Pancasila Bab 2
Pancasila Bab 2
Pengakuan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebenarnya telah dinyatakan
pula dalam UUD 1945, baik pada bagian pembukaan maupun pada bagian batang tubuhnya.
Pada bagian pembukaan, terdapat dalam alinea ke-3 yang menyatakan bahwa “Atas berkat
rahmat Allah Yang Maha Kuasa…maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya”.
Pada bagian Batang Tubuh, tercantum pada pasal 29 ayat 1 dan 2, sebgai berikut:1. Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memluk
agama dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu.
Bahwa antara agama dengan negara tidak dapat dipisahkan. negara menyatu dengan
agama, pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan. Dengan demikian agama
menguasai masyarakat politis. Dalam praktek kenegaraan terdapat dua macam pengertian negara
theokrasai, yaitu negara theokrasi langsung dan tak langsung.
Negara memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agamanya nasing-masing. Namun Tuhan atau atheis, bahkan negara liberal
memberi kebebasan untuk menilai dan mengkritik agama misalnya tentang Nabi, Rasul, Kitab
Suci bahkan Tuhan sekalipun. Misalnya Salman Rusdi yang mengkritik kitab suci dengan tulisan
ayat-ayat setan. Karena menurut paham liberal bahwa kebenaran individu adalah sumber
kebenaran tertinggi.
Keputusan dan ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-undangan sangat
ditentukan oleh kesepakatan individu sebagai warga negaranya. Misalnya UU aborsi di Negara
Irlandia tetap diberlakukan walaupun ditentang oleh gereja dan agama lainnya, karena UU
tersebut merupakan hasil referendum.
Agama menurut komunisme adalah realisasi fanatis makhluk manusia, agama adalah
keluhan makhluk tertindas. Oleh karena itu menurut komunisme Marxis, agama adalah
merupakan candu masyarakat (Marx, dalam Louis Leahy, 1992:97, 98).
Negara yang berpaham komunisme adalah bersifat etheis bahkan bersifat antitheis, melarang dan
menekan kehidupan agama. Nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi sehingga nilai
manusia ditentukan oleh materi.
Kita manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus mempunyai suatu kewajiban untuk
beriman dan bertakwa dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak melakukan berbagai kegiatan.
seperti berdagang, bertani, guru, pengusaha, dan sebagainya. selain itu, kita selalu mengadakan
hubungan dalam bentuk komunikaasi dengan orang lain.
Perbuatan yang kita lakukan tersebut, perlu dilandasi dengan iman dan takwa yang kuat.
Mengapa? Sebab jika perbuatan itu tidak dilandasi dengan iman dan takwa, manusia akan lepas
kendali. Bila keadaannya demikian, manusia cenderunng mempunyai sifat ingin mencari,
berkuasa, dan sombong.
Contoh:
1. Kita tahu, bahwa sekarang serba cangih. Salah satunya adalah diciptakannya pesawat ulang-alik
oleh bangsa Amerika. Pesawat ini dapat pergi ke bulan dengan waktu yang singkat dan dapat
ditumpangi manusia. Dalam perbuatan dan penggunaan alat ini bila tidak dilandasi dengan rasa
iman dan takwa, manusia cenderung bersifat sombong. Maka akan menimbulkan bencana untuk
sendirinya.
2. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing dengan sungguh. Kita jangan sampai
salah mengerti akan arti beribadah. Beribadah itu tidak hanya sekedar bersembahyang atau
berdoa di tempat-tempat ibadah, seperti masjid, gereja, kuil, pagoda, atau pura. Melainkan harus
diimbangi dengan perbuatan-perbuatan baik sesuai dengan perintah Tuhan. Menjalankan
perintah-Nya, yaitu menjalankan perintah dan menjauhi larangan.
Jadi, apa pun yang kita hadapi, baik dalam keadaan suka atau duka harus diterima dengan
rasa iman dan takwa. Dengan cara mengucapkan syukur kepada Tuhan.
Sungguh disayangkan, bila ada orang yang mengaku beriman dan beragama, tetapi perbuatannya
sehari-hari masih suka berjudi, menipu, memfitnah, membunuh sesama manusia, mencuri,
merampok, memperkosa, dan sebagainya. untuk itu, kita harus mawas diri (intropeksi).
Untuk mengenbangkan sikap percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa perlu
adanya pembinaan. Pembinan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
1. KETELADANAN
Semua tindakan dan perilaku yang baik perlu kita teladani. Sebagai generasi muda khususnya
pelajar, kita harus mampu berbuat baik, yang didasari rasa iman dan takwa. Perbuatan yang
demikian merupakan teladan bagi adik-adik generasi penerus kita. Jadi, segala perbuatan yang
kita lakukan harus dilandasi iman dan takwa sebab perbuatan ini akan diteladani oleh penerus
kita.
2. MEMBERI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN
Bimbingan ini dapat dilakukan dengan cara penyuluhan, penerangan, dan ceramah. Baik dari
pemuka masyarakat, pemimpin atau tokoh agama. Dalam memberikan bimbingan ini, terutama
kita harus berbuat baik. Melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal-
hal yang diberikan dalm bimbingan dan penyuluhan adalah sebagai berikut.
1. Segala perbuatan yang kita lakukan, hendaknya berdasarkan iman dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Kita harus menjalankan ibadah sesuai dengan agmanya masing-masing
3. Antar pemeluk agama hendaknya saling menghormati
4. Kita tidak boleh merusak alam, karena alam dan lingkungan seperti gunung, hutan, laut, udara
adalah ciptaan Tuhan
5. Sebagai manusia bertakwa, hendaknya selalu berusaha dan bekerja keras. Tidak boleh malas dan
menerima takdir Tuhan
6. Tidak dibenarkan penyebaran ajaran/paham ateis yang mengingkari adanya Tuhan propaganda
anti agama.
1. DI DALAM KELUARGA
Dalam keluarga yang beragama islam pada waktu akan makan mengucapkan
Bismillahirrohmanirrohim. Demikian pula pada keluarga yang beragama lain sebelum dan
sesudah makan juga mengucapkan doa. Semua agama yang ada di negara kita mengajarkan
bahwa setiap anak selalu mematuhi nasihat orang tuanya.
2. DI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS
Misalnya kita melakukan kegiatan kebersihan lingkungan, karena kebersihan adalah sebagian
daripada iman. Kita mengadakan acara memperingati hari-hari besar agama. Sesama teman harus
saling menghormati. Dan juga kepada para dosen pengajar harus patuh dan juga menghormati.
Yang muda dihargai dan yang tua dihormati.
3. DI DALAM MASYARAKAT
Misalnya, kita harus tabah dalam menghadapi cobaan. Dalam melakuakn pekerjaan hendaknya
tekun dan jujur. Bila sedang menerima nikmat dari tuhan kita wajib bersyukur. Sebagai orang
yang bertakwa kita harus saling menghormati antar umat beragama. Hal-hal semacam ini perlu
kita hayati dan kita lakukan dalam kehidupan bermasyarakat.
E. PEMAHAMAN DAN PELANGGARAN TERHADAP PANCASILA SAAT INI