Anda di halaman 1dari 16

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

OLEH :

KELOMPOK IV

ULFA NURSAFITRI YASIN

HASRINA

HASNA

FITRIYANI

NURAFIA

ZULKIFLI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................3

A. Pengertian pembelajaran kooperatif .......................................................3


B. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif ...........................................................3
C. Unsur-unsur model pembelajaran kooperatif .........................................5
D. Tipe-tipe pembelajaran kooperatif .........................................................7
E. Keunggulan dan kelemahan sistem pembelajaran kooperatif ...............11

BAB III PENUTUP ..........................................................................................13

A. Kesimpulan ...........................................................................................13
B. Saran ......................................................................................................14

Daftar Pustaka ...................................................................................................15

BAB I

2 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran kooperatif muncul karena adanya perkembangan
dalam sistem pembelajaran yang ada. Pembelajaran kooperatif
menggantikan sistem pembelajaran yang individual. Dimana guru terus
memberikan informasi ( guru sebagai pusat ) dan peserta didik hanya
mendengarkan. Pembelajaran kooperatif mendapat dukungan dari
Vygotsky tokoh teori kontruktivisme. Dukungan Vygotsky antara lain:
a. Menekankan peserta didik mengkonstruksi pengetahuan melalui
interaksi sosial dengan orang lain.
b. Selain itu dia juga berpendapat bahwa penekanan belajar sebagai
proses dialog interaktif. Semua hal tersebut ada dalam pembelajaran
kooperatif.

Arti penting belajar kelompok dalam pembelajaran kooperatif ini


membuat siswa dapat bekerjasama dan adanya partisipasi aktif dari
siswa. Guru sebagai fasilisator dan pembimbing yang akan mengarahkan
setiap peserta didik menuju pengetahuan yang benar dan tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pembelajaran kooperatif ?
2. Apa saja unsur-unsur dan karakteristik pembelajaran kooperatif ?
3. Apa saja tipe-tipe pembelajaran kooperatif ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif ?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang pengertian dari pembelajaran kooperatif

3 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
2. Mengetahui apa saja unsur-unsur dan karakteristik dari pembelajaran
kooperatif
3. Mengetahui tipe-tipe dari pembelajaran kooperatif
4. Mengerti kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kooperatif.

BAB II

4 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
PEMBAHASAN

A. Pengertian pembelajaran kooperatif


Menurut sugandi (2002) menyatakan bahwa “pembelajaran
kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok
karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang
bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara
terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara
anggota kelompok”. Dari uraian tersebut dapat diperoleh kesimpulan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif
dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja
sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu
teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

B. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif


Menurut Lie(2004) didalam pembelajaran kooperatif terdapat
elemen-elemen yang berkaitan yitu sebagai berikut :

1. Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang


mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan atau yang biasa
disebut dengan saling ketergantungan positif yang dapat dicapai seperti
saling ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan
menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling
ketergantungan peran, saling ketergantungan hadiah.

2. Interaksi tatap muka

5 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Dengan hal ini dapat memaksa siswa saling bertatap muka
sehingga mereka akan berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan
guru tetapi dengan teman sebaya juga karena biasanya siswa akan lebih
luwes, lebih mudah belajarnya dengan teman sebaya.

3. Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar


kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian ini
selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua
kelompok mengetahui siapa kelompok yang memerlukan bantuan dan
siapa yang dapat memberikan bantuan,maksudnya yang dapat
mengajarkan kepada temannya. Nilai kelompok tersebut harus
didasarkan pada rata-rata, karena itu anggota kelompok harus
memberikan kontribusi untuk kelompoknya. Intinya yang dimaksud
dengan akuntabilitas individual adalah penilaian kelompok yang
didasarkan pada rata-rata penguasaan semua anggota secara individual.

4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

Keterampilan sosial dalam menjalin hubungan antar siswa harus


diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan
memperoleh teguran dari guru juga siswa lainnya.

C. Unsur-unsur model pembelajaran kooperatif

6 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Menurut Roger dan David Johnson ada 5 unsur dalam model
pembelajaran kooperatif, yaitu :

1. Positive interdependence ( saling ketergantungan positif )

Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif


ada 2 pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan
yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota
kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan
tersebut.Beberapa cara membangun saling ketergantungan positif yaitu
:

a) Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi


dalam kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota
kelompok mencapai tujuan.
b) Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan
penghargaan yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai
tujuan.
c) Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dalam
kelompok hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas
kelompok.
d) Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling
mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi dan saling
terikat dengan peserta didik lain dalam kelompok.

