Anda di halaman 1dari 8

BIOKIMIA II (PERTEMUAN KE-2)

 KOMPONEN TRANSPORT ELEKTRO

NADH

Kompleks I: FMN NAD+


NAD+ & NADH
Dehidrogenase Fumarat
Fe-S

Kompleks II: FAD


Succinate Succinat
Dehidrogenase Fe-S

Coenzym-Q

Fe Sitokrom b
Kompleks III:
Sitokrom C, Sitokrom pusat
Fe-S
Koenzim Q berinti Fe dan S
Oksidoreduktase
Fe Sitokrom c1

Fe Sitokrom c

Fe-Cu Sitokrom a
Kompleks IV:
Sitokrom Oksidase
Fe-Cu Sitokrom a3

NB (Ingat!!):

 Fe-S adalah senyawa protein yang mempunyai inti Fe dan S.


 Dalam tubuh, terdapat cincin porfirin yaitu ikatan Fe dengan Nitrioen, dan
salah satunya tangannya mengikat Oksigen sehingga disebuh “ Fe Heme”. Fe
heme ini terletak didalam hemoglobin.
 Namun di dalam tubuh juga terdapat Fe nonheme, yaitu Fe-S yang terletak di
dalam system transport elektron.
 Fe-Cu : maksudnya adalah sitokrom a dan a3 yang dapat bekerja namun harus
dengan bantuan Cu.
 Fe dalam sistem transport elektron ini disebut Sitokrom.
 URUTAN TRANSPORT ELEKTRON:
Transport Elektron dapat melalui dua jalan, NADH dan FAD:
 NADH → FMN → Fe-S → Qoenzym Q → Sitokrom b → Fe-S →
Sitokrom c1 → Sitokrom c → Sitokrom a → Sitokrom a3 → O2 →
Terbentuk sekitar 3 ATP.
 FAD → Fe-S → Qoenzym Q → Sitokrom b → Fe-S → Sitokrom c1 →
Sitokrom c → Sitokrom a → Sitokrom a3 → O2 → Terbentuk sekitar 2
ATP.

Reaksi-reaksi yang terjadi:


NADH + H+ FMN Fe2+S CoQ

NAD+ FMNH2 Fe3+S CoQH2

Reaksi Redoks

 NADH + H+ →NAD+ + 2H+ + 2e- (Oksidasi)


FMN + 2H+ + 2e- → FMNH2 (Reduksi)
 FMNH2 → FMN + 2H+ + 2e- (Oksidasi)
Fe3+S + e- → Fe2+S (Reduksi)
 Fe2+S → Fe3+S + e- (Oksidasi)
CoQ + 2H+ + 2e- → CoQH2 (Reduksi)
 Reaksi yang terakhhir antara sitokrom a3
Fe2+ → Fe3+ + e- (Oksidasi)
½ O2 + 2H+ + 2e- → H2O (Reduksi)

NB (Ingat!!):
Kalau sama-sama sitokrom, penulisan Fe dalam reaksi oksidasi hanya cukup
dituliskan Fe2+ atau Fe3+ saja, tidak perlu menggunakan “S” untuk membedakan Fe-
S inti.
Struktur FeS

Cys Cys Cys


Cys

Fe Fe Fe
ys ys ys
Cys Cys Cys Cys

Sulfur Anorganik

Berikut ini adalah tabel potensial reduksi standar:


 INHIBITOR DALAM KOMPLEKS-KOMPLEKS SISTEM TRANSPORT
ELEKTRON
o Pada Kompleks I :
- Rotenon: produk yang terbuat dari tumbuhan yang digunakan sebagai
insektisida
- Amytal: digunakan sebagai obat penenang (barbiturat).
o Pada Kompleks III:
- Antimycin A: dari streptomyces bacteria digunakan sebagai antibiotik
“jamur patogen” dan dapat mengeblok aliran elektron dari sitokrom b
ke sitokrom c1.
o Pada Kompleks IV:
- Cyanida: mengeblok aliran elektron dari sitokrom a ke sitokrom a3.
- Azide: berupa senyawa alkali (Na, K, Li)
- CO: senyawa ini biasanya akan meracuni manusia melalui dengan cara
berikatan dengan Fe Heme yang ada di hemoglobin, dengan cara
menggantikan O2 yang berikatan dengan Fe Heme, hal ini dikarenakan Fe
Heme lebih tertarik dengan CO. Karena ikatan Fe Heme dengan Co lebih
kuat dibandingkan dengan O2.

