Anda di halaman 1dari 7

PERAN PARTAI POLITIK DALAM MEWUJUDKAN

DEMOKRASI YANG SANTUN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT


Oleh I Gde Made Metera1

Abstrak: Partai Politik (Parpol) adalah salah satu keleng-


kapan utama negara demokrasi. Parpol memiliki peran
penting dalam mewujudkan kehidupan berdemokrasi yang
santun. Parpol juga memiliki peran untuk mewujudkan ke-
sejahteraan rakyat dengan cara mengusulkan kepentingan-
kepentingan rakyat untuk dijadikan kebijakan publik. Kalau
parpol tidak melaksanakan peran itu, maka ia akan diting-
galkan oleh pemilihnya dan kehilangan alasan eksisten-
sinya.

Kata kunci: Partai Politik, demokrasi santun, pilihan publik,


dan kesejahteraan rakyat.
1) I Gde Made Metera adalah staf edukatif pada Fakultas

Ekonomi (FE) Universitas Panji Sakti Singaraja.

Pendahuluan
Parpol adalah salah satu kelengkapan utama dari negara demokrasi. Negara
tanpa Parpol tidaklah layak disebut negara demokrasi. Demokrasi merupakan sistem
pemerintahan yang paling populer di seluruh dunia. Karena, demokrasi diyakini
mampu mewujudkan tujuan bernegara yakni, kesejahteraan dan keadilan sosial bagi
segenap warga negara. Kalau demokrasi tidak dapat mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan sosial, maka ia kehilangan alasan untuk ada. Sama halnya kalau Parpol tidak
dapat mewujudkan kehidupan berdemokrasi (yang santun), ia juga tidak memiliki
alasan eksistensial. Tulisan ini mengulas secara teoretis bagaimana seharusnya Parpol
berperan mewujudkan demokrasi yang santun dan kesejahteraan rakyat agar tidak
ditinggalkan oleh konstituen yang rasional.

Demokrasi
Salah satu faktor yang menyebabkan demokrasi disukai di seluruh dunia
adalah ia memiliki ciri eksistensial menjamin kebebasan dan kesetaraan bagi segenap
warga negara untuk berpartisipasi dalam pengelolaan kehidupan bersama. Kehidupan
bersama di negara demokrasi secara prosedural diatur oleh hukum. Di negara demo-
krasi kedaulatan ada di tangan mayoritas. Ciri kehidupan bersama yang demikian

46

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011


memberikan peluang yang luas bagi segenap warga negara untuk berpartisipasi
dalam pengelolaan kehidupan bersama dan mencapai kepentingannya masing-masing
menurut kemampuannya.
Demokrasi pertama kali diterapkan dalam kehidupan bernegara di negara kota
(Polis) Yunani kuno. Pada awalnya demokrasi dipahami sebagai partisipasi politik
langsung warga negara (kota) yang sudah dewasa dalam proses politik. Ciri utama
demokrasi di Yunani kuno itu adalah adanya pengelolaan bersama kehidupan politik
oleh seluruh warga polis yang jumlah penduduknya relatif kecil. Proses politik yang
berlangsung di negara kota Yunani kuno itu oleh Aristoteles dipandang sebagai
bentuk negara yang ideal (Nurtjahyo, 2006).
Demokrasi di Yunani kuno, meskipun dipandang sebagai bentuk negara yang
ideal oleh Aristoteles, namun sebenarnya belum memberikan kebebasan dan keseta-
raan bagi seluruh warga negara karena masih ada, diskriminasi bagi perempuan,
anak-anak, dan budak. Mereka tidak dilibatkan dalam proses politik pengelolaan ke-
hidupan bernegara (Russell, 2002). Namun demikian, nilai penting dari pengelolaan
kehidupan bernegara Yunani kuno adalah adanya partisipasi politik warga negara,
walaupun masih sebagian. Praktik kehidupan politik itu merupakan persemaian nilai-
nilai demokrasi.
Kemudian dalam perkembangan kehidupan bernegara, ada gerakan pembela
hak-hak politik kaum perempuan, ada gerakan antiperbudakan. Gerakan-gerakan ini
menuntut kebebasan dan kesetaraan dalam kehidupan politik. Nilai-nilai ini kemudian
menjadi ciri eksistensial dari demokrasi.
Dalam perkembangannya, negara tidak hanya berupa negara kota seperti
Yunani kuno. Banyak muncul negara yang jauh lebih besar dari negara Yunani kuno,
dengan warga negara yang jauh lebih banyak yang menuntut berpartisipasi dalam
pengelolaan kehidupan politik. Pengelolaan partisipasi politik warga negara memerlu-
kan prosedur. Demokrasi kemudian memerlukan adanya ciri prosedural, yaitu Partai
politik. Ciri prosedural lainnya dari demokrasi adalah kedaulatan ada di tangan mayo-
ritas. Proses dari pengelolaan kehidupan politik, dan warganegara yang berpartisipasi
harus tunduk kepada hukum juga merupakan ciri dari demokrasi.

Fungsi Partai Politik: Kerangka Teori


Secara teoretis Parpol setidaknya memiliki lima fungsi yang semestinya dipe-
rankan dalam proses kehidupan bernegara yang demokratis yaitu, (1) fungsi artiku-
lasi kepentingan, (2) fungsi agregasi kepentingan, (3) fungsi sosialisasi politik, (4)
fungsi rekrutmen politik, dan (5) fungsi komunikasi politik (Putra, 2003).

47

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011


1. Artikulasi Kepentingan
Setiap individu ataupun kelompok masyarakat sebagai warga negara memiliki
kepentingan masing-masing. Kepentingan-kepentingan itu bisa sejalan dan bisa ber-
beda dan bahkan bertentangan satu sama lain. Parpol harus bisa memerankan fungsi-
nya mengajukan kepentingan-kepentingan rakyat dalam proses perumusan kebijakan
publik, sehingga kepentingan-kepentingan rakyat dapat terlayani oleh kebijakan
publik yang dikeluarkan oleh pemerintah yang memegang kedaulatan. Kalau parpol
mampu memerankan fungsinya mengajukan kepentingan-kepentingan rakyat seperti
itu, maka parpol yang demikian akan memeroleh dukungan rakyat. Sebaliknya jika
Parpol tidak mampu menyuarakan kepentingan rakyat, maka ia akan ditinggalkan
oleh pemilihnya.
2. Agregasi Kepentingan
Rakyat sebagai warga negara memiliki berbagai kepentingan yang diajukan
untuk dipenuhi oleh kebijakan publik. Parpol dalam proses perumusan kebijakan
publik harus dapat memerankan fungsinya menggabungkan kepentingan-kepentingan
yang merupakan tuntutan rakyat menjadi alternatif-alternatif terbaik yang memenuhi
aspirasi rakyat. Menggabungkan kepentingan-kepentingan yang beragam yang terka-
dang bertentangan menjadi alternatif-alternatif terbaik membutuhkan intelektualitas
yang tinggi. Parpol yang mampu memerankan fungsinya seperti itu akan menjadi
pilihan rakyat. Sebaliknya Parpol yang tidak mampu memerankan fungsinya akan di-
tinggalkan.
3. Sosialisasi Politik
Setiap negara memiliki nilai-nilai dan etika politik yang dipandang baik yang
berlaku di negara yang bersangkutan. Parpol harus memerankan fungsinya menyo-
sialisasikan nilai-nilai dan etika politik yang berlaku kapada warga negara. Sosialisasi
nilai-nilai dan etika politik harus dilakukan secara terus-menerus. Warga negara
supaya memeroleh sosialisasi politik seperti itu sepanjang hidupnya, sehingga nilai-
nilai dan etika politik yang berlaku mempribadi pada diri warga negara. Parpol yang
tidak melakukan sosialisasi politik seperti itu dapat dipertanyakan komitmennya ter-
hadap negara. Di sisi lain rakyat seharusnya bisa berlaku kritis terhadap Parpol yang
demikian. Misalnya untuk Indonesia, nilai-nilai dan etika politik yang berlaku adalah
yang sejalan dengan Pancasila, Undang-Undan Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) (Kaelan, 2009; Tim Penerbit Buku
Pancasila, 2005). Parpol yang tidak menyosialisasikan nilai-nilai dan etika politik itu
seharusnya tidak dipilih rakyat.

48

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011


4. Rekrutmen Politik
Parpol memiliki kepentingan untuk menempatkan kader-kadernya pada jabat-
an-jabatan politik di pemerintahan untuk menyuarakan dan mengajukan kepentingan
partai dan rakyat yang diwakili. Agar dapat menempatkan kader-kader terbaik di pe-
merintahan, Parpol harus mampu memerankan fungsinya melakukan rekrutmen
politik. Parpol harus memiliki prosedur rekrutmen politik yang diberlakukan bagi
kadernya. Dalam rekrutmen politik inilah Parpol seharusnya menunjukkan kemam-
puannya berdemokrasi di internal partai. Kalau di internal partai tidak bisa ber-
demokrasi, bagaimana Parpol bisa berdemokrasi dalam pengelolaan kehidupan ber-
negara?
5. Komunikasi Politik
Melalui komunikasi politik Parpol mengomonikasikan informasi, isu, gagasan,
dan program-program partai sehingga dapat diketahui oleh rakyat. Segenap struktur
partai supaya dapat memerankan fungsinya melakukan komunikasi politik. Komuni-
kasi politik ini dapat dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi yang tersedia
secara legal.
Muara dari semua peran Parpol itu adalah formulasi dan implementasi kebijak-
an publik yang merespons kepentingan rakyat.
Pemilih yang rasional akan memilih Parpol yang mampu memformulasikan
dan mengimplementasikan kebijakan publik yang merespons kepentingan rakyat. Jika
Parpol tidak mampu melaksanakan peran dan fungsi yang demikian, maka akan di-
tinggalkan oleh konstituennya yang rasional (Rachbini, 2002). Karena itu Parpol se-
mestinya mulai meninggalkan cara-cara yang tidak rasional dalam memengaruhi pe-
milih. Sejalan dengan peningkatan tingkat pendidikan, masyarakat akan berubah dari
irasional ke rasional dalam menentukan pilihan.
Kerangka teori tersebut dapat digambarkan seperti gambar 1.

49

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011


Negara
Demokrasi

1,&2
Pemerintah Berdaulat

3
Parpol Kebijakan Publik Parpol

4
Mayarakat Madani

Gambar 1 Kerangka Teori Peran Partai Politik Dalam Kehidupan Berdemokrasi


Keterangan Gambar:
1. Menempatkan orang pada jabatan politik setelah melalui rekrutmen politik.
2. Mengusulkan kepentingan rakyat agar masuk sebagai kebijakan publik (artiku-
lasi kepentingan).
3. Analisis dan sintesa kepentingan-kepentingan menjadi alternatif-alternatif ke-
bijakan publik.
4. Kontrol implementasi kebijakan publik.
5. Sosialisasi politik dan komunikasi politik.

Praksis Peran Partai Polirik


Apakah Parpol di Indonesia sudah memerankan fungsinya secara semestinya
dalam mewujudkan kehidupan berdemokrasi yang santun dan kesejahteraan rakyat?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut tergantung pada jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan berikut.
1. Apakah Parpol melakukan rekrutmen secara demokratis untuk ditempatkan
pada jabatan-jabatan politis?

50

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011


2. Apakah Parpol sudah memerankan fungsinya mengusulkan kepentingan-ke-
pentingan rakyat untuk dijadikan kebijakan publik? Apakah Parpol mampu
memenuhi janji-janji pemilu?
3. Apakah Parpol mampu mengelola berbagai kepentingan menjadi alternatif-
alternatif kebijakan publik?
4. Apakah Parpol sudah memerankan fungsinya menyosialisasikan nilai-nilai dan
etika politik yang berlaku? Apakah Parpol sudah betul-betul memiliki komit-
men terhadap Pancasila, Undang-Undang dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan
NKRI?
5. Apakah Parpol sudah memerankan fungsinya menyampaikan informasi, isu,
gagasan, dan program-program partai yang bermanfaat bagi rakyat?
Jika jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas positif, maka Parpol
telah berupaya dalam mewujudkan kehidupan berdemokrasi yang santun. Juga
Parpol telah berupaya mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan cara mengusulkan
kepentingan-kepentingan rakyat untuk dijadikan kebijakan publik. Jika sebaliknya
yang dilakukan oleh Parpol, maka sesuai dengan teori pilihan publik (Rachbini, 2002)
maka parpol yang demikian akan ditinggalkan oleh pemilihnya.

Penutup
Parpol memiliki peran penting dalam mewujudkan kehidupan berdemokrasi
yang santun melalui ketaatan dan komitmen menerapkan nilai-nilai dan etika politik
yang berlaku. Parpol juga memiliki peran untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat
dengan cara mengusulkan kepentingan-kepentingan rakyat untuk dijadikan kebijakan
publik. Kalau parpol tidak melaksanakan peran itu, maka ia dapat ditinggalkan oleh
pemilihnya dan kehilangan alasan eksistensinya.

Daftar Pustaka
Kaelan. 2009. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Nurtjahjo, Hendra. 2006. Fisafat Demokrasi. Jakarta Bumi Aksara.
Putra, Fadillah. 2003. Partai Politik dan Kebijakan Publik, Analisis Terhadap Kong-
ruensi Janji Politik Partai dengan Realisasi Produk Kebijakan Publik di Indonesia
1999-2003. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rachbini, Didik J. 2002. Ekonomi Politik, Paradigma dan Teori Pilihan Publik. Jakarta:
Ghalia Indonesia.

51

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011


Russell, Bertrand. 2002. Sejarah Peradaban Barat, Kaitannya dengan Kondisi Sosio-
Politik Zaman Kuno Hingga Sekarang. Penerjemah Sigit Jatmiko (dkk.). Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Tim Penerbit Buku Pancasila. 2005. Pancasila Bung Karno. Yogyakarta: Paksi Bhineka
Tunggal Ika.

52

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

Anda mungkin juga menyukai