Tafsir Surah Jin
Tafsir Surah Jin
MENAKJUBKAN
PENDAHULUAN
Secara etimologis kata Al-Jin berasal dari kata Jannah artinya bersembunyi. Dinamaial-
Jin karena tersembunyi dari pandangan manusia. Kata lain yang berasal dari
kata jannahadalah junnah, artinya perisai, dinamai demikian karena menyembunyikan kepala
prajurit yang memakainya; jannah artinya sorga atau taman, dinamai demikian karena taman
tersembunyi oleh pohon-pohon yang rindang; janin artinya jabang bayi, dinamai demikian karena
tersembunyi di dalam perut ibu (Al-Jazairy, tt, hal. 211)
Kata Iblis menurut sebagian ahli bahasa berasal dari kata ablasa artinya putus asa. Dinamai
iblis karena dia putus asa dari rahmat atau kasih sayang Allah SWT (Sayid Sabiq, 1986, hal. 219).
Kata Syaitan berasal dari kata Syatana artinya menjauh. Dinamai syaitan karena jauhnya dari
kebenaran. (Shabuni, 1977, hal.17)
Secara terminologis, Jin adalah sebangsa makhluk ghaib (makhluk rohani) yang diciptakan oleh
Allah SWT dari api, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah:
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (QS. al-Hijr, 15:
27).
Bangsa Jin juga mukhalaf (diperintahkan untuk mengerjakan syari'at agama) sebagaimana
halnya manusia:
"Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu
sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap
pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri",
kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa
mereka adalah orang-orang yang kafir." (QS. al-An'am, 6: 130).
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
(QS. adz-Dzariat, 51: 56).
Bangsa Jin itu ada yang patuh dan ada yang durhaka kepada Allah SWT, sebagaimana
dinyatakan oleh Allah:
"Dan sesungguhnya di antara kami (bangsa Jin) ada yang shaleh ada pula yang tidak demikian
halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda." (QS. al-Jin, 72: 11).
"Dan sesungguhnya di antara kami ada yang taat dan ada yang menyimpang dari kebenaran.
Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun yang
menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka jahanam." (al-Jin, 72: 14-
15).
Tatkala Allah SWT memerintahkan kepada bangsa Jin untuk sujud kepada Adam bersama dengan
para Malaikat, salah satu dari mereka menentang. Yang menentang itulah yang dikenal dengan Iblis,
sebagaimana dinyatakan oleh Allah SWT:
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam,"
maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-
orang yang kafir." (QS. al-Baqarah, 2: 34).
Iblis itulah nenek moyang seluruh Syaitan, yang seluruhnya selalu durhaka kepada Allah SWT
dan bertekad untuk menggoda umat manusia (anak cucu Adam) mengikuti langkah mereka
menentang perintah Allah SWT.
Ringkasnya Jin adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah dari api, mukallaf seperti
manusia, di antara mereka ada yang patuh dan ada yang durhaka. Yang durhaka pertama kali adalah
Iblis, anak cucunya disebut syaitan.
Secara terminologis, Jin adalah sebangsa makhluk ghaib (makhluk rohani) yang
diciptakan oleh Allah SWT dari api, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah:
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (QS.
al-Hijr, 15: 27).
Bangsa Jin juga mukhalaf (diperintahkan untuk mengerjakan syari'at agama)
sebagaimana halnya manusia:
"Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari
golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi
peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami
menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka
menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang
kafir."(QS. al-An'am, 6: 130).
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku." (QS. adz-Dzariat, 51: 56).
Bangsa Jin itu ada yang patuh dan ada yang durhaka kepada Allah SWT,
sebagaimana dinyatakan oleh Allah:
"Dan sesungguhnya di antara kami (bangsa Jin) ada yang shaleh ada pula yang tidak
demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda." (QS. al-Jin, 72: 11).
"Dan sesungguhnya di antara kami ada yang taat dan ada yang menyimpang dari
kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan
yang lurus. Adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api
bagi neraka jahanam." (al-Jin, 72: 14-15).
Tatkala Allah SWT memerintahkan kepada bangsa Jin untuk sujud kepada Adam
bersama dengan para Malaikat, salah satu dari mereka menentang. Yang menentang
itulah yang dikenal dengan Iblis, sebagaimana dinyatakan oleh Allah SWT:
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia
termasuk golongan orang-orang yang kafir." (QS. al-Baqarah, 2: 34).
Iblis itulah nenek moyang seluruh Syaitan, yang seluruhnya selalu durhaka kepada
Allah SWT dan bertekad untuk menggoda umat manusia (anak cucu Adam) mengikuti
langkah mereka menentang perintah Allah SWT.
Ringkasnya Jin adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah dari api, mukallaf
seperti manusia, di antara mereka ada yang patuh dan ada yang durhaka. Yang durhaka
pertama kali adalah Iblis, anak cucunya disebut syaitan.
TAFSIR: AYAT 19
“Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan
ibadah), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya.” (QS. Al-Jin,72: 19).
Bahwa ketika jin melihat Nabi saw. sedang mengerjakan shalat bersama para sahabatnya, maka
mereka ikut rukuk dan sujud bersama Nabi Saw. Mereka sangat kagum dengan ketaatan para
sahabat kepada beliau Nabi Muhammad saw.