 PEMBENTUKAN ATP
Pembentukan ATP dari ADP melalui 2 cara:
1. Fosforilasi Oksidatif: yaitu proses penghasilan ATP melalui proses transport
elektron.
2. Fosforilasi Tingkat Substrat: proses penghasilan ATP dari senyawa bernergi
tinggi. Seperti: phospoenol piruvat (PEP), dan 1,3-bi-phospoglyserat.

1. Fosforilasi Oksidatif
- Fosforilasi oksidatif adalah proses dimana energi dari oksidasi biologi
diubah menjadi energi kimia ATP
- Mekanisme Fosforilasi Oksidatif:
Energi dari transport aktif → mengendalikan transport elektron →
memompa proton keluar intermembran → proton diluar inermembran
lebih banyak dari pada di dalam intermembran → menyebabkan
perbedaan gradien potensial → proton cenderung kembali ke dalam
intermembran (untuk menyamakan pH) / disebut kecenderungan
termodinamika → kembalinya proton dari potensial tinggi ke potensial
rendah mengakibatkan terbentuknya ATP.
2. Fosforilasi Tingkat Substrat
- Terjadi jika molekul yang mengandung osfat “high-energy” mentransfer
fosfat nya ke ADP (atau GDP) untuk menghasilkan ATP.
- Contoh:
Fosfoenolpiruvat (PEP) + H2O → piruvat +Pi
ADP + Pi → ATP

1,3 bifosfogliserat + H2O → 3 fosfogliserat


ADP + Pi → ATP

Suksinil-KoA + Pi + GDP → Suksinat + GTP + KoASH

 Sel darah merah tidak mempunyai mitokondria, sehingga glikolisis terjadi di


dalam sitoplasma → hasil NADH dasn FADH2 pada proses ini dapat digunakan
langsung untuk reaksi-reaksi lain. Namun bagi sel yang mempunyai mitokondria
NADH yang dihasilkan dalam sitoplasma harus melalui proses ulang alik.

Sitoplasma

NADH

Sel-Mitokondria Sel tanpa mintokondria

Sistem ulang alik Digunakan langsung


untuk reaksi lain di
sitoplasma
 SISTEM ULANG ALIK
1. Sistem ulang alik pada otak dan otot insekta untuk terbang (Ulang Alik
DHAP-G3P)

NADH tidak dapat


langsung masuk ke
dalam mitokondria
dikarenakan NADH
merupakan molekul
yang besar, yaitu “
Nikotammmin Adenin
Dinukleotida”

Proses:
- NADH→ NAD+ dan DHAP → G3P (Sitoplasma)
- G3P (masuk ke mmitokondria) → DHAP, dan FAD (dalam mitokondria)
→ FADH2.
- FADH2 mengikuti transport elektron → 2 ATP.
2. Sistem ulang alik pada hati, ginjal, dan jantung (Ulang Alik Malat-
Aspartat)
Proses ulang alik malat aspartat:
Di dalam sitoplasma, NADH mengalami oksidasi menjadi NAD+, bersamaan
dengan itu oksaloasetat berubah menjadi malat. Malat kemudian masuk ke dalam
mitokondria dan berubah menjadi oksaloasetat, bersamaa dengan itu NAD+
nerubah menjadi NADH yang kemudian akan masuk ke dalam transport elektron
dan menghasilkan 3 ATP. Oksaloasetat akan bereaksi dengan glutamat
menghasilkan aspartat dan α-ketoglutarat. aspartat dan α-ketoglutarat akan keluar
ke sitoplasma dan menghasilkan oksaloasetat dan glutamat kembali.
TUGAS RESUME BIOKIMIA II

PERTEMUAN KE-2

OLEH :

1. Nurul Hidayati (15030194036)


2. Eny Ruhmaniya (15030194051)

KELAS

PKB 2015

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2018

Anda mungkin juga menyukai