INSEMINASI BUATAN
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
2.1 Kambing Peranakan Etawa (PE)............................................................4
2.2 Semen Kambing.....................................................................................4
2.3 Spermatozoa...........................................................................................5
2.4 Morfologi Spermatozoa.........................................................................6
2.5 Inseminasi Buatan Pada Kambing.........................................................8
BAB 3. METODELOGI........................................................................................9
BAB 4. PEMBAHASAN......................................................................................11
4.1 Definisi Protein SPAG11e......................................................................11
4.2 Fungsi Protein SPAG11e........................................................................11
4.3 Cara Kerja Protein SPAG11e dalam Menginduksi Motilitas
Spermatozoa...........................................................................................11
4.4 Kualitas Spermatozoa setelah diberikan SPAG11e................................12
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................14
5.1 Kesimpulan............................................................................................14
5.2 Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi protein SPAG11e
1.3.2 Mengetahui fungsi protein SPAG11e
1.3.3 Mengetahui cara kerja protein SPAG11e dalam menginduksi motilitas
spermatozoa
1.3.4 Mengetahui kualitas spermatozoa setelah diberikan protein SPAG11e.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Spermatozoa
Spermatozoa, yang merupakan bagian lainya dari semen, terbentukdi
dalam tubuliseminiferi dari sel-sel induk yang diploid (Spermatogonia A)
melalui proses spermatogenesis yaitu suatu rangkaian proses yang sangat
kompleks meliputi pembelahan dan diferensiasi sel. Spermatogenesis terdiri
dari dua proses utama yaitu spermatositogenesis dan spenniogenesis. Proses
spermatogenesis inidikontrol oleh sistem hormonal,dan pariakambing, kurang
lebih memakan waktu sekitar 22 hari. Spermatocytogenesis atau tahap
proliferasi dimana spermatogonia tipe A mengalami mitosis berkali-kali
menghasilkan spermatogonia tipe B yang selanjutnya bermitosis lagi menjadi
spermatocyt primer. Tahap berikutnya adalah meiosis dimana spermatocyt
primer mengalami meiosis I dengan menempuh fase leptoten, zigoten,
pakiten, diploten dan diakinase metafase, anafasedan telofase. Pada meiosis II
mengalami profase, metafase, anafasedantelofase. Spermatocyt II mempunyai
inti genap dan akhirnya membentuk spermatid yang sudah berekor.
Spermatgenesis atau tahap pematangan yaitu transformasi spermatid menjadi
spermatozoa dengan melalui fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase
pematangan. Pada fase golgi butiran proakrosom terbentuk dalam alat golgi
yang natinya bersatu membentuk butiran akrosom. Pada fase tutup,
gembungan akrosom makin besar, sedangkanfase akrosom ditandai dengan
redistribusi bahan akrosom untuk selanjutnya mengalami pematangan. Pada
saat mitokondria meninggalkan tubuliseminiferi bagian leher masih diselimuti
butiran sitoplasma, yang mepandakan spennatozoa tersebut masih berumur
muda. Di dalam saluran epididimis, butiran sitoplasma berimigrasi ke bagian
ekor dan kemudian terlepas samasekali. Pada saat ini pendewasaan
spermatozoa terjadi. Proses pendewasaan ini diduga disebabkan oleh adanya
sekresi sel-sel epitel pada saluran epididimis, dan umumnya proses ini terjadi
pada bagian caput epididymis (Sutama, 2000).
BAB III
MATERI DAN METODE
Protein SPAG11e atau dikenal juga dengan nama Bin 1b (tikus), EP2 atau
epididymal protein 2 (monyet), dan HE2 atau human epididymis 2 (manusia)
terekspresi di dalam kaput epididimis. Pada penelitian kali ini untuk mendapatkan
SPAG11e (Bin 1b) pada tikus, dilakukan euthanasi terlebih dahulu. Selanjutnya
mengisolasi caput, cauda epididymis, dan vas deferens dengan menggunakan
gelas kaca berisi 500 μl PBS dan ditusuk dengan jarum kecil (26G x ½”) secara
perlahan. Kemudian diinkubasi 370C selama 1 jam untuk memastikan
spermatozoa dan cairan luminal mengalir keluar dari saluran. Selanjutnya protein
SPAG11e (Bin 1b) diisolasi (Sutama, 2000).
Dilakukan koleksi semen pejantan unggul kambing Peranakan etawa (PE).
Penampungan semen menggunakan vagina buatan yang dilakukan pada pagi hari,
untuk menghindari pengaruh sinar matahari yang dapat merusak kualitas semen.
Periode penampungan dua kali seminggu. Setelah ditampung, dilakukan
pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis untuk melihat kelayakan sperma untuk
proses pengenceran semen. Pemeriksaan makroskopis meliputi volume, warna,
konsistensi, dan pH (derajat keasaman). Sedangkan pemeriksaan mikroskopis
meliputi gerakan massa, persentase motilitas, persentase sperma hidup, dan
konsentrasi (Sutama, 2000).
Untuk pengenceran semen dibutuhkan bahan-bahan yang berfungsi antara
lain: (a) dapat menyediakan nutrisi sebagai sumber energi, (b) mengandung
bahan-bahan yang dapat menyediakan proteksi terhadap efek negatifdari
pendinginan dan pembekuan, (c) bersifat buffer, untuk mencegah perubahan pH
yang dapat membunuh spermatozoa akibat terbentuknya asam laktat, (d)
mempertahankan tekanan osmose yang sesuai dan keseimbangan elektrolit, (e)
mengandung antibiotik untuk mencegah timbulnya bakteri, (f) meningkatkan
volume semen secara nyata sehingga lebih banyak inseminasi dapat dilakukan,
dan (g) menyediakan lingkungan yang kondusif, dimana aktivitas metabolism
spermatozoa tetap berlangsung (Sutama, 2000). Santan dilarutkan dengan
aquadest. Rasio santan dengan pelarut aquadest sebesar 1:1. Semen yang
digunakan memiliki kriteria motilitas massa ++ dan motilitas individu ≥55%,
dengan frekuensi penampungan semen dua kali dalam seminggu yakni pada hari
senin dan kamis. Kuning telur yang digunakan adalah Kuning Telur (KT) fresh
yang berasal dari ayam ras petelur berumur <4 hari untuk perlindungan
spermatozoa dari cekaman dingin (coldshock) yang berlebihan oleh adanya
lipoprotein dan lecithin. Lalu ditambahkan protein SPAG11e untuk menginduksi
motilitas spermatozoa yang progresif melalui peningkatan kalsium oleh
spermatozoa (Akmal, 2015).
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian EE (protein SPAG11e) berpotensi meningkatkan kualitas
spermatozoa khususnya motilitas spermatozoa kambing jantan peranakan
etawa (PE).
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang dipaparkan dalam makalah ini maka perlu
dilakukan adanya penelitian lebih lanjut tentang fungsi-fungsi yang lain dari
protein SPAG11e
DAFTAR PUSTAKA