Anda di halaman 1dari 4

KERACUNAN ASAP BATU BARA

Ayu Wiji Safitri, Anita Rahmawati, Citra Nur Adha Chasanah dan Listika Wibawaning
Putri

PENDAHULUAN

Batubara merupakan salah satu energi utama di Indonesia yang dalam pemanfaatannya
dapat menjadi energi alternatif yang menjanjikan dengan cara dikonversi ke bentuk cair
(Kleinpeter, 1983; Dong Shi, 2008). Di Indonesia penggunaan batubara tergolong besar sebagai
salah satu sumber bahan bakar untuk menghasilkan listrik. Banyak pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) yang didirikan di Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan beberapa kerugian. Salah
satunya terjadi di Desa Babulu Darat. Tercatat 60 warga di RT 029, Desa Babulu Darat
menderita sesak nafas akibat keracunan asap batubara yang terbakar. Asap tersebut menyerang
warga hingga radius 350 meter. Mengetahui hal itu, pemerintah daerah setempat telah
menurunkan tim medis untuk melakukan pengecekan dan juga telah melakukan upaya
penanganan penggalian dan membongkar batubara yang terbakar tersebut agar tidak
menimbulkan asap. Batu bara sendiri adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya
adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah
sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utama batu bara
terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki
sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis
unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan
C240H90O4NS untuk antrasit. Reaksi pembentukan batubara secara umum dapat diperlihatkan
sebagai berikut :

5(C6H10O5) C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O + 6CO2 + CO

(Sukandarrumidi, 2006)

Kasus keracunan batubara yang terjadi di Desa Babulu Darat diakibatkan adanya gas
NOx dan SO2 yang beracun yang terdapat pada asap batu bara. Kedua gas tersebut dapat
mengganggu pernafasan masyarakat. Gas NOx merupakan gas istilah generik untuk mono -
nitrogen oxide NO dan NO2 (Nitric Oxide dan Nitrogen Dioxide). NOx diproduksi dari hasil
reaksi gas nitrogen dan oksigen di udara selama pembakaran, terutama pada temperatur tinggi.
NO2 merupakan gas beracun bagi manusia dan pada umumnya gas ini dapat menimbulkan
gangguan sistem pernapasan. NO2 dapat masuk ke paru-paru dan membentuk Asam Nitrit
(HNO2) dan Asam Nitrat (HNO3) yang merusak jaringan mukosa. NO2 dapat meracuni paru-
paru. Jika terpapar NO2 pada kadar 5 ppm setelah 5 menit dapat menimbulkan sesak nafas dan
pada kadar 100 ppm dapat menimbulkan kematian. Sedangkan gas SO2 mengiritasi sistem
pernapasan; pada paparan yang tinggi (waktu singkat) mempengaruhi fungsi paru-paru.

Proses pembakaran batubara tersebut merupakan salah satu contoh dari termodinamika.
Dimana proses tersebut melibatkan transfer panas antara tungku dan lingkungan sekitarnya yang
terjadi karena adanya perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan yang mengakibatkan suhu
lingkungan menjadi meningkat. Proses tersebut merupakan proses eksoterm dimana nilai ∆H
adalah negatif dan q adalah negatif.

Reaksi pembakaran batubara yang terjadi secara sempurna yaitu:

C135H96O9NS + 106 O2 135CO2 + 48H2O + NO + SO2

Kalor yang dihasilkan dari pembakaran 5 kg batubara dapat dihitung dengan rumus :

∆H = q/mol

Dengan mol dari C135H96O9NS yaitu 5000 gram/1906 gram mol-1 = 2,6 mol. ∆H
pembakaran batubara didapat dari :

∆Hc = ∆Hproduk - ∆Hreaktan

∆Hc batubara = 39.878 x 106 Joule/mol

Sehingga q dari pembakaran 5 kg batubara dapat ditentukan yaitu:

q = ∆Hc x mol
= 2,6 mol x 39878 . 106 Joule/mol

= 103682, 8 . 106 Joule

Perbandingan penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil lainnya sebagai sumber panas
pada skala rumah tangga dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:

Kalor Minyak LPG Batu bara


Daya Pemanas 10479 kcal/Kg 1125 kcal/Kg 5000 kcal/Kg
Effisiensi Apparatus (%) 40 53 35

Hal ini berkaitan dengan Hukum Termodinamika 1 yang menyatakan bahwa energi tidak
dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Membuat batubara selalu menyala tidaklah mungkin
meskipun energi tidak dapat dimusnahkan ataupun dibuat. Tetapi batubara memiliki kapasitas
maksimal yang akan habis jika telah mencapai batasnya.

PENUTUP

Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil yang mempunyai dampak yang tidak
baik terhadap kesehatan karena pembakaran batubara dapat menghasilkan gas yang berbahaya
bagi kesehatan manusia seperti gas NO dan SO2 yang dapat mengganggu pernafasan manusia.
Sehingga diharapkan penggunaan batubara dapat dikurangi dan diganti dengan bahan bakar yang
lebih aman.

REFERENSI:

Dong Shi, S., LiWen, B., Wang, Y., Zhi, G., and Jian, L.K.,. 2008. Study on the Mechanism of Coal
Liquefaction Reaction and a New Process Concept, Journal of Coal science and Engineering, Vol. 14.
No. 1, pp. 119-124.

Sukandarrumidi. 2006. Batubara dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai