Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu ukur tanah merupakan bagian rendah dari ilmu yang lebih luas yang
dinamakan Ilmu Geodesi.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mempelajari pengenalan Alat ukur beda tinggi
2. Praktek pengukuran beda tinggi sipat datar

C. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari/Tgl : Rabu, 15 November 2017
Waktu : Pukul 09:00 Pagi
Tempat : Di Kelurahan Pandu
BAB II
KAJIAN TEORI

A. DASAR TEORI
PENGUKURAN BEDA TINGGI
Ada 3 macam cara pengukuran yang dikenal dalam Ilmu Ukur Tanah yaitu:
1). Cara Barometris
2). Cara trigonometric
3). Cara Sipat Datar (Waterpass)

Cara Sipat Datar


Penentuan beda tinggi antara dua titik dengan waterpass, cara ini menggunakan
alat bantu berupa Waterpass/Automatic Level yang berguna untuk mengukur Beda
tinggi antara dua titik.

Dalam pengukuran, letak water pass yang biasanya di gunakan adalah :


1. Alat di antara dua titik ( segaris ).
2. Alat di antara dua titik ( segitiga ).
3. Alat di belakang titik ( segaris ).
4. Alat di atas salah satu titik.
Penjelasan :
Model 1 : Alat di antara dua titik ( segaris )
Untuk keadaan yang relatif rata dan tanpa halangan, posisi ini
sebaiknya di jadikan pilihan utama, jarak yang sama antara alat ke dua
titik di muka dan di belakang akan memperkuat faktor kesalahan
Model 2 : Alat di antara dua titik ( segitiga )
Bila cara 1 agak sulit di lakukan, kondisi 2 menjadi alternatif, terutama
bila ada halangan berupa bangunan atau halangan lainnya.
Model 3 : Alat di belakang titik ( segaris )
Terutama bila halangan berupa sungai dan sejenisnya yang membuat
cara 2 juga sulit di realisasikan maka harus menggunakan cara ini.
Model 4 : Alat di atas salah satu titik
Dalam kondisi tertentu, alat juga dapat di letakan di atas titik untuk
mencari data titik lainnya. Cara ini, cara kerjanya hampir menyerupai
theodolit, di mana tinggi alat harus di ukur ( 3 posisi di atas tinggi alat
tidak perlu di ukur ).
Metode pengukuran;

PMB Garis Bidik

P1 A
P2 B P3
Berikut ini beberapa cara pengukuran beda tinggi cara Sipat datar:

Cara Satu

Keterangan:
P1,P2,P3 = Station
A,B = Posisi alat
PMB = Pembacaan Mistar Belakang
PMM = Pembacaan Mistar Muka

Istilah-istilah yang digunakan:


Beberapa Istilah :
Stasion : Titik dimana rambu ukur di letakkan
Tinggi Alat : Tgb di mana alat sipat datar diletakkan
Tgb(Tinggi garis bidik) : Tinggi garis bidik di atas bidang referensi ketinggian
(air laut rata-rata)
Pengukuran ke belakang : Pengukuran ke rambu di Sta yang diketahui
Pengukuran ke muka : Pengukuran ke rambu pada Sta yang belum diketahui
ketinggiannya
Titik Putar : Sta dimana pengukuran ke belakang dan ke muka dilakukan
pada rambu ditegakkan pada Sta tsb.

Peralatan Penunjang dalam Pengukuran


Berkut ini peralatan-peralatan penunjang dalam pengukuran dengan menggunakan alat
ukur Theodolite:

 Baak Ukur atau Mistar Ukur:


Yang berfungsi sebagai alat bantu untuk pengukuran jarak maupun beda tinggi

 Tripot:
Sebagai tempat dudukan alat ukur

 Kompas:
Untuk menentukan arah reverensi pengukuran maupun dalam penggambaran

Kompas Theodolite
Kompas Tangan

Kompas Silva Nomad

 Prisma:
Alat ini sebagai pengganti Baak ukur dan di gunakan bersamaan alat Eletronic
Distance Measurement (EDM) atau Electronic Total Station (ETS), prisma ini
dipasang pada tongkat/Stick sepanjang ± 2 m atau pada Tripot.

 Unting-Unting (Bandulan):
Biasanya di tempatkan diatas titik sebagai titik acuan secara vertikal, unting-
unting ini digunakan apabila Theodolite tidak mempunyai Lensa Centring Optis
(LCO)

 Hand Buble
Alat ini untuk menjaga kedataran Horizontal dari Baak ukur atau Tongkat
Prisma, bekerja seperti Nivo lingkaran.

