kota Jambi dari Januari - Desember
signifikan untuk kasus gizi buruk hingga 2012, dan memenuhi kriteria inklusi dan
trimester kedua tahun 2012. Dan ini kriteria eksklusi penelitian. Adapun
kemungkinan akan terus mengalami besarnya sampel yaitu menggunakan total
peningkatan hingga akhir tahun 2012.9 sampling selama waktu penelitian
Untuk data tahun 2012 tercatat tersebut. Pengambilan sampel ini
sebanyak 15 kasus gizi buruk yang ada di dilakukan dengan cara total sampling
wilayah kerja Puskesmas III Pakuan Baru yang menggunakan tekhnik purposive
berdasarkan rekap laporan Status gizi sampling. Purposive Sampling adalah
bulanan hingga bulan Juni 2012. Kasus suatu tekhnik pengambilan sampel dengan
gizi buruk yang terjadi diwilayah kerja cara memilih sampel diantara populasi
Puskesmas III Pakuan Baru ini tersebar di sesuai dengan yang dikehendaki peneliti
3 kelurahan yaitu Kelurahan Tambak Sari, berdasarkan tujuan atau masalah dalam
Kelurahan Pakuan baru, Kelurahan penelitian. Penelitian ini mengambil
Wijaya Putra. Tidak ada data Kematian seluruh sampel yang ada pada selama
balita yang terjadi akibat Gizi buruk di periode tertentu sesuai dengan konteks
Puskesmas III Pakuan baru.7 penelitian. Menurut Notoadmodjo (2005)
Bila dibandingkan dengan pengambilan sampel secara purposive
Puskesmas lainnya, Puskesmas III Pakuan didasarkan pada suatu pertimbangan
Baru lah yang paling banyak terjadinya tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri
kasus gizi buruk. Sehingga berdasarkan berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi
Hal inilah penulis merasa tertarik untuk yang sudah diketahui sebelumnya.
mengadakan penelitian mengenai Data primer yaitu data yang
Hubungan asupan gizi dengan status gizi diambil dari wawancara langsung
balita gizi buruk menurut respons menggunakan kuestioner dengan
perkembangan status gizinya di wilayah orangtua/ibu balita meliputi data yang
kerja Puskesmas III Pakuan Baru tahun terdiri dari indikator tentang hubungan
2013. asupan gizi dengan status gizi pada balita
Berdasarkan latar belakang diatas gizi buruk menurut respons
maka rumusan masalah pada penelitian ini perkembangan status gizinya di wilayah
adalah “Bagaimana Hubungan asupan gizi kerja Puskesmas III Pakuan Baru Kota
dengan status gizi pada balita gizi buruk Jambi tahun 2013 yaitu :
menurut respons perkembangan status memantau/menimbang berat badan balita,
gizinya di wilayah kerja Puskesmas III asupan gizi balita.
Pakuan Baru tahun 2013.“ Data status gizi / angka kejadian
gizi buruk pada balita dan laporan situasi
METODOLOGI PENELITIAN gizi dari Dinas Kesehatan Kota Jambi,
Penelitian ini bersifat analitik data rekapitulasi kasus gizi buruk dan
dengan menggunakan rancangan kasus gizi buruk per kabupaten/ kota
penelitian cross sectional, dimana pada provinsi dari Dinas Kesehatan Provinsi
rancangan ini peneliti melakukan Jambi, serta laporan situasi gizi dan
6
jadwal posyandu yang diperoleh dari masing variabel independen dan variabel
Puskesmas III Pakuan Baru. dependen dalam bentuk distribusi
Data untuk penelitian ini berupa frekuensi. Analisis bivariat untuk melihat
data primer dan data skunder. Data primer hubungan variabel independen dan
diperoleh dari melalui hasil wawancara dependen dengan menggunakan uji
kepada orangtua/ibu balita gizi buruk statistik chi-square dengan menggunakan
yang pernah berobat ke Puskesmas III derajat kepercayaan 95% (p<0,05). Hasil
Pakuan Baru dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai p- value
kuestioner yang diisi langsung oleh 0,013 dengan perhitungan PR (
peneliti. Sedangkan data skunder Prevalensi Rate ) didapatkan hasil 4,1 dan
diperoleh dari Dinas kesehatan Kota 95% CI ( Confidence Interval ) sebesar
Jambi dan Dinas Kesehatan Provinsi 1,14 – 15,14. Pada tabel 2x2 dinilai
Jambi, serta data yang diperoleh dari terdapat ada 3 nilai expected yang kurang
Puskesmas III Pakuan Baru. dari lima yaitu sebanyak 75%, maka dari
Adapun cara kerjanya penelitian itu uji chi square tidak layak dipakai
yaitu sebagai berikut : dalam penelitian ini. Oleh karena itu
1. Meminta persetujuan secara lisan dipakailah uji Fisher Sebagai alternatif
kepada orangtua balita gizi buruk dari uji chi square. Dan dari uji Fisher
untuk kesediaanya diwawancarai. didapatkannya hasil dari uji fisher exact
2. Wawancarai orangtua balita gizi sebesar 0,035.
buruk memakai tabel Recall 24
jam yang telah dipersiapkan HASIL DAN PEMBAHASAN
sebelumnya. Gambaran Umum Puskesmas III
3. Menilai asupan gizi balita/ AKG Pakuan Baru Kota Jambi
balita melalui metode Recall 24 Puskesmas III Pakuan Baru
jam dengan mendata makanan merupakan salah satu dari puskesmas
yang dimakan oleh balita gizi yang ada di Kota Jambi. Puskesmas III
buruk selama 2 x 24 jam. Pakuan Baru terletak di Kecamatan Jambi
4. Menimbang berat badan balita, Selatan, mempunyai luas wilayah kerja
mengukur tinggi badan balita, 5,98 Km. Puskesmas III Pakuan Baru
menanyai umur balita guna mempunyai wilayah kerja mencakup 3
mengidentifikasi status gizi balita Kelurahan, yaitu Tambak Sari, Pakuan
tersebut. baru, dan Wijaya Pura. Adapun batas
5. Mencatat data-data lain yang wilayah kerja Puskesmas III Pakuan Baru
diperlukan bagi penelitian. sebagai berikut :
memiliki jumlah penduduk terbesar 13280 balita lainnya telah dieliminasi melalui
jiwa, tetapi kepadatan penduduk/ km lebih kriteria ekslusi penelitian dikarenakan
rendah dibandingkan 2 Kelurahan lainnya orangtua balita tersebut telah pindah
yaitu 3569/km. sedangkan kelurahan yang alamat atau domisili dari alamat semula
memiliki luas wilayah terkecil adalah yang didapatkan dari data Puskesmas III
kelurahan Pakuan Baru (1,10 km) dengan Pakuan baru Kota Jambi tahun 2012.
25 RT, mempunyai jumlah penduduk
8780 jiwa, tetapi memiliki kepadatan Analisis Univariat
jumlah penduduk terbesar bila Gambaran distribusi asupan gizi balita
dibandingkan dengan kelurahan lainnya berdasarkan respons perkembangan status
yaitu 7981/km. gizi buruknya di wilayah kerja Puskesmas
Puskesmas III Pakuan Baru III Pakuan Baru Kota Jambi.
memiliki 30 unit posyandu Balita, 3 unit
posyandu Usila, 1 unit Puskesmas Tabel 4.1 Tabel Distribusi Asupan Gizi
pembantu, 1 unit Puskesmas keliling, dan Balita Berdasarkan Respons
1 unit poskestren. Selain itu Puskesmas Perkembangan Status Gizi Buruknya
III Pakuan Baru memiliki sumber daya di wilayah kerja Puskesmas III
tenaga sebanyak 70 orang. Terdiri dari 55 Pakuan Baru Kota Jambi tahun 2013
orang PNS, 2 orang PTT, dan 13 orang
TKS. Distribusi Asupan
Pertimbangan pengambilan lokasi Asupan Gizi Makanan
ini adalah karena berdasarkan data Frekuensi %
sekunder dari Dinas Kesehatan Kota
Cukup Kalori ≥ 80 % 6 37.5
Jambi dan juga Laporan kasus gizi di
Kurang Kalori < 80 % 10 62.5
Puskesmas III Pakuan Baru tahun 2012
yang menerangkan bahwa Puskesmas III Total 16 100.0
Pakuan Baru memiliki persentase status
gizi buruk terbanyak di Kota Jambi.
Dari tabel diatas didapatkan balita
Berdasarkan dari data Puskesmas
yang asupan kalori nya kurang ( < 80%
III Pakuan Baru kota Jambi tahun 2012,
AKG balita ) yaitu sebanyak 10 balita
dari total 3728 balita terdapat 24 orang
dengan persentase 62,5%, sedangkan
balita gizi buruk yang terdata selama
balita dengan asupan kalori yang cukup
periode januari – Desember 2012. Dari 24
( ≥ 80% AKG balita ) sebanyak 6 balita
orang balita inilah yang dijadikan sampel
dengan persentase 37,5%.
penelitian yang disaring lagi melalui
kriteria ekslusi penelitian. Setelah penulis
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Respons
mengadakan penelitian dilapangan maka
Status Gizi balita Berdasarkan
didapatlah 16 orang balita yang dapat di
Perkembangan Status Gizi Buruknya
wawancarai melalui kuestioner penelitian
di wilayah kerja Puskesmas III Pakuan
yang telah disiapkan. Sedangkan 8 orang
Baru Kota Jambi tahun 2013
Respons Distribusi Status Gizi
Status Gizi Frekuensi %
Ada Perbaikan 7 43.8
Tidak ada
9 56.3
Perbaikan
Total 16 100.0
8
Dari tabel diatas didapatkan balita square menunjukkan hasil dari uji fisher
yang mempunyai respons status gizi yang exact sebesar 0,035. Karena nilai p<0,05
ada perbaikan yaitu sebanyak 7 balita maka dapat disimpulkan bahwa “ada
dengan persentase 43,8%, sedangkan hubungan yang signifikan antara asupan
balita dengan respons status gizi yang gizi dengan status gizi balita gizi buruk
tidak ada perbaikan sebanyak 9 balita menurut respons perkembangan status
dengan persentase 56,3%. gizinya di wilayah kerja Puskesmas III
Pakuan Baru Kota Jambi tahun 2013“
Analisis Bivariat
Hubungan Asupan gizi dengan Respons PEMBAHASAN
Status Gizi Berdasarkan Perkembangan 1. Gambaran Distribusi Asupan Gizi
Status Gizi Buruknya di wilayah kerja Balita
Puskesmas III Pakuan Baru Kota Jambi. Masalah gizi merupakan akibat
dari berbagai faktor yang terkait. Terdapat
Tabel 4.3 Hubungan Asupan Gizi dua faktor langsung yang mempengaruhi
dengan Respons Status Gizi Balita status gizi individu. Yaitu faktor makanan
Berdasarkan Perkembangan dan penyakit infeksi, keduanya saling
Status Gizi Buruknya di wilayah kerja mempengaruhi. Faktor penyebab
Puskesmas III Pakuan Baru Kota langsung pertama adalah konsumsi
Jambi tahun 2013 makanan yang tidak memenuhi prinsip
gizi seimbang yaitu beragam, sesuai
Respons Status Gizi
Asupan Ada Tidak ada Total P- kebutuhan, bersih, dan aman. Faktor
Gizi Perbaikan Perbaikan value penyebab kedua adalah penyakit infeksi
N % N % N % yang terkait dengan tingginya kejadian
menular dan buruknya kesehatan
Cukup 5 83,3 1 16,6 6 100 0,013 15
Kalori >
lingkungan.