2. Personal responsibility ( tanggung jawab perorangan )


Tanggung jawab perorangan merupakan kunci untuk menjamin semua
anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.

3. Face to face promotive interaction ( interaksi promotif )

7 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Unsur ini penting untuk dapat menghasilkan saling ketergantungan
positif. Ciri – ciri interaksi promotif adalah :

a) Saling membantu secara efektif dan efisien


b) Saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan
c) Memproses informasi bersama secara lebih effektif dan efisien
d) Saling mengingatkan
e) Saling percaya
f) Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama

4. Interpersonal skill ( komunikasi antar anggota / keterampilan )

Dalam unsur ini berarti mengkoordinasikan kegiatan peserta didik


dalam pencapaian tujuan peserta didik, maka hal yang perlu dilakukan
yaitu :

a) Saling mengenal dan mempercayai


b) Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius
c) Saling menerima dan saling mendukung
d) Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.
e) Group processing ( pemrosesan kelompok )

Dalam hal ini pemrosesan berarti menilai. Melalui pemrosesan


kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan
kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap
kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.

D. Tipe-tipe pembelajaran kooperatif


1) Metode Jigsaw

8 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan
oleh Eliion aronson. Model pembelajaran ini didesain untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaranorang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan materi tersebut kepada kelompoknya. Sehingga baik
kemampuan secara kognitif maupun sosiaal siswa sangat diperlukan.
Model pembelajaran jigsaw ini dilaandasi oleh teori belajar
humanistic, krena teori belajar humanistic menjelaskan bahwa pada
hakekatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual
dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan
perilakunya.
Ada beberapa langkah-langkah dalam menggunakan metode jigsaw
yaitu sebagai berikut :
a. Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5
siswa dengan karakteristik yang heterogen.
b. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan
setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian
dari bahan akademik tersebut.
c. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung
jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan
selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian
bahan tersebut (kelompok pakar / expert group).
d. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali
ke kelompok semula ( home teams )untuk mengajar anggota lain
mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.
e. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “ home teams “ para
siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah
dipelajari.
2) Metode struktural

9 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan, yang menekankan
pada struktur – struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi
pola – pola interaksi siswa.Contoh teknik pembelajaran metode
struktural yaitu :
a) Mencari Pasangan ( Make a Match )
Dikembangkan oleh Larana Curran, dimana keunggulan teknik ini
adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep
atau topic dalam suasana yang menyenangkan. Langkah – langkahnya
:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review ( persiapan menjelang tes atau
ujian ).
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya.
d. Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang
memegang kartu yang cocok.
e. Para siswa mendiskusikan penyelesaian tugas secara bersama –
sama.
f. Presentasi hasil kelompok atau kuis.

3) Temas Games Tournamenth (TGT)


Metode TGT dikembangkan pertama kali oleh David De Vries dan
Keith Edward. Metode ini merupakan suatu pendekatan kerja sama
antarkelompok dengan mengembangkan kerja sama antarpersonal.
Dalam pembelajaran TGT peserta didik memainkan permainan dengan
anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka
masing-masing.

Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa


pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.Kadang-

10 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan
kelompok.
Pembelajaran kooperatif dengan metode TGT ini memiliki
kesamaan dengan metode STAD dalam pembentukan kelompok dan
penyampaian materi kecuali satu hal, TGT menggunakan turnamen
akademik dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan
individu, dimana para peserta didik berlomba sebagai wakil tim mereka
dengan tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara mereka.
Teman satu tim atau kelompok akan saling membantu dalam
mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar
kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi
sewaktu peserta didik sedang bermain dalam game atau permainan,
teman yang lain tidak boleh membantu, dan guru perlu memastikan
telah terjadi tanggung jawab individual.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ini peserta didik
sebelumnya telah belajar secara individual, untuk selanjutnya belajar
kembali dalam kelompok masing-masing Dan kemudian mengadakan
turnamen atau lomba dengan anggota kelompok lainnya sesuai dengan
tingkat kemampuannya.
TGT adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan
peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5
sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin
dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan
peserta didik bekerja dalam kelompok mereka masing-masing.

