0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
60 tayangan4 halaman
1. Bahasa gaul muncul pada akhir 1980-an sebagai bahasa pergaulan anak muda dan preman, tetapi kini menjadi bahasa umum. Pengaruh globalisasi dan teknologi membuat bahasa Indonesia dianggap tidak gaul.
2. Bahasa gaul dapat digunakan dalam komunikasi bisnis informal, tetapi bahasa Indonesia yang baik disarankan untuk komunikasi bisnis formal karena lebih mudah dipahami oleh semua kalangan.
3. Bahasa g
1. Bahasa gaul muncul pada akhir 1980-an sebagai bahasa pergaulan anak muda dan preman, tetapi kini menjadi bahasa umum. Pengaruh globalisasi dan teknologi membuat bahasa Indonesia dianggap tidak gaul.
2. Bahasa gaul dapat digunakan dalam komunikasi bisnis informal, tetapi bahasa Indonesia yang baik disarankan untuk komunikasi bisnis formal karena lebih mudah dipahami oleh semua kalangan.
3. Bahasa g
1. Bahasa gaul muncul pada akhir 1980-an sebagai bahasa pergaulan anak muda dan preman, tetapi kini menjadi bahasa umum. Pengaruh globalisasi dan teknologi membuat bahasa Indonesia dianggap tidak gaul.
2. Bahasa gaul dapat digunakan dalam komunikasi bisnis informal, tetapi bahasa Indonesia yang baik disarankan untuk komunikasi bisnis formal karena lebih mudah dipahami oleh semua kalangan.
3. Bahasa g
Bahasa gaul atau bahasa prokem yang khas Indonesia dan jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa gaul dijadikan sebagai bahasa dalam pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu ia dikenal sebagai 'bahasanya para anak jalanan' disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Namun seiring bertambahnya waktu bahasa prokem yang tadinya hanya dipakai para preman atau anak jalanan sebagai bahasa rahasia beralih fungsi menjadi bahasa gaul. Di zaman sekarang ini perkembangan bahasa Indonesia kian menurun. Masuknya berbagai bahasa asing yang tidak mungkin kita tolak dan ada beberapa kata asing yang diserap menjadi kosa kata Indonesia. Namun, disisi lain, keberagaman bahasa serapan juga menjadi masalah bagi orsinilitas bahasa yang kian mengkhawatirkan dan penggunaan tata bahasa yang kian serampangan baik tulisan maupun lisan. Tentu saja, media televisi, koran, radio, internet dan merek dagang import adalah termasuk faktor pendorong utama yang ikut mencederai kebahasaan kita. Fenomena ini sangat kentara pada pengunaan bahasa oleh anak-anak muda saat ini. Munculah istilah bahasa gaul, bahasa alay, dan sebagainya. Di kalangan anak-anak, film import juga ikut mempengaruhi perkembangan kebahasaan yang seharusnya menjadi pondasi komunikasi. Sebut saja misalnya film animasi dari negara tetangga, Ipin - Upin, yang diputar dengan menggunakan bahasa Melayu. Merek dagang asing juga dengan seenaknya masuk dengan bahasa aslinya, tanpa melakukan penyesuaian dengan bahasa nasional. Kebahasaan kita menjadi seperti pasar, dimana semua bahasa bercampur baur. Dengan kata lain keberadaan bahasa Indonesia semakin terkalahkan dengan munculnya bahasa lain seperti bahasa gaul. Karena pengaruh globalisasi dan IPTEK menyebabkan masyarakat indonesia menganggap bahasa indonesia itu tidak gaul dan terlalu formal. Hal tersebut mengakibatkan bahasa Indonesia sering dicampur dengan kata-kata yang tidak formal dan itu mengakibatkan banyak anak muda Indonesia bahkan anak kecil tidak bisa mengucapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2. PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM KOMUNIKASI BISNIS Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. erbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Penggunaan bahasa gaul dimungkinkan dengan teman-teman dalam suasana yang santai. Sedangkan untuk berkomunikasi dengan orang baru, harus disesuaikan dengan kondisi. Bahasa tubuh ternyata menunjukkan perasaan seseorang. Bisa dibilang bahasa tubuh itu jujur. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain tapi kita tidak nyaman, maka lawan bicara bisa mengetahuinya. Terkait dengan komunikasi bisnis, awal terbaik adalah meluruskan niat. Saat niat baik maka akan tampak dalam bahasa tubuh kita bahkan dalam pandangan pertama. Setelah itu perlu mengetahui mengenai sikap yang baik dan cara bicara yang baik dalam berkomunikasi bisnis. Hal ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan di antara kita dan lawan bicara sehingga memperlancar komunikasi. Menurut saya penggunaan bahasa gaul dalam komunikasi bisnis masih bisa diterima selama kondisinya memungkinkan. Apabila sedang melakukan bisnis secara formal, ada baiknya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apalagi kebanyakan pebisnis sukses itu sudah mencapai umur ±40 tahun, yang berarti kebanyakan dari mereka kurang mengerti bahasa gaul yang digunakan anak-anak muda. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan dapat memperlancar kegiatan dan kerjasama bisnis. Tapi tidak menutup kemungkinan juga apabila kita menggunakan bahasa gaul, tentu dengan memperhatikan kondisi dan lingkungan bisnis tersebut dilakukan. Banyaknya istilah istilah yang muncul pada kalangan remaja membuat komunikasi semakin menyenangkan dimana mereka tidak perlu merasa canggung atau malu untuk berkomunikasi dengan sesama. Namun bahasa bahasa gaul tersebut tidak fleksibel yang artinya istilah istilah tersebut tidak dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan semua kalangan, misalnya menggunakan bahasa bahasa gaul saat sedang berkomunikasi dengan orang tua hal tersebut merupakan tindakan yang tidak sopan karena penggunaan bahasa gaul yang tidak pada konteksnya. Walaupun muncul banyaknya istilah istilah unik yang umumnya digunakan para remaja untuk berkomunikasi, namun mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar juga sangat dibutuhkan agar dapat berkomunikasi sesuai dengan aturanya. Karena bahasa gaul hanya dapat digunakan dalam konteks konteks tertentu. Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami kedua belah pihak dan cenderung lebih fleksibel (luwes) dan infromal. Jenis komunikasi tersebut lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya komunikasi yang dilakukan dalam suatu keluarga, antarkeluarga, antartetangga, antarteman, antarsejawat, atau antarkaryawan, untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi yag terjalin cenderung lebih santai, akrab, dan tidak kaku. Tidak menjadi masalah apabila digunakan bahasa daerah, bahasa gaul, bahasa prokem, bahasa tubuh, atau bahasa gado-gado alias bahasa campuran. Yang terpenting dalam komunikasi antarpribadi tersebut adalah bahwa penyampaian pesan-pesan tersebut dapat dipahami dengan baik oleh pihak lain. Di samping itu, pokok bahasan atau topik bahasannya juga sangat variatif. Dalam dunia bisnis, seorang komunikator yang baik di samping harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, juga harus mampu menggunakan berbagai macam alat atau media komunikasi yang ada untuk menyampaikan pesan- pesan bisnis kepada pihak lain secara efektif dan efisien, sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai. Para komunikator seharusnya memahami dengan baik bagaimana menyusun kata-kata yang mampu membentuk suatu arti atau makna, bagaimana mengubah suatu situasi menjadi lebih menarik dan menyenangkan, bagaimana mengajak peserta/audiens untuk berperan aktif dalam diskusi, bagaimana menyelipkan humor (lelucon) yang mampu menghidupkan suasana, bagaimana menyiapkan atau mengatur ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, serta bagaimana memilih media komunikasi secara tepat (melalui media tertulis atau lisan). Di samping itu, seharusnya mereka juga dapat menggunakan gerakan-gerakan isyarat ataupun bahasa tubuh untuk memperkuat penyampaian pesan-pesan bisnis.Jadi pada intinya bahasa gaul memiliki batasan batasan untuk digunakan dalam berkomunikasi, walau kelihatanya bersifat bebas namun jika digunakan dalam konteks yang tidak tepat akan menghasilakan suatu penafsiran yang salah tentang sebuah informasi yang disampaikan. Jadi dalam penggunaan bahasa gaul harus berhati hati dan memperhatikan konteks. Penggunaan bahasa gaul dalam melakukan komunikasi bisnis, bisa dilakukan. Tapi ada baiknya menggunakan Bahasa Indoensia yang baik dan benar selain untuk norma kesopanan, juga untuk melindungi Bahasa Indonesia dari ancaman kepunahan.