 Walkie Talkie atau Hand Talkie (HT)


Alat ini sebagai alat bantu komunkasi antara Surveyor dengan pemegang Baak
ukur atau pemegang Prisma, jika jarak yang di ukur cukup jauh dan tidak
memungkinkan untuk mengunakan Sandi maka alat komunikasi ini sangat
membantu.
 Rol Meter:
Alat ini biasanya sepanjang 30-100 meter dan dilengkapi dengan sebuah
pemutar. Pembagian ukuran biasanya menggunakan meter dan Feet. Bahan
dasar pembuatan pita meteran ini ada yang terbuat dari serat Fiber, Kain, dan
Baja.

 Meter Tangan
Meteran tangan atau Hand meter sangat sesuai untuk mengukur jarak yang
pendek. (maksimum beberapa meter saja). Alat ini berfungsi untuk mengukur
tinggi alat ukur dari muka tanah atau titik.

 Calculator dan Tabel data pengukuran:


Sebagai alat bantu hitung skaligus untuk mengecek/mengontrol data ukur di
lapangan, sedangkan tabel data pengukuran untuk menulis data ukur.

 Kamera:
Untuk dokumentasi lokasi pengukuran, Dokumentasi juga sangat berperan
penting dalam pengukuran karena sebagai bukti bahwa pekerjan pengukuran
telah dilaksanakan dilokasi tersebut sebagai bahan untuk pelaporan.
 Payung:
Berfungsi untuk melndungi alat ukur dari sinar matahari maupun dari hujan, ini
sangat efektif untuk alat ukur manual maupun semi digital yang tidak tahan
terhadap air.

 Hamer (Palu)
Sebagai alat bantu pemukul Paku Seng

 Paku Seng
Sebagai tempat acuan berdirinya alat ukur selain titik tetap seperti Bench Mark
atau pun Control Ponint.

 Parang
Diperlukan untuk memotong atau membersihkan jalur Survey sepanjang
perjalanan jika ditemui halangan seperti dahan/ranting pohon yang mengganggu.
Dalam penebangan harus juga memperhatikan kelestarian hutan atau tanaman.
Peralatan Survey Tambahan
Beberapa peralatan survey yang sering digunakan juga dalam pengukuran adalah
sebagai berikut:

 Global Positioning System (GPS)


Adalah salah satu Receiver GPS tipe Navigasi, yang dilengkapi dengan Kompas
Digital dan Altimeter Digital. Alat ini punya kemampuan antara lain:
- Dapat menentukan posisi (koordinat) dalam format geografi (lintang,
bujur), dan koordinat pada proyeksi peta (Universal Transfers
Mercator).
- Dapat menentukan ketinggian suatu tempat
- Dapat menentukan waktu, kecepatan dan arah (untuk keperluan
Navigasi)
- Dapat menyimpan koordinat (waypoint)
- Dapat menyimpan koordinat secara otomatis (track)

 Measuring Road:
Measuring Road atau Meteran roda terdiri dari sebuah roda yang dihubungkan
dengan sebuah kalkulator. Alat ini dilengkapi dengan sebuah pegangan sehingga
memudahkan untuk mengukur jarak jauh dimana hanya dengan berjalan sambil
mendorongnya. Alat ini dapat digunakan untuk jarak ukuran yang melebihi 100
meter.

 Electronic Distance Measurement


Alat ukur jarak electronic yang bekerja berdasarkan pantulan cepat rambat
gelombang dari alat ke Prisma kemudian dipantulkan kembali ke alat sehingga
data jarak maupun beda tinggi biasa di dapatkan.
 Leica Disto (Alat ukur jarak electronic)
Cara kerjanya hampir samadengan EDM, hanya saja alat ini lebih ringan dan
dapat di bawa kemana saja, ada beberapa tipe alat ini yang hanya efektif dilokasi
tertutup atau didalam ruangan.

 Altimeter:
Adalah alat ukur untuk mengukur suatu titik dari permukaan laut. Biasanya
digunakan sebagai navgasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang
berhubungan dengan ketinggian.

PENGENALAN ALAT UKUR BEDA TINGGI


Waterpass

Waterpass adalah suatu alat penyipat datar yang terutama berfungsi untuk mengukur
beda tinggi antara dua titik atau lebih ( mengukur elevasi ). Secara umum waterpass mempunyai
bagian yang hampir sama dengan theodolit/transit level, namun sesuai dengan fungsinya ada
beberapa hal yang berbeda. Boleh di katakan, umumnya elemen – elemen yang ada pada water
pass terdapat juga pada theodolit, namun beberapa hal pada theodolit tidak terdapat pada water
pass. Perbedaan utama adalah pada sumbu II, di mana water pass tidak memiliki sumbu II
(sumbu vertikal), sehingga pada prakteknya perbedaan ini dapat juga di katakan: pada water
pass teropongnya dapat di putar pada arah vertikal. Waterpass hanya memiliki 1 sumbu, yaitu
sumbu horisontal.
Waterpass terutama di gunakan untuk pengukuran :

 Beda tinggi (elevasi).