80 % Dari hasil penelitian didapatkan
balita dengan asupan gizi yang tergolong
Kurang 2 20 8 80 10 100 Cukup ( kalori ≥ 80% ) sebanyak 6 balita
Kalori <
80%
dengan persentase 37,5%, kemudian
terdapat balita dengan asupan gizi yang
Total 7 43,8 9 56,3 16 100 kurang ( kalori < 80% ) sebanyak 10
balita dengan persentase 62,5%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Dari tabel diatas didapatkan dengan penelitian status gizi oleh Ahmad,
asupan gizi cukup (Kalori > 80%) yang Arsunan Arsin, Andi Zulkifli (2007) di
memiliki respons status gizi yang ada wilayah kerja Puskesmas Mandonga Kota
perbaikan 5 balita (83,3%) dan respons Kendari, dari total 302 balita didapatkan
status gizi yang tidak ada perbaikan sebanyak 179 balita (59,3%) dengan
sebanyak 1 balita (16,6%). Asupan gizi asupan gizi kurang dan 123 balita (40,7%)
kurang (Kalori < 80%) yang memiliki dengan asupan gizi cukup.20
respons status gizi yang ada perbaikan 2 Perilaku dan kebiasaan orangtua
balita (20%) dan respons status gizi yang dalam hal makanan yang dipengaruhi oleh
tidak ada perbaikan 8 balita (80%). faktor budaya akan mempengaruhi sikap
suka dan tidak suka seorang anak
Hasil uji chi square didapatkan terhadap makanan. Orangtua dan saudara
nilai p- value 0,013 dengan perhitungan kandung yang lebih tua memiliki
PR ( Prevalensi Rate ) didapatkan hasil pengaruh paling besar terhadap perilaku
4,1 dan 95% CI ( Confidence Interval ) anak yang berhubungan dengan makanan.
sebesar 1,14 – 15,14. Pada tabel chi Orangtua bertanggung jawab terhadap
9
14. Supariasa IDN, Bahri B, Fajar I. Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC ; Bagian 1. Jakarta ; 2003. ( Hal. 3 )
2001. 19. Purwaningrum S. Hubungan Antara
15. World Bank 2011, diadaptasi dari Asupan Makanan dan Status Kesadaran
UNICEF 1990 dan Ruel 2008. Gizi dengan Status Gizi Balita
Kerangka Kebijakan Gerakan Sadar diwilayah Kerja Puskesmas Sewon I
Gizi dalam rangka seribu hari pertama Bantul Jogjakarta. 2012;1978-0575.
20. Ahmad, Arsin Arsunan, Zulkifli A.
kehidupan (1000 HPK). Jakarta ; Andi. Analisis Faktor yang
2012. ( Hal. 11 ) Berhubungan dengan Kejadian Status
16. Kemenkes RI. 2011. Capaian Gizi Kurang pada Anak Balita di
pembangunan Kesehatan Tahun 2011. wilayah kerja Puskesmas
Mondongan Kota Kendari tahun 2007.
Jakarta.Diakses pada (15 Februari
2013). Diunduh dari URL : Vol 2 : 2008.
www.depkes.go.id/index.php/berita/pres 21. Priyo Nugroho Handono. Hubungan
s-release/1429-capaian-pembangunan- Tingkat Pengetahuan pada Nutrisi,
kesehatan-tahun-2011.html Pola Makan, dan Energi Tingkat
17. Marisi Osmarianci S. Hubungan Faktor Konsumsi dengan Status Gizi Anak
Lima Tahun di wilayah kerja
Sosial Ekonomi, Asupan Makanan, Puskesmas Selogiri, Wonogiri. 2010.
Kebersihan Diri dengan Status 22. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Kesehatan Balita Di Kelurahan Terjun Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Kecamatan Medan Marelan Tahun
2005. Skripsi. Fakultas Kesehatan ; 2006.
Masyarakat Universitas Sumatera 23. Keputusan Menteri Kesehatan RI.
Utara ; 2005 Standar Antropometri Penilaian
18. Departemen Kesehatan RI Dirjen Bina Status Gizi Anak. Nomor :
Kesmas dan Gizi Masyarakat. Buku 1995/Menkes/SK/XII/2010. Jakarta :
Direktorat Bina Gizi ; 2011