Dalam kerja kelompok guru memberikan LKPD kepada setiap


kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama dengan anggota
kelompoknya.Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti

11 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain
bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya,
sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.
Kemudahan penerapan TGT ini disebabkan dalam pelaksanaanya
tidak adanya fasilitas pendukung yang harus tersedia seperti peralatan
atau ruangan khusus.Selain mudah diterapkan dalam penerapannya
TGT juga melibatkan aktivitas seluruh peserta didik untuk
memperoleh konsep yang diinginkan.

a. Belajar dalam Kelompok (Teams)


Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan
kriteria kemampuan (prestasi) peserta didik dari ulangan harian
sebelumnya, jenis kelamin, etnikdanras. Kelompok biasanya terdiri dari
5 sampai 6 orang peserta didik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih
mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan
optimal pada saat game atau permainan. Setelah guru memberikan
penyajian kelas, kelompok (tim atau kelompok belajar) bertugas untuk
mempelajari lembar kerja. Dalam belajar kelompok ini kegiatan peserta
didik adalah mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan
jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep
temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan.

b. Permainan (Games)
Game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
relevan dengan materi, dan dirancang untuk menguji pengetahuan yang

12 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
didapat peserta didik dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
Kebanyakan game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sederhana bernomor. Game atau permainan ini dimainkan pada meja
turnamen atau lomba oleh 3 orang peserta didik yang mewakili tim atau
kelompoknya masing-masing. Peserta didik memilih kartu bernomor
dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu.
Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor.
Skor ini yang nantinya dikumpulkan peserta didik untuk turnamen atau
lomba mingguan.
c. Pertandingan atau Lomba (Tournament)
Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, dimana game atau
permainan terjadi. Biasanya turnamen atau lomba dilakukan pada akhir
minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas
dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD).
Turnamen atau lomba pertama guru membagi peserta didik ke dalam
beberapa meja turnamen atau lomba. Tiga peserta didik tertinggi
prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga peserta didik selanjutnya
pada meja II dan seterusnya.

E. Keunggulan dan kelemahan sistem pembelajaran kooperatif


Keunggulan dari sistem pembelajaran kooperatif yaitu :

1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan social


2. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
3. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan
komitmen.
4. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
5. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
6. Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan
saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
7. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

13 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
8. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai
perspektif.
9. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan
lebih baik.
10. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama
dan orientasi tugas

Kelemahan dari sistem pembelajaran kooperatif yaitu :

1. Dengan pembelajaran kooperatif maka setiap anggota dapat saling


melengkapi dan membantu dalam menyelesaikan setiap materi yang
diterima sehingga setiap siswa tidak akan merasa terbebani sendiri apabila
tidak dapat mengerjakan suatu tugas tertentu.
2. Karena keberagaman anggota kelompok maka memiliki pemikiran yang
berbeda – beda sehingga pemikirannya menjadi luas dan mampu melihat
dari sudut pandang lain untuk melengkapi jawaban yang lain.
3. Pembelajaran kooperatif cocok untuk menyelesaikan masalah – masalah
yang membutuhkan pemikiran bersama.

BAB III

14 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran
efektif dengan cara membentuk kelompokkelompok kecil untuk saling
bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar.
Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah
satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Prinsipprinsip pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan positif,
interaksi tatap muka, tanggung jawab perseorangan, komunikasi antar
anggota kelompok, evaluasi proses kelompok.
Keunggulan model pembelajaran kooperatif yaitu: siswa tidak
bergantung kepada guru, mampu mengekplorasikan ide dan gagasannya,
saling menerima perbedaan, saling bertukar pendapat, meningkatkan
semangat belajar, siswa menjadi aktif.
Kelemahan model pembelajaran kooperatif yaitu: dibutuhkan
tenaga yang lebih dari guru untuk mengatur siswadan menyiapkan materi,
dapat terjadi perdebatan kecil, siswa lebih cenderung bergurau dengan
temannya, membutuhkan fasilitas yang memadai, terjadi perluasan
masalah sehingga waktu terbuang siasia, terkadang diskusi didominasi
seseorang saja sehingga siswa lain menjadi pasif.

B. Saran
Apabila menggunakan pembelajaran kooperatif guru harus selalu
membimbing siswa dalam berdiskusi agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Untuk mendapatkan hasil yang optimal setiap siswa harus aktif
dalam berdiskusi dan harus saling menghargai setiap pendapat, ide, atau
gagasan dari anggota yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

15 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Made, Wena. 2011. Strategi pembelajaran inivatif kontenporer.

Jakarta timur: bumi aksara

Prof. Dr. H. Wina Sanjaya M.Pd. 2006. Strategi pembelajaran

berorientasi standar proses pendidik.Jakarta:Kencana prenada media

Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran

Mengembangkan Profesional Guru.Jakarta: Rajawali Pers

16 PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Anda mungkin juga menyukai