 Profil memanjang (Potongan Memanjang)
 Profil melintang (Potongan Melintang)

Elemen – Elemen Waterpass

 Teropong (Lensa okuler dan objective).


 Reticle (Untuk memperjelas benang diagfragma / benang silang).
 Focus (Untuk memperjelas objek).
 Visir (Membidik target secara kasar)
 Penghalus horisontal (Pada beberapa alat ada yang memiliki pengunci horisontal, tapi
juga ada yang
tidak termasuk (C Ao, C 32 C 330).

 Celah pembacaan skala sudut horisontal.


 Plat skala horisontal.
 Cermin pemantul nivo lingkaran.
 Nivo lingkaran.
 Sekrup penyetel A B C (Untuk menyetel Nivo = bidang datar).
 Pelat dasar.

Aplikasi Perhitungan dengan Waterpass/Automatic Level

A. Tanpa Detail:

Tabel Perhitungan Waterpass/Automatic Level Tanpa Detal

Sta/
PMB PMM <H JARAK BEDA TINGGI ELEVASI
Ttk KET

BT BT ° ‘ (m) (+) (-) ( h )


A 1324 - - 10.000

B 1789 1687 - - 18.5 - 0.363 9.367

C 1525 1301 - - 50.0 0.488 - 10.125

D 1011 1500 - - 25.0 0.025 - 10.150

E 2011 - - 75.75 - 1.000 9.150

 BT  BT  ( H )  ( H )
5649 6499 0.513 1.363

KONTROL:

 Terhadap Pembacaan Mistar:


 PMB   PMM   5.649  6.499   0.85
 Terhadap Beda Tinggi:
 h  0.513  1.363   0.85

 Terhadap Tinggi Titik:


Elevasi Akhir  Elevasi Awal  9.150  10.000   0.85............ok!!!

Keterangan:

PMB = Pembacaan Mistar Muka

PMB = Pembacaan Mistar Belakang

h = Beda Tinggi
B. Dengan Detail:

Tabel Perhitungan Waterpass/Automatic Level Dengan Detail

Sta/
PMB PMM <H JARAK BEDA TINGGI ELEVASI
Ttk KET

BT BT ° ‘ (m) (+) (-) ( H )

A 1324 - - 10.000

A1 0930 - - 0.394 10.394

A2 1250 - - 0.074 10.074

A3 2971 - - 1.674 8.326

A4 1707 - - 0.323 10.323

A5 2872 - - 0.231 9.769

A6 1707 - - 0.383 9.617

A7 2872 - - 1.548 8.452

B 1789 1687 - - 0.363 9.637

18.50

 BT  BT  ( H )  ( H )
5649 6499 0.513 1.363

Catatan;

Untuk perhitungan dengan detail, kontrol dilakukan sama seperti pada bagian tanpa
detail yaitu kontrol hanya di lakukan pada titik-titik utama saja, karena:

 Bila pada waktu pendataan dan perhitungan ada kesalahan pada salah satu titik
utama maka hal ini akan menimbulkan kesalahan pada seluruh rangkaiyan
perhitungan.
 Kesalahan pada titik detail hanya akan berakibat pada titik itu sendiri.

Profil Memanjang Dan Melintang

A. Profil Memanjang:
Ialah suatu irisan memanjang terhadap suatu proyek, dimana jarak dan arahnya di
tentukan di lapangan atau sudah direncanakan terlebih dahulu.

B. Profil Melintang:
Ialah suatu irisan melintang tegak lurus terhadap profil memanjang suatu proyek,
dimana jarak dan arahnya di tentukan di lapangan atau sudah direncanakan
terlebih dahulu.
BAB III
PEMBAHASAN

A. TABEL PENGAMATAN
TINGGI ALAT = 1,55 m
TITIK JARAK BENANG BENANG BENANG SUDUT
(m) ATAS TENGAH BAWAH
(BA) (BT) (BB)
A 5,30 0455 0428 0403 298˚10’00’’
B 4,20 1355 1334 1314 16˚35’00’’
C 20 4230 4130 4032 92˚00’00’’
D 15 3545 3470 3395 91˚00’00’’
E 10 2900 2853 2803 91˚00’00’’
F 10 3090 3042 2992 189˚00’00’’
G 20 4430 4330 4230 189˚00’00’’
H 5 2248 2224 2198 189˚48’00’’

TINGGI ALAT = 1,50 m


C1 4,32 1863 1842 1819 113˚10’00’’
C2 10,48 1099 1048 0995 288˚45’00’’

Berdasarkan data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai BA, BT, dan BB
pada masing-masing titik dan setiap jarak dari ketinggian tanah adala berbeda-
beda

Anda mungkin juga